Your Guardian Angel (The End)

By Hana_No_Uta

444K 61.8K 2.9K

~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN DITIRU! Kisah cinta fantasi tentang se... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh Satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan (The End)
Epilog

Dua Puluh Sembilan

8.2K 1.2K 113
By Hana_No_Uta

Elona membuka kedua matanya perlahan-lahan, dalam keadaan linglung samar-samar ia mendengar suara seseorang yang sedang bersenandung dan aroma lezat yang memenuhi udara. Plafon atas tempat ini terlihat sangat asing untuknya, seingat Elona langit-langit Kosannya tidak secantik ini. Aromanya juga tidak sewangi ini dan ia juga tinggal sendirian.

Menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, Elona mengernyit heran melihat tubuhnya, baju yang ia gunakan semalam sudah diganti dengan sebuah piyama berwana biru langit. Turun dari kasur, telapak kaki Elona bisa merasakan Karpet bulu yang lembut, membuatnya merasa sangat nyaman.

"Sorry, kebangun yah."

Melirik pintu, Elona melihat Risa yang sudah siap dengan seragam SMA nya.

"Gue lagi masak, lo lapar gak? Ayo makan, enak gak enak telan yah." Dia tertawa geli.

"Risa," panggil Elona.

"Hm, iya?" Risa memiringkan kepalanya lucu.

"Kemarin gimana..."

"Gue bawa lo pulang, naik mobil."

"Tapi kamu kan mabuk?"

Risa nyengir. "Iya, yang nyetir Gellan."

Elona terdiam. "Oh," dia tidak tahu harus berkata apa.

"Cuci muka sana, sikat gigi juga, kalau mau mandi pakai aja baju gue, kita ke rumah sakit nanti pulang gue sekolah." Risa tersenyum ramah. "Jangan segan-segan sama gue, kalau butuh sesuatu gue di dapur yah." Dia menutup pintunya kembali.

Buru-buru Elona mencuci muka dan sikat gigi, kemudian ia keluar dari kamar dan menuju dapur dimana Risa berada.

"Telur orak-arik, Roti Panggang, Sosis Goreng, Telur Ceplok." Risa meletakkan sepiring makanan di hadapan Elona. "Mau Jus atau Susu?"

"Jus," Elona menatap isi kulkas milik Risa, ia berdecak kagum, semuanya terlihat sangat enak. "Hm, dua-duanya boleh?"

"Boleh, nih." Risa meletakkan sekotak Susu dan Jus. "Lo makan satu isi tuh Kulkas juga gak apa-apa." katanya.

Elona terdiam, ia memilin ujung piyamanya. "Aku engga pernah makan makanan seenak ini."

Risa yang sedang mengigit Sosisnya terdiam. "Terus selama ini lo makan apa?"

Gadis itu termenung, mengingat-ingat makanan yang biasa ia makan. "Hm, apapun itu yang bisa buat aku kenyang, kadang aku ngambil makanan sisa teman Bianva di kantin."

Risa menutup mulutnya, ia menatap Elona. "Lo miskin banget yah?" Anjirlah.

Bukannya tersinggung Elona malah mengangguk dan tersenyum kecil. "Iya, uang aku habis untuk membeli Ginjal Ares." Ah, dia kembali teringat adiknya itu, Elona menghapus air matanya sebelum jatuh. "Maaf, aku menceritakan sesuatu yang tidak penting."

Risa mengambil ponselnya, ia mengetik pesan panjang, kali lebar, kali tinggi pada seseorang.

"Kamu ngapain?" tanya Elona penasaran.

Risa menghapus air yang hampir keluar di ujung matanya. "Dia harus dan wajib buat lo bahagia," gumam Risa.

Elona menatapnya tidak mengerti.

Sementara itu Gellan sedang menatap aneh pesan yang dikirim oleh Risa.

Lo harus buat dia bahagia! Kalau dia nangis gue tendang lo sampai masuk rahim emak lo lagi! Huwe Elona yang malang, kasian banget, gue nyesal engga pernah bantu dia selama ini! Lo juga harusnya nyesal! Bianva itu sebelumnya pacar lo dan lo juga tahu faktanya! Harusnya lo nyesal! Huwe harusnya Elona dapat cowok yang lebih baik dari lo! Pokoknya kalau dia engga suka sama lo, gue bakalan jodohin dia sama cowok terbaik yang pernah gue kenal, adik gue!

"Bangsat," umpat Gellan.

Adik Risa masih berusia 12 tahun.

***

Elona tidak pernah mengatakan ia akan menunggu Risa sampai pulang, tanpa Risa ia juga bisa berjalan kaki ke rumah sakit tempat Dokter Eben bekerja, itu tujuannya awalnya, siapa tahu ternyata ia mendapatkan beberapa lembar uang di saku celananya, ia juga tidak menggunakan pakaian Risa, ia menggunakan pakaiannya sendiri yang dibawa Risa setelah mereka jalan-jalan di Mall kemarin. Elona tidak mau berurusan lagi dengan gadis itu atau siapapun, ia hanya ingin pulang.

"Ada ongkos untuk pulang?" tanya Dokter Eben.

Elona mengangguk. "Ada," menemukan beberapa lembar 100 ribu di bajunya, mungkin Elona pernah lupa nyimpan yang disana.

"Kamu dah makan?"

"Udah." Elona menatap Dokter muda itu. "Btw Risa kayaknya suka sama Dokter."

Dokter Eben tertawa geli. "Suka biasa, dia juga masih SMA."

Elona manggut-manggut. "Terima kasih untuk semuanya Dokter Eben, dan mulai sekarang jangan urusin saya lagi, saya masih bisa hidup sampai tahun depan." Dengan amat terpaksa Elona menggunakan uang yang ia tabung untuk membelikan Ares tranplantasi Ginjal.

"Kamu tidak akan sekolah?"

Elona mendengus dingin. "Untuk apa? Disana banyak setan nya, di rumah lebih baik."

Dokter Eben mengangguk mengerti. "Kamu bisa pindah sekolah, ke sekolah yang lebih murah dan lebih baik."

"Engga tahu," lirih Elona. "Untuk sekarang aku engga mau apa-apa."

Dia tidak menginginkan apapun, untuk apa ia bersekolah? Elona saja tidak memiliki niat untuk hidup kurang dari 5 tahun, jika terus seperti ini, mungkin tahun depan Dokter Eben benar-benar menemukan mayatnya di kamar kosan.

"Saya pamit Dokter Eben, terima kasih." Elona membungkuk sopan.

Dokter Eben tersenyum tipis. "Yah, hati-hati."

Elona pamit undur diri.

Sebelum tiba di kosan, Elona membeli banyak roti dengan masa Expired yang bertahan selama seminggu. Ia juga membeli Kuota untuk sebulan dan membeli beberapa keperluan pribadinya, sebisa mungkin Elona tidak ingin keluar setiap hari, ia hanya akan keluar seminggu sekali.

Sesampainya di kosan, ia kembali mengunci diri, melemparkan belanjaannya dan tertidur.

Elona menghela nafas.

"Ares, maaf yah kakak egois kemarin malam," lirihnya entah pada siapa.

Mungkin dia adalah manusia paling menyedihkan di Dunia untuk detik ini, detik ini aja, Elona tahu di luar sana banyak yang lebih menderita daripada dirinya.

Lalu soal Risa, kenapa gadis itu tiba-tiba mendekatinya?

Setelah Elona ingat-ingat ia tahu siapa Risa, hanya sekedar tahu namanya tidak lebih.

Dia adalah gadis paling keren di SMA mereka, semua orang menyukainya, dan dia juga berteman dekat dengan Gellan. Elona tidak terlalu tahu apa tujuan Risa untuk mendekatinya yang jelas mungkin bukan sesuatu yang baik jika secara tiba-tiba ada seseorang yang awalnya tidak dekat menjadi pura-pura dekat. Elona juga kenal Yasghir, dia juga teman dekat Gellan dan seorang ketua geng motor yang dituduh menggunakan narkotika.

Elona membuka ponselnya, entah dapat pikiran darimana ia mencari Instagram milik Gellan.

Magellan_Danalta

Elona baru tahu nama lengkap Gellan dan untunglah akun nya tidak di Privasi.

Gellan ternyata cukup terkenal, ia memiliki 300k followers dan hanya 20 akun yang dia ikuti, itupun hanya teman-teman dekatnya saja.

Hanya ada satu postingan disana.

Elona membukanya.

Glad to meet you guys

Seperti itu isi caption-nya, itu foto dua tahun lalu.

Elona menekan sekali foto itu untuk melihat beberapa akun yang Gellan Tag.

Ada Risa, Yasghir, Zian, Hery, dan satu lagi Elona tidak kenal.

Elona menekan akun yang tidak ia ketahui itu, namun karena jarinya berkeringat dengan sangat kurang ajarnya tuh jari yah kalian tahulah.

ELONA ENGGA SENGAJA NGE-LIKE FOTO GELLAN!

Setelah tenang beberapa saat Elona kembali santai, siapa dirinya sampai Gellan peduli, mana mungkin Gellan tahu itu dirinya meskipun namanya sama sih, Gellan kan tidak mengenali Elona.

Namun....

Magellan_Danalta start to following you

Elona melempar ponselnya, terdiam dan kemudian menangis.

***

Oke seee u.

Eh yah hampir lupa

Terima kasih sudah membaca 😘

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 29.1K 28
"Lebarkan kakimu di atas mejaku! Aku ingin melihat semua yang menjadi hakku untuk dinikmati!" desis seorang pemuda dengan wajah buas. "Jika aku meny...
2.3M 206K 38
Aurora tersenyum tipis, menatap Aric tanpa benci sedikitpun. "Aku harus apa, Ar?" Lirihnya. Aric tertegun. "Aku harus apa untuk benci kamu, Ar?" Tany...
51.5K 4.5K 40
BUKU INI MEMILIKI BANYAK KESALAHAN :) Kehidupan Wei Wuxian dan Lan Wangji sudah diperbaiki, jika itu ada, mungkin mereka hampir sempurna (Tidak ada y...
171K 24.8K 37
Di antara luasnya langit, Dirga hanya berharap bahwa kehangatan akan selalu memeluk rumahnya.