Dulu dia adalah anak yang ceria dan selalu tersenyum dan sejak kejadian itu semua keceriaan dan senyuman hilang dimakan trauma.
Kejadian itu ketika kelas 2 SMP.
Elona pernah dekat dengan kakak kelas dan sampai sekarang ia tidak akan pernah mau mengingat namanya.
Pendekatan awal mereka berjalan mulus, kakak kelas itu memperlakukan nya dengan baik dan dia juga membelanya dari teman-teman Elona yang dulu suka memanfaatkan kebaikannya.
"Jangan pernah berteman dengan orang-orang yang memanfaatkan kepintaran kamu."
Itu adalah kalimat penyelamat Elona.
Sejak saat itu, kakak kelas itu menjadi bagian penting dari keseharian Elona. Elona menceritakan semuanya padanya, tentang Ibu, tentang ayah, tentang Ares, tentang perasaan tertekannya, semuanya, ia tidak berniat untuk dikasihani Elona hanya ingin berbagi lukanya, ia ingin memiliki teman untuk cerita.
Sayangnya dia memilih orang yang salah.
Bianva langsung mendorong Elona masuk, diikuti oleh Noel dan teman-temannya, pintu dikunci dengan rapat.
"Apa yang kalian lakukan?!" Gellan berseru marah, ia berdiri dan ingin memukuli orang-orang itu, namun yang terjadi adalah ia ditahan oleh dua orang teman Noel.
"Anak kecil diam saja," kata Noel. "Lo hanya perlu melihat dan diam."
Elona melangkah mundur, di kepalanya ada sebuah pertanyaan yang muncul.
Kenapa?
Kenapa?
Kenapa?
Kenapa?!
Kenapa ia harus merasakan semua ini?!
Sebenarnya apa dosanya sampai harus mengalami semua ini?!
Apa ia pernah mencuri? Tidak pernah! sesusah apapun keadaannya Elona tidak pernah memiliki niat untuk mencuri.
Apakah ia pernah membunuh? Tidak pernah! Meksipun berat, ia tidak pernah memiliki keinginan untuk membunuh atau mati.
Tapi kenapa?!
Kenapa?!
Nafas gadis itu memburu, air matanya terus mengalir.
Kepalanya dipenuhi banyak pertanyaan namun, tidak ada yang bisa keluar dari mulutnya.
Bianva tersenyum senang, gadis itu adalah penyebab penderitanya, apapun yang ia lakukan nanti tidak ada hubungan dengannya.
"Hentikan! Jika kalian menyakitinya! Aku akan membunuh kalian!" Gellan berseru keras, ayolah semoga ada seseorang yang mendengar suaranya dan datang ke kosan ini.
Siapapun!
Seperti waktu itu, ketika Elona sakit dan ia menemukan seorang tukang ojek yang baik hati.
Semoga kejadian itu bisa terulang kembali.
Ayolah, keberuntungan tolong datanglah.
"Hahahaha, anak kecil mau bunuh orang dewasa gimana?" Noel menekan-nekan dahi Gellan, rasanya sangat terhina ditatap rendah oleh laki-laki ini. "Mimpi dulu sana." Dahinya disentil dengan kuat.
Kepala Gellan semakin pusing, ia menatap Elona.
Gadis itu sedang ketakutan, sangat ketakutan sampai ia tidak bisa melakukan apapun.
"Toilet!" seru Gellan.
Elona tersentak, ia langsung berlari dan mengunci diri di dalam toilet.
"Sial," Bianva mendekati Gellan dan dengan kejamnya ia menampar seorang anak kecil.
Lagi-lagi Gellan bertanya-tanya.
Kenapa ia bisa berpacaran dengan gadis itu?!
Tidak punya hati, kejam, menjijikkan, dan sombong.
Gellan tertawa geli, ia benar-benar bodoh. "Gue nyesal pernah suka sama lo," lirihnya.
"Ngomong apa lo barusan?" Bianva sangat kesal sekarang. "Elona keluar! Kalau engga adik lo mati di tangan gue!"
Mendengar hal itu Elona langsung berniat membuka pintu.
"Jangan keluar!" seru Gellan.
Elona terdiam, ia benar-benar sangat lemah saat ini.
Bahkan ia tidak membawa ponselnya dan berusaha untuk menghubungi Dokter Eben.
Kenapa ia bisa lupa dengan Dokter Eben?! Harusnya tadi ia membawa Ares ke rumah sakit?!
Tidak ada yang salah sejak awal, yang salah adalah Elona tidak pernah menyangka Bianva akan melakukan hal ini.
Sebenarnya kenapa?!
"Kenapa kamu melakukan ini?!" seru Elona, ia sangat lelah. "Sebenernya kenapa kamu melakukan semua ini?!" Suara tangisannya memenuhi ruangan ini.
Gellan terdiam mendengarnya, ia tidak bisa melakukan apa-apa.
Gellan sangat kecil dan lemah.
Jika saja ia berada di tubuhnya sendiri, ia pasti bisa menghajar mereka semua dan menyelamatkan Elona.
"Lo tanya kenapa?!" seru Bianva. "Lo ngambil Gellan dari gue?! Lo ciuman sama dia di belakang gue, gue masih pacaran sama Gellan dan lo pelacur gila! Sama aja kayak nyokap lo!"
Nafas Elona tercekat.
"Pelacur gila!"
Berciuman?
Apa Gellan dan Elona pernah melakukan itu dulu?
Seingatnya ia tidak pernah, Gellan saja tidak pernah bertemu dengan Elona sebelum menjadi Ares.
Dia tidak pernah berinteraksi dengan Elona dan hanya mendengar namanya dari gosip tentang bahan pembicaraan teman-temannya.
"Waktu itu kamu yang bawa aku ke Club!" Elona tidak mau mengingat kejadian malam itu, semuanya bukan salah dia. "Sejak awal aku engga mau pergi dan kamu maksa aku!" Elona terus berbicara. "Bahkan sebelum malam itu, selama ini kamu selalu nyiksa aku! Aku tidak melakukan apapun! Aku engga paham! Tidak ada yang buruk dari pertemuan pertama kita, aku cuma ngajak kamu kenalan dan sejak saat itu kamu selalu menyakiti aku, nekan aku, sebenernya aku salah apa?!" Elona menangis dengan keras, dinding pertahannya hancur.
Dia menangis dan menjerit dengan keras.
"Aku juga engga mau hidup! Aku juga engga mau seperti ini! Yang aku lakukan hanya bekerja keras untuk membiayai pengobatan adik aku! Sebenernya apa yang salah dari semua itu?! Bianva kamu punya segalanya! Kamu punya keluarga kaya raya! Kakak yang baik! Pacar yang baik! Teman-teman yang selalu bersama kamu! Kamu memiliki kehidupan yang sempurna! Tapi kenapa kamu menganggu aku?! Aku cuma mau hidup! Aku mau hidup! Apa sesulit itu!"
Bianva terdiam.
Semuanya diam.
Bahkan Noel ikut terdiam.
Sepertinya mereka keterlaluan saat ini.
Tapi...
Siapa yang peduli?!
Gellan terkejut ketika Noel mendobrak keras pintu toilet, ia menjambak rambut Elona dan menariknya keluar.
"Tidak..." Gellan tidak mau ini.
"Sialan, lepasin dia!" Gellan meronta dengan keras.
Tidak ada yang mendengar, semuanya menahan tubuhnya.
"Ayo lakukan, aku bisa telat ke acara ulang tahun aku sendiri." Bianva membuka kamera ponselnya, dan mengarahkan kepada Elona dan Noel.
"Jangan....aku mohon..." Elona menatap Noel memohon. "Aku cuma mau hidup...."
Noel tertawa miris. "Maaf, gue juga cuma mau hidup, dan kehidupan gue adalah gadis yang disana itu." Dia menunjuk Bianva dengan ujung matanya. "Jadi diamlah dan lakukan dengan benar, gue juga jijik nyentuh cewek miskin." Dia menyeringai.
Dress yang digunakan Elona dirobek dengan kasar.
Tidak!
"Hentikan! Hentikan! Lepasin gue! Bangsat!" Seumur hidupnya Gellan tidak pernah seperti ini, ia yang terkenal kuat, tidak berdaya untuk melindungi seorang gadis.
"Nih bocah mulutnya kasar banget ck," kata salah satu teman Noel.
"Yah tempat tinggalnya aja begini, orang pinggir coy."
Bianva tersenyum senang, wajah tersenyum selama melihat adegan itu.
Entahlah ini semua sangat menyenangkan.
"Jangan..." Elona menggelengkan kepalanya, ia menahan dada Noel sekuat mungkin.
"Diam lah," karena kesal Noel mengikat kedua tangan Elona.
Elona berusaha melawan, tapi tenaga seorang gadis selalu kalah dari seorang pria.
"Argh!" Seorang teman Noel menjerit kesakitan.
Gellan menggigit tangan seseorang yang memeganginya.
"Anjing! Nih bocah cari mati!"
"Eh tunggu kenapa dia berdarah?"
Kalimat itu menarik perhatian semua orang.
Elona menatap adiknya. "Ares!" serunya.
Noel menolah dan terkejut. "Lo apain tuh bocah?!"
"Gak ada gue apa-apain, tiba-tiba dia mimisan sendiri!"
Gellan melepaskan diri dari pria satunya, ia mendekati Elona dengan tertatih-tatih.
"Kayaknya tuh bocah mau mati deh!"
"Ayok cabut dulu, kita lanjutkan nanti." Noel mengendong paksa Bianva.
"Engga mau! Belum selesai!" Bianva terus meronta dan Noel menahannya.
Gellan berdiri di hadapan Elona, kondisinya sangat mengenaskan.
Bajunya dipenuhi banyak darah yang keluar dari hidung, kepalanya pusing, dan penglihatannya mulai kabur.
"Aku akan melindungi mu..." Nafasnya memburu. "Jadi tunggu sebentar, jangan berpikir untuk mati yah." Gellan tersenyum sebelum akhirnya ia jatuh di pelukan Elona.
Kejadian itu sangat singkat.
***
Tunggu bentar yah Elona.
Bentar aja 🤧
Jangan nyerah.
Jangan sakit.
Jangan sedih.
Malaikat pelindung kamu lagi otw login 🤭
Udah yah 🤣
Sorry for typo.
Makasih ya udah baca 😘🥰.
Aku selalu senang dan terharu kalau ada yang vote, baca, dan komen.
Cerita ini bisa dibilang sudah cukup lama aku rancang.
Sebelum ada After Ending dan Crazy.
Tapi belum ada niat aku nulisnya jadi terbang kalai.
Aku engga peduli yang baca dikit, atau yang vote dikit.
Yang aku inginkan hanya kalian tahu bahwa ada sebuah cerita yang berjudul Your Guardian Angel di Wattpad dan ditulis oleh seorang gadis bernama Hana.
Hehehe.
Cerita ini terinspirasi dari lagu dengan judul yang sama Your Guardian Angel - The Red Jumpsuit Aparatus.
Seperti judulnya peran Gellan di cerita ini adalah sebagai malaikat pelindung untuk gadisnya, Elona.
Ini kisah yang manis, penuh drama, dan emosi.
Aku harap kalian sama-sama aku sampai ending.