One shoot Boboiboy

By Lia_Haruni

988 71 378

Ini adalah cerita author yang lain. Tolong beri pendapat kalian ya??^^ Selamat membaca More

Tak Punya Hati
Selamat Ulang Tahun Untuk Mu
Bimbang
Virus
Hanya mencurahkan isi hati
Aku Menggantikan Posisi Orang Tua Yang Mengadopsi Diriku(Bagian 1)

Kebohongan Seorang Teman

162 15 10
By Lia_Haruni

Thorn Leafy Argantha. Seorang remaja kelas 1 SMA memiliki sahabat yang bernama Solar Light Herlangga.

Bagi Thorn, Solar adalah sahabat pertama nya saat awal masuk sekolah SMA. Sejak kecil Thorn tidak memiliki teman. Mungkin karna sifat kekanak kanakan Thorn? Karna Thorn adalah anak yang memiliki sifat yang sangat kekanak kanakan.

Thorn sangat senang bisa berteman dan bersahabat dengan Solar. Karna Solar adalah anak yang sangat pintar dan juga mudah bergaul kepada siapa saja.

---------------------------

"Solar! Besok hari minggu, bagaimana kalau kita pergi ke pantai?" Usul Thorn.

"Baiklah. Boleh juga." Jawab Solar tanpa ada niat untuk menjawab nya.

Entahlah kenapa sifat Solar akhir akhir ini berubah menjadi anak yang sidikit pendiam dan juga sedikit cuek kepada Thorn.

Yang biasa nya Solar selalu bangga kepada diri nya karna mendapatkan followers baru, akhir akhir ini Solar berubah menjadi anak yang agak pendiam. Solar juga jarang bermain dengan handphone nya. Membuat Thorn terheran dengan sifat sahabat nya yang sedikit berubah itu.

"Besok kita pergi bersama keluarga ku." Ucap Thorn lagi.

"Hmm..." Jawab Solar singkat yang masih sibuk dengan buku nya walaupun ini sudah waktu nya pulang sekolah.

"Thorn! Ayo kita pulang!" Teriak seorang remaja lebih tua 2 tahun dari Thorn dari luar kelas nya Thorn.

"Baik kak! Solar. Thorn pulang dulu ya? Sampai jumpa. Jangan lupa besok kau kumpullah di rumah ku untuk pergi ke pantai." Ujar Thorn sembari berlari menuju kakak nya yang hanya di jawab 'hm' oleh sang lawan bicara.

"Ayo kak, kita pulang. Thorn mau bermain sama Cattus(nama kucing nya Thorn)." Ucap Thorn yang di rangkul kakak nya sembari berjalan menuju rumah.

"Baiklah. Ayo kita pulang. Kakak juga mau mengerjakan tugas agar kakak bisa lulus nanti." Sahut sang kakak.

"Semoga kakak nanti bisa lulus dengan nilai yang sempurna!" Ucap Thorn dengan senyuman polos nya semangat.

Tangan sang kakak yang satu nya mengacak acak rambut adik nya dengan gemas sembari berkata "Terima kasih adik ku. Dan semoga kau juga bisa naik kelas dengan nilai yang sempurna."

Kini tinggal Solar yang masih berada di dalam kelas sendirian dengan keadaan hening karna sudah tidak ada satu pun orang yang ada di dalam kelas.

Yang Solar dengar hanya lah suara murid yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.

Solar memandangi langit siang menjelang sore melalui jendela sejenak. Terdengar helaan nafas dari sang remaja berkacamata visor ini menyembunyikan manik silver nya yang memantulkan warna langit siang menjelang sore itu.

"Apakah aku harus memutuskan persahabatan ku dengan Thorn? Aku merasa bersalah karna aku sudah memanfaatkan nya untuk selalu memberikan jawaban dari soal tugas seni budaya dan juga biologi." Gumam Solar kepada diri nya sendiri.

"Tapi aku juga muak dengan sifat nya yang kekanak kanakan dan juga polos itu. Setiap kali aku berbincang dengan teman ku dan ia mendengar nya, dia pasti akan bertanya semua yang kata yang seharus nya dia sudah mengerti sampai aku lelah harus menjawab nya terus. Tapi, disisi lain aku juga kasihan kepada nya karna dia tidak memiliki teman sama sekali." Ujar nya tanpa di dengar oleh siapa pun.

Solar pun memasukkan buku nya ke dalam tas dan berjalan pulang menuju rumah.


























-------------------------------

"Selamat pagi Solar!! Kau sudah datang! Mari masuk dulu. Ayah, Bunda, dan kakak ku sedang bersiap siap." Ujar Thorn yang mempersilahkan Solar masuk ke dalam rumah nya yang di turuti Solar.

"Bunda!! Solar sudah datang!!" Teriak Thorn di tengah tengah ruang tamu dengan sangat semangat sembari melompat lompat kegirangan seperti anak kecil yang menggema di dalam seluruh rumah sampai sampai Solar harus menutup kedua telinga nya agar telinga nya masih bisa berfungsi.

"Benarkah? Tunggu sebentar. Bunda mau memasukkan makanan nya dulu ke dalam tas." Ucap Bunda nya sembari memasukkan beberapa bekal makanan ke dalam tas piknik mereka.

"Thorn. Kita mau kemana?" Tanya Solar menatap Thorn yang duduk di sofa tepat di samping nya.

"Loh? Solar lupa? Kita akan pergi ke pantai!" Jawab Thorn dengan semangat.

Solar hanya mengangguk lalu mengeluarkan handphone dari dalam tas nya dan memainkan nya sambil menyenderkan kepala nya di kepala sofa.

"Meow~"

Solar kaget mendengar suara kucing di dekat dan langsung mencari keberadaan kucing yang mengeong tadi dan ia menemukan se ekor kucing setelah ia memandangi ke bawah nya lebih nya di kaki nya.

"Cattus. Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Thorn sembari menggedong kucing tadi yang ternyata adalah kucing milik Thprn bernama Cattus.

Solar yang tidak tahu kalau Thorn memiliki kucing pun bertanya "Thorn. Itu kucing mu?" sembari menatap wajah Thorn yang sedang mengelus elus bulu kucing nya yang sedang tiduran di pangkuan Thorn.

"Iya. Nama nya Cattus." Jawab Thorn.

Solar pun hanya mengangguk dan ber 'oh' ria lalu kembali ke layar handphone nya.




























---------------------------------

Setelah sampai di pantai, Thorn, Solar beserta keluarga Thorn langsung menggelar tikar berukuran sedikit besar karna Solar juga ikut di tempat yang masih kosong. Karna ini hari minggu maka pantai akan ramai pengunjung.

Thorn langsung melepaskan semua pakaian luar nya dan menampakkan kaos berlengan pendek dan juga celana pendek nya.

Thorn melipat rapi pakaian yang ia pakai tadi dan meletakkan pakaian nya itu di dalam tas nya yang ia bawa.

"Kak Ufan!! Ayo kita main air!!" Ajak Thorn yang langsung berlari ke arah bibir pantai dan berhenti tepat di depan air.

"Baiklah. Tunggu sebentar." Balas kakak nya Thorn yang Thorn panggil Taufan atau Ufan.

"Solar!! Ayo ikut main air!!" Ajak Thorn kepada Solar yang masih duduk diam melihat Thorn yang sudah bermain air laut dulu bersama kakak nya di tempat nya.

Solar tidak menjawab ajakan Thorn tadi dan hanya diam sampai sampai Ayah Thorn menepuk bahu Solar yang langsung terbangun dari lamunan nya yang ternyata tadi Solar melamun.

Solar yang tersadar dari lamunan nya pun menatap wajah Ayah Thorn yang menepuk pundak nya tadi.

"Kenapa kau tidak ikut main air bersama mereka berdua?" Tanya Ayah Thorn sembari tersenyum dan meminum es teh yang mereka bawa dari rumah Thorn tadi.

"Eerrgghh... Tidak apa apa paman. Di sini saja. Aku sedang tidak ingin basah basahan. Jadi, aku di sini saja." Jawab Solar yang melihat ke arah Taufan dan Thorn lagi yang sedang bermain air sampai tubuh mereka basah semua.

"Taufan! Thorn! Cepat kemari! Ada ombak besar yang akan datang!!" Peringatan Bunda Thorn.

"Baik Bunda!" Balas Taufan dan Thorn.

Taufan dan Thorn segera berlari ke arah kedua orang tua mereka dan juga Solar ketika ada ombak besar yang menghampiri mereka.

Namun, di jarak 1 meter dari bibir pantai Thorn terjatuh karna kaki nya sendiri dan ombak besar pun menghantam Thorn.

"Thorn!"

Keluarga Thorn yang khawatir kepada Thorn pun langsung menghampiri Thorn yang terbaring di atas pasir basah setelah ombak nya kembali surut.

Terlihat Thorn yang bangun dengan terbatuk batuk karna air ombak yang menghantam diri nya.

"Thorn. Kau tidak apa apa?" Tanya Bunda Thorn dengan khawatir sedangkan Solar masih di tempat nya.

"Hehehe... Thorn tidak apa apa kok Bunda." Balas Thorn terkekeh sembari menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Ayah, Bunda, dan kakak nya Thorn menghela nafas lega ketika sang bungsu baik baik saja. Lalu mereka berempat pun tertawa bersama dan Solar hanya melihat nya saja.





































"Kenapa kau tidak putuskan persahabatan mu dengan nya saja?"

"Benar. Dia itu terlalu kekanak kanakan. Dia itu seharus nya masuk ke dalam TK saja. Itu lebih cocok untuk nya di banding kan menjadi anak SMA."

"Kau harus mencari teman baru Solar. Cari lah teman yang setara dengan mu. Bukan teman anak TK seperti nya."

"Iya, aku juga tahu. Aku juga ingin memutuskan persahabatan ku dengan nya. Kau tahu? Aku juga sudah muak dengan sifat nya yang terlalu kekanak kanakan dan polos itu. Lagi pula dia tidak punya teman karna diri nya sendiri bukan? Bukan nya bersifat dewasa malah sebalik nya." Ujar Solar yang terlihat seperti memaki Thorn.

Di saat itu juga Thorn sedang mencari Solar untuk memberikan sebuah hadiah sebuah bunga matahari yang sudah mekar yang di tangkai nya di pasangan beberapa foto diri nya dan juga Solar.

Dia ingin memberikan nya kepada Solar agar suatu saat mereka berpisah, Solar akan selalu mengingat dirinya.

Dan akhir nya Thorn menemukan Solar sedang berbincang dengan siswa lain di halaman belakang sekolah.

Thorn langsung berlari ke arah Solar. Namun, langkah nya terhenti setelah mendengar perkataan Solar mengenai diri nya.

Air mata langsung mengalir dari kelopak mata nya setelah mendengar seluruh perkataan Solar sepenuh nya.

Ternyata Solar berteman dan bersahabat dengan nya hanya agar Solar bisa selalu mendapatkan nilai pelajaran biologi dan seni budaya yang sempurna dengan memanfaat kan diri nya, bukan sebagai sahabat sejati.

Hati nya sangat sakit. Siapa yang hati nya tidak sakit atas pernyataan kalau teman kita berteman dengan kita bukan sebagai teman atau sahabat sejati melainkan kita di manfaat kan untuk keberhasilan mereka/dia sendiri coba? Kita berteman hanya di jadikan alat pembantu pelajaran di saat teman kita tidak tahu apa apa dengan salah satu pelajaran dan mereka/dia iri dengan kita yang selalu mendapatkan nilai sempurna di salah satu pelajaran dan mereka menggunakan kita sebagai gudang jawaban demi keberhasilan mereka/dia sendiri.Itu lah yang Thorn rasakan saat ini.

Prank!!

Tanpa sadar, pot yang berisikan bunga matahari tadi yang Thorn bawa jatuh dari pegangan Thorn yang sedang menangis karna kenyataan yang baru ia sadari sekarang.

Solar dan beberapa siswa lain nya langsung menoleh ke sumber suara setelah mendengar suara pot jatuh.

Solar langsung membelalakkan mata ketika tahu kalau Thorn berada tidak jauh dari diri nya dalam keadaan menangis.

Apakah dia tadi mendengar semua nya?

"T-thorn. Sejak kapan kau di situ?" Tanya Solar sembari berjalan menghampiri Thorn yang sedang menangis.

"Hiks.. Hiks.. J-jadi... Hiks.. S-Solar... Berteman dan bersahabat dengan Thorn hanya untuk mendapatkan nilai Biologi dan Seni Budaya yang sangat sempurna.. Hiks.. T-thorn.. T-tahu kalau nilai Solar untuk pelajaran Biologi dan Seni Budaya sangat buruk di banding kan yang lain.. Hiks.. Hiks.. Maka dari itu Solar berteman bahkan bersahabat dengan Thorn untuk nilai Solar yang tadi jauh lebih buruk di banding kan siswa yang lain menjadi lebih baik. Hiks.. Hiks.. S-SOLAR MEMANFAATKAN THORN!!" Teriak Thorn di akhir kalimat nya yang akhir nya menangis dengan sangat kencang.

"T-Thorn.. B-bukan itu maksud ku.. D-dengarkan aku dulu." Ucap Solar sembari memegangi tangan Thorn untuk membujuk nya.

Namun, Thorn menghentakkan tangan nya dengan keras sehingga membuat pegangan tangan antara diri nya dan Solar terputus.

"J-jika... S-Solar.. Hiks.. M-mau memutuskan persahabatan Thorn dengan Solar, m-maka Thorn akan terima.. Hiks.. Hiks.. T-tidak apa apa.. Hiks.. T-Thorn ikhlas kok.. Hiks.." Ucap Thorn yang langsung berlari ke dalam gedung selolah dengan keadaan masih menangis.

"Thorn." Gumam Solar yang sekarang merasa bersalah kepada Thorn.




























-----------------------------------

Semenjak hari itu lah Thorn mulai mengabaikan Solar.

Setiap kali Solar bertanya apa jawaban untuk setiap tugas Biologi dan juga Seni Budaya, Thorn pasti akan menjawab "Maaf Solar. Thorn juga tidak tahu. Coba cari sendiri ya?" sembari menutup buku nya agar jawaban nya tidak di contek Solar dan Thorn juga ingin Solar mencari jawaban sendiri agar diri nya mendapatkan nilai sempurna dengan kerja keras nya sendiri.

Solar menjadi merasa bersalah kepada Thorn karna sudah memanfaatkan nya. Mungkin Thorn tidak pernah mau lagi memberi jawaban tugas Biologi dan Seni Budaya untuk membalas nya. Solar tahu kalau Thorn memang sengaja tidak memberi jawaban nya karna ingin Solar berusaha sendiri agar diri nya bisa puas dengan nilai sempurna nya tanpa di bantu orang lain melainkan kerja keras sendiri.

Setiap istirahat yang biasa nya Solar selalu ke kantin bersama Thorn, kini Solar harus ke kantin sendirian bersama circle/kelompok nya yang sudah membuat nya harus memutuskan persahabatan nya dengan Thorn.

"Kak Ufan!! Lihat! Ulangan harian Biologi Thorn mendapatkan nilai 100!!" Teriak Thorn di tengah kantin menunjukkan selembar kertas yang terdapat nilai 100 di atas pojok kanan.

Solar yang mendengar itu pun langsung menoleh ke sumber suara.

"Wahh... Bagus sekali! Kakak sangat bangga sekali dengan mu Thorn." Ucap Taufan sembari membelai rambut adik nya dengan gemas.

"Karna Thorn mendapatkan dengan nilai 100 di ulangan harian mu, untuk hari ini kakak akan mentraktir apa pun yang Thorn mau." Ujar Taufan.

"Benarkah?" Ucap Thorn dengan semangat.

"Iya. Thorn mau makan apa? Biar kakak yang bayar." Ucap Taufan.

"Kalau begitu, Thorn mau bakso!!" Balas Thorn dengan semangat dan segera menyimpan kertas ulangan harian Biologi nya di dalam saku celana seragam nya.

Solar yang melihat itu pun mengingat ingat di saat diri nya di traktir Thorn makan karna uang saku nya tertinggal di rumah.





















--------------------------------

Solar mengamati kursi di sebelah nya yang kosong. Sudah 2 hari ini Thorn absen tanpa sebab. Itu membuat batin nya khawatir.

Apakah Thorn absen selama 2 hari ini karna masih marah kepada diri nya?

Di saat guru sedang melakukan absensi, Solar sempat bertanya kenapa Thorn sudah absen 2 hari tanpa sebab.

"Maaf Bu. Saya mau tanya, kenapa Thorn absen selama 2 hari ini tanpa sebab?" Tanya Solar.

"Oohh... Itu. Sebenar nya Ibu juga baru tahu pagi ini karna keluarga nya baru memberitahu Ibu tadi pagi. Kemarin Thorn memang absen tanpa alasan, tapi hari ini Ibu dan Ayah nya baru bilang kapada Ibu kalau tadi malam Thorn menggores pembuluh nadi nya di kamar nya. Bisa di bilang kalau Thorn itu bunuh diri tadi malam." Ujar Bu guru.

"Apa?!" Ucap Solar terkejut+shock begitu juga yang lain.

"Iya. Setelah tubuh nya di otopsi tadi pagi, Thorn bunuh diri karna tertekan dan juga depresi. Terlebih lagi kalau dia tidak pernah cerita tentang masalah diri nya ke orang tua nya, itu akan menambah pikiran nya." Ujar Bu Guru.

"Bu! Thorn itu depresi karna apa?" Tanya salah satu siswi.

"Kakak nya bilang kalau Thorn depresi karna diri nya tidak pernah mendapatkan teman. Di tambah kalau diri nya sudah di manfaat kan oleh sahabat satu satu nya sendiri." Ujar Bu Guru.

Setelah mendengar itu, Solar merasa sangat bersalah karna membuat Thorn depresi sampai memutuskan untuk bunuh diri.

Jika diri nya tidak memanfaatkan nya, mungkin Thorn akan masih hidup dan tetap masih sahabat nya.

Tanpa Solar sadari, diri nya bangkit dari kursi nya dan berlari keluar kelas sembari menangis tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Guru nya dan terus berlari keluar sekolah menuju ke suatu tempat walaupun sudah di tegur oleh beberapa Guru yang melihat nya begitu juga penjaga di gerbang tapi Solar mengabaikan nya dan hanya tertuju ke suatu tempat saja.

Rumah Thorn.





Setelah sampai di rumah Thorn, Solar melihat bendera kuning yang terikat di salah satu tiang di rumah Thorn dan begitu banyak orang yang berkerumun.

Solar langsung masuk ke dalam rumah Thorn tanpa permisi dan melihat seseorang yang sudah di baluti kain kafan putih di seluruh tubuh nya.

"Thorn!" Teriak Solar sembari menghampiri mayat Thorn dan memeluk nya.

"Thorn! Jangan tinggalkan aku! Hiks.. Hiks.. Maaf kan aku karna sudah memanfaatkan mu! Hiks.. Hiks.. Ku mohon kembali lah Thorn! Hiks.. Hiks.."

Sungguh, jika tahu seperti ini, dia tidak pernah memanfaatkan Thorn sekali pun. Solar baru tahu kalau Thon tipe anak yang mudah sekali depresi dan tertekan. Maka dari itu lah Thorn melepaskan nya dengan cara bersikap kekanak kanakan.

Tiba tiba Solar merasakan sesuatu yang memeluk nya.

"Sudah.. Solar jangan nangis lagi ya? Nanti Thorn nya sedih loh." Ucap Bunda Thorn yang berusaha menenangkan Solar yang masih menangis di samping mayat Thorn.

"T-tante.. Hiks.. Hiks.. I-ini hanya mimpi 'kan? Hiks.. Hiks.. Ini hanya mimpi buruk kan? Hiks.. Hiks.."

"Sayang nya ini bukan mimpi Solar. Ini adalah kenyataan."

"Tante. Aku ingin minta maaf kepada Thorn karna sudah memanfaatkan nya sebagai sahabat ku agar nilai Biologi dan Seni Budaya ku sempurna." Ucap Solar yang masih di dalam pelukan Bunda nya Thorn.

"Aku sangat menyesal tante! Aku sangat menyesal! Thorn! Ku mohon kembali!"



#Bersambung#

Bagaimana cerita kali ini?

Tolong beri pendapat kalian ya^^

Sampai jumpa di bagian selanjut nya👋👋


Publish tanggal:Senin, 10 Oktober 2022

Jumlah kata:2574

Continue Reading

You'll Also Like

497 51 8
Hali:"bagaimana pun keluarga mu lah tempat kau berpulang" Upan: "Kak Hali tempat berpulang kami, dia yang menghidupi kami dari kecil" Gem: "Rumah ku...
1.1K 116 5
"Rumah itu tidak selalu berbentuk bangunan. Rumah itu alasan untuk tinggal dan pulang." - · Just fanfic, ya. Tolong jangan anggap serius.
615K 47.1K 37
Perpindahan jiwa musim 4 🌼follow akun author untuk membaca🌼 Karalina yang meninggal dunia, tiba-tiba terbangun di tubuh Elisa Karaline. Si antagon...
1.4K 101 9
!READ DESC! "Kita semua memang saudara, tapi kenapa kasih sayang kepada setiap saudara itu beda-beda?" ••• Dulu.. Keluarga kita adalah keluarga yang...