MEMINJAM WAKTU

By Octoimmee

162K 18.2K 1.9K

Ada banyak Rahasia yang disimpan oleh seorang Lima Ayudia. Rahasia yang membuat dirinya menjadi wanita yang p... More

BAB 1 WAKTU PERTAMA
BAB 2 WAKTU KEDUA
BAB 3 WAKTU KETIGA
BAB 4 WAKTU KEEMPAT
BAB 5 WAKTU KELIMA
BAB 6 WAKTU KEENAM
BAB WAKTU KETUJUH
BAB WAKTU KEDELAPAN
BAB WAKTU KESEMBILAN
BAB WAKTU KESEPULUH
BAB WAKTU KESEBELAS
BAB WAKTU KEDUABELAS
WAKTU KETIGABELAS
PENGUMUMAN
WAKTU KEEMPATBELAS
WAKTU KELIMABELAS
WAKTU KEENAMBELAS
WAKTU KETUJUHBELAS
WAKTU KEDELAPANBELAS
WAKTU KESEMBILANBELAS
WAKTU KEDUAPULUH
WAKTU KEDUAPULUH SATU
WAKTU KEDUAPULUH DUA
WAKTU KEDUAPULUH TIGA
WAKTU KEDUAPULUH EMPAT
WAKTU KEDUAPULUH ENAM
WAKTU KEDUAPULUH TUJUH
WAKTU KEDUAPULUH DELAPAN
WAKTU KEDUAPULUH SEMBILAN
WAKTU KETIGAPULUH
WAKTU KETIGAPULUH SATU
WAKTU KETIGAPULUHDUA
WAKTU KETIGAPULUH TIGA
WAKTU KETIGAPULUH EMPAT
WAKTU KETIGAPULUHLIMA
WAKTU KETIGAPULUH ENAM
WAKTU KETIGAPULUH TUJUH
WAKTU KETIGAPULUH DELAPAN
WAKTU KETIGAPULUH SEMBILAN
WAKTU KEEMPAT PULUH
WAKTU EKSTRA 1,2,3,4,5
MEMINJAM WAKTU (CLOSURE)KIRAN WIRA TARUNA JERICHO&ALIN

WAKTU KEDUAPULUH LIMA

2.9K 420 30
By Octoimmee

Waktu terus berjalan,
Sekeras apanpun aku meminta agar ia berhenti
Ia tetap berjalan
Masa lalu tetap akan menjadi masa lalu
Hanya Masa kini yang aku miliki
Dan masa depan akan datang segera
Aku lupa waktu itu singkat ,
Sangat singkat







..
.
.

.
.





Jericho merapikan selimut Alina hingga tubuhnya tertutup sempurna hingga ke leher. Satu kebiasaan ini tidak berubah, diantara banyak kebiasaan baru Alina. Alina suka tidur dengan selimut seperti kepompong, Jericho tersenyum memandangi tunangannya yang selalu membuatnya jatuh cinta.

Wajah itu cantik, tetap memesona walau tampak lelah dan...

Sedih.

Senyum Jericho perlahan  hilang, berganti ekspresi sendu yang selalu ia tutupi jika berada didepan Alina dan keluarganya.

Ia berharap akan terus kuat mendampingi Alina sampai tunangannya itu..

Sampai...

Sampai ingatannya kembali?

Dokter pun tak bisa menjamin hal itu.

Sampai sembuh?

Sampai Alina bisa menerima keadaannya saat ini.

Alina sakit secara psikis, tertekan dengan hilangnya ingatan akan masa lalunya, gelisah dengan menjalani hari-hari yang harus ia lalui dengan sedikit sekali informasi. Tentu ini membuat Alina cemas dan khawatir.

Dan Jericho tahu jika keberadaan Taruna ternyata membuat Alina emosional. Seolah Alina punya hubungan dengan boss nya itu.

Berkali Jericho melihat mata Alina terlihat terluka jika memandang ke arah Taruna dan keluarganya, tapi ia pura pura tidak tahu, ia hanya bisa membantu Alina dengan menggenggam tangannya lebih erat. Atau memeluknya pura-pura gemas, padahal ia tahu Alina sedang berusaha keras untuk menahan air matanya. Ia memberi perlindungan agar Alina bisa menghapus air matanya dan agar bisa menenangkan diri di dadanya tanpa harus diketahui Taruna.

Tidak ada yang tahu jika saat di food court tadi  dirinya harus berkonsentrasi memusatkan perhatiannya pada Alina agar bisa memberikan bantuan disaat yang tepat, atau berusaha menggodanya agar Alina bisa tertawa.

Jericho benar-benar penasaran mengapa Taruna memberikan pengaruh sedemikian besar pada Alina.

Belum lagi Alina yang bekerja di Perusahaan Taruna, tentu waktu pertemuan mereka semakin intens. Bagaimana Alina mengelola emosinya saat bekerja?

Ia tidak tahu apakah tepat jika tetap membiarkan Alina tetap bekerja bersama Taruna.

Ia takut Alina menjadi tertekan dan depresi?

Satu yang Jericho tahu, jika Taruna tidak memberikan respon yang sama dengan Alina. Pria itu terlihat biasa-biasa saja. Begitu juga dengan Kirana Istrinya. Mereka tidak menunjukan jika mereka pernah mengenal Alina sebelumnya.

Jericho tahu jika Taruna pun turut memperhatikan Alina dalam batas wajar, sebatas Taruna mengetahui jika Alina mengalami amnesia.

Jericho tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah ia bertanya?

Tapi ia takut akan membuat Alina kembali diam dan bingung. Ia ingin Alina lah yang menceritakan pada dirinya ada hubungan apa antara Alina dengan Taruna.

Saat ini dirinya masih membiarkan Alina mengeksplorasi segala yang ingin diketahuinya, membiarkan tunangannya itu menganalisa, mempelajari keadaan sekelilingnya.

Jericho berusaha seringan mungkin mengajak Alina berbicara tentang masa lalunya, atau membicarakan apa yang dirasakannya saat ini dalam setiap obrolan mereka. Dalam hati ia mencatat semua isi percakapan mereka lalu mencoba memahami sejauh mana Alina saat ini.

Sebenarnya kondisi Alina sudah sangat stabil, hanya saja memang ingatan masa lalunya sama sekali lenyap, Alina sama sekali buta dengan cerita sebelum kecelakaan.

Tapi secara garis besar Alina sudah mulai tenang. Hingga Jericho melihat perbedaan jika Alana bertemu Taruna.

Jericho berpikir ia akan pelan-pelan mencari tahu tentang hal ini, ia tak mau langsung menginterogasi Alina, ia takut gadis itu malah mundur lagi.

Situasi sekarang saja sudah sangat ia syukuri.

Ia juga tidak mau kehilangan perhatian Alina.

Ya, ia kini merasakan perbedaan perhatian Alina padanya. Kekasihnya itu lebih perhatian dan lebih lembut padanya.

Alina menjadi lebih sabar dan selalu menanyakan kenyamanannya. Berbeda dengan Alina yang dulu yang sering mengabaikannya.

Ia tidak mau kehilangan Alina yang ini.

Salahkah jika ia sedikit egois?. Menikmati waktu terbaik bersama Alina yang entah bisa bertahan sampai berapa lama.

Diusapnya pipi Alina yang terasa lembut ditangannya.

"No matter what, I Will always Love you Lin..."

Jika ia bisa bertahan saat perlakuan Alina tak seperti yang ia harapkan, bagaimana mungkin iantidak bertahan pada keadaan Alina yang sekarang?

Kalaupun Alina yang dulu kembali, ia tetap menjadi Jericho yang setia.

Jericho mendengar suara langkah kaki memasuki kamar Alina, dan Jericho tahu itu Lulu yang masuk ke kamar.

"Kak Alin sakit lagi?"

Tanya gadis ceriwis itu.

Jericho menggeleng.

"Cuma capek, dia mudah sekali capek belakangan.."

"Iya sih, biasanya jam segini Kak Alin masih on nongkrong di Club..."

"Husshh nggak usah ingatin dia yang itu dong Lu,.." Tegur Jericho.

"Ish kan sudah tidur ini, nggak denger lah dia.."Bantah Lulu.

"Jangan salah, siapa tahu ucapan kamu masuk dalam alam bawah sadar nya..."

"Tsk, ga ada gitu ya..!"

"Ssttt jangan berisik, turun gih.."

"Aku disuruh mama manggil Bang Jeri, di ajak makan martabak tuh..".

"Kok nggak bilang dari tadi...?".

"Siapa suruh sewot duluan??"
Jericho tertawa, segera ia merengkuh pundak Lulu dan mengacak rambut sebahu nya.

"Resek ah..."
Sungut Lulu.

"Kamu lebih resek Lu..."

"Bang Jeri!"

"Kamu..."

Lulu diam-diam bersyukur, memiliki calon abang ipar yang sangat perhatian seperti Jericho.

Jujur ia heran dengan Jericho yang tahan dengan tingkah Alina yang sering kali menyebalkan. Tapi Jericho dengan sabar mendampingi Kakaknya itu.
Bukan hanya dirinya, Papa mama dan Mateo sangat menyukai Jericho, dia sudah seperti bagian dari keluarga.

"Ma..." Seru Jericho sambil mencium  tangan Mama Larasati

"Pa..." Ia juga mencium tangan Edgar Karnadji Papa Alina. Sudah satu minggu ia tidak berjumpa dengan kedua orang tua Alina yang memang baru kembali dari luar kota.

"Jeri, mama bawakan martabak kesukaan kamu..." Seru Laras sambil memberikan martabak manis itu pada Jericho

"Terimakasih Ma...". Jericho menerima martabak itu dengan sukacita.

"Gimana Alin hari ini Jer?"

" Seperti biasa ma, mungkin kecapean hari ini nemenin aku ke barber Shop..."

"What?" Seru Laras dengan wajah heran.

Jericho dan Lulu terkekeh
"See ? Mama nggak percaya waktu aku bilangin tadi...". Ucap Lulu  sambil menyuapkan martabak kemulutnya

Edgar juga terlihat terkekeh. "Good for you then..". Ucapnya.

"Yang penting Alina selamat, mama nggak peduli yang lainnya, ini seperti kesempatan kedua baginya untuk jadi Alina yang lebih baik.." Laras menatap sendu ke lantai atas dimana kamar putrinya berada.

Edgar mengusap-usap bahu istrinya."Alina akan baik-baik saja, Ras..dia anak yang kuat, kamu tahu itu.."

Lulu juga segera memeluk mamanya." Tenang ma, ada Bang Jericho yang mastiin Kak Alin akan baik-baik saja.."

Jericho mengangkat jempolnya.
"Tenang Ma, ada aku..."

Laras tersenyum meski tak sempurna.

"Terima kasih Jer..."

Sebagai seorang ibu, Laras pasti  cemas. Mengingat kecelakaan itu, membuat Laras berkali-kali bersyukur jika Alina masih diberi kesempatan hidup.

Itu suatu anugerah bagi keluarganya. Jadi meskipun Alina tidak mengingat apa pun dimasa lalunya, tak masalah bagi Laras. Tang penting anaknya selamat, dan mereka akan membuat kenangan baru yang indah untuk Alina.

,
.
.

****

.
.
.

Taruna hampir saja lupa jika saja ia tidak melihat wanita itu disini.

Hari ini Taruna sedang berkeliling di gedung HJC dan saat ini dirinya sedang berada di divisi marketing. Dan ia mendapati Helena disana.

Helena, yang ternyata selama ini menyimpan rahasia, yang membuat ia menyalahkan Lima .

Helena ternyata punya anak, menyembunyikan kehamilannya dengan dalih menenangkan diri pasca di PHK oleh Lima. Sungguh Taruna merasa dipermainkan.

Entah mengapa ia merasa getir melihat Helena baik-baik saja, Sementara Lima sudah tiada.

Bagaimana mungkin wanita ini tertawa setelah menceritakan kabar bohong pada keluarga. Bahkan setelah ia ditolong Lima, Helena tidak menceritakan apapun.

Bahkan atas persetujuannya, tiga bulan yang lalu Helena dipromosikan  menjadi Manager Marketing menggantikan Abirizal yang pindah ke kantor cabang.

Wanita itu terlihat sangat baik, terlihat bahagia berbicara dengan dua orang staf didalam ruangan manager.

Perlahan Taruna melangkahkan kakinya menuju ruangan Helena.

Helena tampak terkejut dengan kehadiran Taruna di depan pintu ruangannya yang terbuka.

"Boleh saya bicara empat mata dengan ibu Helena?"

Dua staf yang sedang duduk itu buru-buru keluar dari dalam ruangan.

Taruna memberi jalan bagi kedua orang tersebut, setelah itu Taruna masuk tak lupa ia menutup pintu.

Taruna bisa melihat wajah Helena yang tidak bisa menutupi kegelisahannya. Taruna duduk dengan tenang.

"Bagaimana kabar putri mu Helen?" Tanya Taruna dingin.

Helena bungkam, ia mencoba membalas tatapan Taruna yang menatapnya tajam, meskipun ia gentar.

"Ada berapa banyak pasangan suami istri yang merindukan kehadiran anak, dan kamu menempatkan anakmu dan Panti Asuhan? apa Gustav tahu?"

Tanpa sadar Helena menelan ludahnya yang menandakan jika ia sangat gugup.

"Ja..jadi Lima akhirnya melanggar janjinya untuk tidak menceritakan hal ini pada siapa pun..." Tuduh Helena dengan senyum sinis.

"Tutup mulut kamu Helena!" Desis Taruna sangat marah. Bagaimana mungkin Helena dapat berkata demikian pada orang yang telah menolongnya?. Orang yang rela menutupi kesalahan nya?.

"Dia berjanji tudak akan mengatakan pada siapapun Mas! " Helena hampir histeris, bagaimana jika suaminya tahu? Bagaimana jika keluarga besarnya juga tahu?. Ia sangat panik ketika melihat Taruna ada disana, di panti saat dirinya mengunjungi putrinya.

"Dia memegang janjinya sampai ia mati Helena...". Tegas Taruna.
Helena tertegun

"Aku bahkan tidak tahu keberadaan panti itu, aku baru tahu hari itu juga, saat aku lihat kamu disana..."

Helena menggelengkan kepalanya.

Taruna tersenyum sinis.

"Bagaimana kamu tega memfitnah Lima di depan keluarga? Bagaimana mungkin ucapan  tadi dengan mudahnya keluar dari mulut kamu setelah apa yang Lima lakukan untuk kamu?"

Helena tampak semakin gugup dan kalut.

"Kamu hanya punya dua pilihan, akui anak kamu pada Gustav, atau kamu saya pecat!"

"Apa? Nggak bisa!" Pekik Helena.

"Aku bisa diceraikan Gustav jika ia tahu keberadaan putriku.."

"Pilihan ada di kamu Helena, jika dia benar-benar mencintai kamu dia akan tetap mempertahankan kamu, kalau dia melepas kamu, aku akan menjamin kamu tetap bekerja disini.."

"Aku tidak mau!!"

"Kalau begitu silahkan keluar dari tempat ini..". Taruna berdiri, merapikan jas dan dasi nya.

"Oh ya satu lagi, kamu harus bilang didepan keluarga jika kamu sudah berbohong tentang Lima, kamu dipecat karena melanggar kode etika, dan kamu pergi untuk menyembunyikan kehamilan kamu..bersihkan nama Lima!"

"Tidak akan...." Desis Helena

"Terserah kamu Helena, lakukan atau kamu keluar...". Jawab Taruna sambil berbalik menuju pintu.

"Mas Bram tidak akan membiarkannya...". Tantang Helena.

Taruna berhenti sejenak.

"Oh ya, silahkan sampaikan pada Om Bram,  saya juga sedang mencari dia, tolong sampaikan jika kamu bertemu.."

Taruna meninggalkan Helena yang kini ketakutan, tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Tidak, ia tahu!

Ia akan menghubungi Mas Bram, dia pasti punya jalan keluar.

Tapi sebaiknya ia mencari alasan baru untuk hal ini.

Taruna selalu tunduk pada Mas Bram. Ia sangat tahu akan hal itu. Jika tidak, bagaimana mungkin Mas Bram mendapatkan semua harta bendanya yang banyak itu?.

Tak jarang ia mendengar Bram dan Istrinya menertawakan kenaifan Taruna. Seorang anak yang rindu pengakuan seorang Ayah, dan yang hanya ia dapatkan dari Adik ayahnya itu.

Helena juga tahu sedikit banyak kecurangan Bram. Dan ia bisa memanfaatkan itu.

Helena merasa sedikit tenang.

.
.
.
.
.

Menguak waktu demi waktu,
Yang aku dapati hanya kebaikan hatimu.


Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 7.6K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
1.8M 89.6K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1.4M 132K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
250K 706 7
Vote masa cuma sange aja vote juga lah 21+