S U G A R M O M M Y

By mymoonbooster

58K 3.8K 1K

Jeon Jung Kook (21) membutuhkan biaya kuliah dan biaya rumah sakit sang ibunda yang sedang jatuh koma. Hingga... More

Pengantar
CAST
Hutang Keluarga
Tergoda [M]
Nama Lain [M]
Kartu Nama
Remuk Redam
Membutuhkan Waktu
Peliharaan
Ingin Bertemu
Bom Waktu
Ancaman Tersukarela [M]
Ciuman Berbeda [M]
Tidak Tahu Diri
Obsesi Seok Jin
Lelah [M]
Posisi Bercinta[M]
Terhina
Bayi yang Merajuk [M]
Kabur
Sesuatu yang Berharga
Pengakuan
Menantang [M]
Protektif
Gertakan
Goyah
Melampaui Batas
Siput Laut [M]

Menjual Harga Diri [M]

2.1K 144 39
By mymoonbooster

I am Back! 

100 vote for next update ya!

Selamat membaca ^^


.


.

WARNING!

Ada kata-kata vulgar. Mohon kebijaksanaannya.




𝓂𝓎𝓂𝑜𝑜𝓃𝒷𝑜𝑜𝓈𝓉𝑒𝓇 𝓅𝓇𝑒𝓈𝑒𝓃𝓉,

【S】【U】【G】【A】【R】

【M】【O】【M】【M】【Y】



Joo Hyun melempar handphonenya dengan sengit ke atas meja setelah memeriksa notifikasi yang masuk. 

"Maaf Nyonya, a-apakah saya melakukan kesalahan?" 

Joo Hyun menoleh. Disampingnya seorang wanita muda tengah menatapnya cemas. Sedari tadi ahli manikur itu sibuk mengoleskan cat warna di kuku tangan Joo Hyun. Namun kemudian menghentikan pekerjaan begitu melihat Joo Hyun yang tiba-tiba melempar asal handphonenya. 

"Berapa lama lagi?" ucap Joo Hyun datar namun juga menusuk disaat yang sama. 

"Se-sebentar lagi Nyonya." Jemari wanita itu bergetar takut saat tatap matanya bertemu dengan Joo Hyun. Joo Hyun adalah klien VVIP di salon mereka. Keluhan sedikit saja yang keluar dari mulut Joo Hyun kepada kepala manager, dapat mengakhiri kontrak kerjanya.

"Cepat selesaikan"

"Baik." 

Sesungguhnya pelayanan salon ternama itu sudah sangat cepat. Hanya saja, seharian ini perasaan Joo Hyun memang sedang dilanda kesal hati. Hal ini karena laki-laki muda bernama Jeon Jung Kook meracau pikirannya. 

Jung Kook sulit dihubungi. Sudah hampir empat hari berlalu tanpa ada kabar kembali. Padahal diawal sambungan telepon, Jung Kook telah sepakat akan secepatnya memberi tahu perihal janji temu mereka.

Apa yang dilakukan laki-laki itu dengan uang pemberian Joo Hyun? Joo Hyun sama sekali tidak peduli. Ia hanya menginginkan Jung Kook. Mengidam-idamkan raga laki-laki itu mendekapnya dalam hasrat.

Joo Hyun benar-benar terganggu oleh perasaan ini. Perasaan penasaran dan gairah disaat yang bersamaan. Rasanya hampir gila untuk menahan diri demi menjaga moralitasnya sebagai seorang wanita dari keluarga konglomerat. Ia sudah lelah menjunjung tinggi martabat dan berpura-pura tak acuh. 

Tiba-tiba Joo Hyun teringat sesuatu. Jika ada seseorang yang bisa mengetahui dimana Jung Kook berada, kemungkinan besar adalah Jun Geum. Sedari awal, Jun Geum lah yang membawa dan menawarkan Jung Kook kepadanya. Wanita itu pasti tahu sesuatu perihal keberadaan Jung Kook. 

Joo Hyun kemudian bangkit dan meraih handphonenya. 

"Nyonya, cat kuku anda belum kering sempurna"

Namun Joo Hyun tidak mengidahkannya. Ia menelepon Seulgi, sang sekretaris.

"Siapkan mobilku"




-𝒔̲̅𝒖̲̅𝒈̲̅𝒂̲̅𝒓̲̅𝒎̲̅𝒐̲̅𝒎̲̅𝒎̲̅𝒚̲̅-




Jung Kook menepati janjinya. Hari Sabtu tepat pukul lima sore, pemuda itu datang kembali ke kelab malam Jun Geum. Dan seperti waktu lalu, Jun Geum memerintahkan staffnya untuk membenahi penampilan Jung Kook.

Jung Kook mendengus lemas menatap dirinya sendiri di cermin. Penampilannya hampir sama seperti minggu lalu. Rambut tertata dengan gaya spike, serta kaos dan celana kulit yang sempit. Sudah kedua kalinya ia memakai pakaian ketat, namun tetap saja belum terbiasa. 

"Well Done!" Jun Geum datang ke ruangan. Suaranya yang nyaring itu membuat Jung Kook pening. "Hari ini tugasmu menemani pelanggan langganan. Ingat, kau dilarang mengajukan pertanyaan privacy ke pelanggan. Juga dilarang mengacaukan mood pelanggan. Kalau kau berhasil tidur dengannya, bayaranmu menjadi lima kali lipat. Kau dengar?" 

Jun Geum menghela nafas melihat gelagat Jung Kook yang nampak tidak tenang. Tangan laki-laki itu sibuk menutupi kemaluannya yang menonjol akibat celana kulit yang sempit. "Berdiri yang benar!" tegur Jun Geum lantang membuat Jung Kook terkejut.

Jun Geum meraih dagu Jung Kook dengan kasar. "Sebaiknya kau melakukannya dengan baik jika tidak ingin Ibumu menyusul Ayahmu."

Mendengar ucapan Jun Geum itu, lantas rahang Jung Kook mengeras. Ia menahan amarah. Tangannya pun mengepal geram. "Baik" sahut Jung Kook dingin.

Tak lama kemudian, Jung Kook mengikuti salah satu staff wanita ke arah ruangan karaoke dengan nomor delapan tertera. 

Ruang karaoke itu nampak remang dan sayu. Lampu berbentuk kelopak teratai raksasa di langit-langit hanya memendarkan cahaya redup. Sedangkan pendaran binar dominan biru berasal dari layar televisi sebesar tujuh puluh inchi. Lagu irama terdengar keras namun tak ada seorangpun yang menyanyi.

"Maaf kami sedikit terlambat Nyonya" ujar staff wanita itu sembari membungkuk hormat. Kemudian mendorong Jung Kook ke dalam sebelum akhirnya meninggalkan pemuda itu. Disana nampak seseorang yang tengah bosan duduk menunggu di sofa. Wanita yang tadi Jun Geum sebut dengan 'pelanggan'.

Pelanggan itu bernama Kim Yeseul. Janda paruh baya yang genap tahun ini menginjak umur empat puluh delapan tahun. Wanita itu memaksakan gaya yang sungguh tidak sesuai. Badan yang dipenuhi lipatan lemak itu dibalut dengan dress sesak berwarna merah terang. Di tangannya melingkar belasan gelang emas yang tebal. Sedangkan makeup di wajah nampak mencolok. Dihiasi oleh blush on merah terang senada dengan warna lipstik di bibir, serta eye liner hitam tebal yang memenuhi kelopak mata. 

Jung Kook jadi mengerti kenapa kapan lalu para laki-laki memandang Joo Hyun begitu antusias. Pelanggan yang sering datang kemari adalah seorang yang bisa disebut dengan ahjumma. Banyak di antara mereka adalah  janda kaya raya yang kesepian kala usia menginjak umur lima puluh tahun. Dandanan mereka sangat tebal seakan berusaha menutupi kerutan di wajah. Sandang yang dipakai rata-rata berwarna terang mencolok dan mempertontonkan lekuk tubuh mereka yang sudah tidak seaduhai ketika muda.

"Aigoo manis sekali" Ucap Kim Yeseul menatap Jung Kook layaknya kucing yang melihat santapan ikan segar.

"Ayo!" Yeseul menarik Jung Kook ke sofa. Jung Kook rasanya ingin lari saat Yeseul menangkap lengannya. Aroma minyak wangi bercampur rokok yang menyengat dari tubuh wanita itu membuat Jung Kook mual.

"Siapa namamu manis?" tanya Yeseul dengan antusias sembari bergelayut manja pada lengan laki-laki muda yang lebih pantas ia sebut sebagai anak itu.  

"Je-Jeon Jung Kook, Nyonya"

"Nama yang cukup berat untuk laki-laki manis sepertimu" Yeseul tersenyum riang memperlihatkan gigi emasnya. "Tuang" pintanya manja dan menyodorkan gelas kosong.

Jung Kook mengangguk patuh. Ia mengambil botol wishky di atas meja, dan perlahan menuangkannya ke dalam gelas wanita itu. 

Yeseul mengamati Jung Kook lekat-lekat. Diperhatikannya mata Jung Kook yang besar bulat. Style rambut hitam kelam yang tertata rapi mempertontonkan dahi. Tangan berurat saat mengangkat botol whisky yang berat. Lalu dada yang bidang dan lebar. Hingga berhenti pada selangkangan Jung Kook. Kemaluan laki-laki itu nampak terdesak di antara pahanya yang berotot. Seakan-akan meronta untuk dikeluarkan dari balik celana yang sesak.

Yeseul menjilat bibir atasnya. Merasa bergairah.

Boleh juga pemuda ini. Rupanya Jun Geum tidak omong kosong soal merekrut laki-laki baru yang mampu memikat kelas bangsawan. Pemuda itu memang memiliki pesona tersendiri. Terlihat polos dan segar layaknya bunga sakura yang baru mekar. Namun disaat yang sama, memiliki aura maskulin nan menggoda. Tidak sia-sia ia membayar dua kali lipat karena begitu penasaran.

Jung Kook telah selesai menuangkan alkohol di gelas Yeseul. Namun Yeseul bukan meminumnya. Justru mendekatkan gelas yang sudah terisi itu ke wajah Jung Kook. "Ayo minum, manis."

Jung Kook nampak ragu. Sesungguhnya, ia tidak terlalu kuat meminum alkohol. Diingatnya terakhir mabuk berat sekitar dua bulan lalu. Saat itu kesadaran benar-benar menurun. Bahkan tidak dapat mengingat jalan pulang. Kemudian esok pagi, tahu-tahu terbangun di depan sebuah restoran ayam. Bahkan sang pemilik restoran menertawakannya. Jung Kook tidak ingin hal memalukan itu terjadi lagi dalam hidupnya.

"Jangan diam begitu. Ayo minum, manis" goda Yeseul.

"Saya tidak boleh mabuk, Nyonya." jelas Jung Kook. Ia terpaksa berbohong. 

Yeseul pun tertawa kesal mendengarnya. Yang benar saja, ia sudah membayar laki-laki ini sangat mahal! "Kau masih anak kemarin sore. Aku adalah pelanggan tetap disini selama tiga tahun. Tidak mungkin Jun Geum menyuruhmu begitu kepadaku." 

"Bukan begitu, Nyonya. Saya takut jika nanti saya mabuk, maka saya tidak bisa melayani Anda dengan baik." 

Ekspresi cerah Yeseul tiba-tiba menciut tajam. Ia tahu jika Jung Kook berbohong. Tentu saja itu semua terlihat jelas dari gerak-gerik bola mata laki-laki itu.

"Buka celanamu"

Jung Kook menelan ludah. Raut takut dan ketidaksukaan terumbar di wajahnya. "Maaf saya bertugas hanya untuk menemani Anda untuk karaoke, Nyonya. Tidak lebih dari itu."

Yeseul merasa terhina oleh penolakan Jung Kook. Selama ini laki-laki yang melayaninya akan selalu patuh padanya. Namun yang didapatinya kali ini adalah penolakan dengan ekspresi antipati dari seorang laki-laki ingusan. Padahal kali ini dia juga sudah membayar begitu mahal! 

"Ah, kau sedang berusaha mengelabuhiku ya?" Yeseul menjepit kedua pipi Jung Kook dengan tangan kanannya yang gemuk. Sangat kuat dan kasar sehingga bibir laki-laki itu otomatis terbuka. Dan tepat saat itu, Yeseul menjejalkan ujung botol alkohol ke mulut Jung Kook. "Berani sekali kau menolak kemauanku!"

Jung Kook tersedak. Terbatuk-batuk sembari menepuk dada. Ia menenggak cairan wishky itu sebanyak tiga kali dan beberapa sisanya tumpah ruah membasahi baju dan celana. Entah seberapa banyak alkohol yang terkandung.  Tapi kerongkongan dan dada bagai terbakar. Jung Kook tebak, minuman itu pasti memiliki kadar alkohol lebih dari empat puluh persen. 

Belum sempat Jung Kook bisa bernafas secara normal. Tangan kanan Yeseul sudah terangkat lagi dan menjambak kuat rambutnya.

Jung Kook meringis menahan sakit. Tangannya mengepal, ingin sekali menghantam wajah wanita gila itu. Namun ia mengurungkan niat. Bukankah sedari awal, ia memang sudah menjual harga dirinya? Ia harus membayar hutang. Memastikan keselamatan Ibunya adalah yang terutama.

"Kau hanya laki-laki lacur! Jangan bertingkah arogan dihadapanku!" teriak wanita itu sedangkan tangannya yang lain melepas paksa kancing celana Jung Kook.  "Aku akan membuatmu sadar diri, goblok!"

Gelombang kesakitan menerkam pangkal paha Jung Kook. Wanita itu dengan bengis meremas miliknya di bawah sana. 



♡ 𝓉𝑜 𝒷𝑒 𝒸𝑜𝓃𝓉𝒾𝓃𝓊𝑒𝒹 ♡


.

.


Jangan lupa vote dan komen ya dear! 

Makasi banget atas semua support kalian. >.<


Gimana ya nasib Jungkook selanjutnya?


Continue Reading

You'll Also Like

827K 77.1K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
28K 3.4K 30
Sama-sama menjabat sebagai Direktur, ternyata membuat kehidupan rumah tangga Jungkook dan Ji Eun jauh dari kata damai. "Setahuku dulu waktu pacaran d...
15.1K 2.2K 50
Dimulai dari Irene yang menganggap taehyung itu suaminya,membuat taehyung terlibat dalam kehidupannya.dan membuat mereka menjalani hubungan karena it...
40.3K 3.8K 37
Gadis manis bermata kucing dan memiliki gummy smile yang menawan itu tiba untuk pertama kalinya dibawah langit Seoul. Udara yang terasa asing mulai m...