Pelangi after Rain

By Nadaput1_

1.2K 729 932

Naya, seorang gadis kecil yang ceria dan penuh tawa. Anak terakhir dari 3 bersaudara yang teramat menyayangin... More

PROLOG
01. BIRTHDAY
02. FRIENDSHIP
03. EKSTRAKURIKULER
04. THE BEGINNING
05. SPRAIN
06. DESTINY
07. ODDITY
08. BLACK MAGIC
09. STICKINESS
11. AGUNG SUCI
12. HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
13. SINSHE

10. PARALISIS

65 42 62
By Nadaput1_

Sore harinya, setelah para murid termasuk Nasya pulang kerumah mereka masing-masing dan sekolah sudah sepi, Bapak mencoba untuk mengikuti perintah Ali, dengan meletakkan bunga kembang telon dan telur ayam kampung yang telah ia beli. Tentu saja sudah atas izin dari pihak sekolah.

Namun, keesokan paginya tepat pukul delapan pagi ketika Naya terbangun, ia mencoba untuk bangkit dari tempat tidurnya sendiri dan perlahan melangkahkan kakinya kembali sembari memegang dinding-dinding kamarnya untuk membantunya berjalan. Begitu ia keluar dari pintu kamar, ia kembali mencoba untuk melangkahkan kakinya tanpa memegang apapun, dan ia kembali terjatuh. Kakinya masih terasa kebas dan tak terasa seperti sedang menapak.

Ibu yang sedang berada di dapur langsung menghampiri Naya begitu mendengar suara Naya yang terjatuh.

"Kalau mau keluar kamar panggil ibu Nay, sudah sering jatuh tapi masih aja keras kepala. Jatuh terduduk itu bahaya loh Nay, tulang ekornya bisa cedera" ucap ibu sembari menopang tubuh Naya menuju kursi di ruang tamu.

Naya hanya terdiam dan merasa bersalah atas tindakannya yang membuat ibu marah. 

Ibu meninggalkan Naya dan kembali membawa sepiring nasi dengan ikan goreng sebagai lauknya.

"Sarapan dulu" pinta ibu.

Naya tidak menjawab apapun, ia hanya mengambil sepiring nasi yang ibu ambilkan dan mencoba untuk menghabiskannya.

Sudah hampir 15 menit ia duduk, kali ini ia merasa tubuhnya sudah tak mampu untuk membiarkannya duduk terlalu lama. Punggungnya kembali terasa sakit yang seakan menyebar hingga ke tulang belakang. 

"Bu, punggung Nay sakit, Nay ngga tahan duduk" ucap Naya pada ibu yang duduk tepat disampingnya.

Ibu bergegas menggelarkan ambal berwarna merah dengan corak bunga-bunga, ia juga mengambilkan bantal untuk alas kepala Naya. Lalu, ibu kembali menopang tubuh Naya agar dapat membaringkan tubuhnya di ambal yang telah ia gelar.

Naya yang ceria kini hanya bisa terbaring lemah.

***

Setelah bapak pulang, ibu dan bapak kembali membawa Naya ke Dokter spesialis Neurologi, saran dari tetangga mereka yang mengetahui kondisi Naya, di rumah sakit yang berbeda dari sebelumnya.

Sesampainya disana, dokter itu menyarankan agar Naya kembali di rontgen

Tak ada salahnya untuk kembali memeriksa keadaan putri mereka. Mungkin saja, hasil rontgen kemarin salah. Dan semoga sakitnya Naya tidak ada hubungannya  dengan hal ghaib.

Orang tua Naya menyetujui saran dari dokter tersebut, dan berjanji akan membawa Naya kembali besok untuk melakukan foto rontgen sekali lagi.

Tanpa pikir panjang, keesokan harinya bapak dan ibu kembali ke rumah sakit itu sesuai jadwal yang telah ditetapkan. 

Naya yang menunggu gilirannya, duduk di kursi roda ditemani dengan beberapa perawat. Beberapa menit kemudian, ia mengeluh ingin membaringkan tubuhnya karna sudah tak sanggup untuk duduk terlalu lama.

Di ruangan yang berbeda, Bapak dan ibu berbincang dengan dokter yang menangani Naya,

"Kemungkinan besar, anak bapak dan ibu menderita Osteoarthritis atau pengapuran tulang"

"Bukannya pengapuran tulang itu biasa di derita sama orang yang lanjut usia ya dok?"

"Kalau dilihat dari gejalanya yang sulit untuk berjalan dan bahkan duduk terlalu lama, itu adalah gejala dari Osteoarthritis itu sendiri pak. Namun, saya juga belum bisa memastikan. Maksud saya memberitahu bapak dan ibu, apabila hasil rontgennya keluar dan diagnosis saya benar, anak bapak dan ibu harus menjalani perawatan di rumah sakit ini" ujar dokter tersebut.

"Baik, dok" jawab bapak.

Bapak dan ibu keluar dari ruangan tersebut dan kembali menghampiri Naya, menunggu hingga proses rontgen nya selesai.

Beberapa menit kemudian, Naya keluar dengan kursi roda yang di dorong oleh seorang perawat.

"Sudah selesai, Pak" kata salah seorang perawat.

"Sudah boleh pulang?"

"Sudah, Pak. Kalau hasil rontgen nya sudak keluar, nanti kami hubungi bapak"

***

Kini Naya hanya bisa berjalan dengan bantuan orang lain, itupun hanya beberapa langkah saja. Bahkan untuk duduk pun terasa sangat menyakitkan.

Hingga hari yang tak pernah terbayangkan itu terjadi ...

Ketika Naya bangun dari tidurnya, ia hanya bisa menggerakkan tangannya, tidak dengan tubuhnya yang lain. Bahkan untuk memiringkan tubuhnya ke kiri, tubuhnya tak bergerak sedikitpun. Ia hanya bisa berteriak memanggil nama ibu sambil menangis,

"Bu! ....."

"Ibu! ....."

Ibu yang mendengar suara Naya yang berpadu dengan tangis memanggilnya segera menghampiri Naya.

"Kenapa, Nak?"

"Ngga bisa digerakin, hiks, hiks"

"Apanya?"

"Kaki Nay, badan Nay, kepala Nay. Cuma tangan Nay yang bisa gerak bu.. hiks, hiks" jelas Naya sembari berusaha untuk menggerak-gerakkan anggota tubuh yang di ucapkan nya itu namun tetap tak dapat bergerak.

Seketika itu pula air mata ibu terjatuh. Ibu memeluk Naya dengan sangat erat, 

"Kenapa ngga bisa digerakin bu? hiks, hiks"

"Kenapa harus Nay yang ngerasain sakit? hiks, hiks"

"Nay udah berdoa supaya Nay sembuh, ibu juga udah bawa Nay berobat, tapi kenapa jadi begini bu? hiks, hiks"

"Allah marah sama Nay ya bu? karna Nay nakal. hiks, hiks"

Naya meluapkan segala rasa yang ada di dalam benaknya. Kekecewaan nya pada tuhan dan rasa bersalahnya pada keluarga hingga menganggap dirinya sebagai beban. 

"Ngga, Allah ngga marah sama Nay. Allah itu sayang sama Naya, sama keluarga kita juga. Makannya Allah beri kita cobaan supaya kita semakin dekat dengannya." ucap ibu sembari mengelus rambut Naya dan mencoba menenangkannya.

"Nay ngga boleh ngeluh, ngga boleh nyerah, dan ga boleh berhenti untuk berdoa. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Allah kasih Naya cobaan karna Allah tau Kalau Nay mampu untuk melewatinya" lanjut ibu.

Perlahan tangis Naya mulai terhenti. Ia kembali mencoba untuk menggerakkan kakinya karna masih tak percaya dengan apa yang terjadi.

Ibu mencoba membantu Naya dengan memegang kaki Nay lalu menggerakkannya. Namun, tangan ibu yang tengah memegang kaki Naya pun tak terasa, hingga ibu mencoba menepuk-nepuk bahkan mencubitnya, dan Naya tetap tak merasakan apapun. 

Saat itu pula, tangis Naya kembali pecah,

"NGGA TERASA BU... hiks, hiks"

"Shuuttt, ngga boleh nangis!" pinta ibu.

"Coba tebak, yang ibu pegang ini kaki kanan atau kiri?" tanya ibu dengan nada dan ekspresi yang ia paksa ceria.

"Nay ngga tau, hiks hiks" jawab Naya.

"Tau. Coba tebak saja"

"Kanan?" Naya asal menyebutkannya. Karna ia benar-benra tak merasa ada yang menyentuh kakinya, baik kanan maupun kiri.

"Tuh kan, benar" cetus ibu.

"Itu tandanya, Naya bakalan sembuh". 

Padahal tebakan Naya salah. Ibu hanya berusaha untuk menghiburnya, mekipun hati ibu sama hancurnya dengan Naya. Bagaimana tidak, putri nya harus menaggung rasa yang teramat menyakitkan. Ibu mana yang hati nya tidak hancur melihat putrinya yang demikian?

***

Udah votmen atau belum?

Next ga nih?

Stay tune terus ya ^^

See you in the next part ^^

Continue Reading

You'll Also Like

19.9K 1.1K 10
BUDIDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!! [bijak dalam berkomentar, tidak menerima hujatan, kalo nggak suka dengan cerita aku, skip aja nggak usah dibaca...
386K 22.8K 35
"mungkin ini takdir, hidup bersama malvin" -Haikal Samudra "menjadikanmu sebagai pendamping hidup adalah keputusan yang tepat" -Malvin Abriandra kisa...
2.7K 544 9
「𝐒𝐚𝐤𝐮𝐫𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐤𝐚 𝐱 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫」 ❝ even if u're not around, i still love u. ❞ 【fem! reader, ooc, alur tidak mengikuti manga aslinya. wind...
8K 689 27
" bubu atau daddy ? " satu pertanyaan itu mampu membuat kehidupan seorang Jung Beomgyu berubah. " sekali lagi ya ? " Jung beomgyu " kita mulai kemb...