Dear Asahi, From Lee Ara

By apasajakipo

561 60 16

''π‘²π’‚π’Žπ’–, π’Žπ’‚π’π’–π’”π’Šπ’‚ π’šπ’‚π’π’ˆ π’”π’‚π’π’ˆπ’‚π’• π’”π’‘π’†π’”π’Šπ’‚π’ π’šπ’‚π’π’ˆ 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 π’‚π’Œπ’– π’•π’†π’Žπ’–π’Š, 𝒃𝒆... More

Reading too Much
Your Favorite Music
Lavender
how r u?

You Left

116 13 5
By apasajakipo

Kamu melukai hati yang telah kamu jaga sendiri, dan kamu meninggalkan ku, sa?

Aku masih terdiam. Terdiam dan memandang ke arah lautan. Birunya lautan dan harum Lavender melesit begitu saja di Indra penciuman ku.

Ternyata me-time itu perlu. Sangat di butuhkan oleh gadis sepertiku. Yang gampang menangis, gampang terluka, bahkan dia kesakitan saja sudah aku tangisi.

Bagaimana dengan kepergian nya?

Aku sadar umurnya tak lama lagi. Tak ada keajaiban yang datang. Bahkan jika aku berharap banyak, nyatanya tak membuahkan hasil.

Aku masih merenung sembari duduk di kursi kecil di bawah pohon itu. Rasanya sangat nyaman.

Apakah dengan kamu pergi akan membuat kamu bahagia? Batin Ku

Saat sedang asiknya menikmati indahnya sore, aku merasa ada orang yang duduk di samping ku.

Aku menoleh ke arahnya.

"Guanlin?" Aku terkejut melihatnya. Melihat sosok Guanlin yang pernah singgah di hidupku namun hanya sebentar karna di pisahkan oleh kepercayaan.

"Kamu kenapa sendiri? Asahi siapa yang nemenin?" Ucapnya pelan. Bisa ku dengar suara beratnya melantun di pendengaran ku.

"Ada Juyeon" jawab ku singkat.

"Juyeon? Astaga, Ara! Juyeon udah meninggal! Kamu gak tau? Semalam saat dia mau pulang Korea, pesawatnya kecelakaan!" Ucapnya.

Aku terkejut, sangat terkejut. Aku terdiam sejenak. Mencoba berfikir dan mencerna kata kata Guanlin. Seketika sebuah pertanyaan terbesit di benakku. Lalu tadi siapa? Jika bukan Juyeon, lalu siapa?

"Lalu tadi siapa? Aku yakin itu Juyeon!" Jawab ku tegas. Aku tak mau tau, aku yakin itu Juyeon! Jika tidak siapa lagi? Lalu embel embel meninggal itu aku yakin hanya candaan Guanlin saja.

"Demi Tuhan, Ara, Juyeon sudah meninggal! Bahkan jasadnya sudah di kremasi!"jawab Guanlin tak kalah tegas.

Lalu dia berdiri. Mengalahkan tinggiku. Dan dia memberikan ku sebuah kertas.

"Ini surat dari Juyeon untuk kalian berdua. Dia kirim surat ini 14 jam sebelum dia pergi untuk selama lamanya.."

Aku menerima surat itu dan membukanya. Tepat sebelum akhirnya Guanlin pergi meninggalkan ku sendiri lagi disini.

Perlahan ku buka surat itu, bisa kulihat hiasan surat itu yang cantik. Dengan berhiaskan tali rajut kecil berwarna coklat susu di tengahnya. Dan juga sebuah tulisan tangan yang rapih di bagian luarnya.

Untuk Lee Ara dan Hamada Asahi

Untuk Sahabatku, Hamada Asahi

Asahi, kenapa kamu tidak cerita padaku tentang penyakit leukimia mu? Bukan kah aku ini sahabatmu? Aku kecewa dengan diriku sendiri. Kenapa aku gak bisa jagain sahabatku yang udah aku anggap adik sendiri? Kecewa sekali aku, Sa.

Bahkan jika kamu malah pergi duluan sebelum aku datang menjenguk mu, aku akan ambil Ara dari mu, Sa. Aku akan ambil!

Tapi tenang saja, akan aku jaga Ara dengan baik jika kamu pergi. Bahkan aku masih berharap kamu selamat, sa. Tapi Tuhan berkehendak lain. Mungkin jika keajaiban datang, pasti kamu tetap akan menjadi sahabat yang selalu ada di sampingku.

Hanya 1 kata untuk mu. Aku menyayangimu, Sa
Terimakasih sudah menjadi sahabat paling baik ku di dunia ini, selamat tinggal, sa. Jikalau surat ini datang terlambat sebelum kamu melihatnya..
Love you, my Lil Brother

Aku buka lagi surat yang ada di belakang nya, seperti nya kali ini untuk ku

Untuk Lee Ara

Kamu adalah pendukung Asahi, kamu baik, Ra. Sangat baik! Bahkan aku sangat iri padamu, Ra. Kamu bisa menjaga Asahi saat aku tidak ada untuknya, Ra

Jika bisa aku ingin bertukar tubuh dengan mu dan melihatnya sekali lagi! Namun, aku memutuskan untuk pulang ke Korea besok. Aku janji besok pagi aku sudah ada di depan kalian. Membawa banyak bingkisan untuk kalian sebagai rasa balas bersalahku.

Hanya 1 kalimat yang bisa aku katakan untukmu, Ra. Terimakasih. Terimakasih sudah menjaga Asahi menggantikan diriku. Menjaga Asahi selama 3 tahun tanpa aku hadir dalam kejadian tersebut.

Terimakasih, Lee Ara. Aku berterimakasih banyak! Sampaikan salam ku untuk Asahi ya? Katakan aku menyayanginya..

Lov u Lil sister

Lagi lagi aku menangis dengan angin yang terus menerpa diriku. Apalagi ini? Kenapa salah seorang yang sudah ku anggap keluarga lagi-lagi meninggalkanku?

Aku terisak di kedua telapak tangan ku. Berusaha mencerna lagi apa yang terjadi. Membiarkan pikiran ku kembali tenang.

Lalu tiba-tiba, aku teringat Asahi. Ya, bagaimana Asahi? Apakah dia sudah tau tentang ini?

Aku lari sekencang-kencangnya menuju ruangan 022. Seketika jantungku berdetak cepat. Entah apa yang akan ku lihat kali ini. Tujuan ku hanya 1, menemuinya.

Aku melangkah perlahan di ambang pintu kayu berwarna coklat tua yang bertuliskan 022.
Semakin aku mendekat, semakin juga aku merasakan hawa yang berbeda dari biasanya.

Aku mulai memasuki ruangan itu. Bisa ku hirup aroma Lavender dari pengharum ruangan kesukaan Asahi. Juga hilir angin yang masuk dari jendela yang masih terbuka.

Aku bisa lihat Asahi sedang tertidur. Sepertinya tertidur pulas. Aku bernafas lega. Syukurlah dia baik-baik saja. Mungkin itu hanya pikiran ku yang terlalu overthinking. Aku duduk di sampingnya.

Lalu aku ambil surat dari Juyeon untuk disampaikan pada Asahi. Agar Asahi bisa menerima kenyataan bahwa ternyata tadi sore adalah arwah Juyeon yang mengucapkan selamat tinggal.

Perlahan aku pegang tangannya. Tangan nya dingin. Aku berpikir dia kedinginan karna angin yang sedari tadi masuk melalui jendela.

Kini senja hampir selesai. Juga langit langit yang mulai menampakan kegelapan dan juga bintang-bintang.

"Aduh, pacar macam apa aku yang biarin pacar nya kedinginan?" Ucapku bergurau. Ingin mencairkan suasana hening dari ruangan ini. Tak ada siapapun di ruangan ini. Cukup hanya aku dan Asahi.

Setelah menyelimutinya dengan lembut. Dia tak kunjung berkutit dengan gerakan tangan ku. Aku pikir dia tidur sangat nyenyak. Tapi kulitnya agak pucat. Juga bibirnya yang kering. Entah kapan firasat ini datang, tapi dalam benak ku, dia sudah pergi.

Seketika pelupuk mataku memanas. Sesak di dada ku kembali datang. Astaga!

Aku memeriksa nadinya, ternyata tak berdenyut. Aku berusaha membangunkan nya namun tak kunjung bangun.

Tunggu, Ada apa ini Tuhan? Jangan ambil dulu dia dari ku! Mengapa dia pergi disaat aku tidak di sampingnya? Aku menyesal! Sangat menyesal!!

Kenapa aku tidak di sampingnya saja tadi? Kenapa aku harus pergi keladang?

ARGH!

"Sa, kamu jangan bercanda, aku gak suka! Sa, bangun!" Beberapa kali ku coba menggoyangkan wajah dan tubuhnya, namun laki-laki itu tak kunjung bangun.

Ribuan kata menyesal menyerbu pikiran ku. Jika keajaiban bisa memutar waktu, tolong kembalikan aku disaat terakhirnya.

Akan aku temani dia di saat terakhirnya. Tapi apa? Aku malah pergi!

Hamada Asahi, apa kamu yakin ingin meninggalkan ku?

Aku menangis! Menangis sejadi-jadinya! Tiba-tiba terdengar kembali suara dari memori-memori yang sudah kami kenang selama ini. Memori-memori yang selalu membuat hari kami indah.

Semua itu terdengar. Seakan menggema di telingaku. Suara tertawanya yang candu. Membuat ku memeluk erat tubuhnya yang kaku dan tak bernyawa.

"Andai! Andai waktu bisa aku putar, Sa! Aku gak akan pernah ninggalin kamu sedetik pun!"

Bahkan air mataku sudah membasahi kerah bajunya. Aku perlahan kembali menatap wajahnya yang tampan meskipun sudah pucat. Tetap tampan terukir wajahnya. Dengan mata yang terpejam, aku mengecup lama bibirnya yang kering.

Ini salam perpisahan ku, Sa. Bahkan jika kamu pergi, aku masih mencintaimu. Istirahat dengan tenang, sayang. Semoga kita di pertemukan kembali oleh Tuhan.

End



Udh si itu aja cerita ku yang tamat. Yah, pertama kalinya aku punya cerita yang tamat🥺

Oh iya, setelah cerita ini, aku mau buat cerita baru. Meskipun lapak ini tidak rame sama sekali😔

But, I hope ya'll like my short Story.

Hope ya'll happy guys

This story ends here
1 - August - 2022

Continue Reading

You'll Also Like

121K 12.1K 34
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
1.7M 154K 77
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
440K 34.4K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
Asahi. By lady cow

Short Story

24.8K 3.5K 5
ya, ini cuma tentang asahi. ft. treasure asahi