Bloody Mary - Haikyuu [ END ]...

By lailaalfy13

103K 17.7K 6.3K

Sisi gelap sebuah akademi Haikyuu, atau sekolah menengah atas yang selalu menutup kasus kematian murid-muridn... More

PROLOG
CERMIN
NAMA BAIK
SALAH
MEREKA YANG SALING MEMBUNUH
MATA BATIN
TOILET LANTAI DUA
IWAIZUMI, BANGUNLAH...
SSS
SHINSUKE, DAN KAKEK TUA
ASTRAL PROJECTION
OVERTHINKING
UPAYA UNTUK PULANG
SIAPA MARY?
SPOILER
MENYUSUN RENCANA
PINTU LANTAI EMPAT
RUANG KESENIAN
MANEKIN
PENGKHIANAT
NINA BOBO
MEMBERONTAK
AMANAH
MENUJU AKHIR
TAK INGIN USAI
TENTANG SAKUSA
TRAGEDI
KONTRAK
HIDUP KEMBALI
BRAINWASH
PERPUSTAKAAN
MANUSIA LICIK
USHIJIMA, DIKAMBINGHITAMKAN
BALAS DENDAM
KENMA MENGETAHUINYA
SUNRISE
EPILOG

SUGAWARA

1.8K 345 84
By lailaalfy13

Chapter 32 - Sugawara

Atsumu segera menutup sebelah telinganya, sementara telinga yang satunya masih ia gunakan untuk mendengar detak jantung Osamu. Ia khawatir karena sedaritadi Osamu merintih kesakitan.

Deru napas Atsumu menjadi tak karuan. Ia dibuat semakin panik saat mendengar suara ketukan pintu.

"Atsumu... Osamu..." Panggilan itu terdengar begitu tipis. Suara yang familiar di telinga Atsumu.

Cepat-cepat, Atsumu bergerak membukakan pintu untuk Shinsuke. Rupanya, ia datang bersama dengan Yaku.

"Huaaaa, Kak Shin!" Begitu pintu terbuka, Atsumu langsung menerobos- membenamkan wajahnya pada pundak milik Shinsuke.

"Lah.. lah... Napa nih bocah?" Yaku kebingungan, lalu membelai-belai helaian rambut milik Atsumu yang masih menyembunyikan wajahnya pada bahu Shinsuke, dengan sedikit Isak tangis. "... Panas tau, Shin." Seru Yaku usai menyentuh leher Atsumu dengan telapak tangannya.

"Hum... Gue tau kok." Sahut Shinsuke. Ia bisa merasakan hembusan napas milik Atsumu yang sedikit panas menyentuh bagian lehernya.

Yaku dan Shinsuke setuju untuk segera masuk. Pasalnya, Kuroo memang meminta mereka semua untuk singgah di lantai dua- entah apa yang ingin Kuroo lakukan.

Tubuh Atsumu dibaringkan pada ranjangnya. Shinsuke segera membuka jaket yang dikenakan oleh Atsumu.

Biasanya, ketika sedang demam- sangat disarankan untuk mengenakan pakaian yang tidak terlalu tebal.

Kaos tipis yang bisa menyerap keringat  adalah pakaian yang cocok untuk orang yang sedang demam, karena bisa membantu panas tubuhnya untuk cepat keluar.

"Shhh... Shhh... Shh..." Shinsuke bersenandung kecil. Kali ini ia berpindah ke sisi ranjang satunya, dimana ada Osamu yang sedang merintih dengan suhu tubuh yang sangat rendah.

Anak kembar ini berhasil membuat Shinsuke khawatir. Ia bersyukur karena memutuskan untuk pergi singgah ke kamar si kembar.

Bagaimana, ya. Bagi Shinsuke- mereka berdua sudah ia anggap layaknya adik sendiri.

Terkadang, tingkah konyol mereka berdua membuat Shinsuke kesal. Tapi melihat mereka tak dapat ceria karena sedang sakit, membuat Shinsuke juga ikut bersedih.

"Gue... Gue harus cari korban dimana lagi...?" Atsumu hanya bisa membatin, dengan matanya yang masih terpejam.

Kekhawatirannya terhadap kondisi Osamu, membuat Atsumu ikut merasa pening. Ia sudah melihat ke segala tempat, tapi Atsumu tak menemukan siapapun yang bisa ia bunuh.

Osamu akan merasa kesakitan, jika mereka tak kunjung membunuh seseorang. Dimana nyawa orang itu akan dijadikan waktu tambahan supaya Osamu bisa tetap bernapas.

Didalam ruangan itu ada Yaku dan juga Shinsuke. Akan tetapi, Atsumu tak bisa membunuh mereka berdua.

Alasan mengapa ia memeluk Shinsuke saat baru membuka pintu, ialah karena Atsumu terkejut ketika melihat sosok kakek tua yang melemparkan tatapan sinis kepadanya.

Kalaupun kakek itu tidak ada, Atsumu tetap tidak akan pernah membunuh Shinsuke.

"Emh... Suga yang bener aja deh." Yaku menepuk dahinya. Disusul dengan kekehan dari Shinsuke.

"Ya, berani itu memang bagus. Tapi kalau begini, namanya nantang maut." Seru Shinsuke, lalu menyimpan kembali ponsel miliknya.

"Minimal minta temenin kek kalopun kebelet." Keluh Yaku kemudian.

Memang, sebelum mereka turun ke lantai dua- Sugawara sempat pamit kepada Shinsuke dan Yaku. Awalnya, ia berkata kalau ponselnya tertinggal di dalam kamar.

Siapa sangka kalau ternyata Suga berbelok arah, menikmati panggilan alam dimalam hari.

DEP!

Tak lama kemudian, lampu disana tiba-tiba saja mati.

Buru-buru, keduanya membuka ponsel kembali. Mengabari orang-orang yang ada didalam roomchat bahwa mereka berdua butuh bantuan untuk membawa si kembar keluar dari gedung asrama.

"Shin..." Panggil Yaku sembari menutup hidungnya.

Shinsuke menoleh, menaikkan sepasang alisnya.

"Bau bangkai gak sih?" Bisik Yaku, yang langsung diangguki oleh Shinsuke.

"kak suga... huh?" Ya, tentu saja Atsumu mendengarnya. Roh nya dengan segera keluar dari dalam tubuh, berpindah ke toilet yang ada di lantai tiga gedung asrama.

Setelah sampai di toilet lantai tiga, Atsumu melihat ada satu box toilet yang tertutup. Ia sempat mondar-mandir disana, sedikit ragu untuk mendobrak masuk kedalam box itu.

Pasalnya, Sugawara sedang buang air besar bukan? Atsumu enggan melihat seseorang dengan rupa setengah telanjang.

"Gue tunggu disana aja." Atsumu melompat, masuk kembali kedalam cermin.

Sekarang posisi Atsumu berada di tengah tangga yang letaknya persis didekat toilet tempat Sugawara berada.

Instingnya mengatakan, kalau Sugawara pasti akan langsung turun melewati tangga itu.

"Ah, dia dateng!" Batin Atsumu, mendengar suara decitan sandal yang tak lain ialah milik Sugawara.

DUARRR!!!

"WAKATOSHI-!!"

Teriakkan nyaring itu tak hanya membuat Sugawara berhenti. Atsumu sendiri juga terkejut dibuatnya.

Kali ini, ia tak ingin perhatiannya teralihkan. Atsumu langsung menghadang jalan Sugawara, tanpa bergumam sedikitpun.

"Lo ngapain sih, minggir!" Sorak Sugawara. Ia memang bisa melihat Atsumu, karena Atsumu memperlihatkan rupanya dikala itu.

Tapi sayangnya, Sugawara hanyalah manusia biasa. Ia tidak bisa menyentuh rupa Atsumu yang kala itu hanyalah sebuah roh.

Sejenak kemudian, seringai muncul diwajah Atsumu. Ia menatap Sugawara dengan tajam, lalu memajukan langkahnya sedikit.

"Berkat lo... Gue dapet stok nyawa lagi buat dia."  Bibir Atsumu terkatup sejenak. Ia takut, tapi ia juga tak punya pilihan lain.

Dia, yang dimaksud oleh Atsumu- adalah adiknya. Osamu.

Sugawara terlihat ketakutan, dan terus memundurkan langkahnya. Rencana Atsumu ialah terus menunggu, hingga ia benar-benar akan jatuh kebawah.

Kedua tangan Atsumu terangkat. Sambil menundukkan pandang, sepasang telapak tangannya kini mendorong Sugawara.

Posisi lorong yang sudah sepi, membuat Suara jatuhnya Sugawara terdengar begitu keras.

Saat Atsumu menadah wajahnya lagi, ia bisa melihat darah yang menyiprat ke area lantai yang ada dibawah.

Sugawara tewas ditempat. Ada gerakan-gerakan kecil dari tangannya seolah sedang meminta pertolongan. Tepat sebelum napas dan jantungnya benar-benar  tak berfungsi lagi.

"Selesai." Atsumu berbalik, dengan kedua tangan yang terkepal didepan dada.

Sejujurnya, Atsumu masih tidak terbiasa untuk membunuh seseorang. Ia benar-benar gemetar, sampai kedua lututnya ikut merasa lemas.

Atsumu melangkahkan kakinya kedalam cermin, hingga roh nya langsung kembali kedalam tubuhnya.

"Kita harus mastiin kesana!"

"Gabisa! Si kembar bisa kenapa-napa kalo ditinggal. Lo sendiri tau, Shin... Betapa gawatnya situasi sekarang."

Nah, sekarang Atsumu bisa mendengar suara milik kedua temannya. Jemari Atsumu meraba-rabanya ke area ranjang, dimana ia tahu betul kalau tempat yang ia tiduri itu ialah ranjang UKS.

Atsumu juga yakin kalau ada sesuatu yang dingin,  menempel tepat di dahinya.

Ya, ia masih takut dengan sosok kakek yang terus mengikuti Shinsuke. Untuk itulah Atsumu memutuskan untuk tetap memejamkan mata.

*****

Beberapa menit sebelum ledakan terjadi, di sudut pandang Yaku Morisuke.

Yaku masih sibuk mengutak-atik ponselnya. Menelepon Sugawara yang tak kunjung ia temukan keberadaannya diantara kerumunan para siswa.

DUARRR-!!!

Ledakan itu terdengar cukup intens, disusul dengan kobaran api yang mulai menyala sedikit demi sedikit.

"Suga... Suga...!" Yaku terpekik panik. Ia tidak tahu Sugawara pergi ke toilet sebelah mana. Yang Yaku tahu, ia tidak akan diizinkan menyerobot kedalam oleh para guru yang berkerumun di dekat salah satu tangga sebagai akses untuk naik ke lantai atas.

"Eh.. eh...! Kak Yaku, mau kemana?" Sorak Hinata. Hinata Shoyo. Begitu Yaku berbalik arah, lalu menerobos kerumunan yang terpaku kearah kobaran api itu berasal.

Yaku hanya menoleh, menempelkan jari telunjuk ke dekat bibirnya. Ia meminta Hinata untuk tidak berteriak.

"Pokoknya gue harus temuin Suga!" Tekad Yaku sudah bulat. Ia segera berlari ke tangga satunya, dimana tak ada seorangpun yang berjaga disana.

Cepat-cepat, Yaku menggerakkan kakinya untuk naik. Tapi ia segera terpaku, usai mendapati Sugawara tergeletak di area lantai dua.

"S...Suga...?" Napas Yaku naik turun dengan sedikit berat. Detik kemudian, ia kembali turun- meninggalkan Sugawara yang ia yakini sudah tak bernyawa itu.

Bukannya Yaku tak berperasaan, tapi kalau ia tetap disana- dan ada seseorang yang melihatnya. Mungkin saja, Yaku akan dituduh macam-macam.

Begitu sampai di lantai satu, Yaku mendapati Yamaguchi dan Hinata yang menunggunya- tepat tak jauh dari kerumunan orang-orang.

Kaki Yaku melangkah cepat, mendekati kedua adik kelasnya itu.

"Kak Yaku..." Seru Yamaguchi, usai bertukar pandang dengan Hinata. Mereka bingung, melihat wajah Yaku yang sedikit masam. "... Kenapa kak?" Sambung Yamaguchi.

"Eh..." Yaku sedikit terhentak. "... Ga, gapa... pa..." Jawabnya kemudian, menjeda tiap kata yang ia ucapkan.

"Kalau ada sesuatu, cerita ke kita aja, Kak." Hibur Hinata. Ia tahu Yaku tidak baik-baik saja.

Senyum simpul timbul diwajah Yaku. Ia yakin kalau kedua adik kelas dihadapannya itu bisa dipercaya.

"Gue liat Sugawara... Gitu..." Yaku tak sanggup untuk mengucapkan kalimat sensitif dihadapan Hinata dan Yamaguchi. Ia hanya memperagakannya, seolah sedang jatuh- lalu menunjuk kearah kepala.

Jelas saja kedua adik kelasnya tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Yaku..

"Maap kak, ga ngerti." Kekeh Yamaguchi.

Yaku mendengus sejenak.

"Sugawara, meninggal, jatoh dari tangga." Ucap Yaku.

Usai mengatakannya, Yaku tak mendengar respon apapun dari kedua adik kelasnya. Mereka. Yamaguchi dan Hinata masih ternganga, seolah tak percaya mendengar apa yang dikatakan oleh Yaku.

"Kita harus kasi tau pak guru gasi?" Gumam Hinata dengan raut paniknya itu. Sementara Yamaguchi langsung mengangguk-angguk cepat, tak kalah panik dari Hinata.

Ah, Yaku tahu. Seharusnya ia tak memberitahu adik kelasnya itu.

"Shh... Jangan." Larang Yaku kemudian. "... Kita bisa aja kena tuduh, jadi biarin orang lain atau guru yang nemuin Suga nantinya." Katanya.

Sejenak, Hinata dan Yamaguchi berpikir. Mereka setuju dengan apa yang disarankan oleh Yaku, mengingat banyak insiden buruk yang terjadi.

"Pokoknya, jangan kesana." Larang Yaku, lagi. Ia tak ingin sepasang mata milik Hinata dan Yamaguchi melihat sesuatu yang amat menyeramkan.

"Terus Kak Yaku mau kemana tuh?" Sahut Hinata, begitu Yaku berbalik badan.

"Ke UKS, nyusul Shinsuke." Gumam Yaku, yang langsung meninggalkan area gedung asrama.

Sepanjang jalan menuju gedung sekolah terasa amat panjang. Semua itu terjadi karena area itu amat gelap gulita. Yaku hanya menerangi jalan dengan senter ponselnya.

Yaku berusaha menenangkan dirinya. Ia berjalan pelan, meskipun merasa ada sesuatu yang mungkin mengikutinya.

"Halo...?" Yaku berhenti, saat mendapati panggilan grup yang dimulai oleh Daichi.

Matanya masih fokus, melihat deretan nama orang-orang yang bergabung dalam obrolan tersebut.

Hatinya tak karu-karuan begitu tak menemukan nama Shinsuke disana. Yaku khawatir, apalagi Shinsuke pergi ke UKS untuk melihat keadaan Atsumu dan Osamu- sendirian.

"Oh gapapa, pada aman kan semuanya?" Tanya Daichi dari telepon.

Yang lainnya menjawab, kalau mereka baik-baik saja.

"Please, jaga diri." Lirik Asahi.

"Kenapa?" Tanya Yaku.

"Ushijima kritis, luka bakarnya parah." Jawab Asahi.

"Kuroo yang bunuh... Dia ngaku dan nyerahin diri." Jelas Daichi kemudian.

TUT!

Sontak, Yaku malah mematikan ponselnya. Ia sedikit tidak menyangka, kalau dimalam itu- akan ada dua temannya yang terjerat musibah mengerikkan.

Ah, mengikuti sugesti yang dibuat oleh kepalanya sendiri malah membuat Yaku semakin takut. Pelan-pelan ia mempercepat langkahnya, sampai akhirnya sekarang Yaku berlari.

Ia terkocar-kacir sampai didepan pintu UKS.

"gila... cape... banget... hah..." Usai Yaku berkeluh-kesah, tiba-tiba saja lampu UKS dan seluruh gedung itu kembali menyala. Disusul dengan lampu-lampu pada tiang yang dipasang pada beberapa area, sampai ke gedung asrama.

"Owalah, asu...!" Yaku hanya bisa membatin. Kesal karena listrik baru kembali berfungsi setelah ia berlari-lari dijalan yang gelap dan terasa panjang itu.

"Apaan si, udah kayak dikejar setan aja." Ya, mendengar ledekan yang keluar dari bibir Sakusa- membuat emosi Yaku hampir meledak.

"Paling ga, Shinsuke baik-baik aja." Batin Yaku, setelah melihat Shinsuke yang berada disisi Sakusa. Sesuai dugaan Yaku, kalau Shinsuke sedang tidak memegang ponselnya.

Mungkin juga, ponselnya di silent sampai ia tak bisa mendengar nada panggilan telepon masuk.

Yah, ini saatnya untuk memberitahu kepada Shinsuke dan juga Sakusa.

.
.
.
.
.
To be continued

Cuma mau ngingetin, besok Senin.
Wkwkwk, selamat upacara ya guysssss.😂😂

Btw, jangan lupa siapin buku pelajaran ya- biar besok bisa langsung berangkat sekolah. 😋

Cek lagi, siapa tau ada pr yang lupa di kerjain.😬

Omong-omong, kayaknya Bloody Mary ga bakal selesai tepat waktu. Ternyata, masih banyak part yang harus diketik.😰

Untuk Backroom, tenang aja ya...
Aku bakal usahain buat post tetep di hari Selasa. 😊

Btw, tau gasi guys...
Aku nyuruh mas pacar cosplay Osamu. 😼
Ish, sebenernya tuh aku mau dia jadi akaashi- tapi dia gasuka rambutnya dimodel-modelin gitu.😌

Wkwkwk, duh- malah curhat kan.😂

Okedeh, segitu dulu.
Yang besok sekolah, jangan begadang okay! 🙌🏻🙌🏻🙌🏻

Babay, sampe ketemu di chapter selanjutnya. 🙌🏻🙌🏻

Jangan lupa Vote, komen, dan Share!
Sankyuuu! 💖

Continue Reading

You'll Also Like

25.3K 3.5K 17
Saat libur sekolah, beberapa orang memutuskan untuk berlibur ke suatu tempat, antaranya Hinata, Kageyama, Kuroo, Kenma, Bokuto, Akaashi dan Miya Kemb...
23K 2.6K 17
Ayano Aishi adalah seorang yandere. Dia akan melakukan apapun untuk senpainya, Taro Yamada. Namun, karena suatu kondisi, Ayano kehilangan senpainya...
330K 35.6K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...
42.2K 7.4K 31
Semi Eita, Oikawa Tooru, Kita Shinsuke, dan Miya Atsumu. Mereka berempat harus kembali menginjakkan kaki disebuah bangunan tua terbengkalai. Disanala...