My Ex-Boyfriend Is My Daddy!

By olivialaaa

118K 2.5K 358

WARNING! CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA ⚠️ [ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE, SILAKAN DIFOLLOW AGAR PART... More

Prolog
01.Susu Pagi 18+
02.Melepaskan
03.Marah?
04.Club
05.Hukuman 18+
06.Tawaran Untuk Nikah 18+
07.Dinner
08.Awal Masalah 18+
09.Hancur
10.Bertemu Calon Daddy
11.Orang Baru
12.Apartemen 18+

13.Bertemu Keluarga

791 19 5
By olivialaaa

Jangan komen lanjut lahhhh:(
Komen tentang cerita ini masa iya gak biasaaaa...gimana mau lanjut kalo itu itu muluuuu🌚

***

Sehun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk segera menyelesaikan masalah antara ia dan Yoona malam itu.

Sehabis menjelaskan yang sebenarnya pagi itu, ia kembali ke kantor sesuai permintaan dari Yoona. Awalnya ia menolak karena takut kekasihnya itu pergi darinya karena ia tidak berada di dekatnya namun, itu sirna saat tiba-tiba Yoona mendatanginya dan mengatakan setuju serta siap bertemu dengan keluarganya.

Ohh, senangnya hatinya saat ini.

Menghela napas panjang Sehun menyandarkan punggung pada kursi kerjanya usai menyelesaikan pekerjaannya yang terakhir.

Ddrrttt..

Menegakkan tubuh sebentar guna melihat sang penelepon mata Sehun memicing saat melihat nomor tidak dikenali terlihat di layar ponsel.

Siapa lagi ini.

Mengabaikan, Sehun memilih untuk memejamkan mata sejenak.

Ddrrttt..

Merenggut sebal ia merampas kasar ponselnya yang berada di atas meja lalu menggeser tombol hijau.

"Berhenti mengganggu-"

"Benerkah? Sialan, mengapa tidak menyimpan kontak sahabat ku sehingga tidak memprotes bodoh!"

Menjauhkan ponsel sebentar Sehun meneguk kasar saliva saat kembali di kejutkan dengan suara di seberang sana. Habislah dirinya.

"Yah! Kau masih hidup disana bukan?"

Sehun meringis mendengar pertanyaan di seberang sana. Apa-apaan itu??

"Pertanyaan macam apa itu?"

"Lalu mengapa hanya diam bodoh! Jemput aku, kelas ku sudah selesai."

Pip.

Sehun menaikan alisnya gamblang dengan situasi yang menurutnya awkward. Ada apa dengan kekasihnya itu? Ini bukan gejala-gejala seseorang tengah menuju kehamilan bukan? Ia rasa selama ini mereka melakukannya dengan aman, bahkan ia sangat ingat ia tidak pernah ceroboh karena masih sangat mengingat permintaan dan ketakutan wanitanya tersebut.

Tidak ingin menimbulkan masalah baru ia menegakkan tubuh, mengambil kunci mobil beserta kembali memakai jasnya sembari berjalan meninggalkan ruangan.

Tujuannya sekarang ialah menuju tempat calon istrinya.

***

Sehun tersenyum bahagia saat mendapati Yoona menyapanya dengan senyum manisnya saat ia tiba di depan kekasih dan sahabat kekasihnya.

Cup.

"Sialan, kalian sangat menyebalkan." maki Krystal saat melihat kedua orang itu dengan tidak tau malunya malah bermesraan di depannya dan Wendy.

"Aku menyesal menurut permintaan Yoona menunggu disini." tambah Wendy merenggut kesal.

Yoona memutar bola matanya mendengar kekesalan dari kedua sahabatnya barusan. Mereka lebay. Kan ini bukan sekali atau dua kali mereka melihat ia dan Sehun bermesraan atau bahkan berciuman di depan mereka. Mengapa harus sekesal itu huh.

"Aku sudah siap." kata Yoona usai adegan mesra-mesraan selesai.

Sehun tersenyum mendengar itu, tangannya semakin menekan kepala sang kekasih ke dadanya.

Ohh jelas, perlakuan itu tidak luput dari kedua orang itu yang tengah melototkan kedua mata mereka karena terus dibuat cemburu habis-habisan. Benar-benar kedua orang ini.

"Berangkat sekarang?" tanya Sehun.

"Akan sangat bagus jika sekarang, enyahlah kalian berdua sialan!" usir Krystal tidak sabaran. Merusak kornea mata saja kedua orang keparat ini.

"Jika kau merindukannya telepon saja, jangan gengsi seperti itu, Krys." ledek Yoona yang tau kekesalan sahabatnya sedaritadi.

Krystal memutar mata mendengar itu. Tapi benar, kekasih sialannya itu benar-benar. Ingin rasanya ia mengakhiri hubungan ini saja tapi tidak mungkin, hubungan mereka pun baru berjalan.

"Sudah lah Yoong, lebih baik kalian segera pergi, aku akan membantumu dengan doa agar kau tidak gugup nanti saat bertemu mertua mu." kata Wendy yang sedari tadi diam.

Yoona menyeringai sembari menatap kedua sahabatnya bergantian. Tangannya terlipat di depan dada dengan dagu terangkat tinggi.

"Ohh tenang saja, jika mereka menolak ku maka aku tidak akan ambil pusing, toh, yang menjalani hubungan ini adalah anak mereka, bukan mereka. Selagi mereka bukan Tuhan, aku tidak peduli dengan jawaban mereka karena aku disini hanya ingin memperjelas hubungan ku kepada mereka." jawab Yoona bodoamat dengan resiko yang akan terjadi nanti.

Mulut Sehun terbuka dengan ekpresi shock mendengar jawaban barusan. Yaampun, se-sadis inikah kekasihnya ini? Tapi tunggu, ia sangat senang mendengar jawaban barusan. Benar, mereka bukan Tuhan, lagipula ini pilihannya. Seharusnya keluarganya mendukungnya karena ia juga berhak memilih siapa yang akan mendampingi dan menjadi sosok ibu dari anak-anaknya nanti.

"Ohh yaampun, Mr. Aurora tolong maafkan sahabatku ini, mulutnya semakin tidak terkontrol. Aku dengan iklas menyerahkan sahabatku ini pada Anda, hukuman apa yang akan Anda berikan aku tidak peduli jadi sekarang bisakah Anda dan kekasih Anda ini pergi? Mataku sungguh sakit sialan." kata Wendy, manis diawal saja.

Lagi Yoona menyeringai. Menarik diri dari Sehun, kembali ia memancing kekesalan kedua sahabatnya. Dengan santai ia berjinjit, mencium sang kekasih di depan kedua sahabatnya lagi.

"YAHHHH SIALANN KAU YOONA!!" Teriak Wendy dan Krystal kesal bukan main. Jelas mereka tau Yoona tengah membuat mereka cemburu.

Sehun mengusap kupingnya, tatapannya menoleh ke sekeliling. Sial, mereka jadi pusat perhatian sekarang.

"Ayo pergi sebelum kedua sahabatmu ini semakin menjadi," ajak Sehun pada akhirnya. "Kalian sangat menggangu." tambah Sehun.

Wendy dan Krystal melotot tidak terima. Heh, yang mengganggu disini itu siapa huh?! Pria ini benar-benar mengajak ribut rupanya.

"Hei Mr. Aurora jangan lupa belikan kekasih Anda gadget sehingga tidak meminjam punya ku lagi." teriak Wendy bodoamat.

"Tenang saja nona, saya akan membeli dengan gedungnya nanti."

"Cuih, dasar manusia sombong. Enyahlah kalian berdua." usir Krystal bosan.

"Aku mencintai kalian berdua. Byee!" teriak Yoona usai mobil mulai melaju meninggalkan kedua sahabatnya.

Oke, mari berdoa dalam hati untuk meminta bantuan dari Tuhan. Heh, ia sedang gugup sekarang sial.

****

"Kau gugup?" tanya Sehun usai mobilnya berhenti. Menoleh ke samping saat tidak melihat pergerakan dari Yoona daritadi.

"Gugup? Hmm, sedikit." jawab Yoona dengan helaan napas.

Sehun tersenyum, dengan lembut telapak tangannya menggenggam tangan sang kekasih guna memberikan semangat.

"Bukankah tadi kau berkata tidak peduli dengan jawaban keluarga ku? Ayolah, aku beberapa jam lalu sangat bahagia mendengar jawaban pada kedua sahabat-sahabat mu tadi. Percayalah, aku akan tetap memilih mu." kata Sehun dengan sebelah tangan mengusap pipi Yoona sayang.

Yoona memejamkan mata sebentar sembari menikmati usapan lembut itu, mengangguk dengan senyum manis di bibir usai membuka kembali kedua matanya. Ayolah, situasi seperti ini sungguh menyiksa dirinya. Kau bisa Yoona.

"Aku siap, ayo." ajak Yoona yang telah siap lahir batin.

Sehun mengembangkan senyum mendengar itu.

"Kiss me."

Cup.

Tidak lama, tentu saja karena tidak mungkin mereka menuntaskan hasrat keduanya dalam situasi seperti sekarang ini.

Usai menjauhkan diri masing-masing, keduanya keluar dari dalam mobil menuju rumah super megah di depan mereka tersebut.

Kangen gak sama mereka?

Continue Reading

You'll Also Like

37.8M 1.1M 68
Deadly assassins Allegra and Ace have been trying in vain to kill each other for years. With a mutual enemy threatening their mafias, they find thems...