Masuk Kedalam Komik BL [END]

By Zatta_er

251K 31.4K 788

Karena makan makanan beracun. Aku, Arin Alesta mati dan bereinkarnasi menjadi Reane. Si anak keluarga kaya ya... More

prolog
Chap 1
Chap 2
Chap 3
Chap 4
Chap 5
Chap 6
Chap 7
Chap 8
Chap 9
Chap 10
Chap 11
Chap 12
Chap 13
Chap 14
Chap 15
Chap 16
Chap 17
Chap 18
Chap 19
Chap 20
Inget-inget tokoh.
Chap 21
Chap 22
Chap 23
Chap 24
Chap 25
Chap 26
Chap 27
Chap 28
Chap 29
Chap 30
Chap 31
Chap 32
Chap 33
Chap 34
Chap 35
Chap 36
Chap 37
Chap 38
Chap 39
Chap 40
Chap 41
Chap 42
Chap 43
Chap 44
Chap 45
Chap 46
Chap 47
Chap 48
Chap 49
Chap 50
Chap 51
Chap 52
Chap 53
Chap 54
Chap 55
Chap 56
Chap 57
Chap 59
Chap 60
Chap 61
Chap 62
Chap 63
Chap 64 [END]
CERITA BARUUUUU
SEKUEL!!

Chap 58

1.2K 201 12
By Zatta_er

''Aku.. Adalah anak kecil yang kau selamatkan di taman 8 tahun lalu.''

Halcin memundurkan wajahnya saat take mendapat respon dari Reane, dia memegang dagu Reane lalu memutarnya untuk menatap dirinya.

''Kau.. Masih ingat bukan?'' tanya Halcin dengan mata kuningnya yang berkilat.

Reane mengangguk, melihat itu Halcin tersenyum sangat lebar. Ia sangat bahagia karena Reane mengingat dirinya.

'Sejujurnya aku lupa, tapi sepertinya akan buruk jika aku mengatakannya.'

Halcin menarik tubuh Reane lalu menidurkannya, menarik selimut dan menutupi tubuh Reane menggunakan itu.

''Sekarang sudah malam, karena dingin jangan keluar dari selimut ini ya!'' nasehatnya lalu menepuk-nepuk kepala Reane. Reane mengangguk paksa, sungguh dirinya sangat tertekan. Tak tahu apa yang sebenarnya orang ini pikirkan.

Halcin mengelus kepala Reane lalu menyanyikan lagu nina bobo, ia benar-benar memperlakukan Reane bak putri raja.

''Ahh~ wajahnya yang tertidur pun terlihat indah!'' pekik Halcin, lalu menutup mulutnya dan menyengir.

''Sebaiknya aku pergi, selamat malam.. Malaikatku..'' ujarnya sambil mengecup kening Reane, lalu keluar dari kamar itu dan tak lupa menguncinya.

Sesaat setelah Halcin pergi, Reane terduduk dan memegang keningnya. Lalu turun dari kasur dan berlari menuju kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi, Reane menggosok keningnya dengan air dan wajah jijik. ''Aku telah terkontaminasi dengan virus tidak waras!'' gumamnya kesal. Ia memandang cermin lalu menatapnya sendu.

''Aku ingin pulang..'' rengeknya lalu terduduk, dirinya sangat tahu jika saat ini ia berada dalam bahaya. Walaupun perlakuan orang itu sangat baik padanya, tetap saja dia tidak tahu apa yang Halcin itu inginkan.

''Dia bilang kalau aku pernah menolongnya bukan? Tapi kapan?''

''Taman, taman, taman, mana sih?!'' Reane menggerutu kesal saat tak bisa mengingatnya, tetapi ia harus segera mengingatnya atau Halcin bisa curiga. Reane bisa menduga, pasti Halcin akan berbuat hal yang sama seperti saat Reane menuduh Halcin menculik dirinya dan bersikeras bertanya tentang keberadaan mereka saat ini.

Reane berdiri lalu keluar kamar mandi, ia mendudukkan dirinya di tepi kasur, memandang tirai gorden yang menutupi jendela. Sinar bulan menyeruak masuk dan sedikit menerangi ruangan gelap itu.

Reane kembali berdiri lalu membuka gorden, disana terlihat taman bunga yang begitu luas dan penuh dengan bunga warna-warni. Sesaat Reane terperangah melihat hamparan bunga itu. Sangat indah, apalagi sinar bulan purnama membuat bunga-bunga itu seakan bersinar.

Mata Reane lalu menelisik sisi yang lain, hanya terlihat pohon-pohon besar yang rindang. Reane kembali menutup jendela dan menghela napas.

''Apa ini semacam kastil di dalam hutan?'' gumamnya lalu menidurkan tubuhnya, ia menarik selimut lalu menutup matanya.

''Setidaknya dia tidak tidur bersamaku. Itu patut disyukuri.'' lirihnya lalu mencoba terlelap.

~•••~

Pencarian Reane dilakukan secara besar-besaran, tiga perusahaan besar bekerja sama untuk menemukan gadis itu. Floras Group, Serhen Group dan Yedyson Group. Ah ngomong-ngomong, saat ini direktur utama perusahaan Yedyson sedang kosong posisinya. Tetapi sudah ditentukan bahwa Roni adalah pemilik kursi itu. Kerabat dari Grea tentunya tak terima, tetapi gadis itu memilih mengalah. Iya tak berminat dalam hal semacam itu.

Kembali pada saat ini, Adim dan Raska kembali memutari distrik 11. Setidaknya mereka berharap menemukan petunjuk. Bahkan Ansa yang awalnya sedang di luar negeri pun langsung kembali dan menelantarkan pekerjaannya.

Lalu selanjutnya Niel dan Roni sibuk berkeliling kota untuk menanyai satu per satu orang yang mereka temui, walaupun disela kegiatan mereka sangat tidak akur.

''Padahal aku bisa mencari sendiri, kau sangat mengganggu!''

''Haha, tak baik bicara seperti itu pada yang lebih tua.''

''Kita hanya beda empat tahun! Hanya empat! Itu sedikit!''

''Haha, 48 bulan. Bukankah itu banyak, 48 loh.. Ah lalu untuk hari nya ada--''

''Akh berisik!''

''Ada 1457 hari.''

''DIAM!''

Disini lain, mobil yang digunakan Adim dan Raska.

''Kiri.''

Adim membelokkan setir ke kanan.

''Ku bilang kiri bodoh!''

Adim tak peduli.

''Jalan ini sudah kita lewati tadi! Dasar pikun!''

Adim diam saja.

''Aakhhh! Aku lelah!''

Adim menoleh.

''Silakan turun.'' ujarnya dengan sopan.

Raska tersenyum manis, lalu membenturkan kepala nya ke depan.

''Aku bisa gila..''

''Aku tunggu itu semakin parah.''

'Kau saja yang gila dasar A%J*IW!#S&#!'

Poor Raska.

Di jam yang sama, di kamar Reane. Gadis itu tengah duduk manis dan disisir oleh Halcin. Pagi-pagi buta pemuda itu datang ke kamar Reane dan membangunkan nya, lalu mengajaknya jalan-jalan pagi di taman. Sungguh laki-laki yang baik dan pengertian.

''Kau tahu? Aku benar-benar cinta padamu saat pandangan pertama. ''

''Saat kau memelukku dengan erat, lalu memperhatikan ku dengan tatapan khawatir, ahh~ itu sungguh nikmat!'' ucap Halcin bercerita, wajahnya sumringah dan tersipu Setiap menceritakan obsesinya pada Reane.

''Kisah yang manis.'' balas Reane dengan senyum kecut, ia harus membuat Halcin sedang dan mau memberitahunya tentang dimana tempat ini berada.

''Benar bukan?! Kisah kita sangat manis hingga bisa membuat siapapun yang mendengar nya pasti terharu!'' Halcin memeluk pinggang Reane dari belakang, ia tersenyum bahagia disana.

'Aku harus bertahan,!'

''Pada saat itu, siapa yang mengganggumu?'' tanya Reane, untungnya ia sudah ingat. UNTUNGNYA!

''Ah bajingan itu? Mereka anak majikan ku.'' jawab Halcin dengan tatapan menajam. Reane yang merasakan hawa tak enak langsung meneguk ludahnya kasar.

''Majikan?''

''Iya, ah tidak! Lebih tepatnya majikan ibuku, ibuku bekerja disana sebagai pembantu. Ibu membawaku karena tak memiliki tempat tinggal, jadi nya aku di perintah untuk menjadi teman bermain anak majikan ibuku.''

''Tetapi aku malah di jadikan mainan. Sialan!'' umpat Halcin mengeratkan pelukannya.

''Ukh! Ha-Halcin sakit..''

''Ma-maaf! Aku tidak sengaja!'' Halcin melonggarkan pelukannya, ia menatap Reane khawatir.

''Aku tak apa, lalu bagaimana?''

''Apanya? Oh! Haha sepertinya kau sangat penasaran dengan kehidupanku ya?'' Reane terlihat gugup menjawab. Halcin kembali tertawa renyah.

''Tak apa, karena aku juga sangat penasaran dengan kehidupan malaikatku.. Walaupun aku sudah mengetahui segalanya.. '' lirihnya dengan pipi yang merona, Reane mencoba memasang tampang biasa. Ia benar-benar takut.

Halcin mencium punggung tangan Reane lalu meletakkan nya di pipinya.

''Lalu selanjutnya, kau menolongku saat aku sedang di pukuli oleh anak itu. Walaupun pada akhirnya sesampainya di rumah mereka semakin menggila haha!''

''Tetapi tak apa, karena.. Beberapa hari kemudian mereka mati.''

Suara Reane tercekat di tenggorokan, nada Halcin saat mengatakan kata terakhir terdengar sangat menyeramkan. Bahkan Reane merasakan aura yang menekan dirinya.

''Ma..ti?''

''Iya, itu bukan aku kok! Ayahmu yang melakukannya hehe.''

''Papa? Tidak mungkin..''

Halcin tersenyum lembut, ia membelai rambut Reane dengan halus. Lalu menarik gadis itu untuk duduk di pangkuannya lagi.

''Karena mereka menyakitimu, ayahmu membuat mereka menderita.''

''Ayahmu membuat bisnis keluarga itu hancur, mereka terlilit hutang dan akhirnya tak kuat. Mereka bunuh diri HAHAHA!''

''APAKAH REANE TAHU? SAAT ORANG GENDUT ITU MENGGANTUNG DIRINYA SENDIRI HAHAHA! Ahh~ mengingatnya membuatku merasa bahagia..''

Halcin kembali menyisir rambut Reane, Reane yang sangat shock mendengar cerita Halcin, ia hanya diam.

''Lalu, istrinya yang sudah tak memiliki apapun, membunuh putranya sendiri. Ia berpikir jika putranya hanyalah beban untuk kehidupan nya. Wanita gila.''

''Setelah itu, pada akhirnya ibuku dipecat. Ah tidak, ibuku mengundurkan diri. Tentu saja! Ibuku sama sekali tidak dibayar!''

''Lalu, aku dan ibu hidup sebagai gelandangan. Aku mencari untuk hidup, selalu dikejar-kejar orang sudah menjadi keseharianku.''

''Tetapi, jika Reane berpikir ibuku menyayangiku. Reane sangat salah. Wanita brengsek itu.. Dia hanya memanfaatkan ku! Ia menggunakan ku agar gajinya di rumah tuan lama nya naik, ia selalu mengambil uang yang aku peroleh! Ia bahkan tak menyisakan uang untuk ku sedikit pun!''

Reane menoleh dan menatap Halcin dengan khawatir, sebegitu mengerikan kah hidup nya?

''Ahh~ jangan tetap aku dengan wajah itu.. Reane tidak perlu khawatir, karena ibuku sudah mati.''

Reane bergidik melihat seringai menyeramkan Halcin.

''Dia mati tertabrak mobil, pada hal aku hanya sedikit mendorongnya. Memang wanita lemah!''

''Tetapi.. Itu adalah hal pertama yang aku sukai, karena membuatnya terbunuh, aku mendapatkan sesuatu yang tak aku duga.''

''Pemilik mobil itu, mengadopsiku dan menjadikan ku penerus perusahaannya. Ebrion Group.''

''Tetapi, Semuanya tak berakhir disitu. Karena ternyata, dia selalu menyiksaku dengan dalih melatihku untuk masa depan. Aku bisa menahannya selama 6 tahun, dan akhirnya aku membunuh nya dua tahun lalu HAHAHA!''

''Saat mengingat wajah nya yang menatapku penuh permohonan itu, membuat hatiku terasa hangat.. Rasanya jantungku berdebar dengan kencang., perasaan yang telah lama aku lupakan.. Kembali lagi.''

''Reane.. Hanya kau lah yang berhak berada di sampingku.''

''Karena dirimu, memang tercipta untuk ku. Kau milikku, selama nya milikku.'' Halcin memutari tubuh Reane untuk menatapnya, ekspresi ketakutan terlihat jelas dari wajah itu. Reane menjadi tahu sesuatu setelah mendengar cerita kehidupan Halcin dari sudut pandang pemuda itu. Bahwa, Halcin sakit!

Halcin menuntun tangan Reane untuk menyentuh wajahnya, Halcin memejamkan matanya seolah menikmati apa yang ia lakukan itu. Bibirnya tersenyum manis.

''Mulai sekarang, kita akan selalu bersama. Aku tidak akan membiarkan siapapun mengganggu waktuku dan Reane.''

''Siapapun?'' lirihnya Reane memandang wajah damai itu.

''Iya.. Siapapun, bahkan bisa jadi Raska.'' Reane menarik tangannya secara paksa, membuat Halcin tersentak dan menatapnya tajam.

''Kau.. Bagaimana bisa kau tahu--''

Halcin membungkam mulut Reane menggunakan tangan kanan nya, lalu menarik kepalanya untuk bersandar di dada bidang miliknya.

''Aku kan sudah pernah bilang.. Semua tentang Reane.. Aku tahu.''

Tubuh Reane merasa panas dingin, jika itu benar ada satu kata untuk menjelaskan.

'Stalker!'

'Aku punya stalker? WOAH AKU PUNYA STALKER!'

Kepribadian Arin keluar setelah sekian lama tidur, Reane seakan bangga karena setelah sekian lama ia hidup ia punya seorang penggemar.

''Nah, ayo makan! Akj sudah siapkan makanan kesukaan Reane!'' seru Halcin lalu menggendong Reane menuju ruang makan.

''Halcin, aku bisa jalan sendiri.''

''Aku tahu, tetapi aku ingin menggendong Reane!''

''Uh baiklah.''

Sesampainya di meja makan, Reane duduk di samping Halcin. Atau lebih tepatnya Halcin duduk di samping Reane.

''Reane harus makan daging dulu, baru boleh makan Cheese cake nya!'' ucap Halcin lalu menyerahkan satu piring daging yang sudah dipotong.

''Terima kasih. ''

''Ini bukan masalah.''

'

Benar-benar stalker!'

TBC.

Kesian banget masa lalu nya mas Halcin hiks..

Continue Reading

You'll Also Like

284K 18.4K 57
AURORA, gadis yg mendapan julukan 'si jenius yg pemalas'. Dia masuk ke dalam novel rendahan berjudul lily tanpa sebab Bukannya memikirkan rencana unt...
39.7K 4.2K 19
[DISCONTINUED] Dikarenakan stress berlebihan, depresi, dan tekanan dari orang tua, Lauren memilih untuk mengakhiri nyawanya dan melompat dari gedung...
27.6K 2.8K 29
Apakah transmigrasi yang ia alami adalah sebuah kebetulan?, atau rencana seseorang?. Elina bertransmigrasi menjadi Velecia De Ester, seorang tokoh p...
481K 43.3K 22
Mengalami kecelakaan namun tiba-tiba saat terbangun sudah berada ditubuh orang lain bagaimana bisa Zea tadi nya sedang membaca novel di dalam bus nam...