MEMINJAM WAKTU

By Octoimmee

162K 18.2K 1.9K

Ada banyak Rahasia yang disimpan oleh seorang Lima Ayudia. Rahasia yang membuat dirinya menjadi wanita yang p... More

BAB 1 WAKTU PERTAMA
BAB 2 WAKTU KEDUA
BAB 3 WAKTU KETIGA
BAB 4 WAKTU KEEMPAT
BAB 5 WAKTU KELIMA
BAB 6 WAKTU KEENAM
BAB WAKTU KETUJUH
BAB WAKTU KEDELAPAN
BAB WAKTU KESEMBILAN
BAB WAKTU KESEPULUH
BAB WAKTU KEDUABELAS
WAKTU KETIGABELAS
PENGUMUMAN
WAKTU KEEMPATBELAS
WAKTU KELIMABELAS
WAKTU KEENAMBELAS
WAKTU KETUJUHBELAS
WAKTU KEDELAPANBELAS
WAKTU KESEMBILANBELAS
WAKTU KEDUAPULUH
WAKTU KEDUAPULUH SATU
WAKTU KEDUAPULUH DUA
WAKTU KEDUAPULUH TIGA
WAKTU KEDUAPULUH EMPAT
WAKTU KEDUAPULUH LIMA
WAKTU KEDUAPULUH ENAM
WAKTU KEDUAPULUH TUJUH
WAKTU KEDUAPULUH DELAPAN
WAKTU KEDUAPULUH SEMBILAN
WAKTU KETIGAPULUH
WAKTU KETIGAPULUH SATU
WAKTU KETIGAPULUHDUA
WAKTU KETIGAPULUH TIGA
WAKTU KETIGAPULUH EMPAT
WAKTU KETIGAPULUHLIMA
WAKTU KETIGAPULUH ENAM
WAKTU KETIGAPULUH TUJUH
WAKTU KETIGAPULUH DELAPAN
WAKTU KETIGAPULUH SEMBILAN
WAKTU KEEMPAT PULUH
WAKTU EKSTRA 1,2,3,4,5
MEMINJAM WAKTU (CLOSURE)KIRAN WIRA TARUNA JERICHO&ALIN

BAB WAKTU KESEBELAS

3.6K 411 25
By Octoimmee

"Katanya waktu bisa menyembuhkan..
Berapa lama yang aku butuhkan agar aku pulih?"










.

.

.

Waktu Kesebelas

Hari ini kondisi tubuhnya sudah mulai membaik. Setelah beberapa hari ia terapi motorik, membuat tubuhnya tudak kaku lagi. Namun gerakan yang masih terbatas. Ia masih harus banyak dibantu. Dan ia tak kekurangan orang yang bisa membantunya.

Setiap saat ada yang menemaninya. Ada antusiasme yang bisa ia rasakan dari setiap orang yang datang.

Seseorang yang menyebut dirinya Papa,seorang wanita cantik yang menyebut dirinya Mama.

Kemudian ada Lulu dan Mateo yang menyebut diri mereka adik. lalu Jericho yang menyebut dirinya adalah tunangannya.

Hidupnya terlihat indah dan menyenangkan.

Wajah-wajah ceria itu datang bergantian, hanya Jericho dan Mateo yang selalu ada disetiap malam.

Harus nya ia tak asing dengan mereka bukan?. Mereka adalah keluarganya. Itu yang selalu di ukang-ulang mereka.

Mama yang sering menunjukkan fotonya waktu kecil hingga dewasa seperti sekarang, lengkap dengan cerita-cerita tentang dirinya.

Papa yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca, lalu menepuk-nepuk pundak atau puncak kepalanya. Dan dari mulutnya tak henti mengucap syukur pada Tuhan.

Lulu yang selalu ceria dengan cerita-cerita keakraban mereka. Bahkan ia sudah membuat rencana trip liburan berdua, Girls Time!. Lulu terlihat antusias.

Mateo yang serius yang selalu menatap matanya dalam-dalam, seolah mencari-cari sesuatu entah apa. Tapi pria tampan yang adalah  adiknya itu selalu siaga jika melihat dirinya membutuhkan bantuan.

Dan Jericho yang terlihat sangat memuja dirinya, selalu menyempatkan mengecup tangan atau keningnya, yang selalu tersenyum dan mengucapkan kata-kata manis yang kadang membuat Mateo memutar bola matanya.

Pasti hidupnya menyenangkan.

Dengan keluarga lengkap yang menyayangi dirinya.

Hanya satu hal yang selalu mengganggunya.

Mengapa ia lupa?

"Alin, sayang..."

Itu suara Jericho yang kini sudah berpakaian rapi, dan akan berangkat kerja.

Ia menoleh pada tunangannya.

"Aku pergi dulu ya, sementara Mateo yang nemenin sampai mama dan papa datang...kamu nggak apa-apa kan?

Ia hanya bisa mengangguk, sungguh ia masih asing dengan nama Alin ini. Rasanya tidak tepat.

"Good, aku bakal kangen kamu terus yang..." Jericho mengecup puncak kepalanya.

"Mat, aku berangkat dulu ya, titip Alin"

Mateo hanya berguman ia masih sibuk dengan ponsel ditangannya.

Ia menatap kepergian Jericho hingga menghilang dibalik pintu.

Dan ia akan menikmati sepi bersama Mateo sang adik yang jarang sekali bicara.

Sungguh tempatnya bukan disini.

Tapi dimana?
.
.
.
.
*****
.
.

Taruna mencoba peruntungannya. Ia dan Lima punya rahasia. Lima selalu meletakkan kunci kamarnya pada dua tempat, didalam sepatu atau didalam butiran pasir kuarsa vas bunga.

Dan Taruna menemukan kunci itu diantara butir pasir vas bunga meja makan. Taruna tersenyum tipis. Ia bisa merasakan Lima tersenyum puas.

Sejak kemarin Taruna membiarkan dirinya menerima kembali keberadaan Lima dalam hidupnya.

Selama ini ia terus berusaha membuang semua memorinya tentang gadis kecil yang memikat hatinya sejak kedatangannya pada suatu sore yang teduh.

Suatu sore dimana seorang gadis kecil yang memegang tangan mama dengan erat, dengan mata besar yang mengamati mereka semua, dan ketika mata mereka bertemu, Taruna tau jika ia akan terikat dengan gadis kecil itu. Terbukti  ketika mama mendorong Lima perlahan maju, Lima memilih melangkah ke arah Taruna dan menggenggam tangannya sangat erat.

Ia membiarkan dirinya membuka semua memori tentang Lima.

Dan hal itu tidak sulit, begitu ia membuka hatinya semua kenangan itu membanjiri pikirannya.

Dan rasanya lebih baik, tak lagi sesak seperti dulu. Hatinya mulai melunak.

Taruna memasukkan anak kunci itu perlahan, tanpa sadar ia menahan nafas menanti apa yang ia temukan dibalik pintu itu.

Aroma khas Lima menyambut kehadirannya.

Kamar itu terlihat terang.

Tirai jendela kamar terlihat dibiarkan terbuka menyisakan tirai putih tipis yang menyebabkan sinar matahari pagi masuk dengan bebas.

Taruna memandang seputar kamar itu dan ia merasa terhisap kembali ke masa lalu. Kamar itu persis seperti kamar Lima yang ada di rumah mereka.

Semua persis sama, tempat tidur, lemari, lukisan didinding, foto foto semua sama.

Senyum getir muncul dibibirnya, ketika dirinya melihat disudut tempat tidur Lima, ada sebuah boneka anjing besar berwarna coklat yang ia berikan saat Lima berulang tahun yang keduabelas. Boneka itu masih menjadi boneka favorit yang menemani tidurnya, bahkan hingga saat ini..

Matanya menatap nakas disisi tempat tidur, lampu tidur yang mereka beli di malioboro masih dalam kondisi baik, miniatur miniatur oleh oleh dari berbagai tempat yang mereka kunjungi bersama masih tersusun rapi.

Hanya ada satu yang berbeda, kini ada Foto pernikahan mereka dalam bingkai perak.

Hati Taruna kembali perih. Satu kesadaran yang Taruna mulai mengerti bahwa Lima tak menganggap pernikahan ini hanya sekedar status.

Taruna mendekati tempat tidur dan duduk didekat nakas yang terdapat foto pernikahan mereka. Taruna meraih pigura cantik itu.

Senyum Lima sempurna, ada bahagia terpancar disana. Berbeda dengan dirinya yang terlihat tersenyum kaku dengan mata yang menyiratkan kekecewaan.

Selama hampir enam tahun mereka menikah, tak pernah sedikitpun Taruna memperhatikan Lima. Ia tidak peduli, karena setiap hari ia membangun kebencian dan kemarahan.

Hatinya kembali perih, membayangkan seperti apa kehidupan Lima selama ini. Mereka sama sama terluka. Bedanya, Lima menjalani ya dengan tabah sedangkan dirinya memupuk dendam.

Matanya melihat sebuah buku sketsa disebuah laci yang terbuka. Ia kembali diserang kenangan lama, ia kenal buku sketsa itu karena ia yang membelikannya untuk Lima.

Buku itu dibelikannya saat mama memanggil guru privat melukis untuk Lima. Mama melihat bakat Lima dan mendukungnya.

Perlahan diambilnya buku itu.dan membukanya dengan perlahan. Seperti membuka album lama. Dimulai dari Sketsa sederhana seekor kupu kupu, lalu bunga, pemandangan, gedung...wajah...

Taruna mengerutkan Keningnya, ia mengenal wajah ini...kemudian ia membalik lagi dan seterusnya sampai Taruna sadar jika itu adalah wajahnya. Semakin lama semakin mahir dan halus.

Taruna membuka lembaran terakhir, masih kosong, ia membalikkan lagi..dan ia melihat sketsa wajahnya sudah sempurna. Ia melihat deretan angka disudut kiri bawah. Jika itu adalah tanggal, maka Lima menyelesaikan lukisan ini empat tahun yang lalu.

Tanda tangan Lima yang unik serta sebaris kalimat yang agak sulit dibaca seolah dicoret begitu saja. Tapi setelah Taruna mencoba memahaminya, hatinya mencelus "my Taruna".

Bagaimana Lima dapat bertahan selama ini?.
Dengan semua sikapnya?.

Dipandanginya lagi sekeliling kamar itu. Kamar yang membawanya kembali ke masa lalu. Dimana ia suka menghabiskan waktu mengajari Lima mengerjakan tugas sekolahnya, membantu membuatkan prakarya, atau menemani Lima saat hujan deras dan petir.

Taruna berdiri dan bertanya-tanya seberapa banyak luka yang ia beri pada Lima?.

Tapi adiknya itu tetap memasang semua pemberiannya.

Menyimpan semua foto kenangan mereka berdua. Satu dinding penuh dengan foto-foto mereka mulai dari awal Lima tinggal dengan mereka, hingga...

Taruna mengamati Foto itu. Disana terlihat ia sedang menggendong Lima dibelakang tubuhnya. Wajah mereka saling bertatapan dengan tawa, wajah mereka berdua sangat bahagia.

Taruna ingat itu terakhir kali mereka berlibur.

Satu minggu kemudian Papa meninggal.

Dan kebahagiaan nya berakhir.

Kehangatan keluarga nya juga berakhir.

Dan sekarang ia tau, ternyata kebahagiaan Lima juga berakhir.

Dan kini ia sangat takut karena dirinya yang menyebabkan hal itu.

Menyebabkan Lima tidak bahagia hingga akhir hayatnya..

.

.

****

.

"Om pikir,kamu selama ini menyadari sikap Lima. Bagaimana wanita itu bisa secepat itu menjadi kepercayaan Papa kamu"

Taruna terdiam. Ia masih marah setelah mendengar surat wasiat Papanya. Sangat tidak adil!.

Hanya Om Bram tempat ia berkeluh kesah. Pria itu yang paham bagaimana dirinya tertekan dengan tuntutan besar dari Papa.

Taruna bisa menceritakan kesulitannya dan Om Bram dengan senang hati membantunya. Om Bram dengan sabar mendengar segala keluhannya dan memberikan masukan-masukan pada Taruna saat mengambil keputusan.

Papa adalah seorang yang sangat sulit untuk di buat terkesan, hingga Taruna harus mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya agar bisa membuat papanya menganggapnya ada.

Taruna sangat takut jika membuat Papanya kecewa, jadi ia terus bekerja keras agar bisa membuat Papanya bangga.

Yang terngiang ditelinganya hanya ucapan Papa yang sering ia dengar berulang-ulang kali.

"Papa dulu ngga punya modal Ru, modal nekat dan ini.." Ucapnya sambil menunjuk kepalanya.

"Sekarang kamu punya semuanya, kamu sebut saja; sumber daya. ada modal, orang-orang kompeten, sistem, jadi kalau kamu ngga lebih hebat dari Papa, keterlaluan namanya.."

Benar, itu sangat benar. Ia tak bisa membantah itu.

Tapi Taruna menjadi sangat terbeban. Ia sering stress dan Om Bram lah yang menenangkannya.

Sejak Lima  kuliah  gadis itu sudah mulai magang di HJC, dan adiknya itu ternyata sangat menyukai pekerjaannya, hingga membuat Lima dengan mudah menarik perhatian Papa. 

Bahkan Lima bisa menyelesaikan gelar masternya sambil bekerja. Ia pun turut bangga dengan pencapaian Lima.

Lima yang selalu mau belajar dan rasa ingin tau yang besar, Lima yang tak segan untuk lembur agar bisa menyelesaikan tenggat waktu.

"Kamu terlalu mengabaikan kemampuan Lima. Om bisa lihat dari awal-awal ketika Lima bersikukuh bekerja di sini, bukan di cabang seperti rencana Papa kamu sebelumnya.."

Taruna mengusap wajahnya dengan kasar. Benar kata Om Bram, bahkan Papa sendiri tanpa berpikir langsung menyetujui permintaan Lima yang memilih untuk tetap di kantor pusat.

"Lima memang pantas untuk tetap bekerja disini Om.." Taruna tak bisa mengabaikan hal itu.

"Tsk! kamu sama saja, mudah lemah dengan Lima. Kalian sudah menampung dan membesarkan musuh dalam selimut.." Decak Bram tak sabar.

"Om!" Sergah Taruna tak terima.

"Kamu pikir siapa yang membuat rencana ekspansi ke Batam tertunda? Lima! Tapi kamu ngga percaya sama Om.."

Taruna melihat Om Bram mengetuk-ngetuk Bolpoinnya ke meja. Taruna tak sepenuhnya percaya pada spekulasi adik Ayahnya itu.

Taruna merencanakan membuka cabang HJC di Batam, tapi persetujuan papa lama sekali, hingga perencanaan mereka terkatung-katung.

Papa berkali-kali meminta revisi-revisi dan Taruna mengerjakannya dengan bantuan Om Bram. Tapi lampu hijau dari Sanga Heru Hardiatmaja tak juga datang.

"Kenapa Lima ngga kaget waktu wasiat Papa kamu yang mengharuskan kamu menikahi nya? Ya karena dia memang ngincar kamu Ru!" Imbuh pria yang di usia nya yang lebih dari setengah abad itu dengan emosi.

Taruna menggelengkan kepalanya. Sulit ia untuk percaya.

"Sekarang, kamu sadar nggak kalau dia yang pegang saham tertinggi?"

Taruna menaikkan alisnya.

Bram menggeram pelan, menyesalkan kepolosan keponakannya itu.
"Kamu tuh ya Ru! mikir semua orang itu baik, kadang Om kesal sama sikap kamu itu!!"

"Saham kamu dibagi dua, kamu pikir masih seimbang kan? Kamu lupa kalau Lima sudah punya saham limabelas persen dari Ayahnya? Jadi siapa yang punya saham tertinggi sekarang?"

Deg!

Taruna merasa tertampar.

"Lima.." Seru Taruna perlahan.

Bram tertawa sinis.

"Ucapkan selamat tinggal pada proyek Batam Ru, Lima berada di pihak yang tidak setuju..."

Taruna bangkit dari duduknya. Lalu berjalan hilir mudik di ruangannya.

"Sekarang kamu percaya sama Om? Dia licik Ru, memainkan peran wanita baik, yatim piatu, dan kalian semua terpedaya.."

.
.
.
.
.
*****


"Semua tentang waktu yang pernah kita lewati bersama,
Hanya saja kita melangkah
di jalan yang berbeda.."



Continue Reading

You'll Also Like

6.4M 333K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
3.1M 46.3K 31
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
537K 2.3K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
638K 45.7K 40
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...