Biasakan vote dahulu sebelum membaca.
Sepulang mereka dari toko buku, kini mereka berada di depan mansion keluarga Greyson. Mereka berdua sudah memutuskan untuk mengerjakan di rumah keluarga Alvian, awalnya Alvian sangat malas untuk mengerjakan tugas di rumahnya sendiri, dan menyarankan untuk membuat tugas di rumah Ashilla atau di kafe, tetapi Ashilla tidak mau dan menolak keras.
"Turun," titah Alvian setelah membuka sealtbet.
Ashilla mengikuti, gadis itu turun dan melihat taman yang berada di depan rumah keluarga Alvian, seperti yang di bayangkan rumahnya sangat mewah—lebih tepatnya mansion.
"Ini siapa, Den?" tanya seorang pembersih taman, ketika berpapasan dengan Alvian dan Ashilla.
Alvian tersenyum tipis, "temen, Bi."
"Oh ... udah lama Aden nggak bawa teman lagi kesini, mau di buatkan minuman? Nanti Bi Surti bilang sama Bibi Nina," tanya Bi Surti dengan raut wajah bahagia.
Alvian tertawa kecil, "gak usah, Bi. Alvian masuk duluan, ya."
"Oh iya, Den."
Alvian berjalan memasuki rumahnya dengan Ashilla mengikuti di belakang dengan kagum.
Ashilla mengedarkan pandangannya.
Wow, keren juga ini mansion.
Memang gak jauh beda sama mansion keluarganya sih, tapi tetap aja keren.
"Ini rumah kamu? Keren," ucap Ashilla pura-pura tidak tahu.
Alvian melirik sekilas, "bukan."
Ashilla mengernyitkan dahinya, "kok bukan?"
"Rumah orang tua gue."
"Berarti kamu nggak tinggal di sini?" tanya Ashilla kepo.
"Cih." Alvian berlalu dengan kesal.
Kenapa, sih? Giliran sama pembantu hangat banget, pas sama gue dingin banget, punya dendam kesumat kayaknya sama gue.
"Depan TV, atau ruang tamu?" tanya Alvian setelah mengambil laptop.
"Depan TV aja."
Ashilla meletakkan totebag miliknya di atas meja, lalu mengeluarkan buku yang gadis itu beli di toko buku, dan perlengkapan alat tulis.
Sedangkan Alvian memberikan buku yang sudah ia beli di toko buku tadi, kepada Ashilla. Lalu mulai menghidupkan laptop.
Mereka hanya berdua di ruangan itu dan duduk berhadapan, yang membuat Ashilla canggung setengah mati.
"Kita mulai darimana?" tanya Ashilla setelah memeriksa buku yang dibeli Alvian.
"Bagi tugas aja."
"Oke, kalau gitu gue—ehh aku yang tumbuhan, kamu yang hewan, terus aku yang ketik tumbuhan, kamu ketik yang hewan," jelas Ashilla.
Sedangkan Alvian hanya mengangguk.
Kini, mereka sibuk menulis rangkuman secara lengkap tentang 3 hewan dan 3 tumbuhan, tentang reproduksi, fotosintesis, masa hibernisasi, dan lain-lain. Setelah merangkum nanti akan di pindahkan ke laptop, lalu di-print dan dijadikan makalah.
Alvian sudah membuat rangkuman tentang 1 hewan, pemuda itu membuka lembaran-lembaran buku yang sudah ia tulis, sudah enam lembar.
Kalau di kira-kira, rangkuman satu hewan terdapat 5 lembar. Pikirnya.
Alvian melirik ke arah jam besar yang menempel di dinding.
Pukul 11.50.
Sudah menghabiskan banyak waktu.
Alvian mengernyit, lalu mulai menulis kembali, tentang hewan kedua yang di pilihnya. Sedangkan Ashilla sudah menyelesaikan 2 tumbuhan—yang kedua, tinggal sedikit lagi.
Tiba-tiba gadis itu merasa haus.
"Ekhm, ekhm." Ashilla mengelus-ngelus tenggorokannya, mengkode Alvian untuk memberikannya minum.
"EKHMMM."
Sedangkan Alvian bergeming.
Ashilla semakin kesal.
"Ck, ishh!" Ashilla sedikit memajukan bibir bawahnya, lalu mengambil penanya kembali, mulai menyelesaikan rangkuman tumbuhan keduanya.
Alvian tiba-tiba berdiri.
"Mau minum apa?" tanya Alvian datar.
"Hah?" Ashilla mendongak menatap Alvian.
"Mau minum apa?" tanya Alvian terpaksa mengulanginya.
"Oh...," Ashilla terdiam. Apakah Alvian peka terhadap kodenya?
Ah, bodo amat, gue haus banget.
"Apa aja, tapi yang dingin, bisa?"
Alvian menatap Ashilla lama, lalu berjalan ke dapur.
Beberaoa menit kemudian, Alvian kembali membawa nampan berisikan dua gelas jus Mangga, dan meletakkannya di atas meja.
Ashilla melihat jus Mangga yang dingin itu, "kamu buat sendiri?"
"Ya."
"Kok kamu gak nyuruh pembantu aja?"
Alvian duduk kembali, mengambil pulpen—lanjut menulis tugas.
"Malas," jawabnya.
"Di minum," titah Alvian yang masih fokus menulis.
"Kamu gak campuri—"
Seakan tahu isi pikiran Ashilla, pemuda itu membalas cepat, "gak."
"O-oke..." Ashilla mengambil salah satu gelas yang masih berada di nampan, lalu meneguknya sedikit.
Alvian tiba-tiba menatapnya penasaran.
"Apa?" tanya Ashilla sembari menurunkan gelas dari mulutnya.
"Rasanya ... enak?" tanya Alvian ragu—sambil menatapnya.
KOK GANTENG?!?!?!
"Hmm ... gimana, yaa?" tanya Ashilla sambil memutar-mutar gelas yang ada di tangannya.
Alvian masih menatapnya dengan penasaran sambil menggulum bibirnya ke dalam.
"Kalau rasanya gak enak ... gimana?" tanya Ashilla sambil menaikkan sebelah alisnya.
Alvian terdiam sejenak.
"Yaudah." Alvian kembali mengambil pena, dan mulai menulis rangkuman hewan ke 3 yang dipilihnya.
"Bercanda, ini enak kok." Ashilla terkekeh kecil, sambil meminum kembali jus Mangga buatan Alvian.
Alvian diam-diam menatap Ashilla sambil tersenyum tipis.
Mereka kembali melanjutkan tugas, dan tiba-tiba—
Brak!
"MASYAALAH, KAMU BAWA PULANG MENANTU BUAT BUNDA, ALVIAN?!"
-Alshi-
— Rsainky note's.
haloo! cieee malam lebaran di temenin sama Alshi, nih. ada yang nungguin, nggak? maaf pendek dulu, ya, nanti beberapa hari ke depan aku up lagii. chill.
btw, kalau aku ada salah kata, aku minta maaf sama kalian sebesar-besarnyaa, yaaaaa!!! selamat hari raya Idul Fitri! mohon maaf lahir dan batin ! ><
850 KOMEN AJA BUAT LANJUT YAAAA!
Plagiat? Ingat! Ada undang-undang hak cipta! Jadi, tolong berfikir dulu sebelum bertindak!
Sincerely,
Rain-Sky.
-Alshi-