A Mafia Da Costa [TAMAT]

By beautysavanna

392K 14.3K 595

Capella Cough model berusia 26 tahun yang merupakan anak tunggal, tidak sengaja tersesat di ruang rahasia mil... More

Prolog
One
Two
Three
Four
Five
Six 🚫
Seven
Eight
Nine
Teen
Eleven
Twelve
Thirteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven - New Day
Twenty Eight - Beloved?
Twenty Nine - Baby
Thirty
Thirty One
Thirty Three
Thirty Four
Thirty Five
Thirty Six
Thirty Seven
Thirty Eight
Thirty Nine
Forty
Forty One
Forty Two
Forty Three
BONUS CASH MAFIA
VOTE COVER MAFIA DA COSTA
PRE-ORDER NOVEL A MAFIA

Thirty Two

5.3K 241 31
By beautysavanna

Hallo, aku mau promosi dikit nih.

Karena aku buat cerita baru judulnya The Arrogant Billionaire, nah itu cerita Fanfiction si. Buat yang suka k-pop boleh tuh mampir. Tapi untuk umur pasti tidak untuk anak di bawah umur.

Gitu aja si, semoga suka sama story aku. Jangan lupa dukung aku dengan tekan vote dan komen, eh jangan lupa follow juga ya hehe

Happy Reading

*-*-*-*-*

Belum lama terlelap dari tidurnya, Ella harus kembali merasakan pusing yang mendera saat dirinya reflek terbangun dengan sendirinya. Keadaan seperti itu memang sering terjadi pada orang-orang dan itu sangat menyiksa.

Keringat bercucuran dari dahi hingga menuju leher jenjangnya yang putih. Kemudian, gadis itu berinisiatif untuk membesarkan suhu ruangannya. Tapi remote yang dia cari entah terselip dimana.

Dengan langkah gontai, Ella mencari remote Air Condition ke sudut ruangan manapun. Hingga mata Ella menangkap sesosok bayangan yang sangat misterius.

Ketakutan? Tentu saja Ella sangat takut, ditambah tubuhnya yang gemeteran dan tiba-tiba kakinya terasa lemas. Pasalnya bayangan itu berdiri tepat di depan jendela kamarnya. Dengan tubuh tinggi dan besar itu sukses membuat Ella tak berani menyuarakan kata-kata lagi.

Tidak lama setelah itu, bayangan itu tiba-tiba menghilang dengan sendirinya. Dengan raut wajah penasaran bercampur ketakutan. Ella memberanikan diri untuk membuka jendela dan mencari sosok itu.

Tapi nihil, dia tak menemukan siapapun saat dirinya kini sudah di balkon, yang gadis itu rasanya hanya hawa dingin angin yang menerpa kulit wajahnya hingga menyibakkan rambut panjang Ella.

"Aku hanya berhalusinasi," ucapnya sambil menepuk kuat pipinya.

"Sadarlah, Ella."

"Kau tidak melihat siapapun di sini," ucap Ella terus-menerus untuk meyakinkan dirinya sendiri.

Saat gadis itu sibuk berperang dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba terdengar suara bas yang sangat familiar terdengar di indra pendengarannya. "Kau tidak sedang berhalusinasi."

Sontak, Ella membalikkan badannya untuk mencari sumber suara di belakang tubuhnya. "Lucas!" Teriak Ella dan detik itu juga pandang Ella menggelap semuanya terlihat buram.

**
Keesokan paginya, keluarga Ella dikejutkan dengan seorang pria yang sudah mati terbunuh. Sialnya mayat itu tergeletak tepat di depan pintu keluar rumah Ella.

Orang-orang pun tak sedikit yang melihat jasad dengan bau busuk yang menyeruak.

Ella kembali mengingat kejadian semalam, dimana dia bertemu dengan Lucas.

Apa benar itu Lucas?

Bagaimana ia bisa menenukanku di sini?

Apa mayat itu berhubungan dengan datangnya Lucas? Pertanyaan demi pertanyaan terus berkecamuk menjadi satu dalam otaknya.

Meski begitu ia tak bisa menyimpulkan persepsinya sendiri. Bahkan ia hanya melihat sekilas wajah Lucas dan detik selanjutnya ia tak melihat apa-apa lagi. Mungkin itu hanya mimpi, tetapi terlihat sangat nyata.

Ella tak bisa berbuat apa-apa saat petugas keamanan mulai datang berbondong-bondong untuk mengitrogasi mayat tersebut. Tak hanya polisi saja yang sibuk, begitu juga dengan ayah Ella yang terlihat kesana dan kemari untuk menelepon seseorang yang Ella sendiri tidak tahu siapa.

"Dad, tenangkan dirimu. Aku tahu kau sangat panik," ucap Ella sambil mendekat pada ayahnya.

Sementara ayahnya hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar, berharap tidak ada hal buruk menimpa keluarganya.

"Ella benar, kau terlihat sangat lelah dan frustasi. Kita serahkan semua pada pihak keam–"

"SUDAH CUKUP!" tanpa sadar, sang ayah memotong dan membentak dua wanita di depannya.

Ella dan Ibunya pun hanya bisa meringsut mundur saat ayahnya mulai bertindak di luar nalar.

"Astaga, maafkan. A-aku telah membuat kalian ketakutan," ucap ayahnya saat kembali seperti semula, tapi kali ini ia pergi begitu saja.

Ella mengusap air mata ibunya yang sudah mengalir indah. "Sudahlah, Mom. Mungkin Dady terlalu banyak pikiran."

"Dia tidak pernah membentakku seperti ini, Ella. Hiks." Jawab ibunya di sela tangisannya.

Ella pun ikut merasakan apa yang sedang dirasakan ibunya, mau bagaimanapun ia memiliki kontak batin yang kuat.

*-*-*-*

"Kemana kau akan pergi?"

"Aku tidak kemana-mana." Jawabnya dengan asal. Padahal ia terlihat buru-buru dan berjalan menuju mobilnya.

Silva tidak lagi menyahut ucapan kakaknya, yang ada dia akan bertambah emosi saja dengan Lucas. Pria itu memang gampang sekali membuat adiknya naik pitam.

Mobil yang digunakan Lucas pun berjalan untuk membelah jalanan kota Las Vegas yang masih cukup sepi. Mengingat ini masih lumayan pagi.

BRAKK!

Terdengar suara tabrakan yang berasal dari body belakang mobil Lucas. Mata pria itu menelisik dari balik spion untuk melihat pengguna mobil di belakangnya.

Mata Lucas menyipit saat pria yang menabraknya kabur dengan begitu saja, tidak menunggu lama. Lucas langsung memacukan kecepatan mobil untuk mengejar pria sialan itu.

Semakin lama mobil itu membawa Lucas ke tempat yang memiliki gang cukup sempit dan sepi penduduk. Entahlah pria siapa itu yang berani mencari masalah dengan Lucas.

Intinya Lucas akan mengejarnya sampai dapat. Mobil yang di gunakan pelaku pun menikung dan berhenti tepat di sebuah gedung yang sudah tidak terpakai, mungkin. Pasalnya gedung itu sudah tidak layak untuk ditempati dan banyak sekali kotoran seperti lumut yang menghiasi dinding luar gedung tersebut.

Lucas mengejar pria yang kini sudah memasuki gedung terlebih dahulu. Saat kali Lucas berhasil berpijak di dalam gedung. Tiba-tiba pintu keluar tertutup dengan otomatis.

Sialan!

Batin Lucas saat dirinya kini masih di jebak. Pria yang menabraknya telah membawa Lucas ke kandangnya. Lucas masih tidak bergerak dari tempatnya.

Tak lama setelah itu, munculah sekelompok orang dengan jubah hitam dan topi yang berwarna senada.

Saat mereka sudah berhadapan, Lucas pun dapat melihat dengan jelas siapa orang-orang tersebut.

"Curtis?" Bisik Lucas lirih sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Selamat datang di tempatku, kawan," ucap pria bernama Curtis kepada Lucas.

Lucas hanya tersenyum mengejek saat mendengar suara yang sangat menggelikan di indera pendengarannya.

"Aku tidak ada urusan denganmu, ini semua gara-gara anak buahmu yang membawaku kemari."

"Aku tidak peduli siapa yang membawamu datang ke markasku. Intinya sekarang kau terancam akan mati," ucap Curtis yang masih ditanggapi santai oleh Lucas.

Lucas tak langsung menjawab, tetapi Lucas justru menaikkan wajahnya hingga tatapan tajam itu jatuh pada Curtis maupun anak buahnya.

"Sudah ku katakan, aku tidak ada urusan denganmu."

"Fu*king shit, kau sudah membunuh anak buahku." balas Curtis dengan menyesap rokok di tangannya.

Lucas mengernyit bingung, hingga akhirnya ia paham apa yang dikatakan Curtis. "Apa yang kau maksud, Undo? Bahkan pria seperti itu tidak pantas hidup."

"What the hell? Sepertinya aku harus menembak mulut sampahmu itu," ucap Curtis disertai dengan umpatan-umpatan kasar.

Lucas pun tertawa renyah saat mendengar perkataan sarkantis dari Curtis.

"Hanya pria bodoh yang mengatakan itu padaku," ucap Lucas dengan angkuhnya. Ia pun terlihat sangat santai saat dirinya masih dalam keadaan terancam. Satu buah rokok ia ambil dari bungkus yang Lucas simpan di jas bajunya.

Dor!

Curtis menembakkan satu peluru ke udara, hingga membuat ruangan itu menggema di gendang telinga.

Dia pikir, dia ini hebat?

Lucas tersenyum miring di sela kegiatannya. "Sekali lagi ku katakan, bahwa kalian semua sangatlah bodoh." ucap Lucas dengan menekan kata terakhir.

"Bukan kan dirimu sendiri yang sangat bodoh tuan Lucas Da Costa?" Kali ini suara yang tidak terlalu familiar terdengar. 

*-*-*-*

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 134K 53
(21+) FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Hanya kau yang aku mau, Deanna." Tubuh Deanna menggelenyar hebat mendengar suara berat nan parau itu menegaskan k...
2.2M 99.5K 46
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
4M 30.1K 34
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
1.8M 91.9K 49
[PRIVATE, PLEASE FOLLOW ME IF YOU WANT TO READ IT] Ansefa, seorang gadis berumur 17 tahun tidak menduga, bahwa sebuah pertemuan dengan seorang CEO mu...