1. PASSING BY

By rawrnana

8.4K 4.7K 19.2K

❝ Kamu dan segala kenangan yang tersisa ❞ ⚠️TIDAK UNTUK DIPLAGIAT⚠️ Ini Cerita keduaku, cerita yang sangat in... More

Prolog
1. the beginning of all
2. Dia yang asing
3. TODAY
4. The secret of hera
5. Mariposa
6. Temanku
7. They are bad
8. What If
9. Menetap atau pergi
10. Mago
11. Orang jahat
12. Dia?
13. Tau
14. Mulai
15. Through me
16. Putus Asa
17. Tentang dan tantang
18. Rainbow
19. Hasil
20. Makan malam dan...
21. pulang dan datang
22. A DREAM
23. Ada apa?
24. Harta Saya
25. Semua oke
26. Happin€ss
27.The next
28. To the bond
29. Aku dan rasa sakit
30. Renggang untuk menyatu
31. Usaha untuk mengutarakan
32. Hello Ra
33. On me
34. Sepeda
35. my wish
36. I know now
37. beautiful time
38. Bohong
39. Tenang
40. Keluargaku
41. gonna leave
42. Tertidur
43. Apapun
44. Laut

45. Penebusan dan terima kasih

67 41 198
By rawrnana

~•••***•••~

Alora Mendapatkan kabar yang begitu mengejutkan Dipagi hari, Dimana dokter Samuel menghubungi nya dan memberitahu bahwa ada seseorang yang mau mendonorkan ginjalnya pada Hera. Walaupun hal itu harus melakukan uji tes terlebih dahulu, namun bagi Alora itu adalah sebuah keajaiban.

Alora melangkahkan kakinya cepat menuju kamar Hera, Entah anaknya itu sudah bangun atau belum. Kemarin mereka pulang dengan sangat terlambat karena jauhnya perjalanan.

"Ma!" panggil Hera cukup keras karena melihat Alora berjalan kearah kamarnya.

Alora menoleh dan melihat Hera ada dibawah, sepertinya ia baru bangun terlihat dari pakaian piyama yang masih melekat pada dirinya.

Alora buru-buru berlari menuruni tangga dan mengahampiri Hera.

"Mama ada kabar baik untuk kamu," ucapnya saat tiba dihadapan Hera.

Hera menaikkan kedua alisnya, "Kabar apa ma?"

"Ada seseorang yang bersedia mendonorkan ginjalnya untuk kamu," Hera terdiam sejenak, detik kemudian dirinya tersenyum dan memeluk Alora.

"Benar ma?" tanyanya, dibalas anggukan oleh Alora.

"Iya benar, walaupun harus mencocokkan terlebih dahulu...."

"Kalau enggak cocok?" tanya Hera seraya melepas pelukannya dari Alora.

Alora terdiam, "Pasti cocok, kita berdoa. Mama akan lakukan apapun demi kamu," ujarnya pada Hera.




****

Jehan tertawa saat bersama Hera, mengingat kejadian mereka di laut kemarin. Disaat Jehan panik karena merasa Hera kehilangan nafasnya bahkan tak ada cetakan jantungnya. Hal itu membuat Jehan benar-benar khawatir.

"Lo gaboleh gitu lagi Ra, Lo gatau paniknya gue kemarin kayak gimana," ucap Jehan pada Hera.

Hera tersenyum tipis, dirinya juga merasa Jehan konyol karena panik.

"Emang kemarin nafas gue benar-benar gaada?" tanya Hera memastikan.

"Gaada Ra, makanya gue udah hampir copot jantungnya, gue takut Lo malah kenapa-napa...." ujar Jehan menjelaskan.

"Padahal kemarin tuh gue cuma tidur biasa, gue nyaman sama Lo, sampe Lo ngira nafas gue ilang ... Senyaman itu Jehan," mendengar hal itu seketika Jehan tersenyum, pipinya memerah.

"Nyaman boleh, pergi ninggalin gue jangan Ra. Apalagi pergi selamanya...." lirihnya.

Hera menggeleng, "Enggak, gabakal kok. Oh iya, kata mama gue dapat donor ginjal dan semoga aja itu cocok sama gue."

Jehan memberikan reaksi yang begitu bahagia mendengar ucapan Hera.

"Wah gue doain pasti cocok, emang siapa pendonornya?"

Hera menggeleng, dirinya pun tak tau siapa yang mendonorkan itu. Mamanya belum memberitahu dirinya.

"Ra gue mau ajak Lo jalan-jalan sekalian, gue mau beli barang couple sama Lo."

"Barang apa?"

Jehan tersenyum tipis, "Tumbler, biar bisa diisi air putih kalau mau bepergian. Untuk mengurangi kebiasaan minum air berwarna."

Hera tersenyum atas ucapan Jehan barusan, apa Jehan baru saja menghargai kesehatan nya? Yang dikatakan Jehan benar, harus banyak minum air putih untuk menjaga kesehatan.

"Biar ginjal Lo ga kayak gue, bagus Jehan."

"Oh iya Hera, acara kelulusan kita Minggu depan. Dan kita berdua harus hadir."

Hera mengangguk, kemudian Jehan menggandeng tangan Hera berjalan mengelilingi sekitaran taman kota seraya berniat membeli barang yang mereka inginkan.





Tin tin...

Mendengar sebuah klakson didepan rumah, membuat Yura segera melihat kedepan. Sebuah mobil tengah terparkir, entah itu mobil siapa namun mobil itu terlihat sangat mewah dan mahal. Yang jelas orang kaya yang berada didalamnya.

"Woi!"

Yura yang sejak tadi menyipitkan matanya untuk melihat mobil itu, mendadak menampakkan ekspresi sinis kala Levi yang keluar dari mobil itu.

"Nyewa dimana Lo mobil beginian?" ucap Yura seraya berjalan kearah mobil Levi.

Levi membulatkan matanya seketika.

"Heh, ini mobil gue. Sembarangan aja Lo bilang nyewa," ucapnya tak terima.

"Ohh...."

"Pergi yuk," ajak Levi kemudian.

Yura menaikkan satu alisnya, "Kemana?" tanyanya.

"Kemana aja, ayolah."

"Oke!"

Yura terdiam sesaat mereka tiba ditempat yang Levi tuju. Mereka pergi Timezone, entah kenapa Levi mengajaknya kemari.

"Lo pernah main ke Timezone kan?" tanya Levi, seketika membuat Yura menatapnya.

"Ya dulu, waktu gue kecil mah sering."

"Gak kece Lo, kayak gue dong sampe sekarang masih sering main kesini," ujarnya.

"Gaada kerjaan apa Lo main ginian Mulu?"

Levi menggeleng, "Gaada."

Kemudian Levi menarik Yura untuk masuk dan mencari permainan yang akan mereka mainkan, beberapa waktu keduanya hanyut dalam tawa dan menikmati permainan tersebut.

"Gue besok bakal pergi ke New York," ucap Levi disela permainan.

Yura yang sempat tertawa seketika berhenti, begitupun mainan yang ia mainkan. Sesaat kemudian dirinya menatap Levi penuh tanya.

"Ah becanda Lo!"

"Gue serius, besok perginya mungkin siang," ucapnya lagi.

"Seriusan? Kok mendadak Vi?" tanya Yura.

"Abang gue bakal ada projects disana, dan akan menetap mungkin. Gue gabisa biarin dia sendirian, udah janji sama mama untuk sama-sama terus."

"Mau gak mau, gue harus ikut. Dan gue bakal lanjut pendidikan kesana...."

Yura mengangguk paham, tapi ini terlalu mendadak. Dan apa Levi tak akan menunggu sampai Hera selesai operasi.

"Lo gaakan nunggu Hera Vi? Bukannya Abang Lo, selalu jaga Hera ya?"

Levi tampak berpikir, "Gue gatau, tapi mungkin Abang bakal pamitan dulu sama Hera dan mamanya sih."

"Kita bakal LDR kalo gitu," ujar Yura tanpa sadar.

"Hah?" ucap Levi, dirinya mendengar dengan samar ucapan Yura barusan.

"Maksud gue, kita gabakal ketemu lagi... Iya gitu maksud gue," ujar Yura gugup.

Levi tertawa, "gak lah, nanti gue bakal kabarin Lo. Gue juga bakal kabarin yang lain, biarpun gue jauh gue gabakal lupain Lo pada."

"Iya kali...."


****

Satu Minggu lalu, setelah uji tes kecocokan untuk donor ginjal Hera. Hari ini adalah operasinya, sampai sekarang siapa yang mendonorkan, Hera pun tak tahu begitupun yang lainnya.

Ketika kurang lebih hampir 5 jam proses operasi, akhirnya dokter Samuel keluar dari ruangan itu. Alora yang menunggu sejak tadi pun menghampiri dokter Samuel.

"Dok, bagaimana hasilnya?"

Dokter Samuel tersenyum kemudian mengangguk, Alora menghelah nafas legah seketika.

"Berkat Tuhan, dan doa dari orang terdekat, operasi berjalan lancar dan sempurna," ucap dokter Samuel.

"Saya pergi dulu Bu Alora," ucap dokter Samuel, membuat Alora mengangguk.

"Terimakasih dokter, terimakasih."




Kurang lebih satu bulan lebih Hera beristirahat pasca operasi transplantasi ginjal yang ia lakukan tempo lalu.

Selama proses penyembuhan, Hera tak boleh melakukan kegiatan berat, seperti pergi keluar, melakukan pekerjaan rumah. Setiap hari Hera hanya makan, tidur, menonton bahkan duduk di teras rumah bersama Jehan.
Hal itu ia lakukan atas perintah Alora, mamanya khawatir, Hera pun hanya menurut pada perintah Alora.

Selama proses penyembuhan, yang Hera temui hanyalah Jehan, Yura dan kemana Arya serta Levi bahkan Elvi, gadis yang merupakan teman Hera. Seorang gadis bisu sejak lahir, beberapa kali Hera menimbulkan pertanyaan di otaknya, mereka semua kemana?.

Pagi itu, Hera menemui Jehan yang menemuinya. Jehan memang sering datang kerumah.

"Pagi sayang...."

"Pagi, saya gaada pesan gopud loh mas," ujar Hera bercanda.

Jehan tertawa seraya melihatkan deretan giginya, "Tau aja nih, gue bawa makanan."

"Lo tuh kalo kesini, kalo gak bawa makanan pasti bawa sesuatu yang lain. Yang penting itu tangan gak kosong aja...." cibir Hera tertawa pelan, kemudian mengajak jehan untuk masuk.



To be continued

Continue Reading

You'll Also Like

SCH2 By xwayyyy

General Fiction

133K 18.4K 48
hanya fiksi! baca aja kalo mau
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

338K 3.3K 22
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra
401K 2.4K 4
Akurnya pas urusan Kontol sama Memek doang..
Balance Shee(i)t By Raa

General Fiction

67.8K 5.7K 43
Padahal kan ingin Mosha itu agar mereka dijauhkan bukan malah didekatkan. -·-·-· Mosha, mahasiswi jurusan akuntansi ingin kehidupan kuliahnya seperti...