Find Me through Your Ears

De dheadusak

526 90 452

Gara-gara bisikan earphone ajaib yang bisa bersuara sendiri, Talisha yang mageran mendadak mau jadi atlet Wus... Mais

[Prakata] WWP 2022
Prolog
[1] Ospek Karet
[2] Kabur
[4] Esa?
[3] Atlet Rebahan
[5] Ngamuk
[6] Garuda Bukan Kenari
[12] Where Are You?

[7] Who Are You?

12 1 0
De dheadusak

***

Kalau Hermione yang lahir sebagai muggle bisa menerima undangan untuk bersekolah di Hogwarts, apa mungkin Talisha juga kelak akan menemukan undangan serupa? Maksudnya, barangkali, ada Hogwarts cabang Jakarta? Siapa yang tahu, ternyata dunia sihir memang benar adanya, tetapi tersembunyi. Dalam Harry Potter pun, para penyihir tidak diperbolehkan untuk menunjukkannya kepada para muggle, kan?

Atau, bagaimana kalau ternyata di dunia ini memang ada lampu ajaib--mungkin kalau lebih modern, bentuknya akan seperti tumblr Your Bottle--yang bisa memunculkan jin atau semacamnya? Tidak pernah ada yang tahu, kan, seandainya keajaiban-keajaiban yang dikenal di dunia fiksi ternyata memang ada?

Pikiran-pikiran seperti itu tak henti-henti mengaliri kepala Talisha sejak tadi. Dia sibuk mencari-cari di Google, bahkan menonton beberapa film fantasi ringan yang sekiranya bisa meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang selama ini dia asumsikan tentang Esa memang ada. Pasalnya, perkataan Eka tempo hari membuatnya berpikir berulang kali.

Eka percaya pada Talisha sepenuhnya, termasuk terhadap deklarasi bahwa Talisha sama sekali tidak punya gangguan jiwa. Soal Esa pun, pada akhirnya Eka setuju dan mengikuti alur cerita yang disampaikan Talisha.

"Selama dia nggak menyesatkan, emang nggak ada salahnya, sih, Tal. Apalagi, di sini kondisinya, dia malah bikin lo nggak ngerasa sendiri. Tapi, coba dipikir-pikir lagi, deh. Kalau lo jadi orang lain, terus lo denger ada orang yang percaya bahwa suatu benda bisa diajak ngobrol, apa mungkin lo bakal percaya secepet itu? Maksud gue, in this case, gue kenal lo, lo sahabat gue, jadi gue percaya. Tapi kalau orang lain? I'd rather run, mereka pasti bukan orang normal.

"Dan soal si kating ganteng yang lo bilang suaranya mirip Esa itu, gue nggak tahu mau setuju atau nggak, soalnya gue nggak bisa denger suara si Esa. Tapi kalau emang lo yakin, kenapa nggak coba lo selidikin aja sih?"

Talisha mengerutkan kening, lalu mengedik. Ide itu sempat terlintas, tetapi dia kembali buntu saat harus memikirkan cara untuk mengeksekusinya. "Gimana caranya, coba? Kenal aja kagak."

"Ya, kan, elo anggota UKM Wushu?"

"Belum, anjrit. Gue belum daftar. Lagian, setelah ikut roadshow itu, gue liat latihannya agak ngeri. Remaja jompo kayak gue mana mampu?"

"Ya, kalau lo nggak mau effort, lo nggak bakal ketemu apa yang lo mau." Kalimat terakhir itulah yang membuat Talisha overthinking dari tadi.

Effort? Talisha masih gagal menemukan alasan mengapa dia perlu mengeluarkan effort hanya untuk menyelidiki soal Esa, tetapi kalau tidak diselidiki, nanti kepo sendiri. Tapi, apa mungkin dua orang memiliki suara yang sangat sama? Talisha kenal betul suara Esa, dan dia yakin bahwa suaranya sama dengan suara Garuda--maksudnya, Garuda si pelatih Wushu, bukan burung garuda. Bagaimana kalau, selama ini Garuda adalah pengisi suara di balik Esa?!

Kalau begini ceritanya, Talisha rela mengeluarkan effort, sebesar apa pun selama taruhannya bukan nyawa!

***

Senyuman cerah itu tak pernah sirna dari bibir Bima sejak dia menginjakkan kakinya di sekretariat UKM hari ini. Selesai kuliah, dia buru-buru datang ke sekretariat demi merayakan kesenangannya. Dia benar-benar tidak sabar untuk menyambut kehadiran para anggota baru UKM Wushu.

Sore ini akan diadakan rapat santai untuk merencanakan latihan perdana bersama seluruh anggota UKM Wushu yang merupakan mahasiswa baru angkatan tahun ini. Tak hanya itu, para pengurus dan pelatih dari berbagai angkatan, setelah mendengar jumlah pendaftar, mereka juga sangat bersemangat untuk menyambut para maba. Itulah pemicu kebahagiaan Bima. Sekretariat yang biasanya sepi, kali ini pasti jadi ramai lagi!

Bima bersiul-siul sambil merapikan meja sekretaris yang biasanya selalu berantakan itu. Berbagai tujuan yang pernah disusunnya seolah terasa semakin dekat. Dia yakin, di masa kepengurusannya, UKM akan kembali bersinar seperti dulu lagi. Rasanya Bima ingin melompat-lompat sesegera mungkin.

"Ada orang?" Pintu UKM yang biasanya berdecit, sekarang malah terdengar gedubrak. Bima tahu, siapa lagi yang berani memperlakukan properti di sekretariat UKM dengan sekasar itu, kalau bukan Rama. Tapi saat melihat siapa yang sebenarnya datang, Bima meneguk ludah. Prediksinya salah besar. "Bim, sendirian?"

Pertama, tatapan Garuda terlihat tidak santai, dia seperti sedang marah--jadi Bima harus jaga-jaga. Kedua, pakaian Garuda rapi sekali hari ini--Bima takut disangka salah paham kalau bilang ini, tapi sumpah, Garuda terlihat ganteng. Ketiga, dia tidak melepas sepatu padahal lantai sekretariat UKM penuh diselimuti dengan karpet! Astaga, kalau dia bukan senior, pasti Bima sudah marah besar.

"Sendirian, Kak. Kenapa?"

"Siapa Talisha?"

"Talisha siapa?"

"Lo kenapa malah balikin pertanyaan gue?"

Kening Bima seketika bergelombang, apa dia baru saja salah merespons? Dia beranjak berdiri, berusaha menetralkan suasana. Pose Garuda terlihat menyeramkan, seperti memasang kuda-kuda. Bima takut tiba-tiba tewas di tempat kalau Garuda menendangnya. "Kak, coba santai dulu. Ada apaan, sih?"

Garuda menggeleng cepat, tangannya menepis galak. "Gue ganti pertanyaan. Siapa yang nyebar nomor Whatsapp gue di Instagram UKM?"

"Nomor WhatsApp lo?" Bima berpikir sejenak, lalu cepat-cepat mengimbuhi, "perasaan nggak ada, deh, Kak. Yang dipajang di banner promosi UKM 'kan cuma nomor gue, sama Liana, karena dia humas."

"Terus anak random ini dapet nomor gue dari mana anying." Garuda mengacak rambutnya, terlihat sangat geregetan, seperti ingin segera menendang. Lagi-lagi Bima harus mundur beberapa langkah, dia masih sayang nyawa.

"Anak? Anak siapa?"

"Anak bapaknya," sahut Garuda kesal. "Lo lama-lama ketularan Rama, anjir. Nggak jelas"

Bima meneguk ludah. Sebenarnya siapa yang dari tadi tidak jelas di sini? "Kak, coba jelasin, lo kenapa? Di-chat orang aneh?"

"Lo baca sendiri." Garuda menyerahkan ponselnya pada Bima. Terpampanglah room chat Whatsapp dirinya dengan seseorang yang nomornya belum di-save itu.

+62 823 XXXX XXXX

Hai Kak, ini Talisha
Duh, gatau harus manggil kakak atau apa

Maaf, siapa ya?

Talisha
Tadi kan udah bilang, wkwkw
Ini Kak Garuda?

Ya, saya Garuda. Ada apa?

Gue mau join UKM Wushu kak
Eh gue atau aku ya
Aku deh
Aku mau join UKM Wushu kak*
Lo pelatihnya kan?

Hubungi humasnya aja, ya. CP-nya ada di Instagram.

Namaku Talisha Claudia, NIM 20XXXXXXXX
Oh okeee
Humas itu yang atas nama liana kan? Aku sempet chat sih tadi
Oiya Kak, aku boleh nanya?

Oke.

Kakak tau Esa ga?

Esa siapa?

Esa...
Eum nggak jadi
(stiker)
Boleh minta tolong kirim VN ga Kak?
Maaf kalo aku anu, soalnya aku perlu ini Kak :'

"Kenapa lo ladenin pula, Kak?" Bima menghela napas panjang. "Ini udah aneh banget, kayak orang fetish. Blokir aja."

"Kalau dia nggak nyebut UKM Wushu dan ngasih nama lengkap beserta NIM, udah gue blokir dari awal. Masalahnya ini ...." Garuda memejamkan mata, berusaha keras menahan emosinya. Dia senang sekali apabila ada maba yang bergabung di UKM Wushu. Malah, dengan senang hati dia akan mengaggapnya sebagai adik sendiri. Namun, dia benar-benar tidak suka apabila ada orang yang menyebarkan nomor WhatsApp-nya tanpa izin. Sangat tidak sopan. "Lupain masalah fetish. Yang gue penasaran, dia dapat nomor gue dari mana? Lo yakin nggak ada ngasih nomor gue ke maba mana pun?"

"Atas nama Tuhan dalam berbagai sebutannya di setiap agama, Kak, gue nggak pernah ngasih nomor WhatsApp siapa pun tanpa seizin orangnya. Beneran."

"Terus anak ini dapet nomor gue dari mana, gila!"

"Tunggu." Bima beralih kembali ke meja sekretariat untuk mengambil HP-nya, kemudian mengecek sesuatu di dalamnya. Tak lebih dari dua menit, sorot matanya berubah cerah, seperti menemukan penyelesaian masalah. "Kak, lo kan ketua dua tahun lalu. Nomor WhatsApp lo pernah kepajang di IG. Mungkin ... dari sana?"

"Oh iya! Anjing, bego!" Beriringan dengan seruan itu, terdapat suara gedubrak keras. Garuda menjatuhkan tubuhnya di karpet--mentang-mentang lantai sekretariat UKM dipenuhi karpet beralaskan matras, dia jadi seenaknya membanting diri. "Kok gue bego, anjrit! Parah. Ini pasti gara-gara bergaul sama Rama."

"Gue nggak ngerti kenapa lo nyalahin Rama, sih, tapi oke ...."

Continue lendo

Você também vai gostar

2.5M 136K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
SAGARALUNA De Syfa Acha

Ficção Adolescente

3M 148K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
GEOGRA De Ice

Ficção Adolescente

2.3M 97.8K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
LOUISE De ★: 𝗔𝗶 🍉

Ficção Adolescente

452K 49.6K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...