He's My Enemy

Від Lin_Woovin03

95.5K 9.8K 697

Dua berandalan sekolah Waiji yang bernotabe musuh bebuyutan, terpaksa menerima perjodohan atas ancaman dari k... Більше

1.......
2.......
3.......
4.......
5.......
6.......
7.......
8.......
9.......
10.......
11.......
12.......
13.......
14.......
15.......
16.......
18.......
19.......

17.......

3.2K 404 16
Від Lin_Woovin03

Digantung brapa hari kalian? Kuat mental kali segitu doang, lah gue digantung bertaun taun mana dighosting lagi. Tolong dong hujat ntuh cowok brengsek buat mewakili hati gue. Anjim emang ya:)

Curcol segitu doang sih, tapi ngena ke hati dedeks, idih!

🐺🦋

||Jeongharu Area||
~~~~~~~~~~~~~~












Setelah berkutat hampir enampuluh dua jam lamanya di depan komputer akhirnya keberadaan Yoonbin terlacak, dengan hati serta pikiran yang kacau Jeongwoo langsung segera mendatangi tempat terakhir nomor telepon itu berada. Ia ditemani oleh Jihoon, Kakak Pertamanya datang bersama Junkyu–teman Jihoon–Renjun, Jeno, Jaehyuk dan Asahi.

Karena sudah merancang suatu strategi dengan matang, mereka sepakat dalam pembagian tugas masing masing anggota Ralf. Sedangkan yang lain, Jaemin, Haechan, Hendery, Yangyang, Eric, dan Jongho akan menyusul jika Jeongwoo mengabari setelah kebenarannya terungkap.

Mengapa begitu? Ya, karena pada kenyataannya sekarang pun kartu nomor telepon yang berhasil mereka temukan itu letaknya di hutan tanpa si pemilik kartu tersebut. Yang mereka duga sedari awal benar benar terjadi, sehingga mereka harus menyiapkan beberapa opsi sebagai antisipasi jika kemungkinan terburuknya si Bajingan Yoonbin mengetahui rencana serta tindakan mereka.

Bahkan telah mereka alami, selama Renjun melakukan akses pelacakan titik koordinat tersebut beberapakali komputernya terserang virus.

Tanpa perlu membuang waktu dengan cuma cuma, anggota Rafl tidak semuanya ikut berpartisipasi ke dalam misi yang Jeongwoo laksanakan. Untuk sisanya, tim tiga hanya memantau pergerakan dan mengarahkan polisi jika keberadaan si Bajingan bersama Haruto ditemukan.

Setelah kekecewaan ditelan paksa, pada akhirnya mereka balik lagi ke markas untuk berunding kembali mengenai aksi yang harus segera mereka lakukan sebagai tindakan selanjutnya.

Jeongwoo yang tengah meredam amarah melajukan motor dengan kecepatan maksimal, dengan lihai ia melewati malam yang begitu sepi seperti mengejek kekosongan serta kehampaan hatinya.

"Argh! Bangsat sialan! "

Kericuhan di dalam markas seketika terhenti berganti menjadi hening, ketika Jeongwoo datang sembari melempar helm-nya dengan kasar.

Tiga hari tanpa Haruto kepribadian Jeongwoo berubah menjadi kasar, semakin temperamental. Tiap menit ia hanya meminum alkohol, bahkan ia tidak akan ingat makan jika tidak dipaksa Jihoon. Karena hanya dengan melihat makanan saja sudah membuat Jeongwoo tidak berselera, apalagi dipaksa masuk ke dalam perut.

Penampilannya begitu kacau karena ia tidak mau repot untuk mengurus dirinya sendiri, parahnya menjadi perokok aktif dengan menghisap rokok sampai menghabiskan dua bungkus, yang sebelumnya membatasi hanya tiga rokok dalam sehari.

Tapi dengan berlaku seperti itu Jeongwoo merasa bisa melampiaskan rasa frustasinya, walau hanya sejenak dan tidak ada kepuasan. Ia bahkan enggan untuk tidur, karena pada saat menutup mata wajah Haruto selalu terbayang dan memenuhi isi kepalanya.

"Woo tenang" Ucap Jihoon mendekati Jeongwoo.

"Tenang lo bilang?! Gampang banget lo ngomong!" Bentak Jeongwoo menendang meja makan yang ada di markas tersebut, hingga gelas serta piring piring kaca berjatuhan dan berakhir terpecah berserakan dilantai.

Semuanya hanya diam tidak berkutik, tidak ada yang berani atau sekedar mencoba menenangkan Jeongwoo karena jika begitu pasti jadi boomerang untuk mereka sendiri yakni, dijadikan samsak tinju oleh ketua mereka.

"Gak cuman lo yang kesel bangsat! Yang lain udah ngerahin kemampuan biar bisa nemuin Haruto!" Jihoon mengeluarkan aura mengintimidasi, sedangkan Junkyu sebagai teman di sampingnya hanya bisa berusaha menenangkannya saja.

"LO GAK PAHAM GIMANA KHAWATIRNYA GUE SAMA DIA! LO GAK PAHAM GIMANA TAKUTNYA GUE KEHILANGAN DIA!" Teriakan Jeongwoo begitu menggelegar, membuat semua manusia yang ada di dalam markas terkejut karena sekacau ini ketua mereka.

"Kita semua udah berusaha Woo, gue gak tau musti gimana dan kemana lagi nyarinya selain lacak nomornya yang ke-"

"Usaha lagi sialan!" Ucapan Renjun terintrupsi saat ketika Jeongwoo langsung menarik kerahnya dengan membentak tepat depan wajahnya.

Taeyong yang memang ikut kumpul di markas segera menghentikan Jeongwoo agar tidak kelepasan menonjok Renjun yang tidak salah, justru kehadiran Renjun di sini paling diandalkan karena kemampuannya dalam menghacker.

Brak!

Dinding menjadi pelampiasan karena tidak mungkin untuk Jeongwoo melayangkan jotosan ke Renjun, ia masih harus tau diri pada orang yang telah berjasa. Semua mengehindar, waspada semisal Jeongwoo mengamuk dan berakhir memporak porandakan tempat ini beserta semua penghuninya. Itulah Jeongwoo dengan segala kefrustasiannya saat ini.

"Kalo lo ngegampangin gitu, ya udah cari sendiri aja, gampang kan kata lo? Tunjukin usaha lo sendiri, jangan cuman ngabisin waktu dengan minum dan ngerokok! Paling berpengaruh kok gak berguna?" Cibir Jihoon sengaja memancing emosi Jeongwoo biar sadar, jika yang berusaha mencari Haruto bukan hanya dia sendiri saja. Bahkan, Jihoon dan Junkyu yang tidak termasuk ke dalam anggota geng mereka pun ikut membantu dalam pencarian Haruto.

Jeongwoo segera menyambar helm yang tadi ia lempar, lalu berjalan ke arah luar "Oke, makasih yang udah bantu gue dan sekarang gue bakal cari dia sendiri tanpa bantuan kalian, maaf ngerepotin lo pada" Ucapnya tepat di samping Jihoon sebelum melenggang dengan motornya.

Ia memilih untuk pulang saja, beristirahat sejenak sembari menghirup aroma Haruto pada bantal dan selimut di ranjangnya yang masih tercium kuat diindra penciumannya.

🐺🦋

Sekarang pun Jeongwoo masih kalang kabut, semenjak Haruto hilang diculik si Bajingan itu Jeongwoo tidak pernah masuk sekolah. Dari pagi sampai malam ia mencari ke setiap sudut kota ini hanya untuk menemukan keberadaan Haruto.

Dan mungkin, kali ini Tuhan memberikan dirinya kesempatan sehingga ia diberi petunjuk.

Saat ketika Jeongwoo mampir ke kedai ice cream untuk melepas sedikit kerinduannya pada Haruto, netra tajam bak serigalanya itu melihat eksistensi Haruto walau tidak terlalu jelas, ia yakin itu adalah Harutonya.

Dari proporsi tubuhnya yang kecil dan begitu ramping, bahu sempit, serta surai hitam yang membuat keyakinan Jeongwoo semakin kuat bahwa orang yang ia lihat itu Haruto. Tapi, Haruto tidak sendirian karena bahunya dirangkul oleh seorang pria yang sedang menuntunnya, ia pun kenal betul postur tubuh pria itu.

Sebelum mobil yang dimasuki Haruto benar benar pergi, tanpa persiapan apapun Jeongwoo segera berlari keluar dari kedai tersebut untuk mengejar Haruto dengan motornya yang selalu menemaninya ketika saat sedang mencari Haruto. Dengan cekatan, berkali kali berbelok dan menyelip supaya mobil yang dikejarnya tidak sampai hilang dari pandangannya.


Jeongwoo terus mengejar mobil itu hingga seringkali tertinggal jauh, walau begitu ia tetap memastikan tidak kehilangan arah mobil tersebut.

Ternyata, setelah Jeongwoo menyadari jalannya menuju ke hutan yang kemarin ia datangi ketika saat menemukan kartu nomor Yoonbin yang sialnya sudah dibuang. Kemungkinan, sengaja Yoonbin memberikan dirinya clue agar mudah menemukan Haruto, sesaat ia merasa sangat bodoh.

Karena tidak fokus, mobil yang ditumpangi Haruto itu sudah hilang dari pandangan Jeongwoo. Padahal jalan yang kini ia tapaki belum termasuk ke dalam hutan karena masih di jalan besar, ia yakin sekali sepertinya Yoonbin masuk ke arah menuju hutan itu.

Tanpa harus berpikir terlebih dulu Jeongwoo pun memasuki kawasan jalan yang dipenuhi oleh pepohonan besar yang begitu rimbun di setiap sisinya. Sinar dari cahaya matahari terhalang sebab kedua pohon besar dari sisi kanan dan kiri, akarnya membentang di atas hingga tersambung.

Jeongwoo terus mengikuti jalan sampai dimana bertemu dengan tembok yang menjulang begitu tinggi, ia tidak bisa menemukan jalan setapak ataupun jalan kecil untuk melewati batas tersebut karena sudah berada di ujung. Sepertinya, si Bajingan itu membuat jalan khusus untuk menyekap Haruto seorang diri di tempat yang belum Jeongwoo temukan.

Memilih beristirahat sejenak untuk menenangkan hati Jeongwoo duduk di semak semak pinggiran jalan sekitar dengan motor di sampingnya. Sepi, hening, ia sampai merasa bahwa di dunia ini hanya ada dirinya sendiri tanpa ada seorang pun yang menemaninya.

Tidak ada suara geruman dari kendaraan, suara setiap langkah lautan manusia, suara mesin baik dari pabrik, gudang ataupun toko kecil. Hanya ada suara semilir angin yang menerpa wajah Jeongwoo saat ini. Sejuk dan damai tapi tidak bisa menepis jika hatinya takut, bukan takut akan kehadiran mahkluk astral yang akan menghantuinya atau monster serta zombi sekali pun, melainkan ia takut jika tidak ada seorang pun yang menemani dirinya. Ia tidak akan sanggup jika di dunia yang fana ini, hidup dalam kesendirian.

Hanya membayangkannya saja membuat Jeongwoo merinding, maka dari itu segera saja ia melajukan motornya lagi untuk balik arah ke jalan raya yang semula. Namun jaraknya lumayan jauh, tadi saja menghabiskan hampir sejam lamanya.

Jeongwoo menghentikan motornya kala teleponnya berdering terus menerus, saat ia cek ternyata di layar sana tertera Bang Jii's calling. Segera Jeongwoo mengangkatnya, siapa tau ada hal yang penting mengenai Haruto.


"Kenapa bang?"

"Sini markas, penting tentang Haruto"

Benar, sesuai pirasatnya.

"Iya ini lagi di jalan"


Mematikan sambungan telepon sepihak, lantas Jeongwoo melajukan kembali motornya dengan kecepatan maksimal karena rasa penasaran yang begitu menggebu gebu ingin segera mengetahui kabar tentang Harutonya.

Bahkan ia memacu gas motor seperti kesetanan yang tidak segan jika terjadi kecelakaan yang menyebabkannya terluka atau lebih parahnya, kematian datang padanya. Karena dipikirannya yang terpenting sekarang Haruto, bukan keselamatannya.

Baru saja sampai di markas, Jihoon langsung menarik Jeongwoo menuju ke salah satu kamar yang memang ada beberapa di markas tersebut. Di luar tadi hanya ada Renjun, Junkyu dan Jaehyuk. Sedangkan yang lain tidak nampak, mungkin tidak minat lagi untuk membantu Jeongwoo, pikiran negatifnya.

"Apa sih, Bang?"

"Janji sama gue setelah lo liat ini jangan hilang akal?" Ujar Jihoon dengan mata sendu yang seakan menatap iba pada Jeongwoo.

"Jadi?"

Dengan ragu Jihoon menyodorkan handphone pada Jeongwoo yang langsung menerimanya tanpa protes, walau Jeongwoo bingung karena ini adalah handphone Renjun. Tapi, ia tetap membuka lookscren dan langsung ditampilkan room chat Renjun entah dengan siapa.

Dengan cepat Jeongwoo membaca isi chat tersebut, sebelum memutar video yang dishare dari pihak lawan chat.

H.....

||Bilang ke Park Jeongwoo kalo dia nekat ngejar ||gue Haruto yang bakal gue hukum


Bajingan lo sat dimana?!||

Prasangka Jeongwoo langsung tertuju ke Bajingan itu.

||Gk perlu tau, perlu gue kirim bukti biar dia
||nyerah cari Haruto gue?
||Video recording/🎥

"Renjun sama yang lain tadi udah berusaha hubungin lo tapi gak di jawab, jadi jangan salahin mereka" Belum sempat memutar rekaman video tersebut, Jihoon berucap lantas melenggang keluar kamar agar tidak terkena amukan Jeongwoo.

Tidak menggubris perkataan Jihoon, Jeongwoo kembali menatap layar handphone Renjun lalu dengan ragu segera mem-play rekaman video yang di kirim dari lawan room chat.

Menghela napas sembari menutup matanya beberapa saat, ia harus siap jika si Bajingan itu mengirim rekaman video yang saat ini ternyata benar, sesuai dugaannya Haruto menjadi objeknya.

Di awal rekaman video tersebut Yoonbin sangat dekat dengan kamera, sepertinya tengah memposisikan letak kameranya dengan benar. Keadaan terang, mungkin sengaja ditempatkan di dekat jendela dan di arahkan ke ranjang yang tentu sudah ada Haruto di sana.

Dapat Jeongwoo lihat dengan jelas kedua tangan Haruto diikat dengan rantai di masing masing sisi, begitupun dengan kedua kakinya. Layaknya tawanan sang mafia.

"Gimana? Dia udah jadi milik gue sekarang dan lo gak berhak buat ngambil dia dari gue" Yoonbin tertawa dari dalam layar tersebut.

"Kalo lo nekat, gue bakalan ngikat dia dengan hubungan yang gak bakal bisa jadiin dia milik lo" Ancamnya dengan tegas.

Masih dengan layar yang memutar rekaman video tersebut, seketika Yoonbin merangkak pada ranjang dan mengukung Haruto yang kentara sekali tengah ketakutan.

Sebelum memulai aksinya Yoonbin menoleh pada kamera dan begumam tanpa suara, tapi bisa Jeongwoo tangkap dari gerakannya berkata 'I'll fuck him' setelahnya Yoonbin menyerigai.

Dan saat itu netra Jeongwoo membulat, amarahnya  ingin segera diledakkan detik ini juga kala melihat perlakuan Yoonbin yang mencium Haruto dengan brutal dan kasar, terlihat jelas pula Haruto telah memberontak dan dapat Jeongwoo dengar juga tangisan Haruto yang meneriaki namanya.


"Hmmppphhh! Lepas! Hiks Jewuuuu tolong Haru hiks hmpph!" Netra Jeongwoo semakin membulat saat ketika tangan Haruto yang diikat rantai itu berusaha mendorong Yoonbin, tapi malah dapat tamparan di pipinya.

Karena jaraknya tak terlalu jauh, sudut bibir Haruto yang berdarah terlihat jelas dimata Jeongwoo.

"Je hmph eumh Woo hiks Jewuuu hmphh hiks Jewu!" Terakhir, teriakan Haruto yang memanggil namanya itu berhasil mendorong Yoonbin hingga terjungkal dari ranjang. 

Sebelum kamera mati, netra Jeongwoo beradu dengan netra Haruto yang memandang ke arahnya walau hanya lewat layar kamera 'Jewu help me' 

Dengan pikiran yang kacau Jeongwoo berlari keluar, tapi Jihoon menghadangnya.

"Jeongwoo! Kemana?"

"Lepas, Bang gue harus jemput Haru!" Jeongwoo tidak berhasil menepis, lantaran Junkyu pun menahan dirinya selain Jihoon.

"Jangan gegabah nanti Haruto bisa kena imbasnya, gak cukup video tadi sadarin otak lo?!" Bentak Jihoon menyadarkan Jeongwoo sebelum bertindak sembrono.

Raut wajah Jeongwoo menjadi sendu "Tapi Bang, gue mesti jemput Haru sekarang juga" Mohonnya pada Jihoon yang menatap dirinya nanar.

"Iya tenang dulu, kita bakal nemuin dia hari ini juga"

Mata Jeongwoo yang meredup seketika agak berbinar "Beneran Bang? Ya udah, ayok" Ajaknya seperti kehilangan akal.

"Park Jeongwoo! " Dengan terpaksa Jihoon menampar Jeongwoo, ia takut jika adiknya ini semakin kalut sehingga lepas kendali dan berakhir gila.

"Tadi gue nemuin Haruto yang lagi dibawa Yoonbin, terus ngikutin mereka" Ajaknya lagi dengan tatapan memelas, seolah tamparan dari Jihoon hanya angin lalu.

"Ya udah ke sana sekarang, Dek" Sudah sejak lama sebenarnya Jihoon tidak memanggil Jeongwoo dengan sebutan 'Adek'. Sengaja, supaya Jeongwoo mengugu atas titahannya "Tapi, tunggu sebentar dulu aja, ya? Renjun ngelacak lagi posisinya dari nomor tadi" Bujuk Jihoon memberikan pengertian, sembari menuntun Jeongwoo untuk duduk agar tenang.


"Bang Jihoon! Ketemu Bang ketemu ayok langsung!" Seru Renjun seketika dengan heboh seraya berlari keluar terlebih dulu untuk mengeluarkan motornya, bukan hanya yang lain bahkan Jeongwoo saja terkejut akan tingkah Renjun.

Selagi keluar Jaehyuk segera mengabari temannya untuk segera beraksi, setelah keberadaan Yoonbin sudah terlacak kembali dan terbaca titik keberadaannya masih terprediksi di tempat sekarang. Kebetulan sekali, saat ketika mereka akan pergi Asahi baru saja datang, lalu tanpa kata langsung bergabung dengan mereka yang segera melajukan motornya masing masing dengan Renjun dan Jeongwoo memimpin perjalanan.


Saat ini, dengan harapan besar Jeongwoo benar benar memanjatkan doanya dengan keyakinan penuh pada Tuhannya supaya untuk terakhir kalinya Haruto bisa ditemukan.

Jeongwoo tidak berjanji, tapi ia akan berusaha menjaga serta melindungi Harutonya mulai saat bertemu nanti. Ia akan selalu berada di sisinya agar Haruto tidak nakal untuk berpergian lagi dari hidupnya, sungguh Jeongwoo memaksa pada Tuhan agar memberikan dirinya kesempatan untuk hidup berdua bersama Haruto.












°•••••°

290123

Продовжити читання

Вам також сподобається

639K 32.3K 60
A Story of a cute naughty prince who called himself Mr Taetae got Married to a Handsome yet Cold King Jeon Jungkook. The Union of Two totally differe...
462K 31.4K 47
♮Idol au ♮"I don't think I can do it." "Of course you can, I believe in you. Don't worry, okay? I'll be right here backstage fo...
124K 3.4K 10
(Rin Matsuoka x Reader) ----------------------------------------- aint no one got time for synopsisisisis' Includes the following: Language, Sexual T...
3.8K 156 12
[You're so different. You're so quiet. Why? Because you're new here? Everyone loves you and so do I. I have only one wish. I want you to look at me o...