SANTOSA {END}

Autorstwa Kalpaijo

44.9K 5.9K 1.2K

Santosa Putra Argadana. Cowok paling tampan di sekolah SMA Jaya pura. Sikap Santosa yang selalu dingin kepada... Więcej

SATU📍
DUA📍
TIGA📍
EMPAT📍
LIMA📍
ENAM📍
TUJUH📍
DELAPAN📍
SEMBILAN📍
SEPULUH📍
SEBELAS📍
DUA BELAS📍
TIGA BELAS📍
EMPAT BELAS📍
LIMA BELAS📍
ENAM BELAS📍
TUJUH BELAS📍
DELAPAN BELAS📍
SEMBILAN BELAS📍
DUA PULUH📍
DUA PULUH SATU📍
DUA PULUH DUA📍
DUA PULUH TIGA📍
DUA PULUH EMPAT📍
DUA PULUH LIMA📍
DUA PULUH ENAM📍
DUA PULUH TUJUH📍
DUA PULUH DELAPAN📍
DUA PULUH SEMBILAN📍
TIGA PULUH📍
TIGA PULUH SATU📍
TIGA PULUH DUA📍
TIGA PULUH TIGA📍
TIGA PULUH EMPAT📍
TIGA PULUH LIMA📍
TIGA PULUH ENAM📍
TIGA PULUH DELAPAN (END)📍
EXTRA PART

TIGA PULUH TUJUH📍

789 87 11
Autorstwa Kalpaijo


Hai hai⛄

°°°°Happy reading°°°°




Pagi ini, Santosa sedang mencuci mobilnya di depan rumah bersama istrinya yang tercinta.

Lelaki berperawakan tinggi tersebut menyabuni mobilnya menggunakan spons, sedangkan Fauna mengambil air keran yang tidak jauh dari sana.

Setelah ember sudah penuh, Fauna menjijingnya dan diletakan di pinggir Santosa. Tangan Fauna mengambil air selang yang ada di bawah lalu menyemprotnya ke mobil.

"Kamu mending duduk aja sana, biar aku aja," ucap Santosa.

"Enggak, aku mau bantuin kamu. Masa iya suaminya cape, tapi istrinya duduk santai aja sambil ngeliatin. No no no, aku gak mau jadi istri yang durhaka," kata Fauna sambil mengacungkan telunjuknya dan di gerakan ke kanan dan ke kiri.

"Tapi aku takut kamu cape."

"Enggak! Ih kamu mah gitu, aku mau bantuin suami aku, jadi kamu jangan larang-larang aku!"

Santosa menghela napas pelan dan terkekeh. "Yaudah, iya, biasa aja kali gak usah ngegas."

"Nyenyenye."

Mereka pun kembali terdiam lagi. Dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Fauna melirik Santosa yang ada di samping, lalu ide jail datang dari dalam otaknya. Ia tersenyum yang tidak bisa diartikan, dan mulai menjalankan aksinya.

Fauna sedikit menjauhkan dirinya dengan lelaki itu. "Sayang," panggil Fauna. Santosa menoleh.

Saat itu juga Fauna menyemprot wajah suaminya menggunakan air selang. Dan dia tertawa terbahak-bahak. Sungguh istri yang lak....

Lelaki berkaus oren tersebut mengusap wajahnya yang sudah basah. "Kamu bener-bener, ya!"

"Maaf Sa, aku gak sengaja, eh.. maksudnya disengaja!" Fauna langsung berlari dari sana dengan cepat.

"AWAS KAMU AKU BALAS!" Santosa mengambil selang yang satunya lagi lalu berlari mengejar Fauna.

Merekapun saling kejar-kejaran ala-ala film serial India di depan halaman rumah mereka yang begitu sangat luas.

Santosa menyemprot tubuh Fauna dari belakang, dan akhirnya Fauna pun menjadi basah kuyup. Ia tertawa puas karena bisa membalasnya.

Cewek itu membalikkan tubuhnya ke belakang, lalu membalas Santosa----menyemprotnya kembali.

"Kamu benar-benar ya, sini kamu jangan lari!" Santosa mengejarnya lagi kala Fauna sudah kabur. Cewek itu bersembunyi di balik mobil hitam.

Merasa ada yang memegang pundaknya dari belakang, Fauna pun menoleh dan berteriak, "Aaaaaaaaaa." Dia berteriak sambil menyemproti wajah suaminya.

"Astagfirullah sayang, kamu benar-benar bikin aku tambah cinta sama kamu! Anak nakal" teriaknya.

"Huaa, kaburrr, bapak Santosa ngamuk!" Fauna berlari lagi dari sana dengan membawa selangnya.

Santosa mengejarnya kembali, ia tidak akan membiarkan Fauna lepas darinya. Mereka berdua memutari pohon besar yang ada di depan rumahnya, dan hap-----Santosa berhasil menangkap Fauna, dia langsung memeluknya dari belakang.

"Lepasin!" Fauna memberontak.

"Enak aja, gak akan. Kamu udah nakal ya, sama suami sendiri."

Lalu tangan lelaki itu menggelitik pinggang istrinya, membuat sang empu merasa geli dan tertawa kencang.

"Geli ih geli.." ucap Fauna sambil tertawa.

"Santosa ih.. geli.." Lelaki itu bukan menghentikannya akan tetapi semakin menggelitik perut Fauna dengan tertawa puas.

Fauna menepuk-nepuk tangan kekar Santosa. "Ih diem, aku geli ...."

Saat Fauna mencoba untuk melepaskan tangan Santosa yang terus saja menggelitiknya dari belakang----mereka berdua terjatuh karena keduanya tidak mau diam.

Keduanya terjatuh dengan posisi Fauna berada di bawah dan Santosa berada di atas tubuh istrinya. Mereka saling menatap dan jantungnya berdegup dengan kencang.

"Aduh-aduh ini masih siang anak-anak. Nanti aja kalau udah malam," ucap wanita paruh baya itu, yang tak lain adalah Bu Farrah----Ibunda Santosa.

Kedua pasutri itu langsung menoleh ke belakang dan terkejut dengan kehadiran mereka. "Bunda, Ayah, An. Dari sejak kapan kalian ada di sini?" ucap mereka bersamaan.

"Barusan, dan liat kalian lagi soswit gini lagi. Aduh jadi ganggu, ya," goda Bundanya terkekeh bersama dengan suami dan anak bungsunya.

🌙🌙🌙🌙

Di malam ini keluarga Santosa dan keluarga Fauna sedang berkumpul di rumah kedua pasangan ini.

Kedua besan itu sudah berjanjian dari kemarin untuk mengunjungi rumah anak-anaknya. Tak hanya ada orang tua Santosa dan Fauna saja, tetapi ada juga teman-teman mereka di sini. Katanya sih mereka diundang orang tua Santosa untuk ikut makan-makan.

Yaps, sekarang mereka berada di halaman belakang rumah di dekat kolam berenang. Fauna dan Santosa sedang membakar sate dan ikan, sedangkan Nara dan Adira mengulek sambel. Gilang, Delvin, dan Lingga, mereka hanya duduk diayunan sambil tertawa-tawa. Orang tua Santosa dan Fauna hanya duduk di sopa sambil berbincang-bincang.

Santosa dan Fauna membolak-balikkan sate ayam yang sebentar lagi akan matang.

Tiba-tiba Fauna mengucek sebelah matanya karena seperti ada yang masuk ke dalam mata.

"Kamu kenapa?" tanya Santosa memegang kedua pipi istrinya.

"Sa, mata aku kelilipan."

"Jangan dikucek dulu, sini aku tiupin." Santosa mensetarakan tubuhnya dengan Fauna lalu memegang kepala istrinya seraya mencondongkan kepalanya ke depan, dengan pelan-pelan dia meniup mata Fauna."

"Ekhem, keselek, terjungkal. Aduh malem-malem gini liat keuwuan pasutri ini, gak kasian sama yang jomblo apa?" cetus Adira yang berada di depan mereka.

"Iri bilang bos!" sahut Gilang yang duduk di ayunan. Lalu mereka semua tertawa, begitupun dengan Santosa dan Fauna.

Setelah selesai membakar sate dan ikan. Mereka semua berkumpul dan duduk di kursi yang sudah disediakan di pinggir kolam berenang.

"Ayo nambah lagi, Lang, masih banyak tuh satenya," ucap Pa Ramji yang berhadapan dengan Gilang.

"Iya om, ini juga masih belum abis," ujarnya sambil memakan sate ayam.

"Om, sering-sering undang kita makan-makan gini, ya," kata Lingga yang berada di sebelah Gilang.

Pa Ramji tertawa pelan. "Iya Ling, in syaa Allah."

"Lo bilang sering-sering kayak gini? Lusa juga lo balik lagi ke luar negeri," tutur Delvin.

"Hooh, gue sampe lupa kalau lusa bakalan balik lagi ke sana," ucapnya dengan suara sedih.

"Kamu kuliah di mana emang?" tanya Pa Ramji.

"Di Amerika om. Dan Lingga juga pulang ke Jakarta 5 bulan sekali. Jadi kita bakalan lama gak ketemu lagi om."

Adira menepuk bahu Lingga yang ada di sebelahnya. "Sabar Ling sabar."

"Semangat Ling, walaupun gak ada temen-temen kamu di sana, kamu harus semangat buat ngejar cita-cita."

Lingga tersenyum tipis pada pa Ramji.
"Iya om makasih."

"Aaaaaaaa!" Fauna berteriak saat ada tikus yang tanpa permisi melewati meja makan itu. Dia langsung memeluk Santosa yang ada di sampingnya.

Mereka semua juga sama terkejutnya dengan tikus yang tiba-tiba melewati meja makan itu. Tidak sopan sekali kamu, nak.

"Udah yang, gak ada kok tikusnya," kata Santosa." Cowok itu mengelus punggung istrinya.

"Haduh kenapa ya dari tadi liat yang uwu-uwu mulu deh perasaan. Udah tau gue jomblo, kasian banget dah hidup gue," cetus Adira sembari melirik Fauna dan Santosa.

"Makanya cepat nikah, Nak," sahut Bu Farrah sambil tertawa kecil.

"Belum ketemu sama jodohnya, Tan," Adira ngengir kuda. Membuat mereka semua tertawa pelan.

"Kasian lo, makanya nyari dong," ledek Gilang.

"Gak mau nyari, maunya langsung dateng ke rumah aja."

Setelah selesai makan-makan. Orang tua Santosa dan orang tua Fauna masuk kembali ke dalam rumah, sedangkan teman-temannya masih di luar. Delvin dan Santosa duduk
di ayunan, sementara ketiga perempuan itu duduk diayunan sebelahnya lagi sambil berpoto-poto.

Gilang dan Lingga saling kejar-kejaran, entah sedang merebutkan apa. Gilang yang berada di depan trus berlari sambil mengatai Lingga yang ada di belakangnya, dan tiba-tiba----

Byur!

Gilang terjatuh ke dalam kolam berenang karena dia tidak melihat ke depan.

Suara gelakan tawa memenuhi halaman belakang rumah Santosa.

"Mampos lo!" ujar Lingga yang berdiri di pinggir kolam berenang dengan berkacak pinggang.

"Gerah ya, Lang? Makanya lo ngejebur."

"Lang udah jam 10 loh.. gak dingin?"

"Lang, awas di bawah kaki lo ada yang narik."

"Siapa?"

"Tunci nanak," balas Lingga.

Gilang mengeryit tidak paham dan berucap, "Tunci nanak? Apa tuh ...."

Delvin menghela napas panjang. Cowok yang terduduk diayunan itu sedang memakan taro. "K-u-n-t-i l-a-n-a-k dibaca jadi KUNTI LANAK!"

"ANJING KUNTI LANAK!" Gilang melebarkan bola matanya lalu dengan cepat dia naik ke atas lagi dengan tubuh yang sudah basah kuyup.

Mereka semua pun tertawa terbahak-bahak, karena Lingga
mengerjai temanya itu. Mana ada coba Kunti lanak di dalam kolam berenang.

Kunti lanak belike: "kalau gue ada, lo mau apa, hah?

🌙🌙 🌙🌙

Keesokan harinya.
.
.
.
.
.

Orang tua Santosa dan Fauna akan pulang kembali ke rumahnya masing-masing.

Bu Carla menghampiri anaknya yang berada di dalam kamar.

"Sayang, mamah pulang lagi ya, kamu jaga diri baik-baik di sini," ucap bu Carla.

Fauna langsung memeluk mamahnya.
"Nginep lagi dong Mah, masa cuma satu hari doang. Fau masih rindu sama mamah dan papa," kata Fauna sambil meneteskan air mata.

"Mamah juga masih rindu sama kamu sayang, tapi di rumah banyak pekerjaan, jadi kita harus pulang."

"Ekhem."

Fauna dan bu Carla refleks menoleh ke belakang dan mendapati lelaki paruh baya itu yang tak lain----papa Fauna.

"Papa." Fauna langsung memeluk papanya. "Pa, nginep lagi dong, masa cuma satu hari doang."

Pa Shankara mengelus kepala anak tunggalnya itu. "Papa si maunya gitu, tapi Papa sibuk ada kerjaan di kantor. Nanti kalau Papa udah gak sibuk lagi Papa bakalan nginep lagi ke sini."

Fauna mendongak dan mengacungkan jari kelingkingnya kehadapan papanya. "Janji, ya, Pa?"

Pa Shankara menautkan kelingkingnya dengan tangan anaknya. "Janji sayang." Lalu keduanya pun tersenyum.

"Yu ke bawah," ajak Bu Carla. Mereka pun mengangguk dan keluar dari dalam kamar bernuansa abu-abu itu dan menuruni anak tangga.

Di ruang keluarga sudah ada Santosa, adiknya, dan orang tua Santosa yang duduk di sopa sambil ngobrol.

"Bu, pulang sekarang?" tanya Bu Farrah pada besannya yang sudah terduduk di sebelahnya.

"Iya Bu, kalau kalian pulang sekarang juga?"

"Iya, Bu. Soalnya suami saya banyak pekerjaan," balas Bu Farrah.

"Iya Bu sama dong kalau gitu." Kedua besan itu pun saling berbincang-bincang.

Sedangkan Pa Shankara dan Pa Ramji duduk di sopa sebelahnya sembari mengobrol tentang perusahaan mereka masing-masing.

Fauna duduk di sebelah Santosa dan adik iparnya. "An, nginep lagi dong," cakap Fauna sambil merangkul An.

Anak kecil berusia 8 tahun tersebut menatap Kaka iparnya. "An juga mau, tapi besok An sekolah mana ada ulangan lagi," balasnya dengan mencebikkan bibirnya.

"Semangat ulangan sayang. Nanti kalau udah selesai ulangan, An nginep lagi ke sini," ucapnya dengan mengelus rambut hitam milik adiknya.

"Siap Kaka cantik." An mengangkat sebelah tangannya memberi hormat kepada Fauna. Santosa dan Fauna hanya tertawa pelan melihatnya.

"Ka Tosa," panggil An.

Santosa menatap adiknya yang berada di tengah-tengah mereka. "Kenapa, An?"

"Kak, aku rindu main bola sama Kaka."

Tangan kekar itu mengelus kepala adik kesayangannya. "Iya, nanti kalau Kaka gak sibuk, kita main lagi, ya."

Mata anak kecil imut itu berbinar binar. "Seriusan, kak?"

"Iya, An. Bareng kak Fauna juga." Santosa sekilas melihat istrinya yang tengah menatapnya.

"Loh kok aku si? Aku gak bisa," tolak Fauna.

An langsung menatap ke arah Fauna dan memegang kedua tangannya. "Mau ya, kak, please," mohon An dengan wajah memelas.

Karena Fauna tidak tega melihatnya dia pun setuju. "Iya Kaka mau, apasi yang enggak buat, An." Fauna mencolek hidung An, membuat anak kecil itu mengembangkan senyumnya.

"Hore!" seru An mengangkat kedua tangannya ke atas.

Anak kecil itu memegang sebelah tangan Fauna dan sebelah tangan Santosa, lalu An menyatukannya di atas pahanya.

"Tetap bersama kayak gini terus, ya, kak," cakap An melihat ke arah Fauna dan Santosa secara bergantian.

Santosa dan Fauna saling menatap sebentar dan jantung mereka berdetak kencang.

"Iya, An," jawab mereka bersamaan.

Kedua orang tua mereka yang melihatnya hanya tersenyum bahagia. Karena mereka telah saling mencintai satu sama lain.

"Sa, Fau, Bunda pulang dulu ya," ucap Bu Farrah berdiri dari duduknya dan menyoren tas berwarna merah.

"Iya, Bun."

Mereka semua pun berdiri dan berjalan ke luar rumah.

Setelah di depan rumah, Bu Farrah memeluk menantu kesayangannya itu dan bergantian memeluk Santosa. Setelah itu Fauna memeluk An begitupun dengan Santosa.

Santosa dan Fauna menyalami tangan orang tua mereka secara bergilir. Lalu orang tua mereka masuk ke dalam mobilnya masing-masing. Orang tua Santosa membawa mobil berwarna putih, sedangkan orang tua Fauna membawa mobilnya berwarna hitam.

Kedua mobil itu pun maju dan keluar dari gerbang rumah ini. Fauna dan Santosa yang masih berdiri di depan rumahnya melabaikan tangan pada mereka.

Senyumnya terbit dari bibir Fauna. Ia sangat bahagia dan bersyukur karena papanya tidak kasar lagi pada mamahnya, dan orang tuanya telah menjadi pasangan yang menyanggi satu sama lain.

Lelaki berpipi lesung itu merangkul pundak istrinya yang ada di samping.
"Yu masuk sayang," ajaknya.

Fauna menganguk. Lalu kedua pasangan itu masuk kembali ke dalam rumahnya dengan bergandengan.

🌙🌙🌙🌙

Fauna melipat kembali mukenanya setelah melaksanakan salat dzuhur, dan Santosa baru saja pulang dari masjid. Lelaki itu menganti bajunya kembali dengan menggunakan kaus dalam saja dan celana selutut.

Fauna mengambil baju Koko Santosa yang di taruh di atas kasur, lalu ia menaruhnya di tempat biasanya.

"Yang tidur yuk," ajak Santosa.

"Aku mau masak dulu, Sa. Kamu pasti laper, 'kan?"

"Nanti aja masaknya, aku masih kenyang kok."

"Ayo tidur dulu yang."

Fauna menghela napas pelan dan tersenyum pada suaminya. "Yaudah ayo tidur."

Mereka pun naik ke atas kasur kingsizennya dan membaringkan tubuhnya. Santosa memiringkan tubuhnya kehadapan Fauna. "Sini deketan," titahnya. Fauna pun mendekat, lalu tanpa basa basi tangan Santosa memeluk Fauna dengan erat.

Santosa mencium dahi Fauna dan mengacak rambut perempuan tersebut. "Tidur dulu, nanti sore aku ajakin jalan-jalan," ucapnya.

"Ke mana?"

"Kemana aja, asalkan sama kamu."

"Ih aku serius, mau kemana?" Fauna menatap suaminya dari jarak dekat dan tangannya memegang dagu lelaki itu.

"Nanti aja. Udah ah tidur, aku ngantuk."

Memanyunkan bibirnya Fauna menatap suaminya yang sudah menutup mata. "Sa, kamu udah tidur?"

Tak ada jawaban.

"Sa." Fauna menepuk pipi Santosa dengan pelan, namun lelaki itu tidak sama sekali menjawab.

Cewek itu pun sedikit memajukan tubuhnya lalu ia menengelamkan wajahnya pada dada bidang milik lelaki tersebut. Dan ia pun memejamkan matanya.

🌙🌙🌙🌙

Fauna membuka kedua matanya, dan ia mendongak ke arah Santosa yang masih menutup matanya. Fauna mengeser tangan Santosa dengan pelan-pelan---- yang masih memeluknya. Ia memposisikan dirinya menjadi duduk dengan rambut yang berantakan khas orang bangun tidur.

Seketika ia melebarkan bola matanya saat melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 17.00 wib.

"Astagfirullah, udah mau magrib," ucapnya. Ia langsung menepuk pipi Santosa yang masih tertidur pulas itu. "Sa, bangun, kita belum salat ashar."

Kedua mata laki-laki itu terbuka dan mengerjapkannya beberapa kali. "Emang udah adzan?" tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.

"Liat itu udah jam 5 sayang, kita telat."

Santosa langsung melihat ke arah jam dinging itu dan dia melebarkan bola matanya lalu terbangun dari kasurnya. "Astagfirullah, ko bisa telat!"

"Ayo kita salat ashar dulu masih ada waktu kok." Santosa berdiri.

Fauna menatap suaminya. "Jadi, kita gak jadi jalan-jalan dong?"

"Emm.. lain kali aja ya, sayang. Aku janji deh nanti aku akan bawa kamu ke tempat spesial. Sekarang kita salat dulu."

Faunan tersenyum mendengarnya lalu ia pun berdiri. "Yaudah, yuk salat."






Vote dan komen jangan lupa.

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

5.4M 394K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
2.5M 136K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
453K 49.6K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
257K 11.7K 17
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...