He's My Enemy

By Lin_Woovin03

95.2K 9.8K 697

Dua berandalan sekolah Waiji yang bernotabe musuh bebuyutan, terpaksa menerima perjodohan atas ancaman dari k... More

1.......
2.......
3.......
4.......
5.......
6.......
8.......
9.......
10.......
11.......
12.......
13.......
14.......
15.......
16.......
17.......
18.......
19.......

7.......

4.5K 576 49
By Lin_Woovin03

Terima ajah dah ya ini kalo nemu kalimat atau typo yang gak gue koreksi, mata gue lagi lelah banget sungpah.


🐺🦋

||Jeongharu Area||
~~~~~~~~~~~~~~













"Iya paham" Seketika pelupuk matanya basah.

Masih berlanjut pada kedua anak adam yang memperdebatkan permasalahan kejadian kemarin malam, ah lebih tepatnya hanya karena Jeongwoo merasa diabaikan oleh Haruto. Alasan yang klise memang, merasa tidak dihargai eksistensinya karena sang lawan bicara tidak membalas tatapannya.

"Kenapa lo gak natap mata gue dari tadi, hm? " Tanya Jeongwoo membungkukan diri sehingga jarak diantara keduanya perlahan terkikis, tangannya membelai pipi Haruto sebelum beralih pada tengkuk Haruto.

"Jawab!" Titah Jeongwoo tegas sembari menuntun Haruto berdiri untuk menghadapnya.

"T-takut " Menjawab dengan ragu, matanya yang bergerak gelisah tidak pernah lepas dari pandangan Jeongwoo sedari tadi, tanpa sadar bahkan tubuhnya sudah berdiri.

Jeongwoo mendekati telinga Haruto, lalu berbisik "Lo harus sadar atas kesalahan lo sendiri dan ini hukuman buat lo"

Namun, belum sempat Haruto membalas ucapan tersebut sedetik kemudian Jeongwoo melumat bibirnya kasar seraya menahan tubuhnya yang meronta, meminta untuk dilepaskan. Serta tengkuk yang ditekan untuk memperdalam pagutan paksa itu membuat benak Haruto menjerit tidak terima, merasa ia telah dilecehkan.

"Hhmmmpppp! " Pekik Haruto tertahan kala pasokan oksigennya kian menipis, maka dengan tangan yang terkepal ia memukul brutal dada Jeongwoo.

Bebalnya Jeongwoo tidak melepaskan tautannya, malah semakin memperdalam ciuman sepihak tersebut bahkan lidahnya sudah melesak masuk ke dalam mulut Haruto. Bukan kenikmatan yang Haruto terima, sebuah luka baru yang Jeongwoo torehkan setiap harinya semakin menumpuk.

Haruto lemas, kepalanya terasa sangat pening jika saja tangan Jeongwoo tidak menahan pinggangnya sudah dipastikan tubuhnya ambruk pada kerasnya lantai. Ia tidak memiliki tenaga sedikitpun dengan dada yang terasa sesak sebab Jeongwoo tidak melepaskan ciumannya.

Menyerah, Haruto menyerahkan nasibnya pada takdir yang sesungguhnya sudah ia anggap tidak pernah memihak dirinya sedari dulu. Melawan Jeongwoo menjadi sebuah kemustahilan, sesuatu yang tidak mungkin ia lakukan ketika nyali memilih untuk bersembunyi.

Kini, ia benar benar lemas sampai merasakan tautan keduanya dilepas setelah tubuhnya tidak kuat lagi menopang bebannya sendiri. Dengan tangan yang meremat dadanya serta mata yang sayu menatap Jeongwoo, ia meraup oksigen tanpa terburu buru karena sangat terasa begitu sakit saat memasukan udara pada paru parunya.

Samar samar matanya melihat Jeongwoo smirk sebelum kesadarannya menghilang. Lihat, dirinya sampai limbung hanya karena cumbuan paksa Jeongwoo yang dengan tidak ada perasaannya membuat Haruto kesakitan, berulang ia terima.

"Cih! Yang kek gini mu jadi jagoan?" Jeongwoo terkekeh puas meremehkan calon pasangannya ini yang tengah ia angkat bridal tubuhnya, bukannya menuju ruang kesehatan Jeongwoo malah melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju rooftop.

🐺🦋

Dua hari berlalu, saat ini tepukan riuh dari beberapa umat di sekitaran begitu bergemuruh dan juga suara bising akibat gerungan dari knalpot motor begitu memekakkan telinga. Semua orang mengerubuni seraya menyoraki kedua lawan yang kini sudah siap di garis start.

Menaiki motor kebanggaan masing masing yang akan membuat salah satu dari mereka mencapai kemenangan, kemudian memakai helm fullface guna melindungi kepala jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Keduanya bersiap untuk menarik pedal gas, sebelum seorang wanita yang berdiri di tengah diantara mereka melempar kain bermotif persis bendera itu ke atas sembari berteriak

'Neoegero JikJin'

Kemudian,

Vrommmmmm

Kedua motor pun dilajukan, diawali dengan Jeongwoo yang sengaja memperlambat jalannya untuk tertinggal dibelakang lawan tapi tidak begitu jauh jaraknya. Saat ketika berada ditengah jalan ia menarik gas motornya dengan kecepatan maksimal sampai pada garis finish dan melewati motor sang lawan tanpa rela menunggunya.

Iya'lah, kan ini balapan bukan jalan together on the wekkend with your bestie.

Dan yang memenangkan pertandingan balapan motor kali ini adalah pemeran utama dalam cerita ini, siapa lagi kalau bukan Park Jeongwoo. Jadi sesuai dengan yang dijanjikan akan tawuran kemarin lusa dibatalkan, sebagai gantinya ia harus turun ke arena balap.

Awalnya Jeongwoo ragu, bukan takut kalah atau disebut sebagai pecundang, bukan! Masalahnya yang jadi taruhannya itu adalah Haruto, calon wife-nya itu. Berakhirlah ia nekat menyetujui tantangan ini.

Yang menjadi lawannya kali ini mengetahui perihal perjodohan antara Jeongwoo dan Haruto, dia tau semenjak dikabari orang tuanya yang masih satu mitra dengan orang tua Haruto. Sebenarnya, lawannya ini mempunya perasaan pada Haruto bahkan, sampai meminta pada orang tuanya supaya menjodohkan dia dengan Haruto. Ya Jeongwoo tidak terima akan hal itu.

Tapi sepertinya, keputusan yang salah berani menantangi si crazyboybycicle [CBB] julukan Jeongwoo di tempat sakral itu. Hasilnya, memiliki Haruto tidak, tapi rugi dapat! Selain itu, motornya pun harus direlakan karena menjadi salah satu taruhan yang mereka sepakati.

"Temen gue, nih!" Seru Jaehyuk merangkul Jeongwoo yang baru turun dari motor sport itu, berniat menyombongkan bahwa ia memiliki teman hebat.

Asahi ikut berseru juga "Yoiw dong browh mana dulu high five-nya" Ia mengulurkan kepalan tangan yang tentu disambut Jeongwoo kemudian Jaehyuk.

Jeongwoo menghampiri lawan yang baru saja menyusulnya "Janji lo" Tagihnya, kemudia menerima kunci motor dari sang lawan.

"Salah nantang lo, Ben" Ujar Jeongwoo menepuk pundak Yoonbin yang kerap dipanggil Ben, lawan yang terkesan sembrono untuk pertama kali bertanding dengan dirinya.

"Lo tunggu aja, itu anak bakalan jatuh ke gue tanpa dipaksa" Balas Yoonbin menyematkan peringatan yang tentu tidak bisa Jeongwoo prediksi, lalu melenggang pergi dengan begitu angkuh.

Jeongwoo berdecih, ia kembali pada teman temannya yang sudah berkumpul dengan anggota yang hampir memenuhi tempat tersebut, saking banyak seperti hamparan rerumputan saja. Memang, setiap ia bertanding semua anaknya-ralat anggota geng tawurannya- selalu datang ke sirkuit untuk mendukung Jeongwoo.

"Nih, simpen di lo aja" Jeongwoo melempar barang taruhan tadi-kunci motor- pada Junghwan yang menerimanya dengan senang hati.

Benar, Junghwan, teman Haruto. Dia anak taekwondo yang tenaganya paling bisa diandalkan diantara anggota lain karena hampir sebanding dengan Jeongwoo. Itu'lah mengapa ia direkrut bahkan menjadi garda terdepan, jika Jeongwoo si Panglima Tempur memiliki kendala yang membuatnya tidak bisa turun ke lapangan.

Jeongwoo dan Haruto memang saling bermusuhan, tapi berbanding terbalik dengan teman temannya yang kalau mereka berdua sedang berdebat hingga terjadi perang sekalipun, maka semua temannya akan saling asik bercanda melempar tawa sembari menyimak drama mereka berdua. Memang pemikiran dua kubu itu tidak sefrekuensi dengan sang tetua masing masing.

"Asyiiik, gue pake nih yeh Bang Bos" Pekik Junghwan yang sedang berbahagia, seketika dihadiahi tawa dari semua anggotanya. Junghwan merupakan anggota paling bontot, jadi wajar saja jika kelakuannya terkadang lebih childish daripada anggota lain. Tidak ada yang mempermasalahkan karena, disuguhi kelakuan si bontot seringkali membuat mood mereka naik.

"Ye serah lo, bebas mu diapain juga" Balas Jeongwoo terkekeh "Dah yuk bubar" Titahnya pada semua anak anaknya -Anggota gang-nya.

"Woe! langsung balik nih bos?!" Jaemin bertanya pakai urat, fisiknya memang manly tapi penampilannya begitu feminim karena ia seorang submissive.

"Yoi kgak bakal traktiran dulu nih?" Timpal Jeno yang mengintili Jaemin kemanapun.

"Ya udah gas ke kafé Prince " Finalnya, yang tentu langsung dibalas sorakan senang. Sudah biasa, dimanapun mereka berada saat berkumpul pasti akan tanpa tau malu merecoki setempat, wajar urat malunya sudah pada putus.

Dalam circle mereka, sifat bobroknya mereka itu tanpa ampun kadang sampai tidak berotak malah tidak berlaku jaim atau bahkan pandang bulu dalam artian saling merangkul. Mau apapun itu, kekurangan yang dimiliki masing masing mereka tidak akan peduli dan semakin mempererat hubungan pertemanan.

Maka dari itu, Jeongwoo yang mempunya jiwa kepemimpinan dipercaya untuk menjadi Panglima Tempur sekaligus Ketua Gang Ralf , ia selalu mempertahankan agar populasi anggotanya tidak ada yang berkurang terlebih jika alasannya tidak logis hanya karena merasa minder.

RAFL itu singkatan dari RAwrrr WoFL. Terinspirasikan dari nama Wolfie, panggilan kesayangan teruntuk ketua mereka. Panggilan tersebut terbentuk dari ciri khas mata Jeongwoo yang tajam bak serigala itu.

Sekarang, mereka tengah makan sepuasnya bersama di Café Prince 24/7 langganan mereka setiap ketika ada acara. Pasalnya pemilik cafe tersebut adalah senior mereka yang dulu sempat menjabat sebagai Ketua Gang yang sekarang sudah dipindah alihkan kepemimpinannya pada Jeongwoo.

Dulu, saat komunitas masih di bawah kuasa Taeyeong, sesepuh, mereka mengganggapnya begitu. Sebelumnya bernama Blacknim, singkatan dari Black Anime. Yang terbentuk dari ke-viasual-an Sang Ketua yang memang persis seperti anime hidup, istilahnya unreall. Aturannya memang setiap dari generasi turun ke generasi selanjutnya nama gang mereka diharuskan berbeda, tergantung sesuai apa yang berhubungan dengan si ketua atau dalam maksud hal yang menonjolkan kelebihan dari ketua mereka.

Bukan termasuk bodyshamming atau semacamnya, ini memang salah satu ciri khas di circle mereka. Sebut saja tittle visual dalam ajang kepemimpinan.

Tentang Asahi dan Jaehyuk, mereka berdua merangkap sebagai sobatnya Jeongwoo dari semasa balita, walaupun Jeongwoo tidak seangkatan dengan mereka berdua tapi selalu berada di sekolah yang sama. Setiap Jaehyuk bersama Asahi masuk tahun ajaran baru, tahun depannya Jeongwoo menyusul ke sekolah yang mereka masuki.

Sedangkan di sisi lain Haruto sedang membungkuk di depan wastafel kamar mandi dalam kamar Jeongwoo. Tangannya sibuk membersihkan sisa sisa darah yang meleber ke area wajahnya, padahal darah tersebut hanya berasa dari hidungnya. Mungkin karena dilap menggunakan tissue, jadi mengenai hampir ke sekitaran wajahnya.

Akhiran ini Haruto sering mengalami mimisan, jika pun saat ini akan ke rumah sakit ia tidak bisa meminta anter pada Jeongwoo yang sampai jam tiga dini hari ini masih belum pulang. Sedari tadi Haruto tidak bisa tertidur, sebab ia berkeringat dingin disepanjang malam dengan darah yang terus menerus keluar dari lobang hidung tanpa henti, membuat dirinya mesti berbolak balik ke air ketika kondisi tubuhnya saja sudah lemas.

Niat hati ingin bertanya lewat telepon seluler pada Dokter yang selama ini merawat serta menjaga rapat rahasianya, tapi ia urungkan mengingat saat ini masih malam walau menjelang shubuh.

Setelah membersihkan hidung dan wajahnya dari bercakan darah, ia segera merebahkan tubuh letihnya pada ranjang.

Haruto memang tidak pisah ranjang dengan Jeongwoo tapi naasnya setiap malam, ia harus menjadi korban guling musuhnya itu. Alasan yang Jeongwoo beri yaitu, untuk menghukum dirinya karena telah menumpang hidup. Sebenarnya, memang siapa juga yang mau tinggal bersama? Sedari awal Haruto sudah menolak tapi Jeongwoo yang memaksa .

Memejamkan matanya, Haruto berdoa semoga setidaknya ia bisa tidur walau hanya sejam saja tidak apa. Ia berencana, karena besok hari libur ia akan pergi ke rumah sakit untuk check up. Tetapi ia sudah berusaha unutuk menyelami dunia mimpi tetap tidak bisa, akhirnya ia memilih untuk merenung di ruang tamu dengan keadaan yang gelap gulita.

Seketika terlintas dipikirannya, tentang perjalanan hidupnya yang menderita seperti ini. Haruto kira dirinya merupakan orang yang paling beruntung di muka bumi ini, karena sewaktu kecil selalu mendapatkan kebahagiaan dari kehangatan serta keharmonisan keluarganya. Nasibnya sekarang berbeda, yang paling tidak pernah ia sangka dirinya sampai dibuang lalu diterlantarkan begitu saja oleh keluarganya sendiri.

Haruto berjanji pada dirinya sendiri untuk menggunakan sisa waktunya sebaik mungkin mulai dari saat ini, lebih tepatnya SEPUAS mungkin sesuai dengan apa yang ia inginkan. Haruto hanya ingin membahagiakan dirinya sendiri, ia akan melakukan segala hal yang membuat hatinya penuh dengan kepuasan. Untuk sementara waktu, ia akan egois sebelum dirinya dirindukan oleh orang orang yang menyayanginya.

Tapi ia pikir, sepertinya tidak ada yang menyayangi dirinya. Mama dan Papanya tega membuang dirinya, Kak Yoshi jika memang menyayanginya kemungkinan tidak menutup mata ketika saat malam itu ia berada di halte bus merengek untuk ikut pulang. Lain dengan Kak Asahi yang sudah jelas membenci dirinya, jadi mana mungkin ada sedikitpun rasa iba pada Adiknya sendiri?

Sedangkan teman temannya hanya mengikuti Haruto karena kekayaan yang ia miliki selama ini, jika tidak terpaksa memoroti hartanya mana mau mereka berteman dengan dirinya. Mustahil jika pun ia mengharapkan kasih sayang dari Jeongwoo meskipun diberi, ia merasa tidak mau menerimanya.

Apa belum cukup penderitaan yang selama ini Haruto terima, lalu ia ikhlaskan segala hal yang menimpanya. Jujur saja, Haruto tidak mau jika harus meninggalkan dunia, walaupun ia tidak tau bertahan untuk siapa. Untuk menjadikan keluarga sebagai sumber penguat hidupnya, tentu sudah ia anggap begitu sedari dulu.

Haruto merasa dirinya terlalu lancang jika meminta pada tuhan supaya mengirimkan seseorang untuk menjadi sandaran hidupnya, maka dari itu sudah cukup baginya hanya hidup seorang diri. Memang ia sangat membutuhkan seseorang yang mengerti akan derita hidupnya tapi, jika masih mampu maka ia akan bangkit sendiri.

Terlarut pada kehidupan dalam kemirisan penuh pilu, kini Haruto sudah meringkuk di atas sofa, ia masih tidak bisa mengistirahatkan tubuhnya walau hanya sejenak saja. Keringat dingin mulai bercucuran kembali dengan wajah yang teramat pucat pasi.

Biasanya, sehabis melewati gejala seperti itu serta mimisan tadi, setelahnya Haruto akan baik baik saja tapi tubuhnya akan lemas seketika. Ia tidak akan menyulitkan diri sendiri juga dengan memaksakan melakukan aktifitas yang lumayan berat, menyadari imun tubuhnya yang memang sangat lemah untuk ukuran seorang lelaki.

Seketika tubuhnya agak tersentak saat ketika merasakan punggung tangan seseorang mendarat di keningnya, matanya yang begitu sayu terbuka perlahan dan menemukan Jeongwoo yang menatapnya dengan raut wajah khawatir. Menyadari itu membuat hati Haruto sedikit menghangat, setidaknya masih ada yang menunjukan rasa peduli pada dirinya.

Walaupun, berasal dari seseorang yang ia benci.

"Ru, kenapa tidur di sini?" Yang ditanya malah tersenyum tipis, lalu memejamkan mata cantiknya kembali membuat Jeongwoo mengernyit.

Abai akan keanehan itu Jeongwoo segera mengangkat tubuh Haruto untuk dipindahkan ke kamarnya, sedangkan yang diangkat tidak mengeluarkan protesan dengan mata yang masih terpejam.

"Ru, kan tadi di ruang tamu lo gak pake selimut kok bisa keringetan gini sih?" Jeongwoo menyeka keringat yang begitu banyak hingga membanjiri pelipis Haruto.

"Jeongwoo... anterin gue ke rumah sakit gue gak kuat" Mengalihkan pembicaraan, Haruto meminta pertolongan dengan berbisik pada Jeongwoo.

Walaupun ia heran dan banyak yang ingin dipertanyakan Jeongwoo memilih mengangguk saja, dari pada berakhir ribut dengan Haruto "Tapi gue mu mandi dulu sebentar ya"

Menyadari Jeongwoo sudah beranjak ke kamar mandi Haruto membuka kembali matanya yang sedari tadi terpejam, kedua sudut bibirnya melengkung ke atas "Tuhan, makasih" Ia merasa bersyukur, karena mungkin doa yang sempat ia elak tadi ternyata Jeongwoo menjadi jawabannya.












°•••••°

190123

Continue Reading

You'll Also Like

82.8K 1.9K 15
𝐀 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐨𝐟 𝐓𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧𝐠'𝐬 𝐥𝐢𝐟𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐡𝐢𝐬 𝐬𝐭𝐫𝐢𝐜𝐭 𝐲𝐨𝐮𝐧𝐠𝐞𝐫 𝐛𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤. 𝐇𝐞𝐫𝐞 𝐨𝐮𝐫 𝐓𝐚𝐞𝐭...
64.4K 774 22
in which isabelle cameron falls for the romantic harry styles. isabelle cameron is an working on getting her music career started with the help of so...
17.4K 3.3K 30
[END] Tentang Agio Hyunjin Pratama, si pembolos sekolah nomor 1 sekaligus pembalap malam tersohor, yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Ark...
29K 3.2K 23
Ever thought Being forced on a blind date by your own best friend!! Disastrous ,isn't it? She wanted an ordinary life but her husband was everything...