SANTOSA {END}

By Kalpaijo

44.9K 5.9K 1.2K

Santosa Putra Argadana. Cowok paling tampan di sekolah SMA Jaya pura. Sikap Santosa yang selalu dingin kepada... More

SATU📍
DUA📍
TIGA📍
EMPAT📍
LIMA📍
ENAM📍
TUJUH📍
DELAPAN📍
SEMBILAN📍
SEPULUH📍
SEBELAS📍
DUA BELAS📍
TIGA BELAS📍
EMPAT BELAS📍
LIMA BELAS📍
ENAM BELAS📍
TUJUH BELAS📍
DELAPAN BELAS📍
SEMBILAN BELAS📍
DUA PULUH📍
DUA PULUH SATU📍
DUA PULUH DUA📍
DUA PULUH TIGA📍
DUA PULUH EMPAT📍
DUA PULUH LIMA📍
DUA PULUH ENAM📍
DUA PULUH DELAPAN📍
DUA PULUH SEMBILAN📍
TIGA PULUH📍
TIGA PULUH SATU📍
TIGA PULUH DUA📍
TIGA PULUH TIGA📍
TIGA PULUH EMPAT📍
TIGA PULUH LIMA📍
TIGA PULUH ENAM📍
TIGA PULUH TUJUH📍
TIGA PULUH DELAPAN (END)📍
EXTRA PART

DUA PULUH TUJUH📍

765 100 60
By Kalpaijo

Fauna terbangun dari tidurnya, ia mengerjap-ngerjapkan matanya berkali-kali lalu menoleh ke samping.
"Loh Santosa kok gak ada," gumamnya. Cewek itu pun bangkit dari tidurnya.

Ia membuka pintu wc, tapi tidak ada sosok lelaki tersebut. Lalu berjalan ke ruangan tengah.

"Sa, kamu di mana?!" teriak Fauna.

Namun tak ada jawaban.

"Mungkin di dapur kali, ya?" pikirnya. Ia pun bergegas mencari sosok lelaki tersebut ke arah dapur.

Saat sudah sampai, Fauna tidak menemukannya juga. Kemana suaminya itu pergi?

"Apa jangan jangan Santosa udah berangkat kerja, ya?" tebaknya. "Tapi masa pagi-pagi gini?"

Cewek dengan memakai baju tidur bermotiv beruang itu melangkahkan
kakinya ke depan rumah, dan melihat ke arah garasi mobil.

"Mobilnya juga gak ada ... berarti Santosa udah pergi dong," ucapnya.

Fauna langsung berlari kecil ke dalam
rumahnya lagi, ia mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Dengan cepat ia mencari nomer suaminya lalu memencet tombol hijau.

"Sa, please angkat telepon aku." Fauna mengigit jari telunjuknya sambil menempelkan hpnya di sebelah telinga.

Fauna sudah menelponya berkali-kali, tetapi tidak aktip juga. Ia pun mengembuskan napasnya kasar.
"Sa, kamu ke mana si? Jangan bikin aku cemas dong."

🌙🌙🌙🌙

"Selamat pagi, Pak. Eh.. ko tumben sekali datang pagi-pagi seperti ini, Pak?" ucap OB yang bernametag Ujang itu, ia sedang mengepel lantai depan.

"Pagi juga. Iya saya lagi pengen aja," balas cowok dengan memakai jas hitam itu tersenyum tipis.

Ujang mengaggukan kepalanya. "Oh iya, Pak."

"Saya ke ruangan dulu," kata Santosa yang langsung diangguki oleh Ujang.

"Iya, Pak."

Lalu lelaki dengan berperawakan tinggi dan tubuh yang tegas itu berjalan kembali sambil memasukan satu tangan ke dalam celananya.

"Pak Tosa!" teriak Ujang.

Dengan refleks Santosa menoleh ke belakang. "Iya, kenapa?"

"Mau dibikinin teh atau kopi gitu, Pak?" tawarnya.

"Nggak keduanya," jawab Santosa.

"Oh iya deh, Pak," ujar Ujang sambil tersenyum tipis.

Santosa pun melangkahkan kakinya kembali dan menaiki lift menuju ruangannya.

Saat sudah sampai cowok itu duduk di kursinya. Ia menyimpan ponselnya itu di atas nakas dan sengaja mematikan handphone-nya.

Entah kenapa cowok itu datang ke sini pagi-pagi sekali, padahal masih jam 6 pagi. Biasanya Santosa akan berangkat kerja pukul 7 pagi.

Jemarinya mengambil sebuah poto yang dipajang di atas nakas. Itu poto Fauna dan dirinya yang sedang berlibur di Bali.

Santosa menyandarkan bokongnya kebelakang kursi sembari menatap poto yang dipegangnya. "Kenapa kamu harus bohongin aku?" ucap Santosa menatap poto Fauna yang tersenyum ceria itu bersama dirinya. "Aku benar-benar kecewa sama kamu Fauna!" Lelaki berpipi
lesung tersebut meletakkan kembali poto itu ditempatnya yang semula.

Memorinya teringat lagi saat melihat kejadian Fauna dengan mantan kekasihnya itu saat berpelukan di taman, ditambah saat Fauna diantar pulang oleh lelaki yang bernama Baskara itu, membuatnya tersulut emosi saat mengingatnya lagi.

Santosa mengepal kuat kedua tangannya hingga urat-urat ditanganya terlihat jelas. Lalu ia mendorong meja yang ada di depannya itu membuat barang-barang yang ada di atasnya berjatuhan kemana-mana.

"Aghhhhkkk!" teriak Santosa sambil mengacak rambutnya frustrasi. Sungguh hatinya benar-benar sakit dan sesak saat mengingat itu lagi.

"Pembohong!"

🌙🌙🌙🌙

Siang ini Santosa makan siang di kafe
yang tidak jauh dari kantornya. Ia duduk sendirian di sana.

Tiba-tiba seseorang datang menghampirinya dan duduk tepat di depannya.

Santosa langsung mengerutkan keningnya. "Ngapain lo?"

Lelaki yang mempunyai karang didekat bibirnya tersebut menyilangkan tangannya di depan dada. "Kenapa lo bisa nikah sama Fauna?" tanya Baskara the point.

"Bukan urusan lo!" jawab Santosa ketus.

lelaki yang memakai kameja hitam itu
tertawa miring. "Lo cinta sama Fauna?"

"Lo ngapain tanya-tanya? Bukan urusan lo sama sekali!"

"Oke kalau gitu." Baskara menyugar
rambutnya ke belakang. "Gue bakalan
ngerebut lagi apa yang seharusnya jadi milik gue," tutur Baskara menatap Santosa dengan sinis.

"Maksud lo apa?!" Santosa menatap dengan tajam.

Tubuh lelaki itu maju sedikit. "Gue bakalan ngerebut Fauna dari lo? Paham?!"

Kedua tangan Santosa mengepal kuat
hingga urat-uratnya terlihat jelas.
Menandakan dia sebentar lagi akan
lepas kendali. "Apa barusan lo ngomong?!" geram Santosa.

Laki-laki itu berdiri mendekati Santosa. "Gue bakalan rebut Fauna dari lo anjing!"

Bugh!

Satu pukulan melayang tepat diwajah
Baskara membuat sang empunya merasakan sakit.

Bugh!

Baskara membalas pukulannya pada perut Santosa membuat cowok itu terjatuh ke bawah. Hingga Baskara menindihnya dan menduduki perut lelaki yang terbaring di atas lantai tersebut.

"Apa lo berani sama gue?!"

Santosa berdecih. "Siapa juga yang takut sama lo!"

Bugh!

Baskara berhasil memukul wajah Santosa untuk yang kedua kalinya. Tak sampai di sana, Santosa berhasil membalikan tubuhnya, hingga Santosa berada di atas dan Baskara berada di bawahnya.

"Gue gak akan biarin siapapun yang
ngerebut milik gue!" sergah cowok berpipi lesung itu tepat di wajah Baskara. "Sekali pun lo!" Santosa menunjuk wajah lelaki yang ada di bawahnya. "Sedikit lo nyentuh istri gue, lo habis di tangan gue!" lanjutnya.

"Gue gak takut sama lo!" sembur Baskara.

"Lo kalo udah jadi mantanya gak usah
so deket-deketin istri orang! Itu namanya cowok gak punya harga diri! Paham?!" Perkataan pedas Santosa barusan membuat cowok itu emosinya sudah diujung ubun-ubun.

"Setan!" marah Baskara.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"BERHENTI! JANGAN RIBUT DI KAFE.
KALO ADA MASALAH PRIBADI BICARAKAN DI LUAR!!"

🌙🌙🌙🌙

0857***

Hai sayang

Lo penasaran kan siapa gue?

Kalo gitu, temui gue besok jam 2 siang di dekat danau cempaka, tapi lo harus sendiri.

Sampai ketemu besok.

Fauna melempar ponselnya ke atas kasur setelah membaca pesan dari seseorang yang tidak di kenal itu. Ia mengacak rambutnya frustrasi. "Siapa si orang itu gak jelas banget!" ketus Fauna.

Lalu membantingkan tubuhnya di atas kasur dan menatap atap langit kamarnya itu. Pikirannya akhir-akhir ini sedang tidak baik-baik saja, di tambah ada masalah dengan Santosa atas kejadian kemarin membuatnya tambah tidak pokus saat mengerjakakan sesuatu.

Mengusap wajahnya gusar dan berteriak, "Arghhh... kenapa si gue harus bohong waktu itu. Bodoh banget lo Fauna!" maki Fauna pada dirinya sendiri.

Membalikan tubuhnya dan menenggelamkan wajahnya pada
guling. Hatinya benar-benar sakit dan sesak saat sikap Santosa seperti ini padanya. Padahal ini semua salah dirinya sendiri. Cewek itu pun meneteskan air matanya hingga membasahi gulingnya.

"Maafin aku, Sa," lirihnya dengan terisak. "Aku tau kamu pasti kecewa sama aku, karena aku bohongin kamu," lanjutnya.

Ia pun mengacak rambutnya lagi dan
memukul mukul kasurnya. "Gara-gara lo Baskara! Gue benci sama lo! Kenapa si lo harus datang lagi di kehidupan gue!"

Cewek cantik tersebut semakin menangis dengan kencang. Hubunganya dengan Santosa menjadi seperti ini gara-gara lelaki kurang ngajar itu yang tiba-tiba muncul di dalam kehidupannya.

"Aku gak maksud bohongin kamu, Sa.
Tapi aku takut waktu itu harus bilang jujur sama kamu," isaknya. Perlahan
matanya mulai tertutup dan suasana semakin gelap.

Pukul 00.00 wib.

Saat Fauna sedang dikejar-kejar oleh
pereman ia terbangun dari tidurnya. Dahinya sudah penuh dengan keringat, ia pun mengusap wajahnya.

Cewek itu menoleh ke samping dan ternyata suaminya itu belum pulang juga. "Sa, kamu ke mana si?" gumamnya sambil memposisikan dirinya menjadi duduk.

Mengikat rambut sebahunya lalu
berjalan keluar kamar untuk mengambil air minum. Saat ia melewati ruang tengah matanya tak sengaja melihat sosok manusia yang sedang tertidur di atas sopa itu. Fauna pun menghampirinya.

"Loh.. kamu ko tidur di sini?" ucap Fauna terkejut melihat suaminya itu sudah pulang. Entah sejak kapan lelaki itu sudah datang.

"Ya ampun kamu gak pake selimut lagi." Dengan cepat Fauna mengambil selimut di kamarnya.

Ia pun menyelimuti tubuh Santosa
membuat cowok yang tertidur pulas itu tidak kedinginan lagi. Mengelus rambutnya dengan lembut, Fauna duduk di bawah disebelah Santosa.

Fauna menatap Santosa sambil mengelus kening lelaki tersebut. "Sa, maafin aku ya, aku tau kamu masih marah 'kan sama aku."

"Please Sa, maafin aku," lirihnya. Cewek bergigi gingsul tersebut menenggelamkan wajahnya di perut lelaki yang masih tertidur pulas itu.

"Ngapain kamu?" Suara berat itu membuat Fauna mendongak dan ternyata itu suara----

"Sa, ka-kamu---" Cowok itu menaikan sebelah alisnya menunggu ucapan Fauna yang belum selesai.

"Sa, kamu dari kapan pulang, dan kenapa kamu tidur di sini?" tanyanya.

"Bukan urusan kamu!" jawab Santosa dingin.

"Sa." Fauna mengambil sebelah tangan Santosa. "Maafin aku ya ...."

Namun cowok itu tidak menjawabnya.

"Sayang?" panggil Fauna dengan hati-hati.

"Sana kamu ke kamar, jangan di sini,"
ketus Santosa.

"Gak mau sebelum kamu maafin aku."
Cewek itu mencebikkan bibirnya.

"Liat jam berapa." Cowok tampan itu
menunjuk jam yang menempel di dinding. "Udah malem, sana tidur," lanjutnya.

"Tapi tidurnya sama kamu,"

"Fauna!" bentaknya.

Seketika Fauna langsung melepaskan
tangan Santosa yang ia genggam itu.
"Sa, aku gak mau ..,"

"Terserah kamu Fauna! Mau tidur atau nggak terserah!" Cowok itu berdiri dan melangkahkan kakinya pergi.

Matanya berkaca-kaca karena lagi-lagi sikap Santosa seperti ini pada dirinya. Namun, Fauna tidak akan menyerah untuk mendapat maaf dari Santosa, ia akan melakukan apapun untuk cowok itu.

Cewek tersebut menghela napas sebentar lalu berdiri untuk mengejar Santosa.

Langkahnya terhenti saat Fauna mencekal tangannya. "Sa, aku mohon maafin aku," mohon Fauna.

"Lepasin!"

"Gak!"

"Lepasin Fauna!"

"Gak mau Santosa!"

Refleks cowok berpipi lesung itu membaliknya tubuhnya dan berhadapan dengan Fauna. "Mau kamu apa, hah?"

"Aku cuma mau kamu maafin aku, itu aja apa susahnya sih."

"Setelah apa yang kamu lakuin ke aku, dengan gampangnya kamu minta maaf?" Santosa tak habis pikir. "Seharusnya kamu jujur Fauna! Aku gak pernah ngajarin kamu buat bohong kayak gini," lanjutnya.

"Waktu itu aku mau jujur sama kamu, tapi aku takut."

"Jujur itu lebih baik, aku gak suka ada kebohongan dan aku gak suka sama orang yang suka bohong."

"Iya aku tau aku salah, dan aku minta maaf," lirihnya.

"Gak semudah itu!" Cowok tersebut memalingkan wajah ke arah lain.

"Cuma gitu doang ko kamu gini banget si, Sa? Waktu di taman, Baskara yang peluk aku duluan dan bukan berarti aku balas pelukan dia juga. Dan waktu dia antar aku pulang karena aku gak tau harus pulang sama siapa, yaudah aku terpaksa pulang sama dia aja," jelas Fauna. Namun, lelaki itu tidak percaya sama sekali.

Tangan Santosa mengepal kuat saat Fauna menyebut nama orang itu.
"Kamu gak tau perasaan aku kayak gimana? Rasanya sakit saat kamu dekat sama cowok lain. Apa lagi saat kamu bohongin aku, hati aku tambah sakit dan kecewa sama kamu. Kamu gak ngerti Fauna sama perasaan aku!" Hati cowok itu semakin sesak rasanya bila menatap Fauna.

Saat itu juga Fauna memeluk suaminya. "Aku tau kamu marah sama aku, aku tau kamu kecewa sama aku. Please aku minta maaf, Sa."

Tangan kekar milik Santosa melepaskan pelukan Fauna dari tubuhnya. "Aku gak bisa. Aku kecewa sama kamu," ucapan Santosa barusan membuat hati Fauna tambah sakit dan sesak.

"Kamu!" Santosa menunjuk Fauna.
"Pembohong!" setelah mengatakan itu
lelaki itu pun pergi dari sana.


Terima kasih💓

Jangan lupa vote sama komen ya.
Follow juga akun aku.

Gimana sama part ini?
Semoga suka ya☺️

Sory kalo tulisannya berantakan.
Aku juga gak tau kenapa.




Sukabumi
9 Maret 2022





Salam hangat
.
.
.
.
.
.
.
🕊️Nura🧚



Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 151K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
6.7M 285K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
708K 9.6K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
2.5M 136K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...