Cinta Penawar Kutukan

chinggu313 tarafından

1.3K 1.1K 390

Genre fantasi namun mengandung unsur romansa. Inilah kisah tiga anak remaja dengan kutukan masing-masing. Men... Daha Fazla

♧Prolog♧
♧Chapter1♧
♧Chapter2♧
♧Chapter3♧
♧Chapter4♧
♧Chapter5♧
♧Chapter7♧
♧Chapter8♧
♧Chapter9♧
♧Chapter10♧
♧Chapter11♧
♧Chapter12♧
♧Chapter13♧
♧Chapter14♧
♧Chapter15♧
♧Chapter16♧
♧Chapter17♧
♧Chapter18♧
♧Chapter19♧
♧Chapter20♧
♧Chapter21♧
♧Chapter22♧
♧Chapter23♧
♧Chapter24♧
♧Chapter25♧
♧Chapter26♧
♧Chapter27♧
♧Chapter28♧
♧Chapter29♧
♧Chapter30♧
♧Chapter31♧
♧Chapter32♧
♧Chapter33♧

♧Chapter6♧

49 51 10
chinggu313 tarafından


"Piiiiiiiiip!!!"

Peluit yang ditiup oleh guru olahraga itu membuat atensi para murid berpusat kepada beliau. Suara bising yang disebabkan oleh ocehan ataupun tawa yang keluar dari mulut mereka seketika terhenti dan terdiam.

Mendapati semua muridnya telah tenang, saatnya beliau untuk mengucapkan sesuatu. "Hari ini kita akan belajar cara melempar ataupun memukul sebuah bola kasti. Permainan ini bisa dibilang gampang, bisa juga dibilang sulit. Dimainkan oleh dua tim yang memerlukan kerja sama tim yang kompak. Kalian pasti sudah tidak asing dengan permainan ini kan?!"

"Iya Pak!!!" saut semua murid-murid kelas XII-2 yang saat ini sudah berdiri di tengah lapangan dengan pakaian olahraga mereka. Hari ini tepatnya di jam kedua ini, kelas mereka mendapatkan jadwal jam pelajaran olahraga. Pak Chanyeol sekaligus guru olahraga tersebut senantiasa membimbing murid kelas XII-2 kali ini. Selain menjabat sebagai guru olahraga, beliau juga menjabat sebagai guru musik. Beliau sudah menjadi pembimbing ektrakurikuler musik selama hampir 3 tahun belakangan ini.

"Piiiiiiiiip!!! Sebelum kita mulai, alangkah baiknya kita melakukan peregangan otot dan pemanasan. Lari keliling lapangan ini sebanyak 5 kali lalu berdiri di depan saya. Mengerti?!!!"

"Siap mengerti!!"

Pak Kai mengangguk kemudian mengangkat sebelah tangannya. "Mulai!" suara miliknya mengintrupsi para murid untuk memulai pemanasan kali ini. Semua murid kini berlari di sisi samping lapangan. Cuaca terik matahari yang lumayan menyengat hari ini membuat sebagian dari mereka tak henti-hentinya mengeluh kepanasan dan kelelahan. Padahal mereka baru melakukan lari dua putaran. Diantaranya ada si tiga sekawan. Sunoo, Giselle, dan Winter yang berlari saling berdampingan dan berada di urutan paling akhir. Mereka sudah tertinggal satu putaran oleh yang lainnya.

"Ayok Winter, Sunoo dan Giselle!! Cepatin lagi larinya!! Kalian tertinggal sangat jauh!!" teriak Pak Chanyeol membuat mereka bertiga yang tadinya memperlambat langkah mereka kini terpaksa harus berlari lagi. Meski kelelahan dan rasanya sudah ingin pingsan, mereka bertiga tetap melanjutkan lari mereka. Tinggal satu putaran lagi, Sunoo yang sebenarnya masih cukup kuat namun sengaja menunggu dan berlari bersama sahabatnya kini mulai melangkah cepat dan berlari meninggalkan Giselle dan Winter.

Terlihat jelas kalau mereka berdua cukup terkejut melihat Sunoo. Tadi ngeluh capek dan pengen berhenti tapi kenapa dia kini jadi terlihat bersemangat ingin mencapai garis finish? Maksudnya di depan Pak Kai, sebab semua teman sekelasnya yang sudah selesai melakukan lari lima keliling lapangan mereka kini sudah berbaris rapi di depan Beliau. Namun tak ayal, nafas ngos-ngosan dan keringat yang bercucuran di dahi mereka menjadi bukti jika mereka tidak jauh berbeda dengan keadaan Giselle dan Winter. Bedanya cuman mereka berdua langsung berbaring di barisan paling belakang setelah berhasil menyelesaikan larinya.

"Susah kalau punya badan gemuk plus perut buncit, lari harus bawa beban berkali-kali lipat." Winter mengulurkan tangannya kepada Giselle dan menarik gadis itu untuk segera berdiri, sebab Pak Kai sudah mulai memegang Tongkat dan bola kasti di kedua tangannya sambil menjelaskan sesuatu mengenai permainan olahraga itu.

"Pengen deh punya sihir bisa berubah jadi gadis kurus. Capek harus punya badan gentong gini." Giselle ikut menggeruru lalu menatap Pak Kai di depan sana dengan tatapan tanpa minat. Winter diam-diam menatap Giselle dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Sedikit terbesit rasa lain di hati Winter setelah mendengar perkataan salah satu sahabatnya itu.

"Badan lu gak gentong-gentong amat kok Sel. Gak usah insecure gitu dong. Winter juga jangan banyak ngeluh. Walau kalian agak berisi tapi kalian tetap sahabat gue."

Giselle dan Winter bukannya terharu mendengar kalimat Sunoo yanng berada di barisan depan mereka, namun mereka malah memasang tampang jijik mendengarnya.

Klise sekali mendenger kalimat tadi keluar dari mulut laki-laki yang kesehariannya banyak bacotnya itu. Namun agaknya Sunoo tidak peduli terhadap respon keduanya. Terbukti dirinya segera berbalik usai mengatakan kalimatnya. Seolah-olah kalimat yang baru saja dia ucapkan itu hanyalah kallimat biasa yang sering dia ucapkan dan perdengarkan kepada kedua sahabatnya itu.

"I Love you 1000 deh Noo. Tapi jujur, kalimat lo barusan entah kenapa jadi horor ajah gitu kesannya kalau lu yang ngucapin." tiba-tiba Giselle maju selangkah lebih dekat dengan laki-laki itu.

Kakinya berjinjit untuk mendekatkan bibirnya ke telinga Sunoo lalu membisikkan kalimat tadi. Sedangkan Winter hanya dapat diam sambil memperhatikan keduanya. Entah kenapa terbesit rasa sedih di dalam hatinya. Kalimat Giselle kembali terbayang di pikirannya menggantikan suara Pak Kai yang barusan terdengar.

"Bagaimana bisa lo kepengen banget punya sihir itu sedangkan gue aja pengen ngelepas dan terhindar dari itu."

[][][][]

Kring...... Kring...... Kring!!!!

Bel kembali berbunyi. Semua murid kelas XII-2 berbondong-bondong meninggalkan lapangan outdoor dan berjalan menuju 3 tempat yakni: kelas, kantin dan wc.

Sebagian dari mereka lebih memilih untuk terus melangkah ke kantin dan beristirahat sejenak di sana. Ada pula yang langsung berganti pakaian di toilet maupun di kelas. Tentu saja laki-laki harus menunggu giliran mereka setelah para murid perempuan berganti pakaian di dalam kelas. Tenang saja, semua jendela di tutup menggunakan tirai sehingga para murid laki-laki yang sedikit mesum tidak akan dapat mengintipi mereka.

"Oiii Gyu! Nih minuman buat lo."

Seseorang melempar sebotol minuman rasa jeruk ke arah laki-laki yang diteriaki barusan dan dengan sigap ditangkap oleh laki-laki itu.

Dia Jisung. Laki-laki itu menarik bangku yang berada di meja yang sama dengan Beomgyu lalu mendudukinya. "Masih ada waktu buat duduk-duduk. Gue gabung Yak?" tak lama kemudian, datang laki-laki dengan postur tubuh yang lebih pendek dari keduanya bergabung dengan mereka.

Beomgyu melirik Jisung dan laki-laki yang barusan duduk di dekat Jisung. Matanya memperhatikan keduanya yang sibuk mengipasi wajah masing-masing menggunakan buku tulis tipis yang Beomgyu yakini sudah berulang kali dirobek kertasnya itu.

"Napa lu liatin gue? Terpesona sama kegantengan gue?" tatapan mata Beomgyu berubah menjadi datar seketika mendengar kalimat barusan.

Jisung yang mendengarnya juga ikutan melirik laki-laki itu dengan tatapan sinis. "Apaan sih lo Dam? Gue kira cuman Guanlin doang yang narsis dan kepedean, ternyata yedam yang biasanya pendiam diam-diam menghanyutkan gini juga."

"Lah maksud dari kata 'diam-diam menghanyutkan' tadi apa?" bukan nada sarkas dan marah, melainkan hanya pertanyaan dengan intonasi rendah serta mimik wajah biasa saja. Namun entah kenapa, Jisung yang mendengar pertanyaan Yedam barusan menjadi sedikit takut. Jisung takut Yedam marah dan tersinggung dengan ucapannya. Jadi laki-laki itu lebih memilih meminum minumannya tanpa menjawab pertanyaan Yedam. Padahal laki-laki itu cuman ingin mengobrol dengan Jisung. Interaksi keduanya memang bisa dibilang sangat jarang dibanding dengan interaksi antara Jisung dengan teman sekelas lainnya. Walaupun mereka merupakan teman sebangku, namun mereka sangat jarang untuk berbicara.

Jisung juga jadi ikutan pendiam jika duduk di samping Yedam. Dikarenakan jika dirinya ingin bertanya atau mengobrol sesuatu dengan Yedam, pasti Yedam akan menjawab dengan kalimat super pendek atau bahkan bisa membuat dirinya terdiam. Atau dengan kata lain kalimat respon Yedam selalu menusuk dan membuatnya kena mental.

Namun tanpa Jisung sadari, Yedam selalu ketus kepadanya dikarenakan dirinya yang selalu berusaha mengajak Yedam berbicara meskipun jam mata pelajaran sedang berlangsung.

"Disini ada ekskul basket?"

Suara pertanyaan Beomgyu membuat suasana hening menjadi berubah sejenak. Jisung mengangguk sedangkan Yedam menjawab, "Iya ada."

"Kira-kira anak kelas tiga kayak kita masih dibolehin daftar ekskul gak sih?"

Yedam berpikir sejenak lalu menatap Beomgyu sambil menegakkan punggunya. "Masih kok. Lagian saat ini masih semester satu. Lu mau daftar ekskul basket?"

Beomgyu meletakkan botol minumannya yang kini terisi setengah lalu mengangguk pertanyaan Yedam.

"Lo langsung ke Asahi ajah. Dia dari kelas XII-1. Kalau lo gak tau orangnya, gue bisa bantuin lo buat ketemu sama dia. Gampang sih kalau itu." Laki-laki itu berpikir sejenak mendengar tawaran dari Jisung lalu tak lama kemudian anggukan serta senyum sumringah menjadi responnya tanda menyetujui.

"Sebenarnya gue udah tau Asahi sih, tapi gak ada salahnya juga gue minta bantuan sama Jisung. Gue liat juga anak yang  bernama Asahi itu cuek dan sulit untuk diajak komunikasi."

Agaknya Beomgyu tidak menyadari seseorang yang lagi dan lagi datang menghampirinya dari belakang. Pemuda bermarga Choi itu masih terdiam dan sibuk berbicara dengan pikirannya sendiri.

"Heh lo semua lagi gosipin gue yak? Dari pada nge-gosip, mending makan permen coklat gue nih. Tenang ajah, gratis kok. Kemarin gue habis borong di Supermarket."

Ketika mendengar suara itu, barulah dia mengangkat kepalanya dan bersamaan dengan itu pula sebatang permen coklat kecil telah dijajalkan ke mulutnya oleh oknum yang datang tadi.

"Lo niat ngasih kita gini atau mau nyombongin diri sih Lin?" intonasi suara Jisung terdengar kesal namun laki-laki itu masih mengunyah permen yang dikasi oleh pemuda yang dipanggil Lin tadi.

Yedam juga ikut membuka bungkus permennya dan memasukkan cemilan manis itu ke dalam mulutnya. Suaranya yang terdengar sesaat setelah Yedam mengunyah permen itu membuat Guanlin tersenyum senang. Pasalnya Yedam mengatakan kalau permen itu sangat enak.

Namun berbeda dengan Beomgyu yang masih terdiam di tempatnya. Dirinya memperhatikan ketiga orang tersebut dan tanpa sadar telah mengunyah permen yang dijajalkan ke mulutnya langsung tadi oleh Guanlin.

Semenit setelah dirinya merasakan rasa permen itu, barulah dia sadar lalu dengan raut wajahnya terkejut dia segera berdiri lalu melepehkan permen itu di telapak tangannya. "Lu ngapain ngasih gue permen anjir!" ketiga orang itu tentu saja bingung melihat tingkah aneh Beomgyu. Pasalnya ya jika memang dirinya tidak suka permen ya ngapain dikunyah tadi? Lagian sudah ada beberapa detik hingga hampir berganti menit berlalu namun pemuda bermarga Choi itu baru merasa kesal sekarang kepada Guanlin yang telah memberikannya permen.

"Ya lu kalau gak suka gak usah marah-marah dong."

"Tau nih. Lagian lo jorok banget ih. Nge lepehin permen kok di telapak tangan sendiri."

"Gawat, dalam dua sampai tiga menit lagi pasti gue bakal berubah jadi bocil."

Lelaki itu mendesis marah lalu dengan cepat berlari meninggalkan area kantin. Baik Yedam, Jisung, maupun Guanlin sendiri makin bingung melihatnya. Raut wajah Beomgyu terlihat cemas.

"Beomgyu punya alergi permen kalik ya?" Guanlin sudah mulaii menampakkan raut wajah merasa bersalahnya. Dia ingin mengejar Beomgyu yang sudah tidak kelihatan namun dirinya mengurungkan niatnya itu lantaran takut kalau diamuk Beomgyu lagi.

Laki-laki itu memang masih belum genap satu minggu berada di sekolah ini, namun aura anak nakal dan pemberontak nya sudah bisa Guanlin rasakan. Bukan cuman si ketua kelas saja, namun hampir semua murid dari kelas XII-2 sudah mengetahui sifat Beomgyu. Walaupun laki-laki itu sama sekali belum pernah menunjukkan sifat yang dipikirkan oleh Guanlin kecuali sikap Beomgyu yang kerap sekali menjaili murid perempuan di kelas mereka. Giselle dan Winter menjadi orang yang sering Guanlin perhatikan menjadi target kejailan laki-laki itu.

Di Koridor kelas XII terdengar suara langkah kaki yang sedang berlari menuju ke arah barat. Dan tak lama kemudian terlihat seorang murid laki-laki dengan dasi berantakan serta baju yang keluar dari celananya tengah berlari dengan raut wajah cemas dan takut. Dia Choi Beomgyu. Papan nama yang seharusnya melekat di bajunya bagian salah satu dadanya kini sudah terjatuh tanpa diketahui oleh sang pemilik dikarenakan sibuk berlari.

Ketika mendapati sebuah papan yang tergantung tepat di atas pintu yang bertuliskan 'Toilet' dengan gambar orang berpakaian celana berwarna biru, langsung saja laki-laki itu masuk ke dalam sana. Dirinya membuka pintu ruangan paling ujung karena sengaja. Dirinya mengetahui jika di ruangan toilet nomor satu dan dua sebelah kanan terdapat orang di dalamnya.

Sedetik setelah pintu bilik toilet itu dia tutup, permen yang tadi dia lepehkan ke telapak tangannya langsung Beomgyu bersihkan menggunakan air yang mengalir di satu-satunya keran yang berada di bilik toilet itu. Dirinya kemudian duduk di wc duduk dan menghela nafas lelah. Tangannya yang basah sudah dia usapkan ke kain celananya membuat sebagian celananya ikutan basah.

Tepat setelah Beomgyu menutup mata, dirinya sudah berubah menjadi sosok anak kecil. Seragam yang tadi dia kenakan sudah berganti menjadi hoodie abu-abu dengan celana hitam pendek selutut.

"Gue harus gimana nih?" tanyanya dengan sangat cemas pada dirinya sendiri. Hanya ada dua pilihan sekarang, keluar dari tempatnya itu atau tetap tinggal di dalam bilik itu selama beberapa waktu. Karena jujur, Beomgyu juga tidak cukup mengetahui berapa waktu yang dia butuhkan untuk berubah kembali menjadi wujud aslinya.

Sedangkan tepat di delapan meter dari jarak Beomgyu sekarang, terlihat ketiga sekawan sedang berjalan dengan sesekali tertawa bersama. Dilihat dari seragam sekolah yang melekat ditubuhnya itu, mereka bertiga ternyata sudah berganti pakaian. Namun langkah kaki Sunoo tiba-tiba terhenti ketika merasakan sesuatu telah diinjak oleh kakinya.

"Lah itukan papan namanya si Beomgyu?"

Winter berbalik ingin melihat papan nama yang dimaksud oleh Giselle tadi namun suara nada dering panggilan dari handphone yang sedang dia bawa mengalihkan atensinya. Alisnya mengkerut saat dirinya mendapati nomor tidak dikenal yang ternyata menelponnya itu.

Diam sesaat dikarenakan gadis itu ragu untuk menerima panggilan itu. Namun ketika mendengar suara Giselle dan Sonoo yang menyuruhnya untuk mengangkatnya saja, gadis itupun menerima panggilan itu dan menunggu suara sipenelfon terdengar terlebih dahulu.

"Ter tolongin gue. Gue berubah jadi bocil di toilet pria sekarang."

Intonasi suara yang rendah serta terdengar nada ketakutan dari sipenelfon membuat gadis itu terkejut dan tidak sengaja memekik membuat Sunoo dan Giselle bertanya-tanya.

Tanpa mengatakan apapun, gadis itu langsung menutup sambungan telpon itu secara sepihak lalu berjalan berlawanan arah dengan tujuannya tadi. Giselle dan Sunoo tak lupa untuk mengikuti langkah kaki tergopoh-gopoh milik gadis itu walaupun yang terlihat dari raut wajah keduanya hanyalah kebingungan dan keheranan.

"Beruang bodoh. Kalau sampai ketahuan bisa gawat urusannya." batin Winter di tengah-tengah dirinya sedang berlari menuju toilet pria yang sempat dia lewati tadi saat berjalan bersama Giselle dan Sunoo. Tidak cukup jauh namun mampu membuat keringat bercucuran di wajahnya. Nafas tersendat-sendat juga menyebabkan Winter susah untuk berbicara.

"Ini toilet pria, Winter. Ngapain masuk ke sini?"

Mendengar suara itu, Winter segera berbalik dan terkejut melihat orang itu. Kini dia sudah melupakan tujuan dirinya berada di sana. Tatapannya terkunci dan berpusat pada netra milik laki-laki itu.

"A... Asahi?"


Tbc......

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

1.2M 91.7K 36
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
349K 19.9K 21
Tak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang palin...
1.6M 82.3K 41
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
385K 1K 8
konten dewasa 🔞🔞🔞