Bad Alive | Byun Baekhyun [Te...

By bunnymiracles

2.8K 327 29

Bad Alive | Byun Baekhyun Cover by Pinterest. [Sudah Terbit] [Part Masih Lengkap] Mau novel Bad Alive gratis... More

Blurb and Cast
#01 Nightmare
#02 Crazy Friend
#03 a Mistake
#04 Meeting
#05 Bring You
#06 Awkwardness
#07 Smile on His Face
#08 What Does This Mean to You?
#09 Tears
#10 Hold You
#11 Confession
#12 The Wedding
#13 With You
#14 Who?
#15 Bad Father
#16 Change
#17 Begin
#18 Talk
#19 Pain
#20 Uncertain
#21 He's Back
#22 Truth
#23 I Want Him, Not You!
#24 Lose
#25 Catastrophe
#26 Hell
#27 Thank You, Cakra!
#28 Bad Alive
#29 Happiness
GIVE AWAY NOVEL
Pengumuman Pemenang

#30 Thank You, Rana!

76 4 0
By bunnymiracles

Rana tertawa puas ketika melihat sang suami yang berdandan layaknya badut. Tidak hanya Rana, Bella yang sedang asik tertidur pun ikut tertawa karena penampilan Bara yang terlihat sangat lucu.

Bukan tanpa sebab Bara memakai kostum badut seperti ini. Perempuan yang kini berada di hadapannya lah yang meminta Bara untuk mengenakannya. Kata Rana, calon bayi mereka ingin sekali melihat ayahnya bergaya seperti badut.

"Astaga, Sayang, kau terlihat sangat lucu!" Tawa Rana terlukis begitu bebas di wajah cantiknya. Meskipun fisik perempuan itu terlihat berbeda dari yang pertama Bara lihat, kecantikannya tidak akan pernah sirna oleh apa pun. Rana selalu terlihat cantik di mata Bara.

"Ayah lucu sekali, ya, Bu." Bella tidak bisa menghentikan tawanya meski matanya kini digerayangi rasa kantuk. Untuk gadis berusia tiga tahun seperti Bella, badut adalah objek yang cocok untuk mengundang tawa.

"Kenapa kalian justru menertawakan Ayah? Ini semua, kan, Ayah lakukan demi adikmu, Bella!" Bara memandang putrinya itu dengan tatapan marah yang dibuat-buat.

"Ayah tidak boleh protes! Kalau Ayah protes, nanti adik Bella jadi sedih," ujar gadis kecil itu dengan setengah berteriak. "Ibu, lihat! Hidung Ayah seperti tomat!"

Bara terlihat pasrah ketika menerima ledekan yang dilontarkan istri dan anaknya. Namun, di lain sisi Bara juga merasa senang dan lega karena dapat melihat keluarga kecilnya bahagia.

"Ayah, coba menari!" Bella berlari ke arah Bara dan memeluk lutut pria itu. Ia merengek meminta Bara untuk menari.

"Ayah tidak bisa menari, Nak," ucap pria itu penuh rasa bersalah.

"Tidak mau tahu! Pokoknya Ayah harus menari!" Bella berteriak dengan lantang. Gadis kecil itu tampak merajuk karena Bara tidak bisa memenuhi keinginannya. Sedangkan pria itu sepertinya harus berusaha lebih keras kali ini. Tidak ada salahnya membuat orang yang disayangi senang.

"Baiklah ... baiklah, Ayah akan menari." Bara membenarkan letak rambut keriting warna-warninya dengan benar. Bokongnya yang besar, membuat ia sedikit sulit untuk berjalan. Pakaian ini sungguh menyiksanya dalam kegerahan yang hakiki.

"Aw, Bara!" Baru saja Bara dan Bella ingin memulai kegiatan mereka, ringisan terdengar menyapa pendengaran pria itu. Sontak saja ia langsung menoleh ke arah Rana yang sedang memegang pinggangnya. "Perutku sakit!"

Bara berlari sembari melepas rambut keritingnya, mencoba mencegah Rana yang akan terjatuh dari kursi roda. Wajah panik dan khawatir langsung menguasai Bara. Ia takut jika akan terjadi sesuatu kepada Rana,

"Rana, kau baik-baik saja? Kau bisa mendengarku?" Bara menangkup kedua pipi Rana lembut. Sesekali ia juga menepuknya agar Rana dapat merespon dirinya dengan cepat.

"Sakit, Bara!" Geraman keras keluar dari mulut Rana. Keringat wanita itu bercucuran sangat deras bersamaan dengan gurat wajah lelahnya.

"Kita ke rumah sakit!" Bara bangkit dan melepas semua pakaian badutnya, hingga menyisakan kaus oblong dan celana pendek selutut. Ia tidak peduli lagi dengan penampilannya, karena yang terpenting Bara harus membawa Rana segera ke rumah sakit.

"Ibu!" Bella yang melihat Rana kesakitan hanya bisa menangis. Ia bahkan tidak tahu harus melakukan apa.

"Bella, Ayah bisa minta tolong, Nak?" tanya Bara berusaha tenang. "Bella tolong telepon Paman Cakra dan suruh dia untuk ke sini, menemani Bella. Ayah akan membawa ibu ke rumah sakit. Bella janji akan mendengarkan perkataan Ayah, ya, Nak?"

Bella terdiam beberapa saat sebelum ia mengangguk. "Iya, Yah." Gadis kecil itu lalu berlari ke dalam rumah dan mengunci pintu.

Setelah memastikan putrinya sudah masuk, Bara kini mengalihkan pandangannya ke arah Rana. Langsung saja ia membawa istrinya itu masuk ke dalam mobil—sebelum dilarikan ke rumah sakit.

"Sakit, Bara." Rana merintih sembari memegangi perut buncitnya. Bara tahu jika wanita itu sedang mengalami kontraksi. Rana akan melahirkan.

"Tahan, Sayang. Sedikit lagi kita akan sampai di rumah sakit. Bertahan sedikit lagi, ya!" Bara mengemudi hanya menggunakan satu tangan. Sedangkan tangan satu lagi ia gunakan untuk mengelus rambut dan perut Rana secara bergantian. Bara memang tidak mengetahui bagaimana rasa sakit yang dirasakan oleh wanita itu, tetapi semua raut yang Rana tampilkan berhasil membuat hati Bara terasa sangat nyeri.

"Kita berjuang bersama-sama, ya, Sayang."

Keringat tak absen membasahi sekujur tubuh Rana yang kini sedang berjuang melahirkan anak keduanya. Bara yang enggan untuk beralih, menjadi sumber kekuatan sendiri bagi perempuan itu.

Rana bersyukur karena persalinan keduanya ini dilakukan secara normal. Hal itu menjadi salah satu pencapaian tinggi yang dimiliki oleh seorang ibu. Bagaimana ia berusaha untuk melahirkan buah hati ke dunia ini dengan segala keringat dan darah yang ia korbankan.

"Rana ... kau mendengarku, kan?" Suara Bara tak pernah berhenti untuk memanggilnya. Pria itu terus mengajak Rana berbicara sebagai salah satu upaya untuk menguatkan sang ibu. "Kau pasti bisa. Ayo semangat, Ran!"

Rana yang merasakan sakit luar biasa pada perutnya hanya bisa menjerit kencang.

"Dorong, Bu, kepalanya sudah terlihat!" seru sang dokter perempuan yang membantu Rana bersalin. Mendengar seruan itu, Rana jadi kembali bersemangat untuk menarik napasnya lebih dalam.

"Argh!"

"Terus, Bu, sedikit lagi."

"Ayo, Sayang!"

"Argh!"

Suara tangisan bayi menggelegar ke seluruh penjuru ruangan. Bara kini menghela napas lega karena anak keduanya lahir dengan selamat. Seketika air mata Bara pun menetes—menandakan bahwa ia sangat terharu.

Dilihatnya Rana yang masih terpaku dalam keterdiamannya. Perempuan itu masih berusaha untuk menetralkan kesadaran. Tak lama, senyuman tipis terlukis di bibi ranum wanita yang Bara cintai itu.

"Sayang, anak kita perempuan," bisik Bara tepat di telinga Rana. Pria itu lalu mencium kening Rana begitu lama.

Bara bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan kebahagiaan untuk Bara dan keluarga kecilnya.

"Terima kasih, Rana. Kau begitu sempurna di mataku," ucap Bara tulus. Ia tidak tahu harus mengungkapkan apa lagi. Nikmat yang Tuhan berikan sangatlah indah, hingga bibir Bara tidak mampu untuk bersuara.

Terkadang, hidup buruk tidak selalu berteman dengan kemalangan. Ada hikmah yang dapat dipetik dari setiap perjalanan manusia. Seperti Bara. Pria itu kini dapat berdiri tegak karena mempunyai cinta di dalam hati. Ia bahkan tidak tergiur untuk jatuh ke dalam lubang hitam karena ia tahu, akan ada cahaya kebaikan yang menunggunya untuk bersinar.

Hidup Bara berjalan sebagaimana kata hatinya. Tidak termakan ucapan ayahnya untuk turut serta dalam aksi balas dendam yang tidak perlu dilakukan. Bara mempertahankan hati nuraninya sebagai manusia, agar suatu saat nanti dirinya terlihat berharga di mata orang lain.

Tidak melulu tentang cinta, hidup terkadang mengajari kita banyak pelajaran. Menghargai, memuliakan, menjaga, menyayangi, dan memanusiakan. Dari banyaknya golongan manusia, ternyata masih ada orang yang tidak mengerti akan jalan hatinya sendiri. Mereka malah terhanyut ke dalam arus gelap yang justru membawanya pada muara kesengsaraan.

Pada untaian kata terakhir, Bara hanya ingin mengatakan bahwa ia bahagia dengan kehidupannya saat ini.

                                                                                       -END-

Continue Reading

You'll Also Like

734 53 7
"Apa yang sudah dilepaskan tidak akan ku ambil kembali." KCR "Tidak ada lagi hal yang membuat ku bahagia selain kedua malaikat ku." AY "Melupakan mas...
79.8K 13K 37
❝ What does buckwheat flower mean? Lover ❞ +lowercase Started : 2017.04.09 Ended : 2017.09.10
88.5K 8.7K 12
⋆ ⋆ ›› ꪮbsesi ; кαιser ٪ ꪗou ٪ ιѕαgi ✦ ───...
18.3K 3.6K 6
[13+] [COMPLETED] "Arti bungan krisan apa?" "Kejujuran." "Kamu udah ngelakuin itu?" #strawberricch, 08 januari 2021 ㅡ 12 januari 2021