do'a restu. [haruwon//enhypen...

By Kakenay

16.8K 2.6K 898

BACA LOVE SICK DULU GIH BIAR PAHAM! sebenernya di book ini cuma nyeritain tentang perjuangan haruto buat dape... More

💌1
💌2
💌3
💌4
💌5
💌6
💌7
💌8
💌9
💌10
💌11
💌13
💌14
💌15

💌12

553 109 31
By Kakenay

hoi, udah 2 bulan lebih
maaf ya:(

------

"ih, ngapain?!" pekik jungwon saat melihat daniel dan ni-ki mengobrak-abrik laci meja belajarnya, dia baru aja pulang sekolah.

daniel dan ni-ki tersentak kaget, refleks mundur bersamaan tanpa sempat menutup laci tersebut.

"nyuri yupi aku lagi?!" pekik jungwon kesal, wajahnya berubah marah namun malah terlihat menggemaskan di mata kedua saudaranya itu.

"uhm, engga kok, tadi kita lagi nyari penggaris" elak ni-ki.

jungwon mendengus, lalu meletakkan tas punggungnya di kursi, "gak usah ngeles, aku tau kelakuan kalian" ujarnya.

daniel sama ni-ki pun saling sikut menyikut.

jungwon membuka laci yang lumayan besar di bagian paling bawah, lalu mengangkat toples yang berisi banyak yupi itu keluar dan meletakkannya di atas meja.

"lain kali mending langsung minta aja, jangan malah nyuri-nyuri kayak gitu, gak sopan!" ketus jungwon.

"maaf," cicit keduanya merasa bersalah.

jungwon tak menghiraukan, ia membuka tutup toples tersebut, "nih ambil aja sesuka kalian"

mata daniel dan ni-ki seketika berbinar cerah, mereka kembali mendekati meja itu.

"banyak banget!" gumam daniel.

"haru yang beliin buat aku tau" pamer jungwon.

'saya jomblo dan saya iri' - ni-ki dan daniel

"bener nih boleh kita ambil?" tanya daniel.

jungwon mengangguk santai, "kalau kalian izin pasti aku bakal ngasi banyak, tapi kalau kalian nyuri-nyuri gitu aku jadi kesel"

"ide daniel tuh, won" ucap ni-ki.

daniel langsung melotot menatap ni-ki tak terima, tapi dia gak bisa membantah sih. soalnya emang sejak dulu dia suka mencuri yupi jungwon, apalagi dulu ketika mereka masih sekamar sebelum kedatangan ni-ki dan sunghoon.

"iya tau," sahut jungwon yang membuat daniel langsung mengulum bibirnya, malu.

kemudian tanpa kata lagi, daniel dan ni-ki meraup beberapa yupi untuk mereka ambil.

"yakin segitu?" tanya jungwon.

keduanya mengangguk.

"yaudah, kalau kurang kalian bisa kesini lagi ambil yupinya" kata jungwon.

"makasih loh, dedek manis! akhirnya kita bisa nikmatin yupi halal" seru ni-ki dengan senang.

"maaf ya, ki, aku lebih tua dari kamu kalau kamu lupa" ucap jungwon mengingatkan.

"gak, lu tetep jadi adek gue" kekeuh ni-ki.

"NGESELIN!"

💌

malam itu keluarga park tampak damai dan tentram, terbukti ketika daniel dan ni-ki lebih memilih menikmati makan malam mereka dalam diam.

tidak seperti biasanya yang banyak berceloteh, sampai-sampai mama park kadang kesal melihat anak-anaknya yang mengobrol di meja makan.

setelah menyelesaikan makan malam itu, daniel, ni-ki dan jay serta seohee yang digendongannya meninggalkan ruang makan. kini tersisa sunghoon, jungwon dan mama park bertiga.

"ma?" panggil jungwon pelan.

"iya?" sahut sang mama sambil mengangkat piring-piring kotor.

"uhm....." jungwon agak meragu untuk berbicara, membuat sunghoon menatap adik iparnya dengan penasaran.

"kenapa?" tanya mama park sambil mendongak menatap anaknya.

"aku boleh gak keluar sama haruto?" tanya jungwon takut-takut.

"mau kemana, hm?" tanya mama park.

"nemenin haru ke rumah sakit, ma, papanya lagi kritis dan aku gak tega biarin haru sendirian di sana jagain papanya" jelas jungwon.

"ya ampun, iya boleh sayang, lagian besok hari minggu 'kan?"

sunghoon dan jungwon mengangguk bersamaan.

"kakaknya haruto gimana?" tanya mama park.

"kak aiko pergi sama suaminya ma, haru juga gak tau kakaknya kemana" jawab jungwon.

"yaudah sekarang sana cepat kamu siap-siap, biar ini mama sama kak sunghoon yang beresin" kata mama park sambil meletekkan piring kotor itu ke wastafel lalu mendorong anaknya untuk segera keluar dari ruang makan.

jungwon mengangguk, "iya, ma"

💌


setibanya di rumah sakit, keduanya langsung lemas setelah mendengar kabar jika papa haruto sudah tidak bisa diselamatkan.

ya, papanya sudah tiada.

haruto bersimpuh begitu saja di samping papanya yang tampak sudah memucat, begitupun jungwon yang masih sama syoknya ketika melihat lelaki paruh baya itu.

"pa...." lirih haruto.

jungwon dengan cepat menyadarkan diri lalu mencoba mengangkat haruto agar kekasihnya itu berdiri.

"haru..." gumam jungwon merasa iba, sebisa mungkin mengeluarkan tenaganya untuk mengangkat haruto.

tanpa kata haruto langsung memeluk jungwon dan menangis terisak di bahu sempit itu, "juw... papaku..."

yang jungwon lakukan hanya mengelus punggung itu mencoba menenangkan sang kekasih.

"kenapa papa harus nyusulin mama, juw?"

air mata jungwon mengalir begitu saja mendengar rentetan kicauan dari haruto yang merasa tak terima ditinggalkan kedua orang tuanya di waktu dekat seperti ini.

'kamu kuat, haru, aku tau kamu anak yang kuat' - jungwon

💌


paginya, setelah selesai memakamkan papanya, haruto di bawa pulang oleh keluarga park ke rumah mereka.

masalahnya kakak haruto, aiko, dan suaminya sama sekali gak ada kabar. mereka juga gak pulang ke rumah tadi malam.

takut meninggalkan haruto yang masih terpuruk itu sendirian, akhirnya mama park yang meminta haruto untuk pulang bersamanya.

di sinilah mereka sekarang, di ruang tamu keluarga park dengan mama park, jungwon, haruto dan jay di sana. sedangkan sunghoon menidurkan seohee, ni-ki dan daniel sedang membereskan kamar kosong untuk dipakai haruto nanti.

"maaf kalau ngerepotin, tante, tapi kayaknya aku pulang ke rumah aja" kata haruto tak enak hati.

mama park berdecak, "gapapa, kamu tinggal sementara dulu di sini sampai kak aiko datang. tante gak mau kamu sendirian di rumah itu"

jungwon yang di sebelah haruto itu sejak tadi tak hentinya mengusap tangan besar haruto yang ada di genggamannya.

semua itu tak luput dari penglihatan jay, ia melihat bagaimana adik yang selama ini ia anggap masih bocah itu menenangkan kekasihnya.

terlihat amat berbeda dengan perlakuannya dulu pada sunghoon ketika mereka berpacaran.

benar, 'kan?

"tapi aku gak mau ngerepotin tante dan semuanya, aku--"

"siapa yang bilang kamu ngerepotin, hm?" potong mama park, membuat haruto terdiam. "kalau kamu mikirnya mas jay yang merasa direpotin, mending gak usah dihiraukan" ucap mama park.

jay yang disebut namanya itu langsung melotot tak terima, dia diem aja loh dari tadi?

namun mama park tak memperdulikan, "kami semua nerima kamu di sini, haru, jadi jangan sungkan ya. kamu juga selama ini udah jagain jungwon kami, jadi saatnya tante balas budi untuk ngejaga kamu"

haruto... terharu.

ia membungkuk sopan pada mama park, "makasih banyak, tan, aku gak tau harus balas budi ke tante kayak gimana"

"gak perlu, karena tantelah yang harusnya balas budi ke kamu, haruto" ucap mama park.

jungwon sendiri ikutan merasa terharu, ingin sekali memeluk mamanya yang sangat pengertian itu.

"ma, udah tuh" ucap daniel yang baru aja datang bersama ni-ki, tampak peluh membasahi wajah mereka.

"nah untuk sekarang haruto bisa istirahat ya di kamar itu, tante pamit mau masak dulu untuk makan siang kita nanti" mama park berdiri, "dek, temenin haruto ya?"

jungwon mengangguk patuh, tidak untuk jay yang mengerutkan wajahnya sedikit tak suka.

tapi, apa boleh buat? jay hanya bisa diam, lagian ini bukan waktu yang tepat untuk memprotes.

hey, dia mana bisa berpositif thinking saat dua orang dengan status berpacaran itu berada dalam satu kamar.

'otak lo gak suci, ngntd!'

setelah pamit dengan jay dan mamanya, haruto dan jungwon pun melangkah menuju kamar yang sudah selesai dibereskan oleh daniel dan ni-ki.

-------

"juw?" panggil haruto saat merasakan pelukan di pinggangnya terlepas dan kasur itu bergoyang tanda seseorang telah bergerak.

jungwon yang tersadar jika kekasihnya terbangun itupun menoleh, "iya sebentar, haru, aku mau ambil hape di kamar dulu"

"juw, jangan pergi"

"engga, aku cuma--"

"jangan juw, di sini aja" pinta haruto setengah merengek.

jungwon jadi gak tega, akhirnya ia memilih untuk kembali menaiki ranjang dan memeluk haruto dari belakang.

"haru kenapa kok bangun? tadi 'kan udah tidur?" tanya jungwon.

"kamu gak peluk lagi, jadinya kebangun" jawab haruto.

jungwon menyandarkan dagunya di bahu haruto, "maaf ya"

"gapapa, sayang" balas haruto, "aku tiba-tiba kepikiran kak aiko. sebenernya sejak kemarin aku kepikiran kalau kakak ipar aku itu ngebawa kak aiko pergi jauh, juw"

"maksud kamu?" tanya jungwon bingung.

"sejak aku pulang sekolah kemarin mereka gak ada sama sekali, dan malamnya ada polisi yang datang nyari bang jiro"

ok, jungwon kaget dengan info itu.

"kenapa polisi nyari kakak ipar kamu?" tanya jungwon.

haruto terdiam, tak lama kemudian membalikkan badan tanpa melepaskan pelukan jungwon di badannya.

mata bulat itu menatap tepat di mata jernih jungwon yang terlihat penasaran.

mungkin ini saatnya haruto menceritakan sedikit latar belakang keluarganya, bukan?

"bang jiro itu seorang pengedar narkoba"

"hah?" kaget jungwon.

"bukan itu aja, bang jiro juga mantan narapidana atas kasus perampokan beberapa tahun silam"

astaga, jungwon sama sekali gak menyangka. sangat mengerikan.

haruto tersenyum kecut, "kamu pasti kaget ya, sayang?" tangannya mengusap kepala jungwon, "apa sekarang kamu nyesel jadi pacar yang kakak iparnya seorang napi dan pengedar narkoba?"

jungwon masih terdiam, maksudnya dia benar-benar terkejut dengan fakta itu. baginya itu sangat mengerikan terlibat menjadi orang dekat dari si pelaku.

melihat jungwon yang hanya diam dan seperti enggan menjawabnya, akhirnya haruto pasrah, "sebenernya aku tau kenapa dulu mas mu itu ngelarang kita pacaran, ya itu karena latar belakang keluargaku"

"......" jungwon masih diam.

"maaf udah nyembunyiin fakta ini dari kamu. tapi satu yang harus kamu tau, aku cinta sama kamu, aku pengen ngejaga kamu, juw, karena kamu sangat berharga bagi aku" ucap haruto.

tangannya ia tarik dari kepala jungwon, "mungkin ini terakhir kalinya kita bisa sedekat ini, karena besok aku janji bakal ngejauh--"

"kamu ngomong apa sih, haru?!" bentak jungwon, haruto refleks mengulum bibirnya sambil menatap jungwon yang terlihat emosi.

"kamu ngomongnya aneh! aku itu tadi lagi kaget, masih ngeproses semua info yang kamu kasi! tapi kamu malah bilang kayak gitu seakan mau ngejauh dari aku" ujar jungwon.

ia mengeratkan pelukan pada haruto, menyembunyikan wajahnya di dada bidang itu sambil mengusapkan hidung mancungnya di sana.

"aku gak mau kamu ataupun aku saling menjauh! karena mau kayak gimana pun latar belakang keluarga kamu, aku gak peduli. karena haru-ku anak yang baik, dia selalu jagain aku dan peduli sama aku, jadi kenapa aku harus ngejauh, hm?"

jantung haruto berdetak sangat cepat mendengar ucapan dari jungwon barusan, ia sangat-sangat terkejut saat tau jungwon tetap memilih bersamanya.

bersyukur? sangat! haruto merasa hidupnya sangat beruntung bertemu jungwon.

'ma, pa, seharusnya kalian bisa bertemu dulu dengan anak baik hati yang menggemaskan ini' - haruto

"jadi tolong ya haruuuuu," jungwon menjauhkan kepalanya, ia menatap haruto dengan mata teduh, "jangan pernah ngerasa sendiri, kamu punya aku, kak aiko dan keluargaku juga, pastinya papa dan mama kamu juga yang gak mau ngeliat anaknya terpuruk begitu lama, mereka pasti pengen kamu bangkit dan berjuang buat lanjutin hidup kamu"

haruto mendengarkan dengan seksama.

"kalau ada apa-apa, kamu bisa bilang ke kami semua. jangan suka dipendam sendiri ya? aku tau pasti rasanya sesak banget kalau gak dikeluarin" kata jungwon sambil menepuk pelan dada bidang haruto.

haruto tersenyum kecil yang dibalas dengan senyuman lebar oleh jungwon.

"juw, makasih..."

"daripada makasih, gimana kalau bilangnya kamu cinta aku?" goda jungwon.

"aku sangat mencintaimu, benar-benar mencintaimu, sayang" ucap haruto.

jungwon terkikik geli, "bahasa kamu mirip dohyun"

dan akhirnya haruto ikutan tertawa karenanya.

'setidaknya jungwon gak bakal ninggalin dia, 'kan?'

💌










bahasanya campur aduk, aneh gak?
maaf kalau agak beda alurnya bisa diprotes ya wkwk, soalnya aku lupa beberapa bagian

maaf dan terima kasih🙆

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 60.8K 65
"Jangan cium gue, anjing!!" "Gue nggak nyium lo. Bibir gue yang nyosor sendiri," ujar Langit. "Aarrghh!! Gara-gara kucing sialan gue harus nikah sam...
764K 45.8K 19
"Hidup ini melelahkan"- Zian Sebastian. "Kini aku benar-benar menyerah pada kalian, Aku benar-benar lelah dan semoga kalian cepat sadar akan keberada...
42.1K 5.1K 30
Marsha Ravena baru saja diterima di salah satu perusahaan ternama, ia jelas sangat senang karena memang dari dulu itulah yang ia inginkan. tetapi kes...
197K 16.8K 88
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...