Cinta Penawar Kutukan

By chinggu313

1.3K 1.1K 390

Genre fantasi namun mengandung unsur romansa. Inilah kisah tiga anak remaja dengan kutukan masing-masing. Men... More

♧Prolog♧
♧Chapter1♧
♧Chapter2♧
♧Chapter4♧
♧Chapter5♧
♧Chapter6♧
♧Chapter7♧
♧Chapter8♧
♧Chapter9♧
♧Chapter10♧
♧Chapter11♧
♧Chapter12♧
♧Chapter13♧
♧Chapter14♧
♧Chapter15♧
♧Chapter16♧
♧Chapter17♧
♧Chapter18♧
♧Chapter19♧
♧Chapter20♧
♧Chapter21♧
♧Chapter22♧
♧Chapter23♧
♧Chapter24♧
♧Chapter25♧
♧Chapter26♧
♧Chapter27♧
♧Chapter28♧
♧Chapter29♧
♧Chapter30♧
♧Chapter31♧
♧Chapter32♧
♧Chapter33♧

♧Chapter3♧

74 72 34
By chinggu313

Proses belajar sudah selesai setengah dari jadwal pada hari ini. Ketika suara bel mengalun dari speaker sekolah, semua murid berhamburan keluar dari kelas. Suasana karidor begitu ramai dan ricuh oleh suara tawa dan obrolan mereka. Diiringi dengan bunyi hentakan sepatu yang mengalun begitu acak. Ada yang sedang berlari, melompat dan berjalan, namun suara alas sepatu mereka seperti sepatu hak tinggi. Bersuara nyaring maksudnya.

"Eh lu tau gak Ter? Ke-"

"Enggak."

Ekspresi wajah Giselle yang tadinya begitu excited kini berubah menjadi datar. Dengan seenak jidatnya sahabatnya itu malah memotong ucapannya di saat dia ingin menyampaikan suatu hal. Tenang, bukan gosip kok. Kali ini topicnya berbeda dari biasanya.

"Gue gibeng juga lo Winter lama-lama."

"Heheheh maap atuh sayangku. Ada apa?" disaat Winter mulai mendekatkan badannya gestur ingin tahu, Giselle kembali tersenyum dan membuka kunci layar pada handphone-nya.

"Nih liat," suruh gadis itu sambil menunjukkan layar handphone-nya. Winter yang melihat layar benda persegi itu tepat di depan wajahnya pun secara refleks menyipitkan matanya.

"Mata udah sipit juga masih ajah di sipitin," gumam Giselle dengan sangat pelan sehingga Winter yang berada di sampingnya nyaris tidak mendengarnya. Nyaris loh guys.

"Lu mau couple-an sama siapa Sel?"

Giselle kembali menarik handphone itu dari depan wajah Winter lalu tersenyum paksa. "Sama Sunoo sih rencananya. Gue kira lu begonya cuman boongan ya Ter, tapi ternyata lu bego beneran."

"Eh enak ajah. Kalau dibandingin kita bertiga tuh ya jelas gue yang gak bego2 amat. Sebenarnya sih gue pinter pake banget tapi pas ketemu kalian ya begonya kalian jadi nular ke gue."

Tidak peduli dengan banyak murid yang berlalu lalang di depan mereka. Mereka tetap asyik mengobrol di depan wc pria saat itu. Alasannya sih nungguin Sunoo yang tadi kebelet. Rencana mereka buat ke kantin harus tertunda selama beberapa saat dulu.

"Lu beneran ngira gue mau kembaran celana dalam sama Sunoo?!" karna kepalang emosi dengan tingkah Winter sejak tadi, Giselle sampai tidak sengaja berteriak membuat beberapa murid yang berada tak jauh dari posisi mereka kompak melirik ke arahnya.

"Tenang guys. Tatapannya gak usah mendalam banget kayak gitu. Gue tau kok kalau gue cantik dan sexy." ujaran dari Winter membuat mereka yang tadinya menoleh ke arahnya hanya bisa menggeleng maklum dengan sikap absurd dan acak seorang Winter Angela Kim.

Sungguh namanya tidak mencerminkan sikap dan kepribadian gadis itu yang sebenarnya.

"Gosipin gue ya lu pada?" tiba-tiba dari arah belakang tepatnya dari arah dalam toilet, terdapat suara yang membuat mereka berdua kompak pada menoleh.

"Kalau iya kenapa?" Sunoo yang tadinya memasang wajah senyum seketika cemberut. Bibirnya sengaja dimaju-majuin sebagai efek tambah lebih imut gitu malah membuat kedua gadis berbadan berisi itu geli sendiri.

"Bercanda Sunoo sayangnya aku..."

Laki-laki itu bergerak merangkul pundak Giselle yang membuat sang empu pasrah. Sudah biasa dan sudah kebal dirinya atas sikap Sunoo. Ya sebenarnya mereka bertiga sama-sama mempunyai sikap itu. Polos nyerempet bego.

"Nah mumpung ada Sunoo nih. Noo, katanya si Giselle mau couple-an sama lu." ucapan dari gadis bermarga Kim itu membuat Sunoo berhenti melangkah dan melirik kedua gadis yang mengapitnya dengan raut wajah ingin lebih tau.

Sehabis dari toilet tadi mereka langsung melanjutkan langkah mereka ke kantin. Waktu sudah terbuang hampir 7 menit hanya untuk menunggu Sunoo di dalam toilet tadi.

"Dih! Lu bego beneran ya Ter. Sumpah gak bohong gue. Gue cuman bercanda bilang mau couple-an celana dalam sama Sunoo. Itu gue mau ngajak lu couple-an tapi lu malah ngiranya gue ngajak si gembul."

Jangan tanya bagaimana ekspresi wajah laki-laki itu setelah mendengar penuturan dari Giselle. Terdiam, terkejut dan tidak paham dengan isi pikiran sahabatnya. Yakali dia kembaran celana dalam sama cewek. Tapi yang jadi pertanyaannya adalah, emang ada yang jual kayak gitu? Biasanya kan barang couple-an dengan pasangan cuman baju, aksesoris handphone, gelang dan lain-lain. Gak pernah tuh dia lihat ada cewek sama cowok couple-an pakaian dalam. Apalagi kan bentuk dalaman cewek dan cowok sangat berbeda. Ah, lupakan. Semakin dipikir semakin pusing.

"Oi! Lu jangan bikin gue emosi ya Noo. Waktu istirahat gue udah terbuang separuh gara-gara nungguin lo boker tadi." mendapati laki-laki itu masih terdiam dengan pandangan kosongnya, membuat Giselle berteriak nyaring di karidor itu. Winter yang di sebelahnya sudah menutup telinganya sedangkan objek yang diteriakinya tadi terlihat mendengus kesal.

Sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, Sunoo berjalan melewati tengah-tengah mereka dan meninggalkan kedua gadis itu. Winter menaikkan alisnya heran sambil melihat Giselle dan Sunoo yang perlahan menjauh secara bergantian.

"Cuman gue doang emang yang waras. Untung kegilaan gue gak muncul sekarang," gumamnya ketika Giselle juga melangkah meninggalkannya.

♧♧♧

Suasana kantin begitu ricuh seperti biasanya. Jika ingin melihat suasana kantin sepi, maka datanglah ke sana pada saat jam mata pelajaran atau pulang sekolah berlangsung.

Siswa-siswi smart high scholl terlihat duduk dan menyantapi pesanan makanan dan minuman masing-masing. Kursi dan meja kantin penuh tanpa ada yang kosong satupun. Walaupun tidak semua siswa di sana pergi ke kantin saat jam istirahat tiba.

Begitupula keadaan meja yang berada di tengah-tengah kantin itu. Terdapat empat buah kursi yang diisi oleh tiga orang siswa. Mereka adalah trio gembul. Giselle dan Winter yang duduk saling berdekatan dengan menyatukan ketiga meja tersebut. Maklum, pejuang pantat badan besar mempunyai bokong yang bagaimana. Sunoo sendiri sedang asyik menyantap nasi gorengnya dengan segelas es teh manis di dekat piringnya.

"Gimana Ter? Jadi gak couple celana dalamnya?"

Winter dan Sunoo berhenti mengunyah lalu menatap Giselle dengan tatapan bosan. Kenapa selalu topic itu yang ditanyakan Giselle? Bukan apa-apa, tapi Sunoo yang notabenenya seorang laki-laki sendiri diantara circle pertemanan mereka bertiga merasa kurang nyaman. Oh ayolah topic itu sangat tidak bermutu untuk di dengar di alat pendengaran laki-laki itu.

"Hello guys.... gue gabung yak. Kasian gue gak dapet tempat duduk dari tadi. Kirain udah penuh semua eh ternyata masih tersisa satu kursi kosong. Bokong lu geseran dikit Ntan."

Baru saja Sunoo ingin membuka mulutnya berniat mengatakan sesuatu, datang seorang lagi yang dengan santainya langsung meletakkan mangkuk yang berisi mie kuahnya lengkap dengan teh kotak di atas meja itu. Setelah itu, seseorang itu juga mendorong bahu Giselle untuk memberikannya tempat pada bangku yang sedang dia duduki.

"Ck! Ganggu banget sih lu, beruang," kesal Winter yang ikut jadi terkena dampak sial dari aksi seseorang itu pada saat mendorong Giselle. Bahu Giselle bertubrukan dengan lengannya membuat minumannya tumpah semua ke lantai. Untung gak kena seragamnya.

"Apa sih lu? Gue cuman mau numpang makan juga. Eh, dengerin baik-baik nih. Ini kantin tuh bukan cuman kantin untuk lu doang. Gue ke sini juga karena gak ada kursi kosong yang lain. Gue susah payah cari kursi kosong, lu malah rakus dudukin tiga kursi dua orang. Makanya kalau punya badan tuh-"

Pletak!! Bruk...!!

Belum sempat orang itu menyelesaikan kalimatnya, Winter dan Giselle sudah menjitak dan mendorong orang itu hingga tersungkur ke lantai. Winter yang mendengar perkataan orang itu langsung emosi. Ketika tangannya tidak sengaja menyenggol dan hampir menjatuhkan botol kecap yang berada di atas meja itu, dirinya kemudian beralih untuk mengambil botol kecap itu dan mendaratkannya kepada kepala orang itu.

Kalau Giselle sih cuman bantu Winter doang. Tapi kalimat terakhir orang itu juga membuat dia ikutan sedikit tersinggung.

"Buset nih Algojo dua biji. Perkara mau numpang makan ajah gue harus nerima cobaan berat kayak gini."

Orang itu kembali duduk di kursinya namun agak sedikit menjauh dari kedua gadis itu. Kursinya kini berpindah ke samping Sunoo yang membuat pemuda itu terdiam agak canggung. Walaupun sejak kedatangan orang itu, si Sunoo sudah diam.

"Beomgyu... Beomgyu. Gue kira lu udah berubah."

Laki-laki berambut hitam pekat yang dipanggil Beomgyu itu berhenti menunduk dan mengaduk mienya kemudian menatap Giselle yang barusan bersuara.

"Siapa bilang gue gak berubah? Gue tambah ganteng, tambah tinggi, tambah mempesona dan berkarisma kayak gini kok dibilang gak berubah. Mata lu juling kalik."

Brakkk!!!

"Eh apa-apaan nih? Lepasin gue Njir!"

Winter yang terlampau kesal dengan tingkah Beomgyu langsung bergerak untuk menarik telinga kiri laki-laki itu. Suara pukulan meja dan teriakan kesakitan milik Beomgyu membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Sudah dua kali gue jadi pusat perhatian kayak gini. Jadi serasa seleb dadakan gue." batin Giselle. Perempuan itu terlihat menghela nafas pelan lalu lanjut memakan makanannya.

"Lu gabung makan sama kita serasa ngajak gelut bangsat!"

Nyaring dan melengking suara teriakan itu menggema. Suasana kantin seketika hening sesaat. Winter menutup matanya sebentar lalu menatap Beomgyu yang meringis di depannya dengan senyuman.

Aneh? Tentu saja. Bahkan laki-laki itu langsung merinding dan kembali duduk di bangkunya dengan cepat untuk menghindari tatapan Winter. Laki-laki itu menyendok kuah mienya sambil menunduk ketika Winter kembali duduk di bangkunya. Gadis itu seolah tidak peduli dengan tatapan banyak orang terhadapnya. Seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

Seketika topic mengenai couple-an celana dalam teralihkan dengan pertengkaran kecil tadi.

♧♧♧

Kring.... kring.... kring!!!

Seperti biasa, bel mengalun dengan nyaring di setiap penjuru sekolah. Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi yang menandakan waktu proses belajar-mengajar di sekolah sudah selesai dan akan dilanjut besok hari.

Bunyi hentakan kaki warga sekolah yang keluar dari ruangan dan berjalan di karidor menuju gerbang terdengar saling bersaut-sautan. Suara dari mulut mereka yang mengobrol dan lain sebagainya juga membuat suasana sekolah tersebut jadi agak bising.

Seperti halnya seorang gadis yang memiliki tubuh yang agak berisi tersebut terlihat berjalan sempoyongan di tengah-tengah lalu-lalang para murid lainnya. Entah kemana dua orang sahabatnya. Gadis ituㅡWinter, baru saja keluar dari perpustakaan untuk mengembalikan buku paket yang dipinjamnya kemarin.

Kepalanya celingak-celinguk mencari dua sosok yang selalu bersamanya untuk mengajak pulang bersama seperti biasa. Namun setelah melewati kelasnya, gadis itu menghela nafas pelan lantaran kecewa dengan Sunoo dan Giselle yang meninggalkannya. Dia kira, kedua sahabatnya itu akan berbaik hati menunggunya di dalam kelas sepergiannya ke perpustakaan tadi. Namun malah sebaliknya. Gadis itupun yakin kalau kedua sahabatnya tidak akan menunggunya di depan gerbang ataupun di halte bis depan. Ya mereka emang tidak setia kawan, lebih tepatnya mereka tidak suka menunggu. Lantas, apa artinya pada saat dirinya dan Giselle rela menunggu Sunoo di depan toilet di jam istirahat tadi?

Namun dengan begitu. Winter tidak pernah benar-benar kecewa dan marah kepada Sunoo dan Giselle. Kalau dipikir-pikir, Winter juga yang salah sebab tidak memberitahu Giselle dan Sunoo dan menyuruh mereka untuk menunggunya.

Setelah berhenti sejenak untuk masuk ke dalam kelasnya, gadis itu kembali berjalan keluar namun dengan langkah yang agak tergesah-gesah. Dirinya masih takut menunggu bus sendirian tanpa ditemani oleh kedua sahabatnya. Meskipun di pagi hari dirinya selalu diantar oleh Ibunya menggunakan mobil bersama dengan Ita yang kebetulan melewati sekolahnya, Winter tetap harus naik Bus untuk pulang ke rumah jika sudah waktunya pulang sekolah. Wina akan sibuk berada di butik miliknya dan tidak sempat untuk menjemputnya.

Bruk...!

"Eh maaf, Gue gak sengaja. You ok kan?" Winter mendongak melihat seorang siswa yang tidak sengaja menabraknya tadi lalu terdiam sesaat. Jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Mulutnya kelu dan sorot matanya yang dengan cepat menghindar dari tatapan laki-laki itu.

"Lutut lo lecet ga?" mendapati Winter yang tidak kunjung menjawab, laki-laki itu kembali melayangkan pertanyaan dan merendahkan sedikit badannya untuk melihat wajah Winter yang menunduk.

Gadis itu mundur kebelakang lalu menggeleng pelan. Sesaat kemudian kepalanya mendongak disertai suara kekehan kecil dari bibirnya. "Hehehe gak apa-apa kok Sa. Gue gak lecet kok tenang ajah. Kalau gitu gue duluan ya."

Tanpa menunggu kalimat lain yang keluar dari mulut laki-laki bernama panggilan Sa itu, Winter buru-buru berlari menjauh dari sana. Dirinya benar-benar canggung dan malu harus berhadapan dengan laki-laki itu. Seorang murid di kelas sebelah. Lebih tepatnya di kelas XII-1.

"Kenapa harus ketemu Asahi sih anjir!!"

Tanpa Winter sadari, laki-laki yang menabraknya tadi sudah berada di belakangnya dan terkejut mendengar teriakan dari gadis itu. Sedangkan Winter malah lanjut jalan ke arah halte bus sambil menggerutu pelan.

Tbc guys.....

Continue Reading

You'll Also Like

145K 13.5K 39
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
469K 30.8K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
134K 14.6K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
241K 634 21
21+++ Tentang Rere yang menjadi budak seks keluarga tirinya