1. PASSING BY

By rawrnana

8.4K 4.7K 19.2K

❝ Kamu dan segala kenangan yang tersisa ❞ ⚠️TIDAK UNTUK DIPLAGIAT⚠️ Ini Cerita keduaku, cerita yang sangat in... More

Prolog
1. the beginning of all
2. Dia yang asing
3. TODAY
4. The secret of hera
5. Mariposa
6. Temanku
7. They are bad
8. What If
9. Menetap atau pergi
10. Mago
11. Orang jahat
12. Dia?
13. Tau
14. Mulai
15. Through me
16. Putus Asa
17. Tentang dan tantang
18. Rainbow
19. Hasil
20. Makan malam dan...
21. pulang dan datang
22. A DREAM
23. Ada apa?
24. Harta Saya
25. Semua oke
26. Happin€ss
27.The next
28. To the bond
29. Aku dan rasa sakit
30. Renggang untuk menyatu
31. Usaha untuk mengutarakan
32. Hello Ra
33. On me
34. Sepeda
35. my wish
36. I know now
37. beautiful time
38. Bohong
40. Keluargaku
41. gonna leave
42. Tertidur
43. Apapun
44. Laut
45. Penebusan dan terima kasih

39. Tenang

84 71 393
By rawrnana

~•••***•••~

Jehan dan Hera berjalan menuju halte bis, wajah Jehan nampak bahagia pagi ini. Begitupun dengan Hera, suasana pagi ini begitu tampak indah saat keduanya berjalan bersama.

"Ternyata jalan berdua lebih romantis ya Ra." ucap Jehan seraya melihat keatas, melihat langit.

"Iya."

"Kapan-kapan kita ke pantai ya Ra, dan kita nanti juga pergi ke gunung sekalian biar bisa lihat pemandangan indah." ujarnya.

"Jehan buruan bis nya udah nyampe itu." ucap Hera berjalan lebih dahulu.

Jehan lantas terdiam sesaat, Hera selalu begitu membuatnya bingung saja.

Didalam bis, Hera diam menatap jendela dengan Jehan yang menatap Hera sejak tadi. Ingin bertanya tapi Jehan tidak tau timingnya, apa Hera lagi baik-baik saja atau tidak takutnya membuat Jehan salah bicara.

"Jehan sori, tadi gue ngabain ucapan Lo." ucap Hera tiba-tiba.

Jehan membuka matanya lebar, "Ya Ra?"

Hera menatap Jehan, "Iya nanti pergi kedua tempat itu ya Jehan. Kalau semesta kasih waktu sih."

"Iya sih Ra, soalnya cuaca sekarang gak memungkinkan juga. Lagipula kita juga harus ujian jadi nanti aja, santai aja kok." ucap Jehan.

Hera tersenyum kikuk jadinya, Jehan tak bisa mengerti.

"Jehan, lusa besok Lo ada waktu gak?" tanya Hera.

Jehan nampak berpikir, "Ada kok, kenapa Lo mau jalan sama gue?" Hera menggeplak tangan Jehan dengan cukup keras membuat lelaki itu meringis.

"Gue serius!" tegas Hera.

"Aduh maaf Ra, siang, pagi, atau sore nih?" tanya Jehan.

"Pagi." jawab Hera.

"Kan sekolah Ra." ujar Jehan, benar juga pikir Hera.

"Jehan."

"Iya Ra?"

"Gue lusa ada jadwal hd, rencananya gue mau ditemani sama Lo." ucap Hera.

"Hah? Hd apaan Ra?" tanya Jehan bingung.

"Nanti Lo cari tau, sekarang turun dah sampe nih."

"Hd? Apaan, apa nama terbaru untuk kencan?" gumam Jehan bingung seraya berjalan turun dari bis.

****

Kedatangan Yolan tiba-tiba ke kantor Alora membuat wanita itu kaget, bagaimana bisa Yolan bisa sampai disini.

"Apalagi Yolan?"

"Alora, Hera sudah tau semuanya." ucap Yolan cepat.

"Kamu! Kamu kan yang bilang ini semua ke Hera!"

Yolan memicingkan matanya, rasa tak habis pikir pada Alora yang ada didepannya ini.

"Sudah berapa kali saya bilang sama kamu, jauhi saya, jauhi Hera dan pergi dari kehidupan kami Yolan!!" ucapnya begitu dingin pada Yolan yang terdiam begitu saja.

"Aku sama sekali tidak ada niatan untuk bicara seperti itu pada Hera, dia tau karena ... Karena...." ucapan Yolan terdengar begitu ragu, tak mungkin untuknya berkata, bahwa kakak perempuannya lah yang memberitahu Hera.

"Pergi, enyah kamu dari ruangan saya!" pinta Alora pada Yolan, mengarahkan telunjuknya pada pintu.

"Alora...."

"Pergi."

"CUKUP YA ALORA!"

Suara bass milik Yolan memenuhi ruangan kerja Alora, membuatnya kaget dan tak percaya. Kenapa jadi Yolan yang berkata seperti itu padanya.

"Kamu pikir saya ini apa? Saya ayahnya, iya saya akui saya salah karena disaat anak saya tumbuh menjadi dewasa, saya tak bersamanya saat itu." jelas Yolan dengan mata yang tengah menahan kesakitannya selama ini.

"Saya salah, saya akui itu kok. Tapi apa harus kamu seperti ini, kamu boleh merendahkan saya tapi tidak ibu saya Alora ... Saat itu saya diam karena kamu juga pasti tengah terpukul, tapi sekarang saya sudah capek. Hera berhak tahu semuanya, apa salah?"

Alora bergeming, tubuhnya kaku dengan wajahnya yang emnatap Yolan. Sekarang, Alora yang harus merasa bersalah, tapi kenapa? Bukankah harusnya Alora yang marah pada Yolan, disini yang rugi besar adalah Alora.

"Pergi ... Saya butuh waktu sendiri." ucap Alora.

"Al--"

"Saya panggil keamanan."

"Oke, saya harap kamu bisa memaafkan saya."




Jam pelajaran tengah berlangsung, namun suara cukup bising terdengar dari ujung koridor sekolah, dimana tidak ada satu orang pun biasanya.

"Dih Lo lari dong, kok diem aja!!"

"Anjir!! Kegigit mampus dah Lo, menye-menye banget sih jadi cewek."

"Ganteng banget kayak gitu!"

"Psikopat sih dia nih, gila anjir nusuk pake pisau gila Lo!"

Brakkk!

Yura, yang tengah asik menonton film dari layar handphonenya melirik kearah pintu yang baru saja dibuka dengan keras. Kaget, karena yang muncul adalah Levi, menaikkan satu alisnya.

"Ngapain Lo." tanya Yura tanpa menatap Levi, dan kembali fokus pada handphonenya.

"Gue yang harusnya nanya, Lo ngapain disini? Pake segala teriak-teriak lagi." ujar Levi, mendekati Yura dan melihat apa yang gadis itu tonton.

"Gue lagi bolos, Lo kan tau gue musuhan sama guru sejarah." jawab Yura.

"Sama gurunya atau sama pelajarannya yang musuhan?" tanya Levi meyakinkan Yura.

Yura menekan layar handphonenya, mematikan film yang ia tonton dan menatap Levi untuk berbicara.

"Kalau bisa jujur, gue udah gaada niatan sama sekali buat belajar. Sekolah juga karena demi bunda doang." ucap Yura.

"Lo tuh pinter, masa males."

"Pinter apanya, setiap pembagian raport selalu dapet angka 16, malu kadang gue kalau mau bilang sama bunda." ucap Yura menunduk, dia jadi merasa bersalah lagi pada Jihan bundanya.

"Ah Lo mah mana tau rasanya jadi gue Vi, Lo kan hidupnya kayak enak gitu motor tiap hari ganti, kadang pake mobil dan pakaian Lo juga bermerek semua. Lo pasti anak orkay kan?" tutur Yura membuat Levi tertawa dengan menggaruk tengkuk belakangnya.

"Gak gitu Yura, itu semua punya Abang gue kali. Gue mah gapunya apa-apa, gue juga gak pinter tapi Abang gue tetap bangga katanya ya seenggaknya bisa lulus sekolah. Masa depan mah kita yang jalanin, kita yang buat." ucap Levi membuat Yura mengerucutkan bibirnya.

"Boong Lo." cetus Yura begitu saja.

"Lah nih bocah."




****

Arya duduk diam seraya menunggu seseorang sejak beberapa saat lalu, iya benar dirinya tengah menunggu Alora dan Yolan. Arya Sangat ingin mempertemukan keduanya dan berbicara secara langsung dihadapan Arya. Demi Hera, Arya lakukan hal itu.

Melihat Alora berjalan kearahnya, Arya nampak memperlihatkan senyum lalu sesaat seseorang yaitu Yolan berjalan tak jauh dari Alora namun Yolan tak sadar bahwa didepannya adalah Alora.

"Kalian sudah datang, walaupun terlambat sedikit." ucapnya pada Alora dan Yolan.

Merasa Arya menyebutkan kata 'kalian' Alora pun menoleh kiri kanannya, dan menatap ke belakang menemukan Yolan berdiri dengan raut terkejut melihat Alora didepannya.

Alora menatap Arya, "maksud kamu apa Arya? Kenapa laki-laki ini disini?" tanyanya cepat dengan kesal.

"Tenanglah Alora, duduk dulu oke?" ucap Arya menenangkan Alora.

Ketiganya duduk di kursi yang ada disebuah restoran, melihat Alora Diam dengan wajah ditekuk membuat Yolan menatap wanita itu. Bagaimana lagi caranya meminta maaf pada wanita ini, segala hal sudah ia lakukan tapi rasanya tak akan ada kata 'ikhlas memaafkan yolan' lagi.

"Hera sudah tau yang sebenarnya bukan?" tanya Arya membuka pembicaraan diantara mereka.

"Apa yang perlu Hera tau, tidak ada hal yang disembunyikan disini." cetus Alora dengan datar.

"Alora...."

"Apalagi Arya?? Kau memintaku datang kemari hanya untuk ini hah?"

"Alora kau tidak bisa tutup mata atas kebenaran disini, Hera anak saya dan dia sekarang tau hal itu." ucap Yolan angkat bicara.

"Diam kau!"

"ARYA!!"





To be continued

Kapan-kapan lagi
Next!!!

Mendekati ending^^

Continue Reading

You'll Also Like

748K 6.6K 20
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
720K 4.6K 15
Warning konten 21+ yang masih dibawah umur menjauh. Sebuah short story yang menceritakan gairah panas antara seorang magang dan seorang wakil rakyat...
837K 31.4K 34
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
399K 2.4K 4
Akurnya pas urusan Kontol sama Memek doang..