Tensura : Rimuru Is a Girl |R...

By Red__Light__

58.3K 4.8K 1K

Ini adalah cerita tensei shitara slime datta Ken dengan sudut pandang Rimuru menjadi seorang perempuan. Jalan... More

Prolog.
Chapter 01. Kedatangan Ogre
Chapter 02. Wanita misterius
Chapter 03. Keluarga baru
Chapter 04. Sang penjaga hutan.
Chapter 05. Di buatnya aliansi
Chapter 06. Evolusi
Chapter 07. Demon.
Chapter 08. Raja Iblis.
Chapter 09. Pak tua
Chapter 10. Kerajaan Dwargon
Chapter 11. Ingrasia
Chapter 12. Menjadi Guru.
Chapter 13. Republik Ulgrasia.
Chapter 14. Ancaman Tempest.
Chapter 15. Rimuru Vs Hinata.
Chapter 16. Negara Tempest.
Chapter 17. Rimuru Vs Milim
Chapter 18. Guy Crimson.
Chapter 19. Rapat.
Chapter 20. persiapan
Chapter 21. Walpurgis
Chapter 22. Hari yang berat.
ini serius
Chapter 23. Kencan di Ingrasia
Chapter 24. Aku tidak mengerti.
Chapter 25. Siapa kau ?
Chapter 26. Keanehan yang terjadi.
Chapter 27. Kembali ke Tempest.
Chapter 28. kedatangan True dragon.
Chapter 29. Perbincangan wanita ?
Chapter 30. Emosi yang membingungkan
Chapter 31. Rindu itu berat.
Chapter 32. Pernyataan.
Chapter 33. Aectrum

Chapter 34. Aectrum (2)

1.8K 114 39
By Red__Light__

Rimuru Pov.

Sret sret sret

Ruangan ini sunyi, tidak ada percakapan apapun, hanya bunyi pena dan juga kertas yang terus menerus bergesekan satu sama lain.

Di sinilah aku, kembali mengerjakan kegiatan ku sehari-hari. Mengisi banyaknya dokumen yang ada, masalah keuangan Tempest, penanggulan kereta, kerja sama dengan negara lain, permasalahan yang timbul entah kecil maupun besar, dan banyak lagi hal yang tidak bisa ku jelaskan satu persatu.

Dengan seorang malaikat berambut pink yang selalu setia menemaniku setiap saat. Tidak, dia memantau pergerakan ku.

Setelah ketahuan bahwa saat itu aku berbohong kepada Shuna, dia secara pribadi akan terus tinggal di ruangan ini selama aku masih mengerjakan semua dokumen ini.

Lihat saja ... Senyum nya begitu menakutkan saat aku sedikit meliriknya. Berdiri tepat di samping ku, tanpa mengendurkan pengawasannya. Sedangkan Veldora, dia sedang duduk di sofa depan ku dengan santainya dia membaringkan badan, membaca manga dan memakan makanan yang seharunya menjadi kepemilikan ku.

Sret sret sret

Aku bisa-bisa mati karena tangan ku yang tak hentinya menulis kata di atas kertas.

"Shuna ..., Bolehkah aku istirahat?" Dengan sedikit gusar, aku bertanya padanya.

"Hm ?"

"Tidak, aku akan melanjutkan pekerjaan ku."

Dan setelah sekian lama akhirnya sampai pada waktunya!

Pekerjaan ku selesai! Seluruh dokumen telah aku selesaikan dengan semangat tinggi yang melonjak tinggi dari tubuhku. Tidak, bukan dengan semangat. Tapi dengan senyum manis Shuna yang selalu menemani ku bekerja tanpa mengalihkan pandangannya.

Aku meregangkan badan sebelum beranjak dari kursi.

"Akhirnya ..., Semua sudah beres, aku memiliki waktu dua Minggu untuk istirahat bukan?"

"Terimakasih atas kerja kerasnya Rimuru-sama. Ya, selama dua Minggu ke depan anda bisa berisitirahat."

Entah kenapa, Shuna seperti malaikat sungguhan sekarang, senyum nya bukan senyum yang mengancam lagi. Tapi senyuman yang hangat dan lembut terpampang di wajahnya yang cantik.

"Sudah selesai?"

Ck, aku ingin menampol naga biadab ini, setelah sekian lama kau berbaring menikmati manga dan juga makanan. Itu adalah kata pertama yang kau keluarkan?

"Kau tidak lihat apa?"

"Ya ya, maafkan aku, kan aku hanya ingin bertanya."

"Nyenyenye."

Naga ini benar-benar pandai merubah suasana hati seseorang. Aku beranjak dari duduk, dan berjalan menuju Veldora.

"Akhirnya bisa bersantai juga."

Punggungku menyandar di sofa dengan Veldora yang berada di sampingku. Untung saja makanan yang ada di atas meja tidak habis, jika semua itu habis. Aku akan mengusir Veldora dari Tempest. Membuatnya menjadi naga gelandangan.

Masih ada beberapa kue dan cookies yang terdapat di atas piring, dengan mangkuk teh dan cangkirnya.

Baru saja ingin menikmati semua itu.

Pluk

Kepala Veldora sudah berada di atas pangkuanku, ia tidak memperdulikan reaksi ku sekarang. Pandangannya hanya terfokus kepada manga yang kedua tangannya pegang.

Tapi ..., Ini sangat hangat, aku merasa nyaman saat Veldora bertingkah manja di depanku. Apalagi dengan rambut nya yang halus saat aku mengelusnya. Ternyata dia sangat tampan jika tidak banyak bicara.

"Apa yang kau tertawakan ?"

Veldora sedikit menengadah hanya untuk melihatku.

"Tidak ada."

Veldora yang terkadang menyebalkan, tapi juga membuatku sangat nyaman. Tapi nyamannya hanya 40% sifat menyebalkannya 60%.

Ia melanjutkan membaca kembali, tidak memperdulikan aku yang masih cekikikan sedari tadi. Sudah berada lama kami bersama ? Jika di bilang bersama ... Itu sudah cukup lama sekitar 2 tahun lebih ...

... Jika menjadi sepasang kekasih ..., Mungkin baru beberapa Minggu sejak kami menjalaninya bersama.

Aku penasaran kenapa Veldora saat itu mencintai ku ..., Meskipun tau bahwa di kehidupan sebelumnya, aku adalah seorang lelaki.

"Veldora ...,"

"Hm ..." Balasnya tanpa memalingkan pandangan.

"Kenapa kau menyatakan cinta padaku saat itu ?" Tanyaku seraya mengelus rambut pirang keemasannya.

Mengingat dia menyatakan cinta saat itu, aku bisa merasakan ujung bibirku yang tertarik simpul.

Veldora menghentikan aktivitas nya, ia menengadah menatapku dengan wajah datar.

"Hm ..., Karena kau jelek."

💢

Bletak!

"BISA TIDAK SEHARI SAJA TIDAK MEMBUATKU KESAL!"

Dahinya kini berdenyut merah saat aku menamparnya dengan keras.

"Aduduh ... Itu sakit Rimuru, kau tidak berperasaan!"

"Siapa peduli!"

Entah dia maupun aku, kami bersama-sama mendengus kesal, memalingkan wajah bersama.

Veldora yang masih berada di atas pahaku yang di buatnya menjadi senderan, menatap kembali manganya dengan kesal.

"Lagian, kenapa tiba-tiba begitu ?"

"Tidak ada ..., Aku hanya ingin bertanya."

"Ck, dasar tidak jelas, kau tidak keselek meja kan sampai otak mu tidak bisa di pakai?"

Ap-!

Tangan ku terkepal dengan erat, ingin rasanya memukul naga yang sedang berbaring santai ini.

"Lupakan, kau tidak perlu pikirkan apa yang aku katakan sebelumnya."

Bruk

Aku bangkit tanpa aba-aba, membuat kepala Veldora jatuh kelantai dengan keras.

Rasakan itu pak tau!

Dia meringis kesakitan, tapi saat aku ingin pergi. Sebuah tangan memegang pergelangan tangan ku, menahan tubuhku yang hendak pergi.

Veldora yang telah mengambil posisi duduk, kini ia membuat ku duduk di atas pangkuannya. Memeluku dari belakang.

"Setelah semua yang kau lakukan ? Kau ingin pergi begitu saja ?" Ucap nya seraya meniup Tengkukku.

Aku bisa merasakan nafasnya yang panas di belakang leher ku, membuat semua tubuh ku merinding.

"L-Lepaskan aku! Atau aku akan memukulmu lagi!"

"Silahkan jika bisa."

Veldora mempererat pelukannya, kedua tangan ku terhimpit oleh kedua tangannya yang melingkari pinggangku. Aku sekarang tidak bisa melayangkan bogem mentahku kepadanya.

"Kau bertanya kenapa aku menyatakan cinta kepadamu bukan ?"

Saat mendengar kalimat itu yang keluar dari mulutnya, aku tidak lagi meronta. Merelakan tubuhku yang ada di atas pangkuannya.

"Y-Ya, aku hanya ingin bertanya, apakah itu salah? Kalau kau tidak mau menjawab juga tidak apa-apa."

"Bukankah itu sudah jelas ..."

Kepalanya bersandar di pundaku, aku bisa merasakan detak jantungku semakin cepat seiring berjalan nya waktu.

Bagaimana keadaan wajahku ? Apakah masih baik-baik saja ?

"Karena aku mencintaimu, apakah harus mempunyai alasan besar ketika kita mencintai seseorang ?"

Blush..

Tubuhku merinding seketika saat mendengar suara Veldora yang begitu lembut tepat di sisi telingaku. Aku yakin wajahku sudah memerah sekarang.

Kenapa naga ini selalu bisa membuat jantungku selalu berdetak kencang, ini tidak baik untuk kesehatan!

Tenang saja, karena aku bukan lagi manusia. Jadi itu semua tidak apa-apa!

Meskipun keadaan kini sangat memalukan, dengan Veldora yang masih memeluku dari belakang, ruangan suci yang bernama kan kantor ini, keheningan yang membuat canggung.

Aku bisa merasakan bibir ku tersenyum senang karena ucapannya. Tangan ku mengelus tangan Veldora yang kini saling menggengam di depan perut ku.

Kenapa tangannya sangat besar sekali ? Meskipun tangannya sangat besar dan kasar. Tapi itu hangat ...

"Veldora ... Jika aku menghilang dari dunia ini, apa yang akan kau lakukan ?"

Kepalanya tersentak, dia mengangkat kepalanya menatapku dengan tidak percaya sekaligus ... Marah ?

"Kenapa kau berbicara seperti itu ?"

Eh ? Aku juga tidak tau kenapa aku berbicara seperti itu.

"J-jawab saja ..."

Aku bisa merasakan kekesalan yang di keluarkan dari Veldora, dia menyandarkan kembali kepalanya di pundaku, membenamkan wajahnya di tengkuk. Pelukannya bertambah erat.

Mungkin dia sedang memikirkan jawaban, saat kepalanya mendongkak kembali dengan wajah serius.

Aku bisa merasakan tekad nya yang membara saat kedua iris emas kamu saling bertatapan.

"Aku ..., Akan mencari wanita lain!"

"Benar, tentu saja kau aka-- ... !"

Apa yang dia katakan ?

"LEPASKAN AKU!"

Dengan segala kekuatan yang aku keluarkan, akhirnya aku terlepas dari jeratan Veldora. Melayangkan banyak pukulan kepadanya.

"Aduduh, sakit, itu sakit Rimuru."

"Kau! Benar-benar membuat ku marah!"

"Ahahah, berhenti. Ad–duh ... Sakit Oi."

"Siapa peduli!"

Aku hendak beranjak pergi, tapi kedua tangan besar kembali menghentikan ku. Veldora mengatupkan tangannya di kedua sisi pipiku.

"Lihat aku, Rimuru."

"Hmph!"

"Tatap aku."

Dengan enggan, aku menatap iris emasnya. Veldora tersenyum tipis saat kedua mata kami saling bertemu.

"Ada apa dengan mu hari ini ? Kenapa kau menanyakan banyak sekali pertanyaan yang tidak masuk akal?"

Suara nya begitu lembut, tidak Seperi Veldora biasanya. Itu berhasil membuat hatiku yang sedang kesal menjadi tenang kembali.

Dia mendekatkan kepalanya hingga kedua dahi kami saling bertemu, Matanya terpejam.

"Dengarkan aku, apapun yang terjadi. Aku tidak akan membiarkan mu menghilang dari dunia ini. Meskipun itu benar-benar terjadi, aku akan mencarimu entah berapa banyak waktu yang harus ku lalui. Aku tidak akan berhenti sebelum menemukanmu."

Jantungku semakin berdetak tak karuan kala mendengar apa yang di katakan oleh Veldora.

Aku merasa bersalah karena telah memberikannya pertanyaan yang sangat konyol. Tapi di sisi lain ..., Aku merasa sangat bahagia saat mendengar ia menjawab pertanyaan ku.

"Terimakasih."

Cup

Aku mengecup bibir nya sebentar, lalu menatapnya dengan senyum lembut.

"Sudah waras kembali ?"

Apa!?

"Kau ... Benar-benar pandai membuat seseorang membencimu bukan ?"

"Tapi kau menyayangiku bukan ?"

Blush

"Berisik pak tua! Lepaskan aku, aku harus melakukan banyak hal yang penting!"

Kemudian dia melepaskan tangannya yang memegang kedua pipiku.

Baru saja suasana hatiku berbunga, tapi sekarang sudah menjadi gelap kembali akibat perkataannya. Apa dia berpikir bahwa aku ini gila!? Veldora sialan!

"Kau mau kemana ?"

"Aku akan pergi ke gua tersegel."

"Hm?"

Aku melangkahkan kakiku keluar dari ruangan, meninggalkan Veldora yang masih membuat wajah heran.

"Hati-hati di jalan, kalau kau butuh bantuan bilang saja."

Ck.

***

Setelah berteleportasi, akhirnya aku sampai di gua tersegel ini. Aku bisa melihat banyak Dragonewt yang ada di pintu gua.

"Ohh! Rimuru-sama, senang bisa melihat anda di sini."

Gabil menghampiriku dengan sopan.

"Aku ada urusan di dalam gua, jangan biarkan siapapun masuk."

"Lagi?!"

"Apa ada masalah?"

"T-Tidak. Saya, Gabil akan memenuhi tugas anda dengan setulus hati."

"Umu, aku mengandalkan mu."

Setelah meninggalkannya, aku memasuki gua ke area yang paling dalam.

Gua ini hening, tak ada suara riuh ricuh yang ada. Pantulan cahaya keluar dari batu kristal yang ada di setiap dinding gua.

"Hm ..., Ini mungkin tempat yang cocok."

Jadi ..., Aku ke sini untuk mencoba mengendalikan Aectrum yang Mama bicarakan.

Tapi bagaimana cara memanggilnya ?

"Keluarlah! Aectrum!"

...

"Tidak terjadi apa-apa?"

<<Em ... Master ..., Sebenarnya aku juga tidak tau bagaimana cara mengeluarkannya.>>

LALU KITA HARUS BAGAIMANA!

Author Pov

Dengan cara yang masih belum di temukan, Rimuru masih berusaha untuk mencari cara agar dapat bisa mengeluarkan Aectrum.

"Duh! Kenapa sih gak keluar-keluar!"

Dia sudah banyak memperagakan gerakan dari yang keren sampai yang konyol. Tapi semua hasilnya nihil, dia masih tidak mengetahui bagaimana cara untuk mengeluarkan kekuatan itu.

"Aectrum ..., Mama bilang jangan terlalu memakainya, dan juga ..., Kendalikan lah menjadi kekuatan mu sendiri ... BAGAIMANA AKU HARUS MELAKUKAN ITU!!!

Jika Mama bilang jangan terlalu memakainya, bagaimana cara ku agar bisa mengendalikannya!

Apakah Mama ingin bilang jangan memakainya sebelum aku menguasai Aectrum secara sepenuhnya ?

Hm ... Kemungkinan seperti itu ...

Huwaaa, mama, tolonglah anak mu yang manis nan imut ini. Kenapa aku harus mengalami hal yang sangat merepotkan seperti ini!

Apakah ada pemicu yang harus di lakukan agar bisa mengeluarkan Aectrum ... ? Lalu apa ?"

Rimuru terbaring di lantai menatap langit-langit gua yang menempelkan banyak batu kristal, Iris emasnya bercahaya akibat pantulan dari cahaya batu kristal yang di tatapnya.

"Aku harus bagaimana ...  Mama"

Tangannya terulur seolah meminta pertolongan.

Matanya perlahan terpejam putus asa, setelah berjam-jam dia di gua tersegel untuk menguak rahasia dari Aectrum. Tapi tidak ada satupun cara yang berhasil untuk mengaktifkannya.

"Apakah anak ku sudah menyerah begitu saja."

"Haha ... Mana mungkin... !!!"

Matanya terbelalak di karenakan kaget, ia mendengar suara yang sangat Familiar. Ia melihat sekeliling. Ia mendapati dirinya sudah tidak berada lagi di gua tersegel.

Padang bunga dengan bermacam-macam warna yang cantik nan indah ia lihat sejauh mata memandang. Rambut nya berkibar searah dengan hembusan angin yang lewat.

Benar! Suara tadi!

Ia berbalik dengan cepat, mendapatkan seorang wanita yang sangat mirip dengannya. Hanya faktor usia yang membedakan mereka.

"Ma ... Mama ... "

"Akhirnya kita bertemu saat kau sadaran diri, Rimuru ..."

Itu benar, Rimuru tidak bisa mengingat apapun di pertemuan pertama mereka. Tapi dia berjanji untuk mengingat apa yang terjadi sekarang.

Sosok wanita itu berjalan, mengatupkan kedua tangannya di kedua sisi pipi Rimuru.

Iris emasnya bercahaya bahagia, menampakan buliran air sebening kristal yang terdapat di pelupuk matanya.

"Hiks ... Mama."

Cup

Mama mencium kening Rimuru yang membuat nya terbelalak terkejut, ia melanjutkan mengecup kedua pipi Rimuru, lalu hidung, mata. Semua bagian wajah Rimuru.

"Tunggu .. Mama."

"Hehe ..., Maafkan aku, Putri ku ini benar-benar sangat cantik."

Senyum nya yang lembut, pandangannya yang hangat. Membuat hari Rimuru luluh, matanya kembali berkaca-kaca saat ia merasakan kerinduan dari tatapan dan sentuhannya.

"Apa kau menangis ? Padahal banyak hal yang ingin kita bicarakan."

"Hiks ... "

Ia memeluk Rimuru dengan lembut, tangannya mengelus Rimuru yang merengek bagaikan bayi yang baru lahir.

Kenapa ? Padahal dia baru bertemu wanita ini beberapa kali ..., Kenapa Ia bisa menangis layaknya anak kecil di depannya? Apakah karena dia adalah Ibunya saat di kehidupan pertamanya.

"Putri ku yang manis, maafkan mama karena tidak bisa bertemu dengan mu lebih cepat."

"Hiks ..., Tidak apa-apa ... Ini sudah membuat ku sangat bahagia. Aku bisa melihat Mama sekarang ..."

"Kau tidak melupakan tujuan mu datang ke sini bukan ?"

Rimuru sedikit tersentak, ia memandang iris emas mama nya dengan penuh tanda tanya.

"Datang ke sini ? Apa bukan mama yang membuatku datang ke sini ?"

"Dasar Putri bodoh."

Ia sedikit menyentil dahi Rimuru dengan pelan, Berhasil membuat Rimuru menggembungkan pipinya.

"Tentu saja karena kau ingin meminta bantuan ku sendiri ..., Bukankah itu tujuan mu datang ke sini ?"

"Apakah benar begitu adanya ?"

"Ahh ... Anak ini benar-benar bodoh, kenapa aku memiliki putri yang sangat bodoh."

"Mama ...!"

"Hehe, maafkan aku."

Ia tertawa bahagia karena berhasil menggoda Rimuru. Meskipun Rimuru menyadari bahwa Mama Rimuru hanya menggodanya, Rimuru berpura-pura kesal sambil mengembangkan kembali pipinya.

Mereka berdua tertawa layaknya keluarga yang harmonis.

"Lalu, apa kau mengingat apa yang kita katakan di pertemuan pertama kita."

Ia menatap Rimuru dengan lembut, sedangkan Rimuru memiringkan kepalanya karena bingung.

"Hm ... Aku tidak tau, aku lupa lagi."

Hening ..., Hempasan angin membuat rambut mereka berdua berkibar selaras arah angin.

Wanita yang di depan Rimuru, menatap nya datar seolah tidak percaya dengan siapa yang ada di depannya.

"Kau anak siapa ? Aku tidak ingat melahirkan anak yang begitu bodoh."

"Mama! Berhenti mengejek ku!"

"Hahaha, maafkan aku, kau sangat manis saat marah."

Ia memeluk Rimuru dengan erat seraya menggesekkan kedua pipi mereka secara bersamaan. Ia gemas kepada Rimuru, ia ingin terus seperti ini.

"Oke, kalau begitu kita cukupi bercandanya di sini. Aku akan mengajarkan mu bagaimana cara mengendalikan kutukan Aectrum itu."

"K––Kutukan!?"

~bersambung~

Kutukan!? 😱😱😱

Yang benar lu! Rimuru yang cantik bak bidadari kaya gitu di kutuk!

Semoga aja di kutuk nya ga jadi kodok ya kan😏

Btw kalian belum tau nama dari ibu Rimuru yah ?, Wkwkw chapter selanjutnya kita bakalan tau nama ibu dari Rimuru! Istri ketiga dari dewa Amaterasu!

Siapa yah namanya kira-kira ? Jubaedah ? Munaroh ? Kita lihat aja nanti.

Dah gitu aja, jangan lupa Vote sama komennya ok?

Babayyy!!

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 75K 40
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
122K 13.7K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
261K 22.3K 21
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
1.1M 82.8K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...