ALAÏA 2

By radexn

6.2M 940K 5.3M

[available on offline/online bookstores; gramedia, shopee, etc.] ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ❝ Dia kembali, membawa... More

Prolog
1. Aishakar X Atlanna
2. Bawel
3. Atmosfer Masa Lalu
4. Shocked
5. A Different Destiny
6. Moonstar
7. Masuk dalam Gelap
8. Sayang
9. Tak Seindah Lukisan
10. Hitam
11. Menyelam untuk Mati
12. Irvetta
13. Memang Seharusnya Jujur
14. Pengakuan
15. Sang Dewa Kematian
16. Bintang
17. Berharap yang Terbaik
18. Beku
19. It's a Bye
20. Snow
21. Our Beloved Atlanna
22. Insiden
23. Satu yang Bersejarah
24. Kita
25. Ingin Melepas Rasa
26. Imitasi
27. Baby Winter
28. Aku Bukan Kamu
29. Hurt
30. Haruskah Kita Usai
31. Retak
32. Amatheia VS Aphrodite
33. Us
34. Dear You, Ale
35. Διαίσθηση
36. Andai Kita Abadi
37. The Mermaid
38. Hectic
39. Aesthetic
40. Chaotic
41. Luka dalam Memori
42. Light
43. A Frozen Heart
44. Skyïa
45. The Sea is Calling
46. The Blue Diamond: Goddess of The Sea
47. Happy Birthdae
48. Angel
49. Berharap Hanya Mimpi
50. Cahaya Mata
51. The Most Beautiful Moment
52. Justice
53. Laut yang Tenang
54. Moonlight [END]
pre-order ALAÏA 2
NEW STORY
⚠️ SECRET CHAPTER 🔞
AMBERLEY
ALAÏA 3
NOVEL AMBERLEY (cucu Aïa)
ALAÏA UNIVERSE: "SCENIC"

Extra Chapter

58.5K 10.1K 147K
By radexn

"Ada sebuah kisah tentang seorang Dewi yang ditugaskan melawan banyak musuh besar di laut. Dia adalah Dewi Musim Dingin," tutur Alaia bercerita di hadapan empat anak kecil. Mereka anteng duduk di atas karpet bulu-bulu sambil mendengarkan cerita Alaia.

Amberley, anak yang paling tua dari antara anak-anak ini, mengajukan pertanyaan. Omong-omong, lusa dia berulang tahun ke 6. "Geema, Dewi Musim Dingin seram, enggak?"

Geema adalah panggilan baru untuk Alaia yang memiliki arti Grandma atau Nenek. Sedangkan Langit dipanggil Geepa.

"Aku pikir enggak," sahut Zae yang lebih muda delapan bulan dari Amberley.

"Enggak, Sayang." Alaia menjawab lembut disertai senyum. "Selain cantik dan baik hati, dia juga hebat dan pemberani. Dia enggak takut sama makhluk jahat."

"Ayo, siapa yang pemberani juga kayak Dewi Musim Dingin?" ujar Alaia yang seketika para anak berantusias mengangkat tangan.

"Aku!" seru Gallan, si Ganteng yang hobi tertawa seperti ayahnya, Ragas.

"Aku, Geema!" Amberley tak mau kalah.

"Zae!" Anak lelaki itu menyambar.

Satu lagi, anak perempuan yang paling kecil ikut menyeletuk. Namanya Titania dan usianya baru dua tahun. Ia berkata malu-malu, "Aku ...."

Alaia, bahkan semua orang tua dari anak-anak ini ikut senang melihat mereka kompak dan ceria. Setelah puas mendengarkan cerita yang Alaia sampaikan, mereka beranjak dari tempat untuk makan siang. Ada yang sudah bisa makan sendiri, ada pula yang maunya ditemani mama atau papa.

"Geulis!" Aishakar menyapa anak perempuan yang mendatanginya dan Ale.

Titania memeluk kaki Ale yang duduk di sofa. Seraya itu, ia melirik Aishakar dengan tatapan memukau penuh pesona. Titania memiliki banyak keindahan di dalam dirinya yang tertutup oleh sifat pemalu.

"Ambil makan sama Papa, yuk!" ajak Aishakar.

Ale menatap putri cantiknya, "Yuk!"

Anak imut itu tersenyum senang. Maka, ia berpindah setelah tubuhnya diangkat ke gendongan Aishakar. Mereka pergi ke dapur untuk mencari makanan kesukaan Titania.

"Mamoya!" Zae mendatangi ibunya yang baru saja hendak meninggalkan sofa untuk ke dapur.

"Sayang," sapa Amora. "Makan siang kali ini mau disuapin Mamoya?"

Anak ganteng itu menggeleng, "Enggak, Ma. Mamoya di sini aja, jangan ke mana-mana."

Amora mengernyit tipis, tapi tak menghilangkan senyuman manis di wajah tiap menatap sang anak. "Kenapa Mamoya enggak boleh ke mana-mana?"

"Biar Mamoya enggak capek," jawab Zae.

Padahal Zae masih kecil, tetapi sifat penyayang dan perhatiannya sudah terbangun sangat jelas. Ia menjadikan Amora ratu dalam hidupnya. Sepertinya ketika dia besar nanti, Zae-lah pelindung Amora dari segala bahaya dan hal yang membuat ibunya resah.

Berbeda dengan Zae, Gallan menarik tangan Ragas, minta ke dapur bareng sang ayah. Lana terkekeh melihat putra kecilnya sangat aktif dan selalu mengganggu Ragas. Gallan tak akan membiarkan Ragas bersantai.

"Kita mau makan apa nih, Jagoan?" Ragas bertanya seraya mereka jalan ke dapur.

"Makanan!" Gallan berseru.

"Hooh atuh makan makanan, masa Gallan mau makan angin? Emangnya mau angin?" ceplos Ragas.

"Mau, Daddy! Ayo, kita makan angin." Gallan tersenyum lebar.

Ragas terbahak dan memilih mengangkat anak itu ke dekapannya. Ia gendong Gallan sambil terus menanggapi celotehannya yang tak berujung. Makin tambah umur, dia makin mewarisi sifat Ragas. Gallan memang cerewet, dia yang paling berisik dari tiga anak kecil lain.

Di dapur, sudah ada Amberley bersama Bintang yang menuangkan sedikit nasi, lauknya lebih banyak. Amberley mengucapkan terima kasih ke ayahnya dan pergi ke ruang makan di samping dapur.

Rumah Langit dan Alaia memang yang paling cocok untuk berkumpul. Di sini ada lengkap keluarga besar Langit, hanya Atlanna yang tidak hadir. Wanita cantik itu tak bisa berlama-lama berdiam di bawah terpaan udara dari musim panas. Meskipun jati dirinya seorang Dewi Matahari, namun kekuatan Atlanna sebagai Dewi Musim Dingin lebih mendominasi.

Langit mendatangi anak-anak yang duduk rapi di kursi masing-masing. Mereka makan dengan fokus tanpa banyak bicara. Titania duduk di samping Gallan, dan di hadapan mereka ada Amberley bersebelahan dengan Zae.

"Makan apa, nih?" Langit menatap hangat anak-anak lucu ini.

"Aku makan nasi dan sayur, Geepa!" Amberley yang pertama menjawab.

"Zae makan sayur aja, Geepa," sambar Zae.

"Gallan makan angin." Gallan tersenyum lebar sambil memamerkan sendok kecil miliknya yang dinodai nasi campur sayur.

Langit terkekeh mendengar jawaban Gallan. Tidak heran bila anak itu berkata demikian, karena Ragas adalah ayahnya. Apapun yang berhubungan sama Ragas pasti tipe-tipenya begini.

"Tita makan apa?" Langit beralih ke cucu keduanya.

Titania menatap piring mungilnya dan merasa malu untuk menjawab. "Ikan keci, Geepa ...."

Apa yang Titania makan ialah salmon yang dipotong tipis-tipis dan dibalur keju leleh. Hampir tiap hari selalu ada menu ini untuk memenuhi nutrisinya. Ale menyebut ini adalah makanan favorit Titania.

Selesai makan, mereka menaruh alat makan ke tempat pencucian. Karena Titania terlalu kecil dan belum tinggi, ia dibantu Zae menaruh piring ke wastafel. Zae juga sebetulnya terbantu oleh tangga pendek yang memang ditaruh di dekat wastafel untuk memudahkan aktivitas anak-anak kecil seperti mereka.

Sekitar setengah jam berlalu, Bintang dan Amberley pamit pulang duluan. Alaia sebetulnya masih rindu, tetapi ia tak bisa bersikap egois karena kulit Amberley tidak boleh terlalu lama berpisah dari udara super dingin seperti salju. Air conditioner tak cukup baik untuk kesehatan kulitnya yang sensitif.

"Dadah! Aley mau pulang." Amberley melambai tangan ke semua orang di rumah ini.

Bintang menuntun Amberley keluar rumah bersama Langit dan Alaia yang ikut mengantar sampai depan. Alaia mengambil kesempatan untuk memeluk cucu pertamanya lebih lama dan menghirup aroma khas tubuhnya. Begitu juga yang Langit lakukan terhadap Amberley.

"Hati-hati, Bi." Langit berpesan.

"Aku dan Langit pasti ke sana," tutur Alaia. Ia merindukan Atlanna dan ingin segera bertemu lagi.

Sementara itu, Amberley yang tangannya digenggam Bintang sedang sibuk mengamati seseorang yang juga menatapnya. Zae tersenyum kepadanya, maka ia balas dengan segaris senyum kecil.

Hari pertama menjadi murid sekolah baru, Amberley lumayan gugup. Rasanya waktu berlalu sangat cepat, hingga kini ia resmi duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.

Amberley turun dari mobil Bintang dan mengeratkan kardigan yang membantu kulit dia terlindung dari paparan sinar matahari langsung, juga membuatnya lebih aman dari embusan air conditioner di ruang kelas.

Dalam seminggu, Amberley bersekolah dari Senin sampai Jumat. Selama itulah ia akan tinggal di rumah serba hitam dan berpisah dari ibunya di pulau seberang. Ia tinggal bersama Bintang.

"Have fun, Sayang!" Bintang berseru.

"Sure, Appa." Amberley memamerkan senyum lebarnya yang cantik.

Ia berjalan ke gedung sekolah, bersamaan mobil Bintang melesat pergi dari halaman luas ini. Amberley membuang napas berat dan panjang. Tangannya sedikit gemetaran melihat para manusia berlalu-lalang di hadapannya. Mereka semua mengamati Amberley dengan tatapan aneh sekaligus takjub.

"Rambutnya kenapa?" Seseorang berbisik ke temannya sambil melirik rambut panjang Amberley yang memiliki dua warna, hitam dan putih.

"Matanya bagus banget!"

"Dia cantik banget, kayaknya bukan orang asli sini, deh."

"Penasaran siapa namanya."

"Dia manusia? Enggak kayak manusia!"

Amberley mendengar bisikan itu juga dari orang-orang di sekitar dia.

Sampai tiba-tiba seseorang sengaja menubruk bahu Amberley hingga ia tersentak penuh keterkejutan. Orang itu berhenti dan menatap Amberley dengan tatapan tidak suka. Dia memindai Amberley dari atas sampai bawah, lalu berdecih.

"Hey, adik kelas. Lo pikir ini tempat hiburan? Ini sekolah!" Perempuan itu menyentak. "Rambut lo enggak boleh dikasih warna kayak gini! Mata lo enggak boleh pakai kontak lensa! Baru jadi anak baru udah genit banget!"

Amberley mengernyit.

"Rambut lo ini terlalu panjang! Cukup sampai bahu aja, jangan lebihin panjangnya rambut gue." Dia berseru kesal dan memegang ujung rambutnya yang panjang mencapai punggung, sedangkan rambut Amberley panjangnya sampai ke pinggang.

"Kamu ngomong apa?" Amberley terheran.

"Lah, kok nyolot?! Enggak dengerin gue? Anak baru enggak boleh songong, loh! Gue kakak kelas lo!" Dia marah.

Tanpa mau menanggapinya serius, Amberley menyeletuk, "Oke, aku ngerti."

"Bagus kalo ngerti!" Dia melotot dan melipat tangan di depan dada.

"Ya, ngerti kalau kamu iri sama rambut dan mata aku. Lebih bagus dari kamu, ya? Hehehe." Maka, Amberley pergi dengan gaya cuek tanpa mau menanggapi ocehan perempuan tadi lagi.

Rambut lebatnya tersibak belaian angin kencang yang seakan mendukung Amberley bikin perempuan itu makin terbakar oleh rasa cemburu karena Amberley memiliki kecantikan natural.

Kepala sekolah tidak akan memarahi Amberley yang memiliki rambut serta mata seperti itu, karena Bintang sudah membicarakan keunikan Amberley sejak pertama kali mendaftarkan anaknya ke sekolah ini. Kalau pihak sekolah menolak memiliki anak murid seistimewa Amberley, Bintang tidak masalah juga. Tapi, pada akhirnya pihak sekolah menerima Amberley.

Ketika sedang berjalan, tatapan Amberley terkunci ke seorang lelaki jalan ke arahnya. Mereka saling pandang disertai cengiran yang mengembang. Mungkin orang itulah satu-satunya 'teman sekolah' yang akan membuat Amberley nyaman.

"Zae Lonan," sebut Amberley.

Simbol salib terbalik di telapak tangan Amberley menyala setiap ia dan Zae saling tatap.

Dan ... simbol salib terbalik di kening Zae juga menyala sekilas tiap kali ia berinteraksi khusus dengan Amberley.

✨❄️🌤🧜🏻‍♀️🌤❄️✨

S E L E S A I ! ! !

senangnyaa ALAÏA 2 udah bener-bener tamat 🥺😮‍💨 terima kasih udah nemenin kami sampai sejauh ini. bye-bye Babygeng!

setelah ini, aku punya kisah lain yang bakal aku suguhin buat pembacaku tercingta 🤍

selain cerita di atas, aku punya project tulisan lain juga! aku minta tolong Babygeng buat pilih aku harus nulis tentang apa?!

kemaren itu dikit banget votenya! AKU MINTA VOTE SEBANYAKNYAA YAAA:

ALAÏA 3

AMBERLEY

"Alaïa 3" itu kelanjutan dari cerita Alaïa 2

"Amberley" bakal berisi kisah baru anak-anak dari tokoh Alaïa 2

hayu atuh tunjukin kalian masih mau kisah ini lanjut 👀🧜🏻‍♀️🧞‍♂️

AKU TUNGGU SAMPE 30K COMMENTS!!!

━━━━━━━━━━━━━━━━

INFO PENTING!

pre-order ALAÏA 2 masih dibuka di beberapa toko buku online yaa!

kamu bisa cek IG @fantasious_books atau @radenchedid untuk info lebih lengkap soal pembelian novelnya.

belom tersebar di gramedia ya pren! masih pre-order.

SALAM PENUH CINGTA!!!
mamigeng

━━━━━━━━━━━━━━━━

SUBS CHANNEL TELEGRAM: @BABYG3NG
ada kemungkinan bakal open member untuk grupnya!

TIKTOK MAMIGENG:
@radenze
@langitshakaa

PLEASE FOLLOW INSTAGRAM KAMI <3

terima kasih selalu setia sama ALAÏA 2! jangan lupa share cerita ini ke orang-orang yaaa 🧜🏻‍♀️🎀 love you puuuul bebigeng 💜

Continue Reading

You'll Also Like

HAYALAN S2 By Lereza

Teen Fiction

894 469 19
trauma. yang sangat mendalam di masa putih abu yang membuat gadis cantik dengan kepang dua trauma menjalani sebuah kisah cinta. "Lautan menyimpan ber...
13K 281 6
Nathan si fotografer tak sengaja bertemu dengan Ayana yang menghancurkan kacamatanya hingga pecah, apakah yang di lakukan Ayana ?
2.8K 1.8K 11
"Menurut studi numerologi, nama 'Cada' mempunyai kepribadian Peduli sesama, dermawan, tidak mementingkan diri sendiri, patuh terhadap kewajiban." "Ta...
3.8M 49.2K 38
Cerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setela...