Cinderella Effect [Completed]

By naya_hasan

767K 150K 19.3K

πšƒπš‘πšŽ π™΄πšπšπšŽπšŒπš πš‚πšŽπš›πš’πšŽπšœ #1 "Mulai sekarang, lo gue angkat jadi babu." Candy pikir, dia bisa menjadi... More

Candyrella [Prolog]
01. Sepatu Nyasar
02. Lo, Gue Tandain
03. Memperbaiki Masa Depan
04. Love Letter
05. Jadi Pacarku
06. The Letter's Chronicle
07. Ketemu Lagi
08. Mau Gila, Rasanya!
09. Babu-tionship
10. Semua Orang Pernah Jatuh
11. Pulang Bareng
12. Menuju Merdeka
13. Menjalankan Misi
14. Perang Dimulai
15. Membongkar Aib
16. Maaf Ganggu
17. Dijodohin
18. Investigasi
19. Cewek Lo?
20. Drama Rumah Tangga
21. Nomor Telepon
22. Hujan Petir
23. Dress Kembar
24. Bye, Prince~
25. Bareng
26.Lingkaran Aman
27. Pengakuan?
28. Pick Gitar
29. Phone Talk
31. Pangeran VS Ksatria Naga
32. Cemburu
33. Questions
34. Question 2.0
35. Kencan?!
36. Rahasia
37. Biang Gosip
38. Something's Wrong
39. Bucin (Private)
40. Terjebak (Private)
41. Sakit (Private)
42. Date, Again!
43. Stickers & Confession, Untold
44. Fight
45. Di Luar Lingkaran Aman
46. Trouble Begins
VOTE COVER
47. Renggang
48. The Truth
49. Crying
50. Cinderella Effect (END)
Extra Chapter
Available on Karyakarsa!

30. Love At The First Scent

8.4K 2.1K 155
By naya_hasan

Vote dulu ya~
Ramein komen juga.

Happy reading 💕

.
.
.

"Mampus! Telat!"

Candy biasanya tidak bangun pagi-pagi sekali, sarapan dengan tenang lalu ke sekolah sebelum matahari terbit. Tidak. Biasanya, dia memang agak kesiangan, sarapan terburu-buru dan datang ke sekolah tepat ketika gerbang mulai menutup, kalau tidak sudah menutup. Tetapi kali ini, bukan agak lagi. Dia kesiangan! Total! Ketika Candy bangun, cahaya mahatari yang menembus jendela sudah terasa panas, dan jam dinding yang menunjukkan telah waktunya masuk kelas tidak membantu.

Mana hari ini ulangan harian, nggak bisa bolos. Bisa gawat!

Satu detik setelah mencerna pemahaman itu, Candy kelabakan. Usai tersandung selimut dan terjerembab ke lantai, cewek itu meraih handuk dan berlari ke kamar mandi. Candy mandi dengan rekor tercepat sepanjang hidupnya, lalu berpakaian dengan badan masih belum kering benar, seperti orang kesetanan. Ia menyisir rambut asal dan menguncirnya sambil berlari turun dari tangga. Tas tersampir di pundak, terbuka dan penuh buku-buku yang ia masukkan asal. Tidak ada waktu untuk sarapan. Navy juga pasti telah meninggalkannya! Cowok itu selalu mengomel dan mengancam akan berangkat duluan kalau Candy telat sedikit saja. Sekarang Candy sudah terlambat sekali, cowok itu pasti sekarang telah lama tiba di sekolah, mungkin duduk di kelas mengikuti jam pelajaran pertama. Dia harus memesan taksi atau ojek daring sekarang, dan ia tidak bisa menunggu.

"Buuuun! Bubun kenapa nggak bangunin Candy, sih?!" erangnya begitu melihat Bubun sibuk mencuci piring di dapur.

Bubun menoleh, lalu menggelengkan kepala. "Nggak tahu apa Bubun ngetok pintu kamar kamu kayak lagi konser rock n' roll? Kamunya nggak bangun-bangun!"

Candy merengut. Ia tidak punya pembelaan lagi. Ia meraih kaus kaki dan mulai memasangnya.

"Buun. Pesenin ojol dong. Telat nih!"

"Ngapain ojol? Buruan! Navy udah nungguin dari tadi!"

"Hah?!"

Tunggu! Tunggu! APA?!

"Navy masih nunggu?!" tanyanya untuk memperjelas. Yang benar aja?! Mereka sudah sangat telat sekarang.

Nyatanya, Bubun tidak berbohong. Begitu Candy keluar rumah, dia melihat Daihatsu Copen biru kristal milik Navy masih di sana, begitu pun pengemudinya, bsersandar pada kaca mobil sambil memainkan ponsel. Begitu melihat kedatangan Candy, dia memasang tampang jutek yang sudah tidak asing lagi.

"Lama banget! Lari! Jangan ngesot!"

"Ini lari!" balas Candy, sedikit ngos-ngosan karena segala lari-lari yang ia lakukan sejak bangun tidur. Mana belum makan, dia meringis. Tetapi, pertanyaan besar tentang keberadaan Navy masih mengganggunya. Tanpa ragu, Candy segera bertanya. "Lo kenapa masih di sini?"

"Oh, lo mau ditinggal? Oke."

Navy berbalik dengan cepat, tangan terayun untuk membuka mobil, namun segera ditahan oleh Candy.

"Ya nggak gitu juga maksudnya! Kalau masih di sini ya bareng!"

"Yaudah cepet masuk!"

Candy tidak lagi membuang waktu untuk bertanya atau apapun. Lebih baik menumpang Navy daripada naik taksi daring sendiri. Setidaknya, dia juga punya teman terlambat nantinya. Masih cewek itu sibuk memasang sabuk pengaman, Navy menyerahkan sebuah kotak bekal padanya. "Nih."

"Apa nih?" Candy mengerutkan alis.

"Baju!"

"Hah? Kok bentuknya gini?"

"Ya makanan lah, apa lagi!" Navy memutar bolamata. Tampang menyebalkan itu lagi, sungut Candy. Dan begitu cewek itu tidak cepat bereaksi, Navy menambahkan. "Cepet dimakan! Lo belum sarapan, kan? Ntar pingsan siapa yang mau latihan ngangkat karung beras?!"

"Siapa karung beras?!"

"Menurut lo?"

"Au ah, bodo amat!" Candy pun membuka tutup kotak. Ada dua iris roti isi di dalamnya, lengkap dengan keju, tuna dan sosis. Ah, kesukaannya. Candy menggigit roti isinya pelan, namun ucapan terima kasih yang telah meluncur hingga di ujung lidah sudah menguap sekarang setelah Navy mengatainya karung beras.

Cowok itu mengemudi dengan cepat, membuat Candy kemudian menghabiskan sisa waktu dengan berdoa semoga mereka sampai di sekolah dengan selamat. Dan agar ia sampai di kelas dengan selamat. Karena Navy tidak menurunkannya sebelum tiba di sekolah seperti biasa. Cowok itu tidak menurunkannya sama sekali, hingga, mobil berhenti di tempat parkir. Gerbang sekolah sudah menutup sempurna dan seorang penjaga keamanan berdiri di depan posnya. Begitu juga dengan kedisiplinan sekolah. Pak Amithab Bachan dengan kumisnya yang melegenda.

"Terlambat!" Adalah kata pertama yang menjadi sapaan pria itu pada kedatangan mereka. "Kemari kalian!"

***

Doa Candy berubah setelahnya. Ketua Kedisiplinan yang merangkap guru PJOK itu kerap membuat mereka berlari mengitari lapangan sekolah. Sebagai hukuman dan biar sehat, katanya. Kabar buruknya, hanya ada dia dan Navy sekarang. Berlari berdua menyusuri pinggir lapangan dengan banyak pasang mata yang mungkin memperhatikan.

Mau tidak mau, ancaman tentang digeprek masal penghuni grup Selir The Effects kembali menghantuinya.

Berbagai skenario buruk, secara tidak diundang mulai berseliweran di kepala Candy.

[BARISAN SELIR THE EFFECTS]

Dewi Selir ke-2: Namanya Candy Shea Arella. Kelas sepuluh. Enaknya digeprek apa dipenyet, guys?

Yera Selir ke-14: Gue lebih suka presto sih, terus diungkep.

Poppy aka Jennie Selir Baru: Hai guys, di sini siapa yang jual makanan?

Sevia Selir ke-9: AYO GUYS LANGSUNG AJA KITA KASIH PELAJARAN SI CANDY ITU!

Poppy aka Jennie Selir Baru: Ada yang buka les juga? Mau dong~

[Sevia mengeluarkan Poppy aka Jennie Selir Baru dari grup]

Julia selir ke-69: AYO! AYO! BAWA ALAT PERANG KALIAN! SAPU, PEL, SPIDOL, KESET, SEMUANYA!!!

Widya selir ke-4646: GUE YANG PALING DEPAN NGGAK MAU TAHU!!!

Lian Ketua Selir: HAJAAARRRR

Beberapa waktu kemudian, mereka telah memojokkan Candy di sudut toilet, memerangkapnya sehingga Candy tidak dapat kemana-mana. Seseorang mendorongnya hingga punggung Candy menyentuh tembok, yang lain menodongnya dengan sapu.

"Lo mau ngerebut suami kita?!"

"Jangan macam-macam lo ya! Satu macam aja!"

"Candy! Rasakan ini!"

Seseorang merangsek maju, membawa seember air. Lalu ... byurrr!!!

Ia menyiram Candy.

Candy tersentak. Di depannya, Navy menatapnya aneh.

"Lo kenapa?"

Seketika, Candy menoleh ke sekitar. Ia tidak lagi melihat orang-orang yang beberapa detik lalu memenuhi imajinasinya. Jadi dengan letih, Candy menggeleng. Sarapan yang hanya berhasil masuk setengah dan harus terguncang-guncang selagi ia mengitari lapangan membuat Candy mual.

Dan sepertinya, Navy dapat membaca itu. Tanpa ragu, ia menempelkan telapak tangannya di kening Candy.

"Lo pucet," ujarnya. "Yuk, ke UKS."

Navy segera mencengkeram tangannya. Meski kemudian, ditepis oleh Candy. Cewek itu kembali menggeleng. "Nggak pa-pa. Bentar lagi selesai, ih. Lebay!"

Satu. Dua. Sepuluh meter. Candy kembali memaksakan kakinya berlari. Tinggal satu putaran lagi dan dia dapat istirahat.

Lima belas. Dua puluh. Mualnya kembali.

Dua puluh lima. Tiga puluh...

Bruk!

Semuanya ... mendadak gelap.

Candy terjatuh.

***

Dalam pandangannya yang buram, bumi terasa terputar balik. Dadanya bergemuruh. Napasnya terasa cepat, sesak. Lalu, Candy melihatnya.

Pangerannya.

Pangeran Aksal Adiwilaga berlari ke arahnya, berjongkok di dekatnya, menggumamkan kata-kata khawatir.

Lalu, Candy merasakan tubuhnya meringan. Ia diangkat oleh sepasang lengan yang kokoh, lengannya dikalungkan ke leher Kak Aksal, sebelum cowok itu mulai berlari, membawanya.

Dalam sadar dan ketidaksadaran itu, Candy sekarang ingat aromanya. Wangi maskulin parfumnya yang samar. Sangat samar sehingga hanya dalam keadaan sedekat inilah, Candy dapat membauinya. Aroma yang mengingatkannya pada hari itu, dimana mereka pertama kali bertemu. Aroma yang ... membuatnya jatuh cinta.

***

[8 bulan lalu, Akhir Masa Orientasi Siswa]

"Candy! Buruan!"

Deera yang merupakan satu-satunya teman yang Candy punya saat itu mendadak menarik tangan Candy dari memasukkan mie goreng kantin ke dalam perut. Ia lapar, sumpah! Dan para senior gila itu hampir tidak memberikan kesempatan mereka istirahat. Tadi, setelah banyaknya sambutan-sambutan dan ucapan terima kasih yang dilontarkan panitia, menandakan akhir masa orientasi, semua yang ingin Candy lakukan hanyalah pulang dan tidur.

Dan ya, makan.

Tetapi rupanya, Deera berusaha menghancurkan rencananya itu.

"Ada apaan sih, Deer?"

"Ayo, buruan ke lapangan!"

"Ngapain?! Disuruh kumpul lagi? Bukannya udah selesai?!"

"Ya iya. Tapi ini tuh penting! Penting banget!"

Candy meletakkan garpunya di wadah mie goreng instan tersebut dan menyeruput teh botol dingin miliknya. "Sepenting apa?"

"Katanya, The Effects mau tampil!"

"The Effects?" Candy mengerutkan alis. Sama sekali tidak bisa menebak apakah The Effects itu nama camilan terbaru atau sebuah game. "The Effects apaan?"

Seketika, Deera menjulingkan bolamatanya. "Sumpah lo nggak tahu The Effects?! Kemana aja lo, Can?! Gue aja masuk sini bela-belain biar bisa ketemu personil The Effects! Itu loh, band sekolah yang paling hot, paling ganteng, paling berkharisma, dan paling-paling lainnya!"

Candy mengerjap, masih tidak paham. Hingga, Deera mengangkat tangan di udara sebagai tanda menyerah.

"Sumpah ya lo, Can, anak goa banget! Kalau gitu lo wajib nonton! Pasti lo bakal kecantol!"

Deera menariknya lebih keras, dan Candy masih berusaha mempertahankan duduknya di meja pojok kantin. "T-tapi mie gue..."

"Mie itu nggak penting! Laper nggak penting! Mati kelaperan sekarang juga nggak penting! Pokoknya kita kudu, penting, wajib nonton The Effects sekarang!"

Candy tidak punya pilihan. Ketika mereka tiba di lapangan sekolah yang salah satu ujungnya telah dibangun sebuah panggung, lapangan itu telah penuh. Candy ingin kembali seandainya saja bukan karena Deera yang ngotot menerabas kerumunan, mengajaknya serta. Sekarang sudah siang menjelang sore. Matahari tengah terik-teriknya. Dan Candy terlambat makan. Juga, lupa menghabiskan minum. Bayangkan penderitaannya.

"Itu The Effects?" Candy bertanya sembari menunjuk band berisi kumpulan siswa aneh. Ada yang lengannya dipenuhi tato stiker Dragon Ball, ada cowok tambun yang memakai crop top hitam sehingga perutnya yang bulat sempurna jelas terlihat, ada cowok kurus yang memakai wig gondrong (karena sekolah melarang rambut panjang bagi laki-laki) lalu wig itu copot saat dia memutar kepala bersemangat, dan cowok yang dengan pede memakai celak tebal, menjadikannya hampir seperti Deddy Corbuzier waktu masih botak.

"Tipe lo yang kayak gini, Deer?"

"Sembarangan sekate-kate lo!" Deera langsung ngegas. "The Effects belum tampil. Bentar lagi kayaknya."

"Kalau gitu gue balik duluan aja, ya. Panas banget di sini, pusing gue."

"Tunggu bentar lagi."

Tetapi Candy tidak mendengarkan. Persetan dengan The Effects, ia ingin berteduh. Dan makan. Dan tidur. Jadi, dia berbalik pergi, kembali menyusuri kerumunan yang makin padat, tidak memedulikan Deera yang terus memanggil namanya.

"Tepuk tangan untuk adik-adik kita dari Jasa Sedot Dosa Band!!!" Suara sang MC menggema melalui pengeras suara.

Saat itu, Candy tidak tahu, bahwa orang-orang aneh yang dilihatnya hari itu di atas panggung kelak menjadi teman sekelasnya. Cowok-cowok badut kelas yang bernama Echan, Mahen dan Jojo.

"Berikutnya, adalah penampil yang sudah kita tunggu-tunggu!"

Bodo amat! Candy terus berjalan, melawan arus penonton.

"Tapi sebelumnya, mari kita beri tepuk tangan yang meriah dulu untuk band kebanggan kita, THE. EF. FECTS!!!"

Riuh seketika menggema. Semua orang bertepuk tangan. Sikut-sikut menyerang Candy dari berbagai arah, membuatnya terjatuh, terdorong ke belakang kerumunan.

Kecuali, dia tidak benar-benar terjatuh mencium tanah. Seseorang menangkapnya. Sepasang lengan kokoh, dan ... wangi ini. Wangi yang terpatri dalam otak Candy.

"Kamu nggak apa-apa?" Suaranya lembut.

Dan, usai lengan itu melepaskannya, usai Candy meraih keseimbangan tubuhnya kembali, lalu sibuk menunduk, ia melihat lima pasang sepatu mengelilinginya. Candy mendongak, dan seketika, melihat wajah paling teduh sekaligus paling tampan yang ia lihat.

Cowok itu memiliki nama Aksal pada bagian dada seragamnya.

Nih, bagi yang kemaren nagih foto bareng Aksal-Candy.
Jangan sampai Navy tahu!

Cr. Pinterest

Continue Reading

You'll Also Like

75.5K 8.1K 34
Sila follow dulu TW: bullying (Semoga bisa) update setiap hari Ayo komen dan vote nya yuk BTW INI EXTRAS NYA ODDINARY YANG JADI VERSI PUANJANG BUAT S...
6.9M 84.5K 6
Gellar dan Gita tak hanya bersahabat, namun juga menghayati hubungan mereka sebagai tali yang tidak akan putus. Bertahun-tahun hidup berdampingan set...
287K 13.7K 49
[Completed] Alleira Melody, gadis ceria, eskpresif, tapi tidak peka dengan sekitarnya. Ada yang bernama Nathanael Marvel, seseorang yang sedang mengi...
185K 33.6K 35
Zetarine sangat menyukai Kevlar. Baginya, Kevlar itu serupa tokoh Webtoon yang terlalu sempurna untuk menjadi nyata. Namun, di tengah usaha Zetarine...