SANTOSA {END}

De Kalpaijo

44.9K 5.9K 1.2K

Santosa Putra Argadana. Cowok paling tampan di sekolah SMA Jaya pura. Sikap Santosa yang selalu dingin kepada... Mais

SATU📍
DUA📍
TIGA📍
EMPAT📍
LIMA📍
ENAM📍
TUJUH📍
DELAPAN📍
SEMBILAN📍
SEPULUH📍
SEBELAS📍
DUA BELAS📍
EMPAT BELAS📍
LIMA BELAS📍
ENAM BELAS📍
TUJUH BELAS📍
DELAPAN BELAS📍
SEMBILAN BELAS📍
DUA PULUH📍
DUA PULUH SATU📍
DUA PULUH DUA📍
DUA PULUH TIGA📍
DUA PULUH EMPAT📍
DUA PULUH LIMA📍
DUA PULUH ENAM📍
DUA PULUH TUJUH📍
DUA PULUH DELAPAN📍
DUA PULUH SEMBILAN📍
TIGA PULUH📍
TIGA PULUH SATU📍
TIGA PULUH DUA📍
TIGA PULUH TIGA📍
TIGA PULUH EMPAT📍
TIGA PULUH LIMA📍
TIGA PULUH ENAM📍
TIGA PULUH TUJUH📍
TIGA PULUH DELAPAN (END)📍
EXTRA PART

TIGA BELAS📍

1.1K 186 21
De Kalpaijo

Laki-laki tampan itu berjongkok di depan Fauna memberikan sepucuk bunga mawar, Fauna terkagum tidak percaya pada Santosa. Cowok itu memberikan ini padanya.

"Kalo lo terima bunga ini, berarti
lo juga cinta sama gue," ucap laki-laki itu.

Jantung Fauna semakin berdegup dengan kencang sampai-sampai ia tidak bisa mengendalikannya. Tanganya bergetar tak karuan. Gadis cantik itu tidak menyangka, Santosa yang dingin dan cuek akan memperlakukannya semanis ini
padanya.

Dengan tangan bergetar Fauna mengambil bunga mawar itu. Laki-laki berkameja hitam tersebut tersenyum manis padanya. Santosa memeluk Fauna membuat Fauna di buat kaget.

"Gue sayang sama lo, Fauna," bisik Santosa.

Fauna meneguk salivanya susah
payah saat Santosa mengucapkan
itu padanya. "Lo serius ngomong
gitu, Sa" ucap Fauna gugup.

Santosa masih memeluk gadisnya.
"Gue serius, gue sayang sama lo."

Saat Fauna akan menjawab ucapan cowok itu tiba-tiba matanya terbuka dengan sempurna. Fauna mengucek matanya, mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul semua.

"Cuma mimpi," gumam Fauna. Menghela napas panjang.

Fauna menunduk seraya menepuk-nepuk pipi suaminya, karena dia masih tertidur di paha Fauna. "Sa, bangun udah siang."

Cowok itu membuka matanya dan mengerjapkanya beberapa kali. Sontak ia terkejut saat pandangan pertama tertuju pada cewek itu. Santosa langsung berdiri dari tidurnya.
"Kenapa lo deket-deket gue?!"

Fauna mengikat rambut sebahunya. "Malam lo ketiduran di paha gue," jawab Fauna.

"Kenapa lo gak bangunin?"

"Gue gak tega, lo udah tidur nyenyak."

Santosa melihat jam di dinding
kamarnya, sontak ia membulatkan matanya terkejut karena jam sudah menunjukan pukul 07.00 yang artinya mereka kesiangan ke sekolah.

"Kenapa lo gak bangunin gue? Kita kesiangan ke sekolah!" cibir cowok itu.

"Gue juga baru bangun. Mana badan gue pegel semua, elo si tidur di paha gue."

"Kan gue ketiduran bukan di sengaja."

"Udah lah gak usah sekolah, udah telat juga pasti udah masuk tau," ujar Fauna.

"Elo aja, gue gak mau bolos."

"Yakin lo? Liat tuh jam berapa.Pasti gerbangnya udah ditutup." Fauna memberi tahu.

Santosa berpikir sejenak, memang
ada benarnya juga apa yang di ucapkan Fauna barusan. Kalau ia
datang ke sekolah sekarang mungkin tidak akan di masukan, karena hari sudah siang.

"Satu kali aja bolos gakpapa kali," celetuk Fauna.

"Ya menurut lo gitu, tapi nggak di gue."

Pasalnya, seorang Santosa tidak pernah satu kali pun bolos sekolah. Ia dicap sebagai murid yang paling rajin dan juga pintar di sekolahnya. Dan sekarang? Ia harus bolos sekolah karena kesiangan.

Laki-laki itu menghela napas kasar. Dengan terpaksa hari ini ia bolos sekolah. Lalu Santosa melangkahkah pergi dari sana.

"Sa, lo mau kemana?" teriak Fauna.

"Ke wc, mau ikut lo?"

🌙🌙🌙🌙

"Bunda sama ayah mau ke Bandung, kalian berdua jaga rumah, ya?" ucap bu Farrah sembari membawa koper.

"Bunda mau ngapain ke sana?" tanya
Fauna.

"Bunda mau ketemu sama paman ada urusan."

Fauna menganggukan kepalanya pelan. "Berapa hari di sana, Bund?"

"Tiga hari, Fau," jawab wanita
berkerudung hitam itu. "Yaudah
kita berangkat dulu ya." Bu Farrah melihat ke arah Santosa yang berada di samping Fauna. "Sa, jagain istri kamu, ya?"

Santosa mengagguk. "Iya Bund."

Lalu ketiga orang itu melangkah pergi dari dalam rumah besar ini. Kedua orang tua Santosa dan Sania akan pergi ke kota Bandung.

Gadis kecil itu menoleh ke belakang. "Dadah Kakak cantik An pergi dulu ya," teriak Sania seraya melambaikan tangannya.

"Iya An sayang," balas Fauna seraya melambaikan tangannya juga.

Setelah mereka pergi dari pekarangan rumahnya. Kini di rumah besar ini tinggal dua orang yang tak lain Fauna dan Santosa. Laki-laki itu membalikan tubuhnya kebelakang lalu menaiki anak tangga. Dan di susul oleh Fauna.

"Sa, badan gue pegel semua," rengek Fauna setelah sampai di dalam kamar.

"Trus?"

"Pijitin dong."

"Ogah."

"Woii ini juga gara-gara lo tidur di paha gue!"

Laki-laki itu mendekat ke arah Fauna dengan wajah dinginnya dan menatap Fauna dengan tajam. "Gue gak peduli."

"Setan. Gue istri lo!"

"Lo bisa gak, gak usah ngomong kasar?!"

Fauna menaikan sebelah alisnya.
"Kenapa emangnya?"

"Perempuan gak pantes ngomong kasar dan gue gak suka itu!" tekan
cowok dingin itu.

"Bodo amat!" Fauna membalikan
tubuhnya ke belakang.

Cowok tampan tersebut dengan cepat mencekal pergelangan tangan Fauna membuat Fauna menoleh. Lalu ia mendekat membuat Fauna mundur, hingga saat Fauna akan mundur lagi tubuhnya sudah menempel dengan tembok.

Wajah mereka sangat dekat, mata
keduanya beradu dan saling menatap cukup lama. Fauna mencium aroma mint yang berasal dari mulut lelaki itu.

"Mau ngapain lo?" ucap Fauna gugup.

Namun lelaki itu tidak menjawab sama sekali. Santosa masih menatap gadisnya dengan tajam membuat Fauna mengedipkan mata beberapa kali.

"Mulai sekarang lo jangan ngomong kasar apalagi sama orang lain." tegas Santosa dengan menekankan setiap kalimatnya.

"What! Siapa lo larang-larang gue?!" imbuh Fauna.

Santosa mengurung Fauna membuat Fauna terkejut.
"Lo bisa gak nurut sama gue? Sekarang lo itu tangung jawab
gue, dan lo harus nurut sama gue!"

"G-gue nurut sama l-lo? Enggak
deh." Fauna memalingkan wajahnya ke arah lain.

Santosa memutar bola matanya malas. Memang Fauna itu istri yang susah diatur. Kalo Santosa disuruh memilih perempuan, maka ia akan memilih wanita yang baik akhlaknya ketimbang gadis itu yang selalu ngomong kasar dan susah diatur.

Namun takdir berkehendak lain.
Laki-laki itu menikah diusianya yang masih muda dengan Fauna, orang baru yang tiba-tiba datang di kehidupan Santosa.

Lelaki itu membalikan tubuhnya
membuat Fauna mengembuskan
napasnya lega.

"Sa, lo mau kemana?!" teriak Fauna saat melihat suaminya keluar dari kamar.

🌙🌙🌙🌙

"Si Tosa kemana ya? Udah jam
istrihat juga belum datang-datang
tuh anak?" ucap Lingga.

Mereka bertiga sedang duduk di bangku teras depan kelas XII.

"Baru pertama kali dia alpa," sahut
Delvin meminum jus lemon. Panas-panas gini minum yang
dingin mantep seger men.

"Katanya si Fauna juga gak sekolah, ya?" kata Gilang.

"Tau dari mana lo?" tanya Lingga.

"Gue tau dari si Nara, katanya dia
alpa."

"Lah ko bisa barengan sama si Tosa?"

"Ini kebetulan atau---"

"GILANG SINI KAMU GARA-GARA
KAMU CELANA BAPA ROBEK!" teriak Pa Jarwo yang berjalan di koridor sekolah dengan berkacang pinggang mendekat ke arah ketiga lelaki itu.

Gilang menoleh ke samping karena teriakkan suara yang tak asing lagi baginya.
"Ya ampun Pak gak usah teriak-teriak juga kali, bikin kuping saya sakit tau!" ujar Gilang dengan santainya saat pak Jarwo sudah berada di hadapan mereka.

Pa Jarwo menjewer telinga Gilang
dengan kencang. "Dasar murid
bandel kamu, liat belakang celana
saya robek ini semua gara-gara kamu Gilang!"

Pasalnya ulah Gilang, saat pak Jarwo sedang di kamar mandi tadi dan celana hitamnya di taruh di depan pintu luar, saat itu ada Gilang yang akan masuk ke dalam. Dengan jahilnya si playboy itu merobek celana pak Jarwo dengan gunting, dan yang lebih parahnya yang dirobeknya dibagian pantat celana pak Jarwo. Pak Jarwo mengetahui itu karena diberi tahu oleh salah satu muridnya yang tadi mengintip Gilang sedang merobek celana pak Jarwo.

Gilang meringis. "Udah Pak kuping
saya sakit astagfirullah," desis Gilang.

Pa Jarwo semakin kencang menjewer telinga murid nakalnya itu.
"Biar tau rasa kamu Gilang!" geram pak Jarwo.

"Ampun Pak ampun." Gilang merapatkan kedua tanganya.

Kedua temanya yang melihat Gilang disiksa oleh pak Jarwo menertawakannya dengan terbahak-bahak.

"Terus aja terus Pak biar tau rasa
si Gilang," celetuk Lingga tertawa
ngakak.

"Jangan kasih kendor Pak sampe
mampus tuh anak." Delvin memanas-manasi.

"Diam kalian!" Pa Jarwo menatap
dengan sinis.

Lalu kedua laki-laki itu berhenti
tertawa.

"Pak lepasin saya," mohon Gilang.

"Bapak omaygoad ketek Bapak bau sekali astagfirullah!" teriak Gilang
dengan cepat Pa Jarwo melepaskan jewerannya dan mencium kedua ketiaknya.

"K-kabur!" Gilang dan kedua
temanya berlari dengan cepat.

Pa Jarwo yang sudah dikibuli
oleh Gilang langsung melihat
ke arah mereka yang berlari sudah jauh. "GILANG AWAS KAMU BOCAH NAKAL!"

🌙🌙🌙🌙

Sore-sore begini orang lain jalan-jalan keluar, tetapi berbeda dengan Fauna, gadis itu sedang masak di dapur sendirian.

Ia mengoseng-ngoseng ayam goreng yang sebentar lagi akan matang dan membuat sambal. Opor ayam sudah matang lalu ia menuangkanya ke wadah.

Waktu itu bundanya pernah bilang kalau makanan kesukaan Santosa adalah opor ayam, jadi Fauna membuatnya.

Semua makanan sudah tersedia
di atas meja makan, kini tinggal memanggil Santosa yang berada
di lantai dua.

"Wah, ini semua yang masak non Fauna?" Bi Mimi pembantu rumah Santosa tiba-tiba datang.

Fauna tersenyum. "Iya Bi," balasnya.

"Elen-eleh ternyata selain cantik non Fauna juga bisa masak, hebat pisan."
Bi Mimi mengangkat satu jempol.

"Ya ampun Bibi bisa aja," kekeh
Fauna. "Bentar ya Bi, aku panggil
Santosa dulu."

Bu Mimi mengagguk. "Iya non."

Fauna menaiki anak tangga dan membuka pintu kamarnya. Di sana terlihat seorang cowok sedang
menonton televisi. Santosa menoleh ke arah pintu itu saat mendengar suara pintu terbuka.

"Sa, makan dulu," kata istrinya. "Gue tunggu di bawah." Fauna pun pergi kembali.

Santosa bangkit dari duduknya dan keluar dari kamarnya.

"Den tau gak? Ini makanan yang
masak siapa?" ucap Bi Mimi pada
Santosa yang baru saja datang.

"Bibi lah," jawab Santosa cepat.

"Bukan Den, semua makanan ini
yang masak non Fauna."

Santosa melihat ke arah Fauna.
"Elo yang masak?"

"Iya," jawab Fauna tersenyum tipis.

Saat itu juga Santosa tidak percaya pada Fauna, emang dia bisa masak? Ya bisalah Sa, namanya bukan Fauna kalau gak bisa masak. Anjay senggol dong! Eh jangan udah punya suami.

"Bi kenapa berdiri aja? Ayo duduk
ikut makan," ajak Fauna.

"Enggak deh non, tadi bibi udah
makan," balas Bi Mimi. "Yaudah
bibi mau nyuci dulu ya non, den," pamitnya.

"Iya Bi," balas sepasang suami istri
itu secara kompak.

Bi Mimi menoleh ke belakang.
"Cie barengan, kiw," goda Bi Mimi.

Fauna sekilas melihat ke arah Santosa yang wajahnya datar saja lalu melihat ke arah Bi Mimi. "Bi, apaan si." Fauna memasukkan nasi ke dalam mulutnya membuat bi Mimi terkekeh pelan.

Bi Mimi pun pergi dari sana.

Fauna memperhatikan suaminya
yang sedang makan dengan lahap.
"Sa, makanannya enak gak?" Fauna bertanya dengan menaikan sebelah alisnya.

Lelaki itu mendongak. "Hem," jawabnya.

"Enak gak? Bukan hem," ketus Fauna yang sudah kesal.

"Ya."

"Najis lo!" Fauna mendelikkan matanya pada Santosa. Menyebalkan sekali lelaki itu.

Ingin sekali Fauna menghajar Santosa. Karena kalau berbicara dengan Santosa lelaki itu pasti akan menjawab dengan irit, emang ya cowok dingin mah gitu? Udah muka
datar, ngomong juga irit banget, tapi dia ganteng ya Allah. Gak papa lah semoga suatu hari nanti Santosa bisa luluh oleh seorang Fauna.

Setelah 10 menit mereka menyelesaikan makananya, kini
keduanya sedang dihalaman
belakang rumah.

Mereka sedang membersihkan kolam berenang yang banyak daun-daun yang berjatuhan.

Saat akan mengambil daun di pinggir kolam, kakinya Fauna terpeleset lalu gadis cantik itu terjatuh ke dalam kolam.

Byur!

"Santosa, bantuin gue!" kedua tangan Fauna terangkat. Karena ia tidak bisa berenang.

Dengan cepat Santosa menjebur ke kolam. Lalu membantu gadisnya. Kedua tangan Fauna memeluk tubuh lelaki dingin itu, dan Santosa membawanya ke pinggir.

Fauna terbatuk-batuk dan mengatur napasnya yang belum stabil.

"Lo gakpapa?" Santosa bertanya pada Fauna dari jarak yang sangat dekat.

"G-gue gakpapa."

"Makanya kalo gak bisa berenang gak usah maksa," ujar Santosa mengejek.

"Gue kepeleset."

"Bisa lepas gak?"

"Apa?"

"Dari tadi lo peluk-peluk gue terus." Santosa tidak nyaman dipeluk seperti itu oleh Fauna.

"Kenapa emangnya? Dosa? Yaelah
'kan udah sah ini my boy," kilah
gadis itu.

"Lepas gak."

"Gak mau, gue takut!" rengek Fauna.

"Lepas gak? Atau gue---"

"Bacot lo!" Fauna menempelkan
jari telunjuknya di bibir cowok itu.
Membuat Santosa dibuat diam.

Wajah mereka sangat dekat, kedua
tangan Santosa melingkar di pinggang Fauna dan sorot mata mereka saling menatap cukup lama. Sudut bibir Santosa terangkat.

"SUBHANALLAH, KALIAN ROMANTIS PISAN!" teriak bi Mimi yang baru saja datang.










Terimakasih

Jangan lupa vote dan komen
Follow juga ya

Sukabumi
20 Januari 2022

Salam hangat
.
.
.
.
.
.
.
🌈Nura🐣






























































































































































































































Continue lendo

Você também vai gostar

LOUISE De ★: 𝗔𝗶 🍉

Ficção Adolescente

458K 50K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
GEOGRA De Ice

Ficção Adolescente

2.3M 98.5K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
2.6M 129K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
1.4M 102K 44
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...