Cinderella Effect [Completed]

By naya_hasan

791K 152K 19.4K

๐šƒ๐š‘๐šŽ ๐™ด๐š๐š๐šŽ๐šŒ๐š ๐š‚๐šŽ๐š›๐š’๐šŽ๐šœ #1 "Mulai sekarang, lo gue angkat jadi babu." Candy pikir, dia bisa menjadi... More

Candyrella [Prolog]
01. Sepatu Nyasar
02. Lo, Gue Tandain
03. Memperbaiki Masa Depan
04. Love Letter
05. Jadi Pacarku
06. The Letter's Chronicle
07. Ketemu Lagi
08. Mau Gila, Rasanya!
09. Babu-tionship
10. Semua Orang Pernah Jatuh
11. Pulang Bareng
12. Menuju Merdeka
13. Menjalankan Misi
14. Perang Dimulai
15. Membongkar Aib
16. Maaf Ganggu
17. Dijodohin
18. Investigasi
19. Cewek Lo?
20. Drama Rumah Tangga
21. Nomor Telepon
22. Hujan Petir
23. Dress Kembar
25. Bareng
26.Lingkaran Aman
27. Pengakuan?
28. Pick Gitar
29. Phone Talk
30. Love At The First Scent
31. Pangeran VS Ksatria Naga
32. Cemburu
33. Questions
34. Question 2.0
35. Kencan?!
36. Rahasia
37. Biang Gosip
38. Something's Wrong
39. Bucin (Private)
40. Terjebak (Private)
41. Sakit (Private)
42. Date, Again!
43. Stickers & Confession, Untold
44. Fight
45. Di Luar Lingkaran Aman
46. Trouble Begins
VOTE COVER
47. Renggang
48. The Truth
49. Crying
50. Cinderella Effect (END)
Extra Chapter
Available on Karyakarsa!

24. Bye, Prince~

8.6K 2.4K 207
By naya_hasan

Navy baru saja meminjamkan jaketnya. Di lain situasi, Candy akan membuangnya saat itu juga, lalu menyucikan badannya dengan tujuh basuhan. Tetapi situasi sekarang berbeda.

Candy mencengkeram jaket itu lebih erat ke badannya, membiarkan denim Navy yang besar hampir menenggelamkannya. Menyembunyikan motif kotak-kotak rompinya.

"Kenalin," kata Irgi. "Ini adek cewek gue satu-satunya. Walaupun tampilannya blangsakan gini, dia baik kok. Namanya Una."

"Una!" Cewek itu mengulurkan tangan dengan segera. Senyumnya lebar. Amat sangat lebar Candy sampai takut bibirnya robek. Cewek itu tidak tampak peduli dengan fakta bahwa mereka memakai dress yang sama sehingga bahu Candy menjadi lebih rileks.

Ia menjabat tangannya dan balas tersenyum. "Candy."

"Yang bahasa Inggris dari permen, ya?!"

"Yup!"

Una berbalik, menatap Riam di belakangnya, meraih tangan cowok itu kemudian meletakkannya di atas kepala. "Iyam, Una bener dong bahasa Inggris. Una udah pinter sekarang."

Cowok itu terkekeh pelan. :"Iya~" sahutnya singkat.

Lagi, Candy merasakan kefamiliaran itu. Dan seperti dapat membaca pikirannya, Irgi mengenalkan.

"Ini Riam, cowoknya Una. Dia juga kakaknya Aksal loh. Kamu kenal, nggak? Temennya Navy juga."

Wait...

Wait...

Aksal! Aksal... Lee Suho pribadi?!

Selama dua detik penuh, Candy merasa tergoncang. Tatapannya terpancang lurus ke depan hingga Una harus menggoyang-goyangkan telapak tangan di depan wajahnya sampai Candy mengedip. Ia menatap Riam lagi. Pantas ... sama-sama ganteng. Sama-sama mirip auranya. Dingin-dingin pangeran.

Tidak seperti Navy yang begajulan.

"Oh... Kakak Ipar."

"Ya?"

"Eh, maksudnya Kakak Kelas, hehe. Iya, Kakak Kelas." Candy menyengir, dibalas kernyitan bingung dari Riam.

"Oh, kamu satu sekolah sama Aksal, ya?!" Una segera menyambar, yang secara tidak langsung menyelamatkan Candy dari situasi canggung. "Kelas berapa, sekelas nggak, sama Aksal? Aksal gimana di sekolah? Pasti pinter ya, sama kayak Iyam? Ranking berapa?"

"Enggak, enggak tahu," Candy menggeleng seraya terkekeh canggung. "Dia kakak kelas."

"Oh berarti kamu adik kelas aku, dong!" Lalu tanpa permisi, ia mencubit pipi Candy. "Gemes!"

Kepada Riam, Una lalu mendongak demi menatap cowok itu dari jarak dekat. "Aksal ke sini, nggak?"

Riam mengendik. "Mungkin."

"Ish! Udah disampaikan belum, undangannnya?"

"Udah."

"Kata dia bakal dateng, nggak?"

Lagi, Riam mengendik. Membuat Una menatapnya jengkel. "Bisa jawab yang panjangan dikit, nggak?"

"Nggak."

"Iyam sayang Una, nggak?"

Seketika, terdengar batuk yang lolos dari bibir Riam. Cowok itu menatap kemanapun selain kepada Una dan orang-orang di sekitar, Candy dan Irgi. Wajahnya, secara lucu tampak sedikit memerah. Dengan kulit seputih itu, perubahan ronanya dapat terlihat jelas. Candy tidak bisa untuk tidak tersenyum sementara Riam tampak memutar otak, mencari pengalihan.

Cowok itu lalu menunjuk meja yang penuh berisi makanan di dekat panggung.

"Laper," katanya. Lantas menarik Una serta ke arah sana, meninggalkan Irgi dan Candy.

Namun, semua yang dapat Candy pikirkan adalah... Aksal akan datang. Pangerannya akan datang, menyelamatkannya dari tempat ini dan membawanya di atas kuda putih, atau mobil putih, terserah saja.

Ia mengantisipasinya. Dan karenanya, Candy merasa gugup.

"Kamu seneng-seneng aja di sini, ya, Can," pesan Irgi, lalu pergi untuk mengobrol dengan teman-temannya yang lain di meja Caramel.

Dan kejadian itu terjadi setengah jam yang lalu. Sekarang, Candy sudah bosan setengah mati. Caramel, satu-satunya orang yang dekat dengannya, tampak begitu sibuk karena dia selalu dikerubungi teman-teman kuliahnya, juga Irgi. Mereka bahkan suap-suapan! Una sendiri sibuk berkeliling mencari makanan bersama Riam atau Nando. Dan meskipun dia tampak menyenangkan dan mudah untuk diajak mengobrol, Candy ingin berada sejauh mungkin darinya atau orang-orang akan mengira mereka kembar karena dress yang sama.

Lalu Navy... bukannya Candy berniat mengobrol atau apa dengannya, tetapi cowok itu tampak sibuk sendiri dengan ponselnya yang terus menerus berdering dari tadi. Lalu, dia menghilang begitu saja. Candy tidak melihatnya lagi selama lima belas menit terakhir. Aksal ... belum datang. Candy tidak tahu apakah cowok itu akan datang. Dan kue yang tersedia sudah Candy cicip semua sampai perutnya terasa penuh. Ia tidak sanggup lagi memasukkan lebih banyak makanan.

Semua yang ia inginkan hanyalah pulang, pulang, dan pulang.

Semua itu sebelum seseorang naik ke atas panggung yang juga dihias balon ucapan.

"Halo, semuanya!" pria berbadan gemuk yang mengenakan kemeja berompi dan topi bulat berbicara di depan mikrofon. "Pertama-tama, kami ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk bestie kita yang cantik ini. Happy birthday, Caramel Dya Arella!"

Serempak, semua orang di kafe itu bertepuk tangan, menyelamati Caramel yang tersenyum lebar di kursinya.

"Sebagai bentuk ucapan selamat, Morning Café juga merasa sangat terhormat untuk mempersembahkan penampilan yang satu ini. Mereka adalah band indie yang lagi hits nih di kalangan anak muda! Dan mereka jauh-jauh dateng ke sini untuk menyumbangkan lagu khusus untuk ratu kita hari ini, Caramel Dya Arella!"

Lagi, semua orang bertepuk tangan. Kali ini lebih bersemangat. Candy menatap panggung itu penasaran.

"Kita sambut sama-sama," sang host merentangkan sebelah tangannya lebar. "THE EFFECTS!"

Dari tangga samping panggung yang berhubungan langsung dengan ruangan tertutup menuju dapur, beberapa orang muncul. Candy mengenalinya. Mengenalinya dengan amat sangat baik. Pandawa, Nino, Langit, dan... napas Candy tercuri seketika. Itu Aksal, pangerannya. Dengan pembawaannya yang tenang berjalan ke atas panggung. Outfit yang ia kenakan hari ini berupa kaos abu-abu, embroided jacket warna hitam yang digulung hingga siku, jins dan sepatu kanvas putih. Dia tampak tampan biasanya, tetapi hari ini, rasanya ketampanannya meningkat.

Aksal mendudukkan diri di belakang kibor.

Di belakangnya, berjalan Navy.

Dan ... mungkin Candy alpa memperhatikan ini sebelumnya, tetapi Navy yang berjalan naik ke atas panggung sembari menenteng gitar terasa seperti orang yang berbeda. Dia memiliki aura yang berbeda dengan Navy yang suka mengetuk-ngetuk pintu kamar Candy dan menyuruh-nyuruhnya segala rupa. Navy tidak menoleh, hanya berjalan lurus ke depan, memperlihatkan tampak sampingnya yang ... nyaris sempurna.

"Selamat ulang tahun, Caramel." Candy tahu, vokalis utama mereka adalah Pandawa, cowok dengan mata sendu itu. Tetapi yang berdiri di depan mikrofon sekarang adalah Navy. Navylah yang akan menyanyi.

Petikan gitar kemudian terdengar, diiringi tabuhan drum. Dalam sekejap, alunan nada pun bersatu. Lagu dimulai. Selama Engkau Hidup dari Pee Wee Gaskins, lagu pop dengan beat menghentak yang membuat para penonton tidak bisa menahan diri untuk bertepuk tangan sesuai irama, atau minmal, mengentakkan sebelah kaki ke lantai mengikuti beat.

Candy berusaha menatap Aksal dan hanya Aksal. Berusaha, karena ... ouch, suara Navy yang kencang dan presensinya yang seakan menelan panggung benar-benar mengganggu! Sulit untuk berkonsentrasi!

Narapidana menyebalkan!

Lepas menyanyikan dua lagu tambahan, The Effects turun dari panggung ditemani tepukan tangan sebagian besar orang. Sebagian cewek-cewek di sana, ada yang mengambil foto. Termasuk Laudy, si cewek rambut keriting yang dengan segera ponselnya direbut oleh cowok tinggi tadi, si ... Kian Santang, Candy ingat namanya karena mirip sinetron laga tersebut.

Tetapi Candy tidak begitu memerhatikan lagi setelahnya. Karena yang ia perhatian, yang ingin ia perhatikan, hanya Aksal seorang. Aksal yang, begitu melihat Candy, serta merta tersenyum dan melambaikan tangan. Bahkan tanpa menunggu, cowok itu segera berjalan ke arahnya.

"Candy?" sapanya bahkan dari kejauhan. "Lama nggak ketem─"

Tangan cowok itu telah terulur, bermaksud berjabat tangan, mungkin. Candy tidak pernah mengetahui kebenarannya karena di saat bersamaan, Navy muncul di antara mereka dan menarik tangan cowok itu dengan segera.

"Yuk! Cari makan!"

"Apaan nih? Mesra banget gandengan segala." Nino menertawai, yang membuat baik Aksal maupun Navy segera memisahkan diri seolah salah satu dari mereka terkena rabies dan masing-masing dari mereka tidak ingin tertular.

"Elah, pake malu-malu. Lanjutkan aja, bro!" Nino tertawa lebih keras.

Begitu pun Langit, yang mengalungkan lengan di pundak Nino. "BL nih, gue suka!"

Nino menghentikan tawa tiba-tiba, lalu beringsut menjauh dari cowok itu.

Saat itu, siang telah merambat dan sebagian teman yang Irgi undang satu persatu memutuskan untuk pulang, dengan alasan masing-masing. Candy pun merasakan hal yang sama. Ia letih, ingin rebahan dan pulang. Satu-satunya alasan yang membuatnya masih dapat duduk tegak adalah seseorang yang duduk di meja nomor tiga. Siapa lagi kalau bukan Pangeran Aksal Adiwilaga.

Sayangnya, acara menatap Aksal pun tidak dapat berlangsung lama. Selalu ada penghalang. Si antagonis, Ibu Tiri dari cerita ini, cerita Candyrella.

"Kendi!"

Candy menoleh. Navy berdiri di belakangnya. "Apa?! Gue lagi nggak mood berantem, ya!"

"Ayo."

"Ayo apa?"

"Pulang. Ngapain bengong di sini aja?"

"Nggak mau!"

"Udah jam dua belas!"

"Emangnya kenapa?! Gue nggak bakal tiba-tiba berubah jadi babu kalau pulang lewat jam dua belas siang!"

Navy memandanginya heran, untuk selanjutnya bersidekap. "Udah jam dua belas. Artinya gue harus tidur siang."

"Terus? Tidur aja sana!"

"Gue nggak bisa tidur kalau masih laper."

"Terus?! Ya makanlah!"

"Siapa yang masakin?"

Candy memutar bola mata. Ternyata, dia benar-benar bisa berubah menjadi babu setelah jam dua belas. "Tuh kue banyak!"

"Nggak mau. Maunya makan nasi."

"Beli!"

"Maunya dimasakin lo!"

"Sumpah ya, gue kasih garem sekilo tuh nasi!"

Navy tampak tenang. Ia mengangkat tangan ke arah Aksal sebelum memanggilnya keras-keras. "Woy, Sal! Dear, Pangeran!!!"

Candy berjinjit dan membekap mulut cowok itu dengan kecepatan cahaya. Meski hanya berhasil sementara karena Navy dengan cepat dapat membebaskan diri. Navy resek!

Cowok itu menarik tangannya yang masih berada di udara, berusaha menyumpal mulut Navy, untuk diturunkan dan digenggam. "Pulang! Kita punya banyak PR besok!"

"Gue nggak ada PR!"

"Gue ada dan lo yang ngerjain!"

"Nggak mauuuu!"

"Pulaaaanggg!"

"Ada apa ini?" Irgi menjadi satu-satunya orang yang menengahi pertengkaran yang rupanya telah menarik perhatian semua orang.

Navy menyengir tanpa dosa, lantas menujuk Candy. "Dia sakit perut katanya. Lagi diare. Udah nggak tahan lagi, katanya pengen itu."

Candy ternganga dan menggeleng keras, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa. Irgi telah mengangguk penuh rasa perhatian.

"Ya udah pulang aja. Can. Nggak usah ditahan-tahan. Jangan lupa minum obat."

"Gue nggak─"

"Denger, tuh!" Kembali, Navy sok mengomel. "Yok, pulang!"

Dan begitu saja, Navy menarik Candy meninggalkan kafe, setengah menyeretnya, dengan Candy yang menatap kafe di belakang dengan pandang mengiba.

Selamat tinggal, Pangeranku.

Happy New Year! ❤

Semoga goals kita tahun ini tercapai. Yuk, 2022 yang bahagia ❤

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 179K 53
[Bab tidak lengkap, untuk baca lengkap silakan ke Karya Karsa] "Kalau ada satu hal yang ingin aku lakukan, itu adalah mempertahankanmu. Sayangnya, ak...
118K 22.2K 51
Yuri, si gadis penggemar berat bunga matahari. Segala hal yang berkaitan dengan bunga kuning itu telah menjadi favoritnya sejak lama. Dewa Anugrah ad...
1.1M 66.3K 33
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
KARSA By Marionette`

Teen Fiction

531K 97.3K 63
[Pemenang Wattys 2021 Kategori Young Adult] Semenjak dikalahkan secara berturut-turut selama 3 semester pertamanya menduduki SMA Bina Bangsa, Karin...