Kakak Kelas (Revisi)

By saaaa_lalali

942 798 698

⏺ DILARANG KERAS PLAGIAT / JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN!!!⚠⚠ [Follow sebelum baca] "Antara aku dan dia, Yang mu... More

1
2
3
4
5
7
8

6

94 90 62
By saaaa_lalali

Fandi segera masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuh nya, badan nya merasa lengket karna keringat yang menempel di tubuh nya. Sebelum masuk kamar mandi ia menyurun isti nya untuk membuat kan kopi dan sang empu pun hanya berdeham.

Setelah sudah selesai dengan ritual mandi nya, fandi keluar kamar mandi dengan anduk kecil untuk mengeringkan ramputnya yang basah. Lalu ia melihat secangkir kopi hangat yang sudah tergeletak di atas nakas dekat tempat tidur, ia melihat istri nya yang sudah mencuci wajah nya, saat ini ana sedang duduk di tepi ranjang sembari bermain ponsel.

Fandi mendekat ke arah di mana ana berada, kemudian ia mendudukan diri nya tepat di sebelah istri nya.

"Mah," panggil fandi dengan nada halus, Namun ana tak bersuara, ia hanya menoleh sekilas.

Fandi menghelai nafas pelan, "bener, mamah lagi marah sama renata? Tapi kenama mah? Cerita dong sama papah,"

"Ya mamah sebel aja sama Renata," dumel ana sembari memberikan kopi ke Fandi.

"Ya sebel kenapa, hemm?" Tanya fandi sembari menyeruput kopi nya.

"Masa ya pah, Renata suka sama anak yang gak punya tata krama, masa tadi belum di suruh duduk langsung duduk mana langsung nyomot makanan di toples lagi!" adu Ana ke Fandi dengan muka sebal nya.

"Ohhh." ucap fandi sembari menyeruput kopi nya lagi.

"Lha, kok cuma oh sih pah?!" geram ana.

"Ya mau gimama lagi, anak nya aja suka. Mamah kira papah setuju kalo Renata pacaran sama anak kaya gitu, ya gak lah mah," ucap Fandi sembari meletakkan gelas di atas nakas.

"Mck. Pokok nya mamah gak setuju!" tekan Ana.

Fandi bangkit dari duduk nya, "biar papah yang ngomong sama Renata, tapi nanti. Untuk sekarang kita makan malam dulu." ujar Fandi dan melangkah keluar kamar di ikuti Ana.

Sesampai nya di meja makan tidak ada seorang pun, satu kata yang bagus di ucapkan 'sepi' itu lah kata yang cocok untuk di lontar kan. memang benar di meja makan itu sepi hanya ada bibi yg sedang menata makanan di sana.

"Bik." panggil Ana.

"Iya nyonya, ada yang bisa di bantu?" ucap Bibi sopan.

"Gio belum pulang?"

"Belum, nyonya." ucap bibi dengan sedikit membungkuk, Ana hanya mengangung-nganguk.

"Bi tolong panggilin reynata ya," ujar Fandi yang sudah duduk di meja makan.

"Baik tuan." ucap si bibi dan segera pergi menuju kamar Renata.

Di dalam kamar, Renata sedang membaca novel di kasur empuknya dengan posisi tubuh tengkurap. Saat sedang fokus membaca, suara ketukan pintu dari arah pintu kamarnya pun terdengar dengar dengan jelas, membuat berdecak malas. ya, karna dia lagi mode mager.

Renata berjalan untuk membuka pintu dengan gontai, saat sudah sampai di depan pintu Renata segera membuka nya, dan nampak lah bibi berdiri tegap di depan pintu.

"Eh bibi, ada apa bi?" tanya Renata sembari tersenyum.

"Anu non. Non di panggil tuan untuk makan malam."

"iya bik." ucap renata.

Saat bibi berbalik akan pergi, Renata memanggil bibi dengan nada agak keras membuat si bibi terjengkit kaget.

"bikkkk!"

"eh kodok...kodok!" Lantang bibi sembari mengangkat tangannya di udara, setelah sadar bibi langsung mengelus dada nya.

Renata cekikikan di tempat, "heheh, maaf bik jadi ngagetin,"

"Haduh enon ni, bikin bibi jantungan, huh. Ada apa to non?" tanya bibi.

"Bang Gio, udah pulang, bik?" tanya Renata sembari memegangi gagangan pintu.

"Melum non, mending non makan duluam aja, kalo gitu Bibi duluan ya non." pamit bibi yang sudah perbalik badan meninggalkan Renata. Sedangkan Renata hanya mengangguk-nganguk sebagai jawaban.

Renata berjalan ke dalam kamar untuk mengambil handpone, setelah itu ia segara pergi ke bawah untuk makan malam. Saat berjalan di tangga ia membuka handpone dan masuk ke rom chet, karna ia akan menghubungi Gio untuk mengingatkan bahwa seblak yang ia pesan jangan sampai lupa.

Bang gioio😗

Bang buru pulang!

Jan malem2

Bang seblak nya jangan sampai
Lupa ye!😁


Renata segera menutup handpone dan berjalan cepat menuruni tangga, karna ia tak mau orangtua nya memunggu lama. Saat sudah sampai di meja makan, dengan cepat renata menyapa kedua orangtua nya.

"malam mah, pah," ucap renata sembari melihat papa dan mama nya makan.

"malam sayang, duduk, cepet di makan keburu dingin." ujar fandi sembari tersenyum, Sedangkan mama nya hanya diam dan tetap fokus makan, dan hal itu membuat renata hanya bisa diam, namun di dalam hati nya merasa sedih.

Renata segara mengambil makananya dan melahap nya dengan cepat, karna ia ingin kembali ke kamar.

Ting!

Bunyi Satu pesan dari henpon nya membuat nya reflek melihat ke henpon yang tergelak di atas meja, dengan cepat Renata mengambil handpone dan membuka rom chet.

Bang gioio😗

Bilang sama papa, mama, abang
Pulang nya telat. Kemungkiman
Jam 9 abang pulang, untuk seblak
Nya tenang dek bisa di atur.

[Anda]

Ok

Reatt....

Renata segera menghabiskan makanan nya, setelah habis tanpa tersisa, ia segera meminum air putih nya lalu ia mulai berbicara dengan ke dua orangtua nya.

"Mah, pah. Bang Gio pulang nya telat, kemungkinan jam 9 pulang," ucap Renata sembari menatap kedua orang tua nya.

Fandi mengambil minum nya dan menenguk nya sedikit, "iya gak papa. memang abang mu itu sibuk banget,"

"iya pah. Emm, mah, pah, renata ke kamar dulu ya." Pamit Renata langsung beranjak pergi ke kamar.

Waktu sudah menunjukkan jam 11 malam, namun renata tak bisa tidur sama sekali, apa kah ini efek makan seblak yang di belikan Gio? entah lah dia sendiri juga tidak tau. mungkin saja efek mama nya marah yang tak setuju ia berdekatan dengan Vano.

Tok...Tok...Tok

Saat terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar, ia dengan cepat memposisi kan tidur nya yang benar dan berpura-pura tidur. Terdengar pintu kamar nya terbuka dengan perlanan, dan derap langkah seseorang mendekat ke ranjang nya pun semakin dekat.

Renata segera mengatur nafas nya, agar orang yang masuk itu mengira bahwa ia sudah tertidur pulas. Namun seperti nya itu tak berhasil nyatanya orang itu tau bahwa dirinya hanya berpura-pura tidur.

Orang yang masuk ke kamar Renata adalah Fandi papa nya sendiri. Fandi tersemyum simpul saat melihat putri kecil nya pura-pura tidur, ia duduk di tepi ranjang dan mengusap ramput Renata pelan. tidur Renata saat ini membelakangi Fandi sembari memeluk boneka beruang nya.

"Sayang, papah tau kamu hanya pura-pura tidur," ujar Fandi pelan sembari mengusap ramput Renata. Saat mendengar perkataan Fandi, seketika dirinya langsung membuka mata dan langsung memposisikan tubuhnya menjadi duduk.

"Maaf pah." ucap Renata sembari menundukan wajah nya.

Fandi tersenyum kecil ke Renata dan memegang bahu Renata agak kasar, hingga membuat Renata tersentak kaget, namun hal itu membuat Fandi terkekah pelan.

"Gak usah di pikiran kata-kata mamah, inget pesan papah, diamkan saja biar terserah mama mu mau ngomong apa, paham, nak?"

Renata hanya mengangguk-ngangguk sembari tersenyum simpul ke Fandi.

"Siapa nama cowok yang kamu suka, hemm? kasih tau papah dong, papah gak marah," ucap Fandi sembari tersenyum.

"Beneran, papah gak marah? Papah dukung aku sama kak Vano kan?" tanya Renata dengan wajah berbinar, Sedangkan Fandi hanya menjawan dengan anggukan kecil.

"Nama orang yang Renata suka itu, kak vano, pah." ucap Renata dengan wajah ceria.

"Vano?" tanya Fandi dan di angguki Renata dengan cepat.

"Nama panjang?" tanya Fandi lagi.

"Vano Angga winata, pah."

"Winata." Saut Fandi pelan tapi masih di dengar oleh Renata.

"Emm, nama ayah nya siapa?!" ucap Fandi dengan nada agak gak bisa slow.

"Robby."

"Robby? Nama panjang? Nama ibu nya siapa? Dia anak tunggal?" tanya Fandi bertubi-tubi.

"Iss. Papah nanya nya satu-satu bisa gak sih, lagian juga kenapa sih, pah," tanya Renata dengan muka kesal nya.

"Ya gak papa sih. Buru jawan pertanya papah!" ujar Fandi menyuruh Renata dengan cepat menjawab.

"Pertanyaan papah yang mana? Pertanyaan papah kan banyak," ucap renata sembari membuka selimut nya.

"Ya semua nya Renata,sayang!" geran Fandi.

"Nama ayah nya kak vano itu, Robby Cahyo winata, dan nama ibu nya tu, lia azahra winata" jelas Renata.

Deg

"I-bu nya nama nya, siapa tadi? Lia Azahra Winata? Oh...., pantesan." menolok Fandi sembari terkekah.

"Pantesan? Pantesan kenapa pah?" tanya renaya sembari mengerutkan dahi nya.

"Gak, gak papa. Kalo kamu pacaran sama Vano papah setuju," ucap Fandi sembari berdiri. Dan bisa di lihat muka Renata yang berbinar, bahkan senyum merekah nya tak luntur sedari tadi, dengan gerakan cepat, Renata langsung turun ke ranjang dan menatap papah nya dengan senyun berbinar.

"Beneran pah?" tanya Renata menyakin kan.

"Iya sayang, papah dukung pokok nya." ucap Fandi yang ikut tersenyum.

"Aaaaaa...., makasih pahhh!" dengan cepat Renata menghambur kepelukan Fandi, membuat papah nya terkekah melihat betapa bahagia nya putri nya.

"Iya sayang, udah sana tidur udah malam."

"Iya pah, Rena tidur ya," ucap Renata sembari mengecup pipi papahnya singkat dan ia segera berlali ke kasurnya untuk segera tidur. Fandi geleng-geleng sendiri melihat tingkah putri nya, saat melihat Renata sudah terlelap barulah ia keluar dari kamar anak nya.

Saat berjalan menuju kamar nya, Fandi bermenolok sendiri,"ternyata anak nya Robby sama Lia. Ternyata sifat bar-bar dan  bad girls Lia menyalur ke anak nya, Vano?" Menolong Fandi sembari terkekah keras hingga menggelegar di penjuru rumah, mungkin orang akan mengira itu adalah jin penghuni rumah ini.

___

Pagi ini Renata bangun dengan wajah gembira, bahkan jam 6 renayta sudah siap dengan sragam nya. Renata menatap tampilannya di cermin sembari menyeprotkan minyak wangi nya, dirasa sudah rapi renata turun menuju meja makan.

Saat berjalan keluar kamar sampai di meja makan senyumannya tidak pudar, bahkan abangnya yang melihat itu bergitik ngeri. Apa lagi mamahnya yang baru turun tangga pun terheran-heran, ia mengira anaknya kemasukan.

"Renn, sayang. Kamu kok kaya.....," ucap Ana sembari menunjuk Renata. Sedangkan yang di tunjung hanya geleng-geleng, tanda bahwa dia tau maksud pikiran mamah nya.

Gio yang dari tadi duduk di meja makan pun berdiri, lalu merapatkan tubuhnya untuk mendekat ke mamahnya, karna ia akan membisikan sesuatu.

"Mah, jangan-jangan, adek kesurupan!" ujar Gio dengan wajah ws-was.

Plak

Satu pukulan tepat mengenai dahi Gio, membuat sang empu meringis kesakitan, mamah nya benar-benar kejam.

"Ngadi-ngadi kamu!" geram Ana dengan suara pelan.

"Eh...ehh. pagi-pagi mamah sama abang dah perang aja, papah gak di ajak perang ni?" tanya Fandi yang baru saja turun. Namun tak ada sahutan dari mereka berdua.

Setelah kedatangan Fandi semua yang ada di situ duduk di kursi masing-masing, lalu memulai aksi sarapan paginya.

"Ren, pokok nya mamah gak setuju kamu deket-deket sama si Yano, Vano, atau apalah itu." ujar Ana sembari meneguk jus wortel.

"Biyarin aja lah, mah," Saut Fandi sembari menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Loh, loh. Papah kok setuju Renata sama anak gak ada sopan santun itu?!" Dumel Ana geram.

"Ekhem. Emm, Renata udah selesai, duluan ya pah, mah, bang." Pamit Renata sembari tersenyum kecil, tidak lupa ia bersalaman dengan kedua orangtuanya.

"Iya, Hati-hati ya dek," ucap Fandi dan Gio bersamaan. Hal itu membuat keduannya menatap satu sama laian, dan kemudian mereka tertawa bersamaan. Ana hanya melirik mereka berdua sekilas, setelahnya ia melahapkan nasi gorengnya ke dalam mulutnya.

"Gio gak ngampus?" tanya Fandi.

"Ngampus, tapi nanti siang pah," Jawab Gio sembari meneguk air putih," aku udah mah, pah, Gio ke atas dulu,mau ngerjain makalah," papah nya menjawab dengan anggukan.

"Pah!" bentak Ana sembari menatap tajam Fandi.

"Mamah belum tau Vano itu anak siapa mah. kalo mamah sampai tau, mungkin mamah akan menyesal," ujar Fandi sembari menyomot ayam goreng.

___

Renata berjalan menuju kelas dengan wajah tertunduk lesu, bahkan sedari tadi dirinya hanya bisa menghela nafas kasar, ia benar-benar tidak bersemangat hari ini. mungkin efek omongan mamah nya tadi, walau papah nya sudah menasehati nya untuk tidak mempedulikan omongan mamahnya, tapi tetap saja omongan mamahnya itu sangat sulit di lupakan.

Tanpa renata sadari, di sebelah nya sudah ada seseorang yang berjalan beriringan dengan nya. Bahkan orang itu berdeham dua kali, tapi Renata tak mendengar nya, ia masih terus tertunduk lesu dengan wajah murang.

"Ekhem!" orang itu berdeham lebih keras hinga berhasil membuyarkan lamunan Renata.

"Eh..., apa?" tanya Renata dengan wajah cengoknya, membuat orang di sebelahnya terkekah.

"Eh kak Riski, dari kapan di sini?" tanya Renata yang sudah mengubah ekspreksi wajah.

"Dari lo ngelamun," Jawab Riski sembari terkekah.

"Eh. Maaf ya kak, jadi gak enak," ucap Renata dengan wajah kikuknya.

"Santai aja kali, Ren," ucap Riski sembari mengacak-acak ramput Renata, membuat sang empu cerberut akibat rambutnya jadi berantakan.

"Lucu." menolok Riski tanpa sadar.

"Hah, apa kak?" tanya Renata dengan muka kaget nya.

"Hahaha. enggak, enggak papa,"ucap Riski sembari tertawa kecil.

"Kak, tanding basket nya kapan?" tanya Renata.

"Mau nonton?" tanya Riski, dan di angguki Renata dengan cepat.

"Minggu depan, datang ya, gue tunggu." ucap Riski sembari tersenyum.

"Ok, kak"

"Ya jelas lah gue datang, orang kak Vano ada kok." batin Renata dengan berbunga-bunga.

"Emm kak. Kak vano tu juga anggota basketkan, yah?" tanya Renata.

"Vano anak IPS 3?" tanya Riski balik, dan di angguki oleh Renata.

"Ya ikut lah ren, kan dia anggota tim basket, emang kenapa?" tanya Riski sembari menaikkan satu alis nya.

"Hehehe. Enggak kak, enggak papa cuma nanya," ucap Renata sembari cengengesan, Riski hanya menanggapi dengan anggukan.

"kak Riski dulu bisa jadi kapten basket gimana cerita nya?" tanya Renata yang sudah kepo. Ya, pasal nya dia sebal sendiri, kenapa enggak kak Vano aja gitu yang jadi kapten nya.

Riski terkekah sembari merangkul pundak Renata,"cerita nya panjang."

Renata tampak kikuk, bahkan semua orang menatap kearah Renata, yang membuatnya tak nyaman, rasanya ingin segera pergi dari sini. Dari arah belakang, datang sela yang berlari terbirit-birit sembari berteriak.

"RENATAAA!" teriyak Sela dengan suara melengking memenuhi koridor. Dengan cepat Riski melepaskan tangannya dari pundak Renata.

"Hoss...hos...hos. Berenti stop!" ucap sela sembari memegang lengan Renata dengan kedua tangannya, sembari sedikit membungkuk untuk mengatur nafasnya.

"Sela, lo kenapa?" tanya Renata.

"Ikut gue, cepet!" Sela langkung menyeret Renata menuju kelas.

Sesampai nya di kelas Sela langsung menyuruh Renata untuk duduk di bangkunya dan menyeret kursi nya depat di samping meja Renata. Lalu ia menatap Renata dalam membuat yang di tatap merasa risih.

"Ren, sekarang gue udah gak jomblo!huwaa, seneng benget," ucap Sela histeris sembari mencengkeram tangan Renata kuat.

"Satu kata buat lo, LEBAI!" Kesal Renata, hal itu membuat Sela cemberut.

Renata segera melepaskan tangan nya dari cengkeraman sela, setelah itu Renata segera mengambil handphonenya yang ada di dalam tasnya.

"Siapa sih, pacar baru lo?" tanya Renata, hal itu membuat Sela kembali berbinar.

"Nama nya Bastian, dia kelas 11 IPA 4, seneng banget tauk Ren, gue tuh udah suka sama dia udah dari lama tauk," Girang Sela.

"Wahh. selamat ya Sel, sekarang teman gue udah gak jomblo lagi deh, selamat ya, cinta lo udah terbalaskan setelah sekian lama," ujar Renata sembari tersenyum.

"PJ JAN LUPA!" sentak manda yang bari datang, membuat keduanya terjengkit kaget.

"anjirrr!" Latah Renata dan Sela bersamaan.

"Bikin jantungan aja lo, jamet!" sendak Sela yang tak terima, gimana bisa terima orang jantungnya saja sampai saat ini masih mendije.

"Heheh, maaf kawan," cengir Sela sembari duduk di bangkunya untuk menaruh tasnya. Setelah itu ia beranjak pergi ke bangku renata lagi.

"tinggal lo aja ni Ren, gue doain, semoga aja cinta lo gak bertepuk sebelah tangan," ucap Manda dan di angguki Renata dan Sela.

"Eh Nda, lo, gak belok kan?" tanya Sela ngadi-ngadi.

"Njir, enggak lah!" sentak Manda sembari memukul lengan Sela, membuat Sela meringis kesakitan.

"Ya kan, soal nya lo gak suka sama cowok siapa-siapa," ucap Sela sembari mengelus lengan nya yang baru saja di geblak Manda.

"Mck. Sela, Sela, Mandu tu bukan belok, tapi lagi gak ada yang dia suka!" jelas Renata semari mengotak atik handponenya.

"Nah bener, tun," ucap Manda sembari tersenyum remeh ke Sela.

"Sela woy! Lo di cariin Bastian noh," Teriak Fajar si ketua kelas.

"Ok!" dengan girangnya Sela berlari keluar kelas.

Renata dan Manda hanya bisa geleng-geleng melihat temannya yang bucinnya sebelas dua belas dengan Renata. Lalu mereka berdua fokus ke layar handphone masing-masing, dan tenggelam dalam dunia sendiri.


Bersambung,

Continue Reading

You'll Also Like

648K 67.5K 40
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
569K 46.4K 29
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
737K 50.2K 42
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
4.9M 372K 52
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...