SANTOSA {END}

By Kalpaijo

44.9K 5.9K 1.2K

Santosa Putra Argadana. Cowok paling tampan di sekolah SMA Jaya pura. Sikap Santosa yang selalu dingin kepada... More

SATU📍
DUA📍
TIGA📍
EMPAT📍
LIMA📍
ENAM📍
TUJUH📍
DELAPAN📍
SEMBILAN📍
SEPULUH📍
SEBELAS📍
TIGA BELAS📍
EMPAT BELAS📍
LIMA BELAS📍
ENAM BELAS📍
TUJUH BELAS📍
DELAPAN BELAS📍
SEMBILAN BELAS📍
DUA PULUH📍
DUA PULUH SATU📍
DUA PULUH DUA📍
DUA PULUH TIGA📍
DUA PULUH EMPAT📍
DUA PULUH LIMA📍
DUA PULUH ENAM📍
DUA PULUH TUJUH📍
DUA PULUH DELAPAN📍
DUA PULUH SEMBILAN📍
TIGA PULUH📍
TIGA PULUH SATU📍
TIGA PULUH DUA📍
TIGA PULUH TIGA📍
TIGA PULUH EMPAT📍
TIGA PULUH LIMA📍
TIGA PULUH ENAM📍
TIGA PULUH TUJUH📍
TIGA PULUH DELAPAN (END)📍
EXTRA PART

DUA BELAS📍

1.1K 192 22
By Kalpaijo

Santosa dan Fauna menyalami tangan Bundanya. "Assalamualaikum, Bunda," ucap mereka secara kompak.

"Wa alaikumus Salaam. Semangat sekolahnya anak-anak Bunda."

"Iya Bun, kita berangkat dulu, ya," kata Fauna, menaiki motor Santosa.

Lalu Santosa menyalakan motornya dan pergi dari area rumah ini untuk pergi ke sekolah. Sebenarnya Santosa tidak ingin berangkat ke sekolah bareng Fauna, tapi karena bundanya yang menyuruh, maka dengan terpaksa mereka berangkat bareng ke sekolah.

Sedari tadi Fauna tidak bisa diam yang berada di belakang membuat Santosa di buat kesal, karena motornya hampir terjatuh.

"Lo bisa diem gak?!" ucap Santosa.

"Hah?"

"Diem atau gue turunin lo di jalan!"

"Hah?"

"Budeg lo!"

"Apa Sa? Gue gak denger apa yang
lo omongin." Fauna mengucek-ngucek telinganya.

Santosa menghela napas kasar. Tanpa mau membalas lagi ia pun tetap pokus membawa motor besarnya dengan kecepatan sedang.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka berdua sampai di sekolah.
Santosa memasuki gerbang sekolah itu dan para murid-murid SMA Jaya Pura di buat heboh oleh kedatangannya Santosa yang membonceng seorang perempuan yaitu, Fauna yang lebih tepatnya adalah istrinya.

Dari lantai atas sampai lantai bawah para siswa dan siswi berkumpul memperhatikan Santosa dan Fauna yang berada di parkiran.

"Woy kok bisa Kak Tosa bonceng cewek?" ucap cewek kelas XI yang memperhatikan kedua orang itu dari lantai atas.

"Ah gue kit ati Kak Tosa bonceng cewek," celetuk teman di sebelahnya.

Pasalnya, seorang Santosa yang dicap sebagai cowok dingin dan tidak suka berdekatan dengan seorang perempuan. Hari ini ke sekolah membonceng seorang perempuan, hal itu membuat para murid-murid di sekolah ini terkejut bukan maen.

"Loh ... itu beneran Kak Santosa ngebonceng perempuan?" ucap
siswi kelas X.

"Anjay mana perempuannya yang
suka bikin onar di sekolah ini," tukas temanya yang berada di sebelahnya.

Sedangkan teman-teman Santosa yang berada di pinggir lapangan basket juga memperhatikan mereka.

Gilang mengucek-ngucek kedua matanya. "Gue gak salah liat 'kan?
Itu beneran si Tosa ... bonceng cewek?" ucapnya.

"Bro serius itu si Tosa?!" ujar Lingga tak percaya.

Delvin menepuk-nepuk kedua pipinya. "Masih gak percaya! Serius gue," kata Delvin.

Ketiga temanya menghampiri
Santosa yang berada di parkiran.

"Woii Sa, lo bonceng cewek? Lo sehat bro?!" Gilang menepuk bahu Santosa.

Lingga memegang kening Santosa.
Membuat sang empu menatap dengan tajam padanya. "Panas tapi," lanjut Lingga.

"Kalo dingin mati anjir," sahut Delvin.

"Kok bisa lo ngebonceng cewek?"
tanya Gilang.

"Lo nggak tau ya kalo gue itu is---"

Sebelum Fauna melanjutkan kalimatnya Santosa dengan cepat menginjak sepatu gadis di sebelahnya. Membuat Fauna sedikit kesakitan, dan menatap sinis pada Santosa.

Hampir saja gadis itu keceplosan,
Karena bundanya pernah bilang,
bahwa pernikahan mereka tidak
boleh ada yang tahu. Walaupun itu
hanya teman. Jadi di sekolah ini
tidak ada yang tahu status hubungan mereka sekarang.

Cukup pembaca aja yang tau.

"Fau, lo kok bisa barengan si?" tanya Gilang.

Fauna menatap sekilas ke arah Santosa. "Emm ... tadi kebetulan
gue jalan kaki, trus ada Santosa
lewat, yaudah gue nebeng aja sama dia." Fauna berbohong pada mereka supaya rahasianya aman.

Mereka bertiga hanya ber oh saja.

Lalu Santosa melangkahkan kakinya
pergi dari sana.

Gilang tersenyum pada Fauna, tetapi Fauna menatap dengan malas.

"Senyum kek," cakap Gilang.

"Senyum gue mahal!" Gadis itu
mendelikan matanya lalu pergi dari sana.

"Anjay," cetus Lingga.

Saat Fauna menaiki anak tangga di depanya sudah ada kedua temanya, siapa lagi kalau bukan Nara, dan Adira.

"Fau, omaygat lo ko bisa di bonceng sama si Santosa," heboh Adira seraya menangkup pipi Fauna.

"Gila-gila ini baru pertama kalinya
loh, Santosa bonceng cewek," papar Nara tak kalah heboh.

Fauna meneguk salivanya. Semoga saja ia tidak keceplosan lagi seperti tadi yang hampir saja ketahuan.

"Gue tadi jalan kaki trus si Santosa lewat, yaudah gue nebeng aja," alibinya.

"Lah ko dia bisa mau si?" tanya keduanya.

"Gue paksa dia, dari pada gue kesiangan.

Fauna menatap kedua temanya, semoga saja mereka percaya apa
yang diucapkannya.

"Yaudah, ke kelas yuk," ajak Fauna.

"Yuk," balas keduanya.

🌙🌙🌙🌙

"Santosa, lo tega banget tinggalin
gue, awas aja lo," gerutu Fauna.

Gadis dengan seragam sekolah
yang berantakan itu sedang berjalan sendirian di jalan raya. Karena laki-laki itu telah pulang lebih dulu meninggalkan Fauna sendiri.

Dengan terpaksa Fauna pun harus
pulang jalan kaki, dan rumah
Santosa lumayan jauh.

Fauna berjanji ketika sudah sampai di rumah, ia akan memarahi suaminya karena telah tega membuat dirinya jalan kaki seperti ini.

"Hai cantik, ikut kita yuk," ucap seorang laki-laki berbadan besar itu yang tiba-tiba datang menghampiri Fauna.

Kedua laki-laki itu adalah pereman jalanan area sini. Fauna tidak takut pada kedua pereman jamet itu, karena Fauna bukan gadis yang penakut.

Fauna menatap sinis pada mereka.
"Apa lo?!"

"Jangan galak-galak dong cantik." Pereman itu mencolek dagu Fauna namun dengan cepat Fauna menepis tangan mereka.

"Jangan pegang-pegang lo!"

Kedua laki-laki itu memegang tangan Fauna. "Ayo ikut kita, kita seneng-seneng,"

"LEPASIN GUE BANGSAT!" geram
Fauna menyingkirkan kedua
tangan pereman yang ada di depannya.

"Berani lo sama kita?!"

"Gue gak takut sama lo dasar pereman jamet!"

"Kayanya gue harus kasih pelajaran sama lo!" ucap pereman itu.

"Gue gak takut, sini lo lawan gue!"

Sebelum kedua orang itu memukul. Fauna lebih dulu memukul mereka dengan cepat.

Bugh!

Bugh!

Dua pukulan berhasil mendarat mengenai dada mereka, membuat mereka terjatuh kebawah.

"Baru segitu aja udah lemah lo, dasar letoy, gue bilang sekali lagi, pereman jamet letoy! Gak guna lo," beber Fauna menunjuk mereka.

Kedua pereman itu bangkit, dan
mengambil barang di dalam saku celananya. Satu orang dari belakang memegang kedua tangan Fauna. Dan dari depan, satu temanya memegang pisau sambil memegang dagu gadis itu.

"Berani sama gue, gue habisin lo!"
ancam pereman itu mengangkat pisaunya.

Bugh!

Satu pukulan dari belakang membuat pereman yang memegang pisau itu terjatuh karena dipukul oleh seseorang dari belakang.

"Berani sama cewek gue hadapi gue dulu!" ucap laki-laki itu yang baru saja datang.

"Wah ada pahlawan kesiangan nih," cetus pereman yang masih memegang tangan Fauna.

Santosa menghajar pereman itu dan orang tersebut terjatuh ke bawah.

Salah satu pereman itu bangkit dan ia pun menyerang Santosa dari belakang, saat Santosa akan membalasnya, pereman itu memukul wajah cowok tampan itu, hingga
Santosa jatuh ke bawah. Tak sampai di sana, Santosa bangkit dan memukul kedua pereman itu hingga mereka terjatuh dan tidak bisa apa-apa lagi.

"Pergi lo, atau gue bisa lebih dari
ini!" ancam Santosa pada pereman
jamet itu.

Dengan cepat kedua pereman jamet itu pun berlari dari sana.

Fauna menghampiri Santosa.
"Sa, lo gakpapa?" tanya Fauna.

"Kenapa lo bisa ada di sini?" Cowok itu bukan menjawab pertanyaan dari Fauna, tapi malah balik bertanya.

"Kan elo yang ninggalin gue pulang duluan, yaudah gue jalan kaki aja."

"Kenapa gak naik taxi aja?"

"Duit gue abis."

"Kan tadi gue udah kasih," balas
Santosa."

"Gue jajaninin semuanya," papar
Fauna.

Dengan cepat Santosa mencekal
pergelangan tangan Fauna dan membawanya ke arah motor.

"Kenapa gak dari tadi aja kita pulang bareng?" tanya Fauna menaikan sebelah alisnya.

"Gue gak mau kalo satu sekolah tau tentang hubungan kita."

"E-elo malu ya punya istri kaya gue?"

Santosa terdiam sebentar.

Ia menaiki motor dan memakai
helm. "Cepet naik," suruh Santosa,
mengalihkan pembicaraan.

"Jawab dulu, Sa?"

"Naik atau gue tinggal?"

Fauna menghela napas panjang, ia pun menaiki motor cowok itu. Saat Santosa sudah melajukan motornya tiba-tiba Fauna berteriak.

"Sa, tas gue ketinggalan!"

🌙🌙🌙🌙

"Sini gak?"

"Biar gue aja."

"Nggak, biar gue aja."

Dengan perlahan Fauna mengobati luka biru di sudut bibir Santosa, karena akibat tadi siang yang terkena pukulan pereman.

Laki-laki itu meringis pelan membuat
Fauna menghentikan mengompres.

"Sakit, ya?" tanya Fauna.

"Hem."

"Coba lo tiduran di paha gue, biar
gue ngobatinnya gampang," kata Fauna.

"Nggak." tolak Santosa.

"Sa, nurut kek, kali ini aja kok." Fauna memegang sapu tangan berwarna biru milik Santosa.

Santosa masih duduk di sopa dan di sebelahnya ada istrinya. Sejak pulang sekolah mereka belum keluar dari kamar.

"Sa, mau gue paksa?"

Santosa menatap malas pada istrinya yang menyebalkan itu. Ia pun menuruti perintah dari sang istri.

Santosa tidur di paha Fauna, sekilas ia menatap wajah istrinya. Dan Fauna mulai mengobati luka di sudut bibir suaminya.

"Pelan-pelan," ringis Santosa.

"Iya," jawab Fauna lembut.

Dengan hati-hati Fauna mengobati luka Santosa. Dan tanpa sadar Santosa memperhatikan wajah istrinya dari bawah.

Fauna melirik Santosa dan menatap wajah laki-laki itu. "Kenapa natap muka gue terus, hm? Gue tau ko kalo gue itu cantik," ucap Fauna pede.

"Geer banget lo," balas Santosa
mengalihkan pandangannya.

"Fakta, barusan lo ngeliatin gue
terus."

"Serah."

Fauna menggeleng-geleng kepalanya.
Ia pokus kembali mengompres
luka Santosa. Laki-laki itu perlahan menutup matanya karena terasa perih.

"Sa, udah nih," kata Fauna." gadis bergigi gingsul tersebut mendongak. "Yah ... tidur lagi."

Fauna mengelus-ngelus rambut suaminya, dan sepertinya Santosa
benar-benar sudah tidur nyenyak.
Ia tidak tega membangunkannya,
dengan suka rela paha Fauna pun
jadi bantal Santosa.

Ia menatap wajah Santosa cukup
lama, ia jadi teringat saat kejadian
tadi siang.

"Berani sama cewek gue! Hadapi
gue dulu!"

Fauna tersenyum tipis saat ia
membayangkan ucapan Santosa
tadi siang.

Laki-laki itu mengengam tangan
Fauna dengan erat dan menaruhnya di dada. Fauna yang melihat itu lantas terkejut.

Fauna tidak bisa apa-apa, tanganya di genggam dan pahanya jadi bantal cowok itu. Membuat ia tidak bisa bergerak. Beberapa kali gadis cantik itu menguap lalu menyenderkan
bokongnya ke belakang sopa.

Perlahan Fauna menutup matanya.

"Fau, gue mulai cinta sama lo."




Terimakasih

Jangan lupa vote sama komen
Ya, Follow juga aku ya

Sukabumi
16 Januari 2022

Salam hangat
.
.
.
.
.
.
.
🌈Nura👑























































































































































































































Continue Reading

You'll Also Like

5.5M 394K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
1.3M 120K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.5M 307K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
2.6M 129K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...