1. PASSING BY

By rawrnana

8.4K 4.7K 19.2K

❝ Kamu dan segala kenangan yang tersisa ❞ ⚠️TIDAK UNTUK DIPLAGIAT⚠️ Ini Cerita keduaku, cerita yang sangat in... More

Prolog
1. the beginning of all
2. Dia yang asing
3. TODAY
4. The secret of hera
5. Mariposa
6. Temanku
7. They are bad
8. What If
9. Menetap atau pergi
10. Mago
11. Orang jahat
12. Dia?
13. Tau
14. Mulai
15. Through me
16. Putus Asa
17. Tentang dan tantang
18. Rainbow
19. Hasil
20. Makan malam dan...
21. pulang dan datang
22. A DREAM
23. Ada apa?
24. Harta Saya
25. Semua oke
26. Happin€ss
27.The next
28. To the bond
29. Aku dan rasa sakit
31. Usaha untuk mengutarakan
32. Hello Ra
33. On me
34. Sepeda
35. my wish
36. I know now
37. beautiful time
38. Bohong
39. Tenang
40. Keluargaku
41. gonna leave
42. Tertidur
43. Apapun
44. Laut
45. Penebusan dan terima kasih

30. Renggang untuk menyatu

107 56 314
By rawrnana



Allo
Selamat tahun baru semua💗


~•••***•••~

Levi duduk dibawah pohon, yang biasa Hera duduki saat istirahat. Disana tak banyak siswa yang datang, jadi nyaman. Saat ini Levi melakukan panggilan video bersama Hera, gadis itu masih dirumah sakit. Biasa, penyakitnya tiba-tiba Kambu, dan Hera keras kepala, tidak memakan obatnya.

"Gimana? Masih mau bandel lagi?" tanya Levi pada Hera, terlihat seperti meledek.

"Lebay Lo."

"Bikin panik orang aja Lo tuh ya Ra. Gue kesana entar pulang sekolah, Lo mau apa?"

"Enggak ada."

"Syukur deh, duit gue aman." Levi menyengir lebar tatkala mengucapkan itu, lain dengan Hera yang mendatarkan wajahnya seketika.

"Udah ya Vi. Ada mbak suster cantik mau periksa."

"Titip salam oke. Bye, ketemu sore lagi Hera."

Usai menutup panggilan video itu, Levi membaringkan tubuhnya, menatap langit. Masih ada sekitar beberapa menit lagi bel masuk, Levi pun memutuskan, memejamkan, matanya sekejap.

Satu sisi, Jehan tak sengaja lewat dan mendengar bahwa Levi baru saja teleponan dengan Hera. Dan Jehan, mendengar keduanya akan bertemu saat pulang sekolah nanti.

"Mereka ada hubungan apa?"

****

Dirumah sakit, Hera baru saja pindah. Entah kenapa tiba-tiba Alora memindahkan ruangannya lagi, padahal Hera sudah nyaman di UGD, dan lagi pun dia tak akan lama dirumah sakit.

"Di UGD banyak orang, saya enggak mau kalau kamu tambah sakit. Karena kita enggak, tau mereka sakit apa saja." seolah mengerti isi pikiran Hera, Alora pun mengatakan demikian.

Alora mendorong makanan untuk diletakkan di dekat Hera, kemudian membantu Hera bangun dan duduk.

"Makan, walau tidak enak atau tidak suka. Minimal habiskan setengahnya." Hera tersenyum lalu mengangguk.

"Mama...."

"Kenapa?" tanya Alora, dan menatap Hera.

"Mama enggak kerja? Hera gapapa kok kalau sendiri, kalau kerjaan mama selesai baru kesini. Hera gamau, karena Hera sakit, itu jadi ganggu kerjaan mama."

Alora kembali berjalan mendekati Hera, dibukanya plastik makanan yang sejak tadi belum dibuka Hera.

"Saya pemilik perusahaan, ada begitu banyak bawahan saya." ujar Alora.

Alora mengarahkan sendok, dengan sedikit makanan pada mulut Hera.

"Makan, dengar ya Hera. Kalau sakit, bilang sama saya. Kamu jangan menjadikan saya seolah seorang ibu yang buruk." Alora menelan makanannya dengan susah payah usai mendengar ucapan Alora.

"Mah?"

"Jika sakit, kamu bilang sama saya. Walaupun sekedar sakit karena nyamuk yang menggigit kamu." Alora kembali menyuapkan lagi makanan pada Hera.

"Hera...."

"Iya mah?"

"Maafkan saya ya?" Alora mengedipkan matanya berulang, tatapannya teralihkan pada Alora.

"Mama ngomong apasih, kenapa harus minta maaf." Hera tertawa hambar, dan memegang lengan Alora.

"Selama enam belas tahun ini, saya banyak berbohong pada kamu. Saya selalu menutup mata saya, bahwa kamu anak saya. Saya lebih takut pada orang lain, daripada memberi kasih sayang pada kamu."

Mata Hera memanas seketika, meski belum sepenuhnya paham akan ucapan Alora, tapi hati Hera berdesir.

"Janji sama saya ... Ya nak?" Hera tak dapat lagi menahan matanya untuk mengeluarkan bendungan yang tadi ia tahan.

Hera mengangguk, "Janji mah." ucapnya.

"Janji untuk sembuh,  tidak ada yang boleh ambil kamu dari saya." sekarang Hera paham, jadi mamanya sudah mengetahui bahwa Hera sakit.

"Siapa yang mau ambil Hera sih, mah." ujar Hera tertawa.

Alora mengelus tangan Hera, "iya, gaada yang akan ambil kamu. Dulu saya juga begitu, saya pertahankan kamu, dan sekarang juga demikian." Hera dengan cekatan memeluk Alora.

"Boleh kan mah?" Alora mengangguk mengiyakan.

****

Jehan yang baru saja keluar dari kelasnya, melihat Levi, yang dengan langkah cepat, menuruni tangga. Jehan jadi ingat, bahwa Levi hendak bertemu Hera. Ini kesempatan untuk Jehan mencari tahu semuanya.

Keduanya sama-sama melajukan motor dengan kecepatan sedang, tingkat kepo Jehan semakin menggebu-gebu. Namun saat tiba-tiba Levi mengarah pada sebuah rumah sakit, Jehan pun mengerutkan keningnya, namun dirinya tetap mengikuti Levi.

"Dia mau ngapain kesini? Atau ga jadi nih ketemu Hera nya?"

Melihat Levi menghentikan motornya, Jehan pun ikut berhenti dan Melihat dari jarak jauh. Seketika handphonenya bergetar, dan terpampang nama Alana disana.

"Ck kenapa sih? Timingnya gak tepat banget."

Dengan wajah yang cemberut Jehan mengangkat telepon itu, baru hendak dirinya mengatakan sesuatu tapi Alana lebih dulu mengatakan hal lain.

"Aku mau ketemu, kamu dimana? Sekarang Jehan, aku mohon jangan nolak."

Jehan menghela nafasnya, "gue dirumah sakit, ketemu di dekat sana aja. Lo dimana?"

"Aku tunggu di coffeshop, didekat sana. Aku harap kamu datang."

"Iy--" sambungan itu terputus sebelum Jehan kembali berucap.

Melihat ke arah depan, tak terlihat lagi sosok Levi, Jehan pun segera melajukan motornya. Mungkin Levi menjenguk kelurganya disini, itu pikirnya.

Jehan berlari kecil ketika melihat Alana duduk sendiri disebuah kursi, melihat Jehan datang, Alana turut tersenyum.

"Duduk Jehan." Jehan segera duduk.

"Kenapa? Lo mau ketemu gue kenapa?" tanya Jehan tanpa basa-basi.

Alana menarik nafasnya, dan tersenyum kemudian.
"Jehan, aku mau putus hubungan sama kamu." ucapnya dengan wajah yang kelihatan santai, namun Jehan sedikit terkejut.

"Maksud Lo?"

"Kita batalin pertunangan kita, kamu pernah bilang sama aku. Kalau diantara kita berdua harus ada yang ngalah bukan? Dan aku milih buat ngalah. Karena aku sadar, aku cuma punya kamu, tapi enggak hati kamu. Dipaksa juga percuma, kalau tujuan kamu bukan aku." tutur Alana panjang lebar.

"Alana ... Lo yakin?" Jehan bertanya, dengan sorot matanya bertemu pada Alana.

Alana mengangguk yakin, tak tinggal dengan senyumnya yang terus terukir, "aku yakin, yakin banget. Sekarang kita cuma perlu ngomong terus terang sama orang tua kita aja." ucapnya.

"Oh iya Jehan, udah sore banget ini. Aku pulang duluan ya, makasih udah datang." Alana segera berangsur pergi dari kafe itu.

Jehan sempat bergeming untuk sesaat, sungguh tak percaya bahwa yang mengalah adalah Alana. Padahal Jehan tau betul, bahwa Alana begitu menginginkan dirinya.

Melihat Alana mulai pergi, Jehan pun turut mengejar Alana hingga kedepan. Jehan menahan tangan Alana, hingga gadis itu membalikkan tubuhnya.

"Thanks, atas keputusan Lo ... Alana." Alana tertawa pelan, lalu mengangguk lagi.

"Gue boleh peluk Lo, buat terakhir kalinya." Alana sempat terdiam, tapi dirinya mengangguk lagi.

Bohong kalau Alana, bisa rela begitu saja putus hubungan dengan Jehan. Tapi Alana lebih bohong kalau dirinya kuat bertahan, dengan Jehan atas hubungan yang tak dikehendaki lelaki itu.

"Jehan, aku pulang dulu." Alana melepas pelukan itu dan berlari menuju mobilnya.

Jehan tersenyum tipis, entah dia merasa bahagia saat ini. Tapi juga merasa kasihan pada Alana, karena Alana tak salah.

Jehan kembali kerumah sakit, tiba-tiba mamanya menelepon untuk menemui om nya, yang ada dirumah sakit. Mengatakan sesuatu hal yang penting katanya.

Jehan yang berjalan santai, tak sengaja melihat Levi dan juga Hera, dengan keadaan Hera yang dikursi roda. Terlihat Levi mendorongnya, bahkan keduanya tertawa riang.

"Hera sakit?" gumamnya.

"Mereka ada hubungan apa?"






To be continued


Spam next!

Continue Reading

You'll Also Like

Balance Shee(i)t By Raa

General Fiction

69.7K 5.8K 43
Padahal kan ingin Mosha itu agar mereka dijauhkan bukan malah didekatkan. -·-·-· Mosha, mahasiswi jurusan akuntansi ingin kehidupan kuliahnya seperti...
774K 6.9K 20
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

370K 3.5K 23
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra
439K 2.9K 5
Akurnya pas urusan Kontol sama Memek doang..