Undercover ╏ SooGyu ✓

By hanwistereia

175K 17.9K 5.4K

[lokal-AU] pura-pura pacaran sampai lupa kalau cuman pura-pura More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
12.2
13
14
15
16
17
17.2
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
29.2
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
51.2
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
63
64
65
66
67
68
69
70
71 - last
childish flower (1/3)
childish flower (2/3)

62

1.3K 155 29
By hanwistereia

Entah sudah berapa kali Sandi mondar-mandir tepat di hadapan Mamahnya tapi bersikap seolah tidak ada kepentingan apa pun ketika, tentu saja, Sandi punya kepentingan.

Dibanding dibilang kepentingan, sebetulnya lebih tepat kalau Sandi punya keinginan sih. Iya, betul, Sandi berkeinginan hendak izin untuk menemani Bayu, tapi... gimana ya... cara bilangnya...

Sebelumnya sih, sebelum tahu kalau Sandi pacaran sama Bayu, Sandi langsung asal izin dan langsung diiyakan saja oleh Mamahnya sebab Mamahnya keburu girang duluan karena Sandi gak meditasi mulu di kamar kayak gak punya teman dan emang iya.

Tapi kalau sekarang tuh, yah... haduh, pokoknya mah.

Tapi Sandi gak betul-betul sengaja mondar-mandir di hadapan Mamahnya. Sandi cuman berkeliaran seolah sengaja menampakan diri tepat di hadapan Mamahnya, berharap Mamahnya menyadari keberadaan dirinya tapi di satu sisi Sandi juga gak mau Mamahnya menyadari tingkahnya yang dianggap sangat risih sehingga bukannya ditanya 'ada apa' malah berakhir diomelin.

Biasanya Mamahnya gak peduli Sandi mau ngapain, Mamah lebih sering merhatiin adiknya dan yang lebih sering diomelin itu justru kakaknya, tapi entah kenapa akhir-akhir ini semakin Sandi beranjak dewasa, Mamahnya jadi menaruh perhatian lebih ketika Sandi sudah gak ingin diperhatikan. Alias, kenapa pedulinya gak dari dulu sih?

Akhirnya Sandi keluar dari kamar mandi, tapi gak lantas kembali ke kamarnya atau bergabung dengan Papah menonton tv di ruang tengah, juga membantu kakaknya yang sedang menyiram tanaman di pekarangan yang biasanya itu dilakukan ART mereka atau Papah, tapi lantaran Keluarga Bintara lengkap di rumah, tentu saja sumber daya manusia yang ada harus digunakan semaksimal mungkin.

Lagian juga memang ART-nya diberi jatah libur sih tiap natal sampai tahun baru.

Oke, kembali pada Sandi yang setelah dari kamar mandi itu gak kembali ke kamar dan malah nangkring di pintu mengarah dapur. Memperhatikan Mamahnya yang sedang memotong buah untuk dijadikan jus.

Sampai buahnya diblender hingga jadi cairan jus, Sandi masih bergeming dan sedetik kemudian akhirnya beranjak pergi.

Jus dituang ke dalam gelas. Mamah hendak menyuguhkannya untuk suami dan putri sulungnya di ruang tengah dan mengantarkan jatah buat dua anak lelakinya ke kamar sampai si anak tengah tiba-tiba muncul ketika Mamah tepat keluar dari dapur.

"Bunda bapa kami!" Mamah terkejut nyaris menjatuhkan nampan berisi gelas jus, namun untungnya Sandi langsung menahannya.

"Abang tuh bikin kaget aja, masih pagi juga!"

Sandi meringis. "Maap, Mah."

Langsung saja Sandi mengambilalih nampan berisi jus dan membawanya ke ruang tengah, bertepatan dengan Sherly masuk.

"Lah, tumben banget kamu pagi-pagi bantuin Mamah." celetuk Sherly, "Pasti ada maunya nih."

Sandi gak menyahut, padahal gelas jusnya hampir merosot dari pegangannya.

Di saat yang sama, Sona melenggang keluar dari kamar.

"Dek, jus nih." tunjuk Papah.

Sona cuman mengangguk singkat sebelum melenggang menuju kamar mandi sambil menggosok kelopak matanya, mau cuci muka. Iya, dia baru bangun.

"Abang tumben banget pagi-pagi udah keluar kamar." Papah berujar ketika Sandi hendak beranjak kembali ke dapur.

"Udah kubilang pasti ada maunya," Sherly menyahut duluan sebelum Sandi menjawab. Matanya melirik adiknya dengan meledek. "Kalau punya pacar mah pengen ketemu terus ya, San?"

Sandi melotot. Nyaris melayangkan nampan kayu di genggamannya ke muka kakaknya yang malah ngakak dengan nyebelin.

"Mau kemana lagi, toh? Mbok ya sekali-kali kumpul sama keluarga mumpung kakakmu juga pulang, ketemu ayang kan iso besok-besok lagi."

Sandi gak jawab, tapi dia terdiam lama sebelum akhirnya berbalik pergi. Bertepatan dengan Sona yang datang, hampir saja bertabrakan.

Kepergian Sandi diikuti tatap Sherly dan Papah.

"Persis. Persis koyok Mamah lek kepengen ki ra gelem langsung ngomong maunya apa." kata Papah terus minum jusnya yang disetujui Sherly seketika.

Sona duduk persis di sebelah Papahnya dan turut meminum jusnya sebelum berujar tiba-tiba, "Abang kayaknya mau pergi lagi sama kak Bayu."

"Loh, kok kamu tahu?"

"Semalem aku kebangun mau pipis, lewat kamar Abang kedenger suaranya lagi teleponan, 'Bisa kok, bisa! Gue bisa!' gitu bilangnya. Gak tahu sih obrolannya apa tapi Abang kan gak mungkin teleponan malam-malam gitu sama orang lain selain kak Bayu, kan?"

"Bisa jadi dan pasti itu bakal tejadi, mari kita tunggu Abang kamu ngelewat lagi." tukas Sherly dan kembali menenggak jusnya.

Mari kita beralih lagi pada Sandi yang kembali berdiri di depan dapur tapi lagi-lagi gak ngomong apa-apa. Cuman memperhatikan Mamahnya membereskan sisa membuat jus. Mengumpulkan sisa kupasan kulit buah dan meletakkan wadah-wadah ke wastafel, dan di tengah kegiatan itu Mamah menoleh.

"Ya Tuhanku!" Mamah lagi-lagi terkejut. "Abang tuh ya kalau muncul tuh bikin suara dikit dong! Bikin kaget aja!"

Sandi meringis lagi. "Maaf..."

Mamah berdecak dan berbalik untuk menyiapkan bahan-bahan untuk sarapan betulan, jus tadi cuman pengganjal.

Dan Sandi masih berdiri diam, tapi kali ini setengah meter di belakang Mamahnya.

"Kenapa Abang diem aja? Mau bantuin Mamah masak?"

Lagi, Sandi gak menjawab. Tapi mendekat buat meletakkan nampan di samping wastafel.

"Mah," panggilnya kemudian.

"Apa? Kenapa? Mau apa? Abang mau keluar ketemu Bayu lagi? Keluar mulu kamu tuh mentang-mentang pacarnya deket, padahal dulu-dulu saling sapa aja juga gak mau. Sekarang udah dua tahun kuliah bareng ketemu tiap hari di kampus masih mau ketemu juga, emangnya gak kangen rumah?"

"...."

"Mau ke mana emang?"

"Nemenin Bayu... potong rambut..."

"Oh, jam berapa?"

"Nanti siang sih rencana..."

"Oh..."

"...."

"...."

"...."

"Terus kenapa Abang masih di sini? Beneran mau bantuin Mamah masak?"

"Yah, itu... jadi gimana?"

"Gimana apanya?"

"Ya itu—" satu sisi bayangan Sandi sedang menjambak rambutnya sendiri sekarang.

"Itu, apa? Ngomong yang jelas!"

"Mamah juga gak jelas ngasih izin atau enggak!"

Mamah menatap datar. "Menurut Abang?"

"...boleh?"

"Mamah gak pernah bilang enggak sih."

"Jadi boleh?"

"Terserah Abang,"

"Boleh nih artinya?"

Mamah menatap sewot. "Abang tuh sengaja ngisengin orangtua atau gimana?"

"Mamah gak bilang iya."

"Mamah gak bilang enggak."

"Jadi... boleh?"

Mamah meraih pisau di sebelah talenan dan menoleh lagi. "Abang kalau gak niat bantuin mending balik kamar sana!"

Sandi langsung mundur dua langkah. "Jadi boleh gak nih, Mah?!"

"Balik kamar sana!"

"Mah!"

"IYA ITU BOLEH ARTINYA, YA AMPUUUUUNNN, GEDE GENGSI AMAT INI MAMAH SAMA ADEKKU TERSAYANG. ADOOOOHHH," Sherly nyelonong di antara Sandi dan Mamah buat meletakkan gelas di wastafel lantas menatap adiknya. "Udah sana balik kamar atau ke mana kek, nanti sejaman lagi baru balik sarapan. Hush, pergi!"

"A—"

"Udah sana pergi atau lu mau gua kasih 'hadiah' lagi?"

Sandi batal protes dan langsung pergi, tentunya dengan perasaan dongkol ingin menggetok kakaknya.

"Emang Kakak kasih hadiah apa?" tanya Mamah.

"Cokelat Monggo 77% kokoa asli." Sherly nyengir lebar.

Padahal mah, boro-boro dikasih cokelat, malahan—ya udahlah ya.


ღ。◦◝。


Karena Bayu yang minta ditemani, jadi Bayu yang mampir menjemput Sandi. Bayu datang persis ketika Sandi keluar rumah dengan terburu-buru. Tentu saja Bayu terheran-heran tapi keheranannya terjawab oleh kemunculan Sherly gak lama setelah adiknya keluar.

"Bayuuu!" Sherly melambai sambil tersenyum lebar.

"Eh, kak Sherly!" Bayu langsung mematikan mesin motor, hendak menghampiri Sherly sekalian pamit.

"Udah, gak usah turun, langsung pergi aja." persis setelahnya, Sandi menerima toyoran dari belakang oleh kakaknya yang sudah menyusul.

"Emang bener, Bayu itu kebagusan buat kamu!" sungutnya, tapi langsung tersenyum ramah pada Bayu. "Udah Bayu, gak usah ribet-ribet turun, langsung berangkat aja."

Sandi menatap kakaknya yah—begitu pokoknya. Dengan arti mengiring: itu yang tadi gue bilang, kupret!

"Hahaha, ya udah kalau gitu kak." Bayu menyalakan lagi motornya. "Titip salam ya buat Tante sama Om, sama Sona juga."

"Iya iya, pasti tak sampaiin salamnya!"

"Sip, makasih kak!"

Sherly tersenyum puas. "Sami mawon."

Bayu cuman ketawa. Beda lagi Sandi yang mendengus keras dengan sengaja sebelum naik ke boncengan motor.

"Loohhh, San??? Kamu yang dibonceng apa gak kebalik??? AHAHAHAHA."

"Berisik, Mak lampir!"

"Kon tenanan njaluk tak tapuk yo!?"

"Udah kak, gak pa-pa, selama di sana aku mulu yang dibonceng. Lagian ini aku yang minta ditemenin kok."

"Oohhh, oke oke. Ya ampun kamu tuh pengertian banget sih Bayu. Ya udah, hati-hati di jalan ya!"

"Iya kak." kemudian barulah Bayu dan Sandi pergi, sambil didadahi Sherly.

"Btw San," seru Bayu di tengah perjalanan. "Kok lu rapih amat pakai denim segala kayak mau ngapel. Gue aja sengaja gak mandi biar pas balik potong rambut langsung mandi sama keramas." habis itu Bayu ngakak.

Sandi menatap sepet meski Bayu gak bisa lihat juga. Untungnya Bayu gak bau sih. Mungkin Bayu cuman cuci muka, gosok gigi, ganti baju, dan nyemprot parfume sebaskom. Tapi tetap saja intinya Bayu gak mandi. Bisa-bisanya pacarnya ini gak mandi padahal mereka mau keluar loh, mentang-mentang cakep, bukan sekadar jalan-jalan di kompleks. Masa' iya habis potong rambut langsung pulang?

Kalau menurut rencana Bayu sih iya. Dia emang gak berniat berlama-lama keluar dan benar-benar hanya memangkas rambutnya dan mampir ke mini market membeli titipan lantas langsung pulang. Tapi, melihat Sandi rapih dan wangi begini, kayaknya mereka mungkin bakal berjalan-jalan sedikit. Mungkin mampir pujasera atau tempat sejenisnya gak masalah, toh, pakaian Bayu juga gak belel-belel amat meski cuman celana panjang hitam dan kaus seperempat lengan.

Dan setelah diingat lagi, mereka memang memiliki janji masing-masing untuk menceritakan suatu hal, jadi tentu saja setelah ini mereka gak akan langsung pulang.


[19-12-2021]

aku tadinya mau pub semalem, tapi tiba-tiba sinyalnya ilang, sekali dua kali sih gak papa tapi tiga kali empat itu b#b*

shdsajdhsshdshsh tapi ya udah deh, akhirnya bisa publish juga kalau enggak gpp sih paling cuman galau aja 😭😭😭😭

dan kayaknya aku kepikiran semalem sampai mimpi kalau laptopku digigitin tikus sampai bolong pinggirnya(?) tapi untung itu cuman mimpi wkwkwk 😭😭

have a nice day ya!!! >3< ♡♡♡♡

Continue Reading

You'll Also Like

31.5K 5.6K 15
incubus dan manusia tidak bisa bersatu. namun bagaimana jika seorang incubus jatuh cinta pada seorang vampire ? hyunjin!incubus bangchan!vampire bxb
85.5K 8.6K 36
FIKSI
20.7K 2.4K 12
Hanbin dan Zhang Hao telah bersahabat sejak masa kecil mereka, menjalin ikatan yang kokoh hingga memasuki dunia perkuliahan. Sifat ceria dan mudah be...
61.2K 4.2K 30
"bro" but like romantically. top!bin • bot!hao started : 31-03-2023 ended : ?? was 1st in #zhanghao was 2nd in #zhanghao was 5th in #hanbin was 6th...