56

1.5K 176 55
                                    

di chapter sebelumnya aku bilang bakal update malemnya di hari yg sama tapi mohon maaf aku ketiduran HAHAHAHAHAHAHA maklum udah di atas umur(?) 😭 (maaf aku menolak dianggap tua)

terus juga maaf ya aku update pas sebagian dari teman-teman lagi PAS, aku tahu sih sebenarnya cuman aku lupa kupikir udah pada PAS semua serentak minggu kemarin 😭 tapi gpp ya anggap aja selingan belajar, nanti kalian bacanya kalau udah pulang aja /nawar/ 😭🙏

oke guys, kapan pun kalian baca happy reading! <3




ღ。◦◝。



Mengerjap pada perubahan kondisi termasuk cahaya di sekitar. Bayu merentangkan tangan dan kakinya di tempat, meraba-raba sebelum akhirnya berguling-guling di tempat. Ganti ke posisi lain. Terus bergeser lagi kemudian meringkuk sambil memeluk bantal yang kini posisinya jadi berbanding terbalik dengan kepalanya sebelumnya.

"Udah bangun?"

Bayu mengangkat kepalanya, melongok. Temukan Sandi menjulang tinggi gak jauh dari kasur sambil pegang gelas minum.

"Sandi!" Bayu langsung bangun terduduk mengarah pacarnya—kantuknya dan waktu pengumpulan nyawa dari bangun tidur dilupakan—sambil rentangkan dua tangan, coba gapai-gapai. "Sandiiiii! Selamat ulang tahun, pacar!"

"Iya, makasih." Sandi terbatuk pelan dan memalingkan pandang.

"San, lo gak mau peluk gue gitu??"

"Tadi udah."

"Kapan?"

"Pas lo tidur."

"Pas gue bangunnya beluuuummm," Bayu masih mencoba menggapai Sandi dari posisinya. Tapi, Sandi malah berbalik mendekati meja nakasnya.

Persis Sandi meletakkan gelas minumnya di sana, Bayu telah bergerak dan menarik tubuh Sandi dengan paksa membuatnya jatuh menindih tubuh pacarnya yang lebih kecil. Tapi bukannya merasa keberatan karena tertimpa, Bayu malah tertawa sambil merangkul Sandi dari belakang.

"Bayu!"

Lengan Bayu melingkari pundak Sandi. "Happy birthday boyfie." Bayu mendaratkan kecupan di pipi pacarnya.

Sandi mengerang pelan. "Lo udah bilang itu berkali-kali."

"Iya, tahu kok."

Sandi gak menimpali lagi. Bungkam antara bingung mau menanggapi bagaimana, serta masih kepayahan mengurus dentum di dadanya. Apalagi setelah ucapan selamat disusul kecup tadi. Kecupannya pendek, tapi efeknya porak-porandakan perasaannya yang merambat timbulkan semu kemerahan samar di tempat yang sama bekas dikecupi.

"San," panggilan Bayu tepat didengar samping rungu Sandi. "cuman cium di pipi loh, masa' malunya sampai mau mingkem berjam-jam? Padahal kita udah sampai—"

"Diem." Sandi melirik tajam.

Bayu tertawa pelan sebelum cium lagi pipi Sandi tapi lebih lama. Bikin si kesayangan makin melengos.

Akhirnya Sandi berhasil melepaskan diri dan beranjak duduk. Bayu menyusul dan turut duduk di sebelah dan menghadap pacarnya.

Si kecil ditatap balik, "Kenapa gak bilang sih kalau ke kosan?"

"Emang mau niat ngasih surprise, hehe." Bayu nyengir. "Gak juga sih, gue cuman takut ganggu lo aja. Apalagi di akhir semester gini. Gue gak mau konsentrasi lo jadi pecah gara-gara mikirin gue."

Undercover ╏ SooGyu ✓Where stories live. Discover now