38

1.9K 217 97
                                    

"Kai,"

"Oit?"

"Lo suka cemburu gak sih kalau Tera deket mulu sama Farhan?"

"Ape nih tetiba nanya beginian?"

"Nanya aja."

Kai berhenti main gitar terus beralih ke Sandi yang mendadak jadi demen natap sempak, kaus, seprei, dan kolor alias jemuran anak kosan di halaman belakang yang memang kadang jadi tempat nongkrong kalau jenuh di kamar.

"Gue gak cemburu sama Farhan, lagian Farhan gak homo. Kalau cemburu sih enggak, tapi kadang gue kesel sama cewek-cewek kayak Puput atau Alda soalnya demen pegang-pegang rambut Tera apalagi kalau dia lagi tidur. Kan gue—"

"Cemburu?"

"—juga pengen pegang rambutnya, tapi gak bisa karena kita gak sekelompok."

"Bodo amat!"

"Dih, seriusan!"

"Tapi gue kesel dengernya!"

"Alah, lo mah beli geprek salah pesen levelnya aja kesel."

"YA GIMANA GAK KESEL, GUE NITIP PESEN LEVEL DUA MALAH LO BELIIN LEVEL LIMA. GUE MENCRET 4 KALI SEHARI!"

"Maap San, waktu itu gue gak fokus soalnya bekas gak tidur dua hari. Hehehe."

"Ngehe pala lo meletak."

"Tapi serius, lo kenapa tiba-tiba nanya gitu? Lagi cemburu ya? Bayu ada yang deketin? Hajar aja, San. Takol aja palanya pake power bank kayak lo ngenakol Radit dulu."

"Itu... gak sengaja..."

"Tapi Radit masih inget." Kai ngakak. "Lo kenapa sih, ah? Kalau ada apa-apa tuh omongin berdua, ngomong yang bener. Ngegas mulu lo, Pak Nana aja kalah."

"Gue... gak niat sengegas itu kok."

"Terus?"

"Gue cuman..."

"Cuman...?"

Sandi terdiam sejenak. Terus mengusap tengkuknya dan naik sampai menyisir rambut belakangnya sambil mengerang.

"Lo kutuan?"

"Gue malu, anjeng!"

"Malu kenapa lo, dih? Kayak perawan aja lo malu segala—eh, perjaka sih elo mah. Yaahhh, tapi kayaknya gak mungkin juga kan lo masih perjaka?"

"Bacot."

"Jadi lo beneran masih perjaka?!"

"Gue bilang lo bacot!!"

"Nape sih ah, gue lihat-lihat lo berdua mesra amat?" Bang Raffi tiba-tiba nimbrung dengan sebungkus rokok di tangan.

"Bang, tahu gak sih? Sandi masih perjaka!"

"HEH!!!"

"Dih, sumpah? Kosan sepi pas libur kenapa gak lo pake, San?"

"Tau ah!"

"Hm, bener, kelihatan sih masih perjaka, marah-marah mulu soalnya." timpal Bang Raffi santai terus mulai merokok. Berjongkok di pinggir pembatas.

"Bang, Sandi tuh curhat dia sering cemburu sama pacarnya tapi malu ngakuin—"

"HEHHH!! CEPU LO!"

"Pacar lo yang cowok rambut panjang itu kan? Yang tinggi," tukas Bang Raffi. "Ya dia cakep banget sih, wajar aja kalau banyak yang naksir. Gue juga—"

"ABANG KENAPA?!"

"—kalau punya pacar secakep dia juga pasti siaga darurat mulu."

"...."

Undercover ╏ SooGyu ✓Where stories live. Discover now