Tensura : Rimuru Is a Girl |R...

By Red__Light__

58.3K 4.8K 1K

Ini adalah cerita tensei shitara slime datta Ken dengan sudut pandang Rimuru menjadi seorang perempuan. Jalan... More

Prolog.
Chapter 01. Kedatangan Ogre
Chapter 02. Wanita misterius
Chapter 03. Keluarga baru
Chapter 04. Sang penjaga hutan.
Chapter 05. Di buatnya aliansi
Chapter 06. Evolusi
Chapter 07. Demon.
Chapter 08. Raja Iblis.
Chapter 09. Pak tua
Chapter 10. Kerajaan Dwargon
Chapter 11. Ingrasia
Chapter 13. Republik Ulgrasia.
Chapter 14. Ancaman Tempest.
Chapter 15. Rimuru Vs Hinata.
Chapter 16. Negara Tempest.
Chapter 17. Rimuru Vs Milim
Chapter 18. Guy Crimson.
Chapter 19. Rapat.
Chapter 20. persiapan
Chapter 21. Walpurgis
Chapter 22. Hari yang berat.
ini serius
Chapter 23. Kencan di Ingrasia
Chapter 24. Aku tidak mengerti.
Chapter 25. Siapa kau ?
Chapter 26. Keanehan yang terjadi.
Chapter 27. Kembali ke Tempest.
Chapter 28. kedatangan True dragon.
Chapter 29. Perbincangan wanita ?
Chapter 30. Emosi yang membingungkan
Chapter 31. Rindu itu berat.
Chapter 32. Pernyataan.
Chapter 33. Aectrum
Chapter 34. Aectrum (2)

Chapter 12. Menjadi Guru.

1.3K 141 46
By Red__Light__

Setelah kami memasuki Guild, ternyata Elen, Kaval, dan, Kido sudah menunggu di sana "Rimuru-San... Aku mencari mu kemana mana, karena tujuan kita ke guild, jadi aku menunggumu di sini" Elen berlari kecil menuju kemari.

"Ah, maafkan aku, aku sedikit tersesat tadi" Tidak, bukan aku yang tersesat... Tapi Veldora!

Lalu ada seorang resepsionis yang berjalan perlahan menuju arah kami "Ada yang bisa saya bantu, Nona?" Wanita itu menyapa kami.

"Ya, bisakah kau berikan surat ini kepada ketua guild?" Aku mengeluarkan sebuah surat dari dalam pakaianku... Atau lebih tepatnya perut. Lalu memberikannya.

"Silahkan untuk duduk terlebih dahulu, kami akan segera melaporkan ini kepada asistennya terlebih dahulu"

"Fumu."

Kami semua duduk dan menunggu disebuah sofa yang sudah di sediakan. Lalu seorang wanita berjalan ke arah kami.

Hm... Elf ?

"Hanya orang yang bernama Rimuru saja, yang di perbolehkan untuk bertemu dengan ketua guild" Ucap Elf itu menatapku dengan senyum.

"Hah!, Kenapa hanya Rimuru–"

"Tunggu lah di sini terlebih dahulu, aku tidak akan lama"

Aku memotong perkataan Veldora dan berjalan di belakang elf itu. "Tapi Rimuru!"

"Sudahlah, tunggulah bersama mereka"

Dengan berat hati, Veldora menyutujuinya. Aku tidak lupa untuk memberikan manga agar membuatnya tidak bosan menunggu.

Setelah menaiki lift yang menggunakan teleportasi untuk menuju ke lantai atas, aku menunggu di atas sofa dengan wujud slime ku. Lebih baik mendapatkan kepercayaan dengan jujur dari pada membohonginya. Aku juga yakin dia akan mengerti.

Pintu terbuka dan seseorang masuk. "Maaf membuat anda– SLIME!?"

Hahaha, sudah wajar jika dia terkejut. "Senang bertemu dengan mu juga, aku adalah pemimpin dari negara monster. Rimuru Tempest. Kau boleh memanggilku Rimuru"

Aku sedikit mengeluarkan tonjolan tangan sebagai tanda menjabat, lalu dia menjabatnya. "Ba-Baik"

Setelah pembicaraan basa-basi telah selesai, aku memasuki poin utamanya "baiklah pertama, topeng ini dapat menekan auraku" sebuah topeng keluar dari mulutku.

"Topeng itu milik Shizu-sensei!"

"Dan yang kedua, aku telah mewarisi baik bentuk dan keinginan tubuh ini. Aku dapat meniru apapun yang telah aku telan" kemudian wujud slime ku mengembang dan menampilkan wujud manusia ku.

"Siapapun yang kamu telan!" Dia bergumam dengan marah dan melesat melayangkan tendangan.

Aku mengangkat kaki kanan ku hingga di atas dada untuk memblokirnya.

*BRAK

Semua barang-barang yang ada di sana terhempas tak karuan akibat bentrokan antara kedua kekuatan kami menghasilkan gelombang kejut yang cukup besar.

"Jangan buru-buru ketua Guild, membunuh seseorang tanpa mendengar penjelasannya, tidak lah cocok untuk kedudukanmu, kan?"

"Jadi begitu,... Kau bukanlah sembarang monster!" Ucapnya menatap ku dengan marah.

Setelah pembicaraan panjang lebar, kesalahpahaman akhirnya terselesaikan. Haizz... Ini cukup melelahkan, aku mulai sekarang akan bekerja sebagai guru. Sembari mencari cara untuk menyelamatkan anak-anak. Mereka hanya punya sisa 2 tahun untuk bertahan hidup.

Tidak lupa, karena Yuki adalah orang dari Jepang. Jadi aku memberikannya setumpuk manga untuk tanda terimakasih.

"Yo! Maaf membuat kalian menunggu" aku melihat Elen, Kaval, dan Kido, yang mengantuk terduduk di atas sofa.

Sedangkan Veldora.... Dia hanya membaca manga dan membalik halaman selanjutnya "kau sudah selesai, Rimuru?" Bahkan dia berbicara tanpa menatapku.

"Ya, aku sudah selesai. Mari kita pergi ke penginapan"

"Ku kira itu akan membutuhkan sedikit waktu... Aku tidak menyangka bahwa akan sampai larut malam *Yawn " Elen berbicara dengan teler dan menguap.

Aku hanya bisa minta maaf kepada mereka "baiklah, ayo kita pergi"

Kami memesan 3 kamar, aku tidur bersama Elen. Kaval dan Kido berada di kamar yang sama. Dan Veldora tidur di kamar sendirian. Sial... Naga itu cukup beruntung, karena kamar di penginapan ini hanya bisa di tempati 2 orang. Sehingga Veldora akan tidur di kamar sendirian.

"Apa kau ingin tidur bersama, Aldiera-san? Rimuru-San?"

"Hah! Kenapa aku ingin tidur dengannya?" Aku benar-benar tidak mengerti dengan maksud perkataan Elen.

"Dari tadi kau selalu menatapnya" Elen dengan senyum menggodanya menatapku.

Andai kan kau tau bahwa aku iri padanya, aku juga ingin tidur sendirian... "Tidak... Itu hanya imajinasi mu"

"Yasudah lah, aku juga lelah. Jadi aku akan tidur terlebih dahulu. "Dia kemudian berbaring dan memeluk guling nya.

Oh... Ternyata cara Raphael-sensei ampuh juga.

<<.......>>

'Rimuru, ini benar-benar darurat"

Pak tua! Aku bahkan baru saja ingin berbaring!

Dia malah mengirim Transmisi pikiran. Tch... Aku keluar dari kamar dan memasuki kamar Veldora... Dia masih duduk di atas kursi dengan tangan menyilang.

"Akhirnya kau datang juga Rimuru"

Aku hanya memutar mata karena ucapan Veldora dan menatapnya dengan malas. Kaki ku melangkah dan duduk di atas kasur."jadi, apa masalah daruratnya?" 

"Fumu, aku senang kau bertanya... itu berarti kau adalah sahabat ku" apakah itu benar-benar masalah besar? Mata Veldora terlihat sangat tegas. Dia menatapku dengan tajam.

"Aku ingin manga!"

Geh...

*Plak *dsiw *sret *Dug *Pow *taraktak *gubrak

"Terserah, aku ingin tidur" setelah melayangkan banyak serangan kepada Veldora, aku menarik selimut dengan kesal dan mengaktifkan mode tidur... Dia masih tersungkur di lantai dengan banyak benjolan.

"Rimuru... *Sniff ... Kau benar-benar jahat"

***

Pagi telah tiba, cahaya matahari telah menerangi kamar yang Rimuru diami. "Hng..." Erangan kecil di keluarkan nya lewat bibirnya yang mungil.


Kelopak matanya yang indah perlahan terbuka memperlihatkan kedua mata emasnya yang cantik. Telapak tangan di angkatnya hingga menyentuh wajah Veldora... Merasa ada sesuatu yang aneh, Rimuru segera memfokuskan pandangannya. "Veldora?" Gumam dia yang masih berbaring di samping Veldora.

Dia menatap Veldora untuk beberapa saat, setelah memahami situasi apa yang sedang terjadi, wajahnya memerah lalu berteriak "Kenapa kau tidur denganku!?" Teriakan itu membangunkan Veldora dengan terkejut sambil memegangi telinganya
"Kau ini kenapa sih Rimuru? Ini masih pagi tau."

Rimuru bangun dan menarik selimut hingga menutupi sebagian wajahnya "K-Kenapa kau bisa ada di kamarku?, bukankah kau tidur sendirian... Lalu di mana Elen?"

Veldora yang mendengar itu hanya menatap Rimuru dengan datar."siapa yang  tidur di kamar siapa... Ini kamar ku tau!"

"Eh?"

***

"Eh?"

T-Tunggu... Ini adalah kamar Veldora...?

"K-Kau pasti bohong, ini jelas-jelas kamarku.!" Mana mungkin aku berada di kamarnya!

Veldora yang mendengar itu hanya memutar kedua matanya ke samping. "Untuk apa aku berbohong, aku tidak ingin kau memukuliku lagi" balasnya dengan malas.

Memukuli?.... Aku....?

*Puff

Ingatan semalam muncul di kepalaku, setelah aku memberi hukuman kepada Veldora... Karena terlalu kesal, aku tidur begitu saja.

*Tap *Tap

Aku segera beranjak dari kamar itu dan keluar. "Oi... Tunggu, apa kau tidak ingin minta maaf ?"

"BERISIK!"

*BRAK!!

Pintu segera ku tutup dan berjalan dengan cepat menuju kamar Elen...

A-Aku... Aku tidur bersama Veldora...

.

.

.

.

Tunggu... Kenapa aku bereaksi terlalu berlebihan hanya karena tidur dengan Veldora... bukankah aku juga dulu laki-laki!.

T-Tidak mungkin kalau Hormon ini.... I-Itu tidak mungkin bukan... Tenang saja... Meskipun tubuhku perempuan... Aku masih berjiwa laki-laki tampan dengan badan yang sempurna, banyak wanita yang mengantri hanya untuk berpacaran dengan ku... Fiuhh.... Ini lebih baik walaupun membodohi dirimu sendiri.

*Plak

Kedua tanganku menampar pipi... "Ok, tenang Rimuru, itu hanyalah Veldora..."

Kau tidak perlu memikirkannya, dia hanyalah naga bodoh, gara-gara kesalahannya sendiri aku jadi terjebak dalam situasi tidak jelas ini.

Tarik nafas..... Buang.... Tarik nafas....

"Rimuru-San?"

"WAHH!!!"

A-Apa, ternyata hanya Elen... "Bisakah kau tidak mengagetkanku, Elen?"

"Aku tidak bermaksud seperti itu... Tapi kenapa kau keluar dari kamar Aldeira-san?" Ucap nya dengan penasaran.

"Tidak apa-apa" aku berjalan menjauh darinya, dan memasuki kamar.

"Tapi aku seperti mendengar suara yang gaduh tadi malam"

Haizz...  Sepertinya dia mendengar aku yang memukuli Veldora."Tenanglah, itu hanya rutinitas kita sehari-hari" aku berjalan tanpa melihatnya.

*Puff

Tanpa Rimuru sadari... Kesalahpahaman telah terjadi. Wajah Elen memerah karena memikirkan hal-hal menyimpang dari perkataan Rimuru. Dia hanya berdiam diri tanpa berkata-kata. karena penasaran, dia menyusul Rimuru dan sedikit berbisik di telinganya.

"B-Bagaimana rasanya?" Ada apa dengan Elen ini. Apakah dia salah dalam posisi tidur tadi malam... Aku memakai pakaian dan membalas tanpa melihatnya.

"Itu cukup menyenangkan"

Aku tidak pernah bosan untuk memukul Veldora.

Itu lah yang di pikirkan Rimuru, tapi berbeda dengan yang ada di pikiran Elen.
'Sepertinya aku harus belajar darinya beberapa hal'. Itulah yang ada di pikiran Elen.

"B-berapa lama kau melakukannya" Elen bertanya dengan Malu, wajahnya sudah memerah karena pikirannya menyimpang dari hal yang ingin Rimuru maksudkan, 'ini adalah obrolan untuk orang dewasa.' Itu lah yang dia pikirkan.

Hoho... Aku berbalik dan menatapnya dengan bangga "Haha, itu cukup lama, aku melakukannya hingga dia memohon untuk berhenti!" Ucapku dengan memegang pinggang.

"Wawawa..."

Hm... Kenapa wajahnya sangat merah. Yah aku tidak peduli... Mungkin ini bisa di jadikan pelajaran baginya... Jika menemui laki-laki yang menyebalkan seperti Veldora, cukup hajar saja!

"T-Tapi, B-banyak orang bilang... Akan sakit saat pertama kali mencoba?" Dia menutup wajahnya sambil sedikit melirik ku di selah-selah jarinya yang terbuka.

"Hah! Siapa yang memberitahumu itu! Lakukan saja dengan kasar, dia baru akan mengerti jika kita memperlakukannya dengan keras, jika kau memperlakukannya dengan lembek di hadapan orang seperti itu, Dia hanya akan semakin menjadi-jadi. Jadi kau tidak perlu menahan diri dan serang saja"

Bagaimana, apakah nasihatku sangat bagus? Hmph, ini adalah Tips and Trick untuk menghadapi seseorang yang mempunyai kepribadian seperti Veldora. Pukulan sedang saja tidak akan cukup, kau harus memukulnya dengan kencang.

"G-G-gerakan macam apa yang kau praktekan?" Ucapnya yang masih menatapku dengan Merona di balik jemarinya.

"Hm... Coba kita ingat-ingat dulu... Salto?"

"SALTO!?"

"Ya... Aku melemparnya hingga terjatuh dan mulai menyerangnya dari atas, memberinya pelayanan yang paling memuaskan" 

*Puff

"A-Aku tidak tau bahwa Rimuru-san sangat berani" kepalanya mengeluarkan uap. Aku tidak tau apa yang sedang gadis ini pikirkan.

"Hm... Kau tidak pernah mencobanya?"

Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat.

<<Master....>>

Apa?...

<<S-Sepertinya ada kesalahpahaman yang terjadi di sini.>>

Hm... Apa maksudmu ?

<<Master seolah membicarakan hubungan dewasa anda dengan individu Veldora, kepada individu Elen>>

Hmm... Apasih yang kau.... bi....cara..KAN!!!

*Puff

"Elen dengarkan aku, semua itu hanyalah kesalahpahaman... Tidak ada yang terjadi antara aku dan Aldeira" wajahku sudah merah, tanganku berkibas dengan cepat.

"Aku tau Rimuru-San sudah dewasa" Ucapnya dengan menutup semua wajahnya dengan malu...

"Tidak Elen dengarkan aku!!!" Huwaaa aku benar-benar ingin menangis.

***

"Jadi begitu...haizz... Aku sempat berpikir kemana-mana"

Akhirnya... Meskipun sangat melelahkan menceritakan semua hal yang terjadi... Tapi syukurlah kesalahpahaman itu telah hilang. Sial, ini semua gara-gara naga bodoh itu.

"Ku kira Rimuru-San benar-benar agresif saat melakukan itu" ucapnya dengan helaan nafas kecewa.

"Hah! Tentu saja tidak... Aku juga sama sepertimu. Aku belum pernah melakukan hal semacam itu"

Suara ketukan pintu terdengar, itu membuat kami berbalik kebelakang "Masuk"

Pintu kemudian terbuka memperlihatkan Kaval, Kido, dan Veldora. "Aku tau kalian sedang mengobrol, tapi ini sudah siang"

Gawat... Aku sampai lupa bahwa hari ini akan menjadi guru di akademi kebebasan yang di buat oleh Yuki. "Kalau begitu, aku dan Aldeira akan pergi"

"Rimuru-San, biarkan kami mengantarkanmu"

"Boleh"

Karena mereka ingin mengantarkanku apa boleh buat, ke depannya kita tidak bisa lagi bersama seperti ini. akademi kebebasan cukup jauh, jadi kita memesan kereta kuda untuk alat transportasi.

Setelah kereta itu cukup lama berjalan, akhirnya kami sampai di depan gerbang akademi. Elen memeluku dengan sedih "kabari aku jika kau kesepian ok"

tenang saja aku bersama Veldora.

"Hati-hati Ya *Sniff.." apa kau harus bereaksi seperti itu Kido, bahkan Kaval menatap mu dengan jijik.

"Kabari aku jika terjadi sesuatu padamu Ok" tenanglah Elen, aku bersama Veldora.

"Ya, aku akan mengandalkan kalian" Ucapku sambil mengelus rambutnya.

....

"Hati-hati di jalan" aku melambaikan tangan kepada mereka bertiga yang sudah berada dalam kereta. Lalu berbalik menatap akademi. "Baiklah, Aldiera... Apa kau siap menjadi Guru di sini?"

"Tentu!" Kami memegang pinggang kami masing-masing.

"Kalau begitu... Kita mulai!"

"Oh!"

Kami kemudian berjalan menuju akademi dengan semangat, banyak anak-anak yang melihat kami. Karena Veldora menarik perhatian... tubuh nya cukup besar dengan tinggi hampir mencapai 2 meter.

Yuki sudah menyiapkan kami kamar masing-masing, Veldora mempunyai kamar di sebelahku.

Jadi itu tidak terlalu merepotkan jika dia butuh apa-apa.

Besok adalah hari kami mengajar di sini. Kami sudah di beritahu bahwa murid-murid yang di tinggalkan oleh Shizu-san adalah kelas S.

***

Hari sudah pagi, pintu kelas S sudah berada di depanku. Veldora sudah bersiap di belakangku.

Suara pintu berdecit saat aku membukanya "Selamat pagi anak-anak..." Sebelum perkataan ku selesai, sebuah pedang melayang di atas kepalaku dengan api merah.

*Bussh

Pedang itu berhenti di tahan oleh kedua jariku, api yang melilit pedang itu hilang.

*Retak

Tekanan dari kedua jariku membuat pedang itu retak dan... Hancur tak bersisa."Itu salam yang bagus." Ucapku sambil tersenyum di balik topeng.

"K-Kau... Kau menghancurkan pedang ku!"

Aku memukul pelan kepala anak berambut pirang itu dengan buku."itu adalah hukuman mu. Sekarang duduklah terlebih dahulu."

Aku sepertinya terlalu menekan pedangnya hingga hancur tak tersisa.

"Tch... Dasar tidak berguna" itu bukan perkataan yang seharusnya keluar dari mulut perempuan loh.. itu adalah gadis yang sedang memeluk boneka.

"Baiklah anak-anak, perkenalkan. Namaku Rimuru Tempest "lalu memperkenalkan Veldora juga " dan dia adalah Aldiera. Mulai sekarang kita adalah guru dari kelas kalian."

"Hmph, kau pikir aku akan mengakuimu sebagai guru kita" gadis yang memeluk boneka lagi.

Haizz... Sepertinya ini akan cukup sulit, tapi tidak apa-apa... Karena aku berpengalaman jadi ini akan sangat mudah. "Baiklah, aku akan mengabsen kalian masing-masing."

Chloe Aubert adalah gadis yang cukup pendiam dengan buku yang selalu di peluknya.

Gale Gibson adalah laki-laki yang cukup berpikiran dewasa.

Alice Rondo adalah gadis yang selalu memeluk boneka kemana mana.

Kenya Misaki adalah anak yang tadi menyerangku menggunakan pedang.

Dan yang terakhir adalah Ryota sekiguchi.

Setelah pengenalan selesai, aku membawa mereka ke lapangan yang cukup luas untuk membuktikan diri bahwa aku tidak kalah hebat dari Shizu-san.

Setelah beberapa pertarungan berakhir... Akhirnya mereka bersedia mengakuiku, hanya saja... "Bagaimana dengan mu Kenya... Apa kau masih tidak mau mengakuiku?"

"Meskipun akhirnya Shizu-sensei meninggalkan kami..." dia bergumam di depanku dengan bibir gemetar. Lalu berteriak."Siapa yang tau kalau kau juga begitu. Kau tau kan, kalau kami akan segera mati.!"

Aku melihat semua murid yang ada di sana, memasang wajah yang sangat sedih... Bahkan Alice hampir menangis. Aku sedikit berjongkok agar kepala kami setara "sepertinya kau salah paham terhadap Shizu-san, Kenya." Tangan ku memegang kedua pundaknya "Perjalanan terakhir Shizu-san itu untuk kalian juga."

"U-untuk kami?"

Aku juga baru mengerti dengan maksud dari perjalanannya, dia ingin bertanya bagaimana cara menyelamatkan anak-anak kepada Raja Iblis Leon, seperti dia menyelamatkan Shizu-san saat itu.

Aku membuka topeng ku perlahan, meskipun semakin lama wujud Shizu-san semakin berubah, tetapi masih ada beberapa garis yang mirip dengannya.

"Kalian tidak akan mati semudah itu" mereka cukup terkejut saat melihat wajahku yang sedikit mirip dengan wajah Shizu-san "Aku akan menyelesaikan tugas yang tidak bisa diselesaikan olehnya, jadi..." Aku tersenyum hangat kepada mereka semua" Bisakah kalian mempercayai ku, aku berjanji akan menyelamatkan kalian semua"

Mereka seperti ingin menangis... Sepertinya mereka sudah tidak mempercayai orang lain lagi, jadi aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.

Aku merentangkan tangan dengan semangat "Apakah kalian tidak ingin memberikan pelukan kepadaku?"

"Ehh..." B-bukan hanya 'Ehh' tapi peluk aku... aku benar-benar malu sekarang, tapi untungnya Chole segera berlari ke arahku, dan yang lainnya menyusul.

"Sensei"

Ah... Sensei yah, aku sudah menjadi seorang sensei sekarang. Aku memeluk mereka semua dengan senyum hangat.

Lalu Kenya berbicara "jadi... Apa yang bisa di lakukan Aldiera-Sensei?" Dia melirik Veldora dengan penasaran.

"E-Eh? ... Aku? K-Kuahahaha... A-Aku bisa melakukan semuanya" Oi Pak tua... Bilang saja kau belum menyiapkan apapun.

Lihat... Anak-anak bahkan menatapnya datar.

Lalu senyuman muncul di wajahnya, sepertinya dia sudah memikirkan apa yang harus di lakukan.

Kedua tangannya memegang pinggang dan menghadap anak-anak dengan seringai bodohnya "Apa kalian ingin melihat apa yang bisa aku lakukan?"

Mereka semua mengangguk... Emm... Termasuk aku, aku juga ikut mengangguk dengan mereka, karena aku juga penasaran apa yang akan di lakukan Veldora.

"KUAHAHAHAHA" Jangan terlalu banyak tertawa dasar kadal!

"Baiklah, lihat ini baik-baik!"

Alisku terangkat karena penasaran. Semua murid menatap Veldora dengan semangat.

Dia sedikit mengulurkan tangannya ke depan, sebuah angin muncul di tangannya perlahan berputar dengan cepat. Bahkan pepohonan bergoyang dengan tekanan angin yang di keluarkan oleh Veldora. Rambutku berkibar tak kenal arah akibat hempasan angin yang di hasilkan oleh Veldora.

Perlahan-lahan angin itu berkumpul di satu titik dan menciptakan putaran yang berbentuk seperti bola. O-Oi Oi Oi Oi... Jangan bilang...

Tangan yang memegang angin seperti bola itu segera di arahkan nya menuju pohon yang berada di samping nya, dan teriakan yang sangat, sangat, sangat Akrab terdengar oleh kedua telingaku.

"RASENGAN!"

*BOOM

Pohon yang menjadi bahan uji cobanya itu hancur berkeping keping dengan di susul ledakan yang cukup besar terjadi. Hempasan angin sangat besar, serta banyaknya debu yang menghalangi pandangan.

Aku menatapnya dengan tidak percaya, mungkin mulutku sudah menjadi huruf 'O' sekarang.

"WOHHH... Itu keren Aldiera-Sensei" Kenya segera berlari mendekati Veldora bersama yang lain dengan semangat meninggalkan ku..

Oyy... Jangan tinggalkan aku, bukankah kalian tadi masih memuji ku, kenapa kalian lebih memilih naga sialan itu. Kenapa kalian sangat bersemangat saat melihat sihir yang di keluarkan oleh Veldora tapi tidak dengan ku.

*Sniff.... Jahat.

"Aldiera-Sensei tolong ajari aku!" Kenya melompat-lompat dengan kegirangan di samping Veldora.

"Aku juga, aku juga, itu sangat keren... Bukankah itu yang biasa Naruto keluarkan" Di ikuti oleh Ryota.

"Ya, meskipun aku hanya membaca sedikit, tapi aku mengetahui jurus itu" Chloe ikut-ikutan.

"Hmph... Karena kau sedikit membuatku terkesan, aku dengan terpaksa menerima mu" Alice masih sombong seperti biasa.

"Aku tidak menyangka bisa melihat Rasengan secara langsung" Gale bahkan ikut mengelilingi Veldora.

"Kuahahaha, aku akan mengajarkan kalian nanti, jadi tenang lah. Kuahaha" dia menatapku dengan tangan menyilang dada dan bibir sedikit terangkat. "Hmph."

Hoho... *Kratak jari jemari ku seperti nya menghasilkan bunyi akibat kekesalanku... Wajah ku masih berusaha tetap tersenyum walaupun banyaknya urat yang menonjol.

Veldora... Dia sedang menyombongkan diri...

lihat saja... Nanti... Pak tua sialan! Aku tidak akan memberikan mu manga lagi!.

'Entah kenapa, aku merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi' itu lah yang dipikirkan Veldora yang masih menatap Rimuru dengan arogan.

_____________

Mwehehe... Entah kenapa, gua nulis chapter ini ketawa ketawa sendiri kaya orang gila. Heheh... Hahaha... HAHAHAHA *Uhuk *Uhuk... E-ekhem... Jadi begitu aja, ya...

Dan untuk chapter selanjutnya, bakalan ada sedikit scene yang menceritakan Rimuru di kehidupan pertamanya. Soal Rimuru yang....

Ok jangan lupa, Vote nya,

Babay....

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 103K 51
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
362K 20.9K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
175K 11.2K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
2M 295K 77
The Another World Series (1) - Anstia Cerita berdiri sendiri. Dia terbangun dengan tangan mungil dan badan yang tidak dapat di gerakkan seperti bia...