The Twins' Obsession | MARKHY...

By notfound_404

785K 103K 8.1K

{DILARANG SEBAR DI TIKTOK} (INI CERITA HOMO! JANGAN SALAH LAPAK! NGEYEL? SAYA BLOK KAMU!) ~•~•~•~• Lee Donghy... More

1. Seseorang Yang Mirip Dengannya
2. Ketakutan Kembali Menghampiri
3. Kembarannya
4. I Like Your Sexy Voice
5. Ayah Kembali
6. Jadilah Ayahku
7. Aku Akan Kembali
8. Sebuah Permainan
9. Kejiwaan
10. Nyaman
11. Suka
12. Dia Yang Tak Kau Ketahui
13. Keinginan Untuk Memiliki
14. Alasan Mencintai
15. Orang Yang Dipercaya Adalah Yang Paling Berbahaya
16. Awal Bertemu Dirinya
17. Suara Yang Menggetarkan Hati
18. Menyukai dan Mengakui
19. Menunjukkan Pada Semua Orang Bahwa Kau Adalah Milikku
20. Akhir Dari Masa Lalu
21. Kebenaran Yang Membuat Hati Merasakan Kesakitan Yang Nyata
22. Ibu
23. Obsesi Keduanya
24. Study Tour 🔞
25. Menjadi Milikku 🔞
26. Dia kembali
27. Berbagi Kehangatan 🔞
28. Ayah dan Anak
29. Dulu Yang Mana?
30. Lee Min Hyung
31. Mark Lee
32. Tiga Kepribadian
33. Godaan
34. Lucas (1)
35. Lucas (2)
36. Lucas (3)
37. Mengingat Kenangan Masa Lalu
38. Egois
39. Psikiater dan Pasien
40. Kebohongan (1)
41. Maukah Kau Menerimanya?
42. Demam
43. Lemah
44. Heart Attack
45. Kebohongan (2)
46. Kebohongan (3)
47. Kebohongan (4)
48. Kebohongan (5)
49. Cinta yang Berlebihan
50. Meninggalkan Cinta
51. Sakit Yang Terlalu Dalam
52. Kembalinya Masa Lalu
53. Mencoba Untuk Mencintai Diri
55. Teman Lama
56. Bertemu
57. Menerima dan Memeluknya
58. Tidak Peduli Siapa
59. Selamat Tinggal
60. Kehidupan dan Kematian
61. Pertemuan Terakhir [End]
Extra [1] : Cinta Remaja
Extra [2] : Family Time
Extra [3] : Happy Ever After
Seribu Patah Kata Penulis
Special Chapter : Merawat Orang Sakit

54. Memori Lama

6.9K 1.2K 93
By notfound_404

Di dunia ini, seorang ibu pasti menyayangi anak-anaknya. Terkadang juga, mereka berpilih kasih dan memiliki kasih sayang yang berbeda-beda.

Bagi Jisung, sekarang ibunya lebih menyayangi anak barunya daripada dia. Padahal yang selalu bersama Haechan adalah Jisung. Bukan anak yang akan menjadi adiknya itu.

"Sial. Apa susahnya operasi? Yuta Sensei juga sudah bilang akan melakukan pemeriksaan lanjut. Kenapa tetap menolak?"

Jisung duduk di pinggir kolam pancuran. Dia mengambil beberapa batu di bawah kakinya dan melempar ke dalam kolam. Terus menggerutu sendiri, memikirkan kejadian sebelumnya.

"Lihat saja. Aku benar-benar akan mencari panti asuhan."

Satu batu dia lempar ke dalam kolam.

Jisung menghela napas. Memeluk tubuhnya sendiri. Menjatuhkan kepalanya di atas kedua lutut.

Dia sudah berlari dari rumah sakit beberapa jam yang lalu. Sejujurnya, dia takut tersesat. Oleh karena itu, selagi dia mengingat jalan ... Jisung berputar arah dan duduk di taman dekat rumah sakit.

Hari mulai menggelap. Anak-anak yang bermain di sekitarnya, perlahan-lahan pergi dan pulang bersama orangtuanya. Melihat anak-anak itu bergandengan tangan dengan ibu dan ayahnya, Jisung merasa iri. Dia tidak pernah memegang jari ayahnya saat kecil. Hanya ada ibunya. Dari dia lahir sampai sebesar ini.

"Di sini ternyata." Jisung mengangkat kepalanya. Dia melihat Yuta datang ke arahnya.

Di mata Jisung, Yuta terlihat keren ketika berjalan. Jas dokter yang biasa dia gunakan, tergantung di lengan kirinya. Kemeja merah itu terlihat pas di tubuh Yuta. Wajahnya juga tampan ditambah dengan senyuman yang dia berikan.

"Sudah dapat panti asuhannya?" tanya Yuta. Dia bergerak duduk di samping Jisung.

Mendengar pertanyaan Yuta, Jisung memajukan bibirnya. Dia sedang digoda oleh Yuta. Itu membuatnya kesal. "Sensei!"

Yuta tertawa kecil. "Kau sendiri yang bilang akan mencari panti asuhan."

Jisung tak menjawab. Dia menjadi semakin kesal pada Yuta. Remaja itu mengabaikan dokter di depannya dan memilih bermain dengan air.

"Aku tidak menyangka kau adalah anak dari Lee Min Hyung. Eh, tapi bukan tidak mungkin juga. Dia sangat terobsesi pada Donghyuck."

Yuta memulai pembicaraan yang membuat Jisung tertarik. Dia memutar tubuhnya, menaruh fokus sepenuhnya pada Yuta.

"Apa Sensei mengenal ayahku?"

Yuta mengangguk. "Ya. Kami berteman sejak awal masuk SHS."

Mengetahui hal itu, Jisung semakin mengorek informasi mengenai masa lalu kedua orangtuanya. "Kenapa Ayah bisa terobsesi pada Ibu?"

Yuta berdeham. Dia mencoba mengingat memori lama. "Dulu, ibumu beberapa kali mencari masalah dengan Min Hyung. Aku juga tidak terlalu mengerti, yang pasti ayahmu itu jatuh cinta saat ibumu memberikan perhatian dan selalu merawatnya dengan baik. Dia suka suara ibumu ketika bernyanyi dan dia benci jika ada orang lain yang mendengarkan suara ibumu juga."

Jisung memandang ke bawah. Dia terlihat gelisah, tetapi kemudian dia bertanya pada Yuta.

"Apa benar ayahku yang membuat Ibu bisu?"

Pertanyaan yang diberikan Jisung membuat Yuta terdiam.

"Sensei?"

"Ya. Ayahmu yang melakukannya."

Dada Jisung terasa berdenyut. Sejujurnya, dia memiliki harapan besar jika apa yang dikatakan oleh orang yang mengaku sebagai kakeknya itu salah. Dia ingin mendengar jawaban dari Yuta, jika bukan ayahnya yang membuat ibunya bisu. Akan tetapi, jawaban Yuta membuat harapan Jisung hancur seketika.

"Kenapa? Kenapa Ayah melakukannya?"

"Waktu itu, Ibumu menyukai orang lain dan dia akan bernyanyi untuk orang itu—"

"Lalu ayahku marah dan membuat pita suara Ibu rusak?"

Yuta bungkam. Jisung memotong kalimatnya dengan tepat.

"Ya. Dia melakukannya agar ibumu hanya bergantung padanya."

Jisung tertawa mendengar ini. Dia dan ibunya memiliki orang yang terobsesi pada mereka. Jisung sedikit beruntung. Chenle tidak melukai dirinya, tapi buruknya adalah dia melukai dirinya sendiri.

"Ayahmu bukan orang jahat. Jangan terlalu membencinya."

Yuta menepuk pundak Jisung, tetapi anak itu tidak terima dengan perkataan Yuta.

"Dia melukai ibuku. Bagaimana bisa aku tidak membencinya?"

"Aku tahu. Aku hanya bilang untuk tidak terlalu membencinya. Dengarkan baik-baik, bocah."

Yuta mengacak rambut Jisung. Gemas dengan anak yang memiliki temperamen tinggi.

"Ayo, kembali. Ibumu khawatir."

"Tidak. Dia hanya khawatir dengan anak di perutnya. Aw! Sakit, Sensei."

Jisung mengusap kuat kepalanya yang dipukul Yuta. Meskipun pelan, tapi tetap terasa sakit bagi Jisung.

"Cepat kembali."

Yuta tidak lagi banyak bicara. Dia langsung menarik Jisung untuk mengikutinya kembali ke rumah sakit. Tak ada hal lain yang mereka bicarakan sampai keduanya tiba di depan pintu kamar rawat Haechan.

"Masuk dan minta maaf pada ibumu. Jangan jadi anak durhaka."

Yuta kembali menasehati Jisung. Anak itu mengangguk lesu. Dia membuka pintu perlahan setelah Yuta pergi meninggalkannya.

Di dalam sana, Jisung melihat Haechan berbaring sambil menatap langit kamar. Suasana begitu sunyi. Hanya terdengar suara pemanas ruangan yang berada di dekat ranjang Haechan.

"Ibu," panggil Jisung.

Haechan yang sedang melamun, tersadar ketika Jisung memanggilnya. Dia berusaha untuk bangun, tetapi Jisung dengan cepat membantunya.

"Masih marah?"

Haechan langsung bertanya saat dia berhasil duduk. Jisung menjawab dengan malu. "Tidak."

"Ibu mau operasi, tapi Ibu tidak mau menggunakan uang kakekmu."

"Lalu? Uang siapa?"

"Yuta Sunbae. Ibu sudah berbicara dengannya tadi. Uang yang dibayar oleh kakekmu, sudah dikembalikan. Setelah sembuh, Ibu akan membayar uangnya."

Jisung tidak peduli uang siapa yang akan digunakan, yang paling penting adalah ibunya mau di operasi. Jisung mengangguk setuju. "Iya. Nanti aku akan bantu Ibu membayarnya."

Haechan menggeleng. "Kau sekolah saja. Ini urusan Ibu."

Jisung tahu ini. Dia tidak lagi memperpanjang dan mengiyakan perkataan Haechan. Nanti dia akan bekerja diam-diam di belakang Haechan.

"Satu lagi."

"Apa?"

"Ibu ingin meminta ayahmu untuk bertanggung jawab."

"Tanggung jawab apa? Tidak bisakah kita menjauh?"

Haechan kembali menggeleng. Dia menunjuk perutnya. "Adikmu ini butuh ayahmu. Ibu tidak ingin dia merasakan hal yang sama denganmu."

Dalam hatinya, Jisung ingin memaki ayahnya karena dengan seenak hati menghamili ibunya.

"Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, aku ingin Ibu fokus dulu untuk operasi."

Haechan tersenyum mendengar Jisung. Dia menarik kepala Jisung dan mencium keningnya.

"Ah! Ibu! Kenapa menciumku?"

"Kenapa? malu?"

Jisung tak menjawab. Dia memalingkan wajahnya. Tidak ingin ibunya melihat dirinya.

Haechan mulai menggoda Jisung. Menarik-narik tubuh anaknya untuk melihat wajah Jisung yang memerah.

"Ibu! Jangan ganggu aku."

Haechan tersenyum lebar. Dia semakin mengganggu Jisung.

"Iya! Sini, aku cium."

Jisung berbalik dan memeluk ibunya dengan erat, kemudian mencium kedua pipi Haechan.

"Sudah!"

Jisung berpindah menuju sofa dan menidurkan dirinya di sana. Menyembunyikan wajah merahnya di dinding sofa.




Tbc

Karena gak ada yang ngasih stiker di komen. Jadinya gak jadi dobel up.

BABAY!

GAK DENG WKWKWK. CANDA. MAKASEH YANG UDAH NGASIH EMOT APA STIKER. GK TAU UEE APAAN TU. MAKASIHH BEUT. KIYOWOK SEKALI (˶‾᷄⁻̫‾᷅˵)

Uee mau makan doeloe. Nanti nyusul chapter selanjutnya. Makasihh all :*

BUBHAY!

Continue Reading

You'll Also Like

300K 26.4K 52
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
236K 13.5K 36
"Kapan es kamu yang tebal itu mencair? Takutnya nanti aku capek ngejar kamu." -Lee Haechan. "You giving up?" -Mark Lee ...
210K 14.5K 33
Siapa yang tak kenal dengan geng Vagos? Geng populer dikalangan SHS yang diketuai oleh Mark Lee. Haechan merupakan salah satu penggemar berat seorang...
1.1M 98.3K 56
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...