Tensura : Rimuru Is a Girl |R...

By Red__Light__

58K 4.8K 1K

Ini adalah cerita tensei shitara slime datta Ken dengan sudut pandang Rimuru menjadi seorang perempuan. Jalan... More

Prolog.
Chapter 01. Kedatangan Ogre
Chapter 02. Wanita misterius
Chapter 03. Keluarga baru
Chapter 04. Sang penjaga hutan.
Chapter 05. Di buatnya aliansi
Chapter 06. Evolusi
Chapter 07. Demon.
Chapter 09. Pak tua
Chapter 10. Kerajaan Dwargon
Chapter 11. Ingrasia
Chapter 12. Menjadi Guru.
Chapter 13. Republik Ulgrasia.
Chapter 14. Ancaman Tempest.
Chapter 15. Rimuru Vs Hinata.
Chapter 16. Negara Tempest.
Chapter 17. Rimuru Vs Milim
Chapter 18. Guy Crimson.
Chapter 19. Rapat.
Chapter 20. persiapan
Chapter 21. Walpurgis
Chapter 22. Hari yang berat.
ini serius
Chapter 23. Kencan di Ingrasia
Chapter 24. Aku tidak mengerti.
Chapter 25. Siapa kau ?
Chapter 26. Keanehan yang terjadi.
Chapter 27. Kembali ke Tempest.
Chapter 28. kedatangan True dragon.
Chapter 29. Perbincangan wanita ?
Chapter 30. Emosi yang membingungkan
Chapter 31. Rindu itu berat.
Chapter 32. Pernyataan.
Chapter 33. Aectrum
Chapter 34. Aectrum (2)

Chapter 08. Raja Iblis.

1.8K 152 29
By Red__Light__

Err....Eto... Anoo... Aku harus bagaimana! aku bahkan tidak sempat memikirkan tugas apa yang harus di berikan.

"Bu-buatkan aku Teh!"

.

.

.

.

SIAL!!! Itu keluar begitu saja dari mulutku. Apakah dia akan menerima tugas yang sebodoh ini. Aku ingin menangis!!

"Saya mengerti"

DIA MENERIMANYA!!!

<<........>>

Badan ku terjatuh di atas kasur dengan syok yang tinggi. Dia... Iblis yang sangat aneh!!

Apakah dia tidak marah karena aku memanggil hanya untuk membuatkan ku secangkir teh?

Aku juga bisa melakukan itu sendiri!!!

Bahkan Raphael-sensei tidak tau harus bicara apa. Aku benar-benar kelelahan karena iblis itu.

"Dewiku... Aku sudah menyiapkan nya." Siapa yang kau sebut Dewi dasar botak!

Aku bangun dan duduk di tepi kasur dengan kaki menyilang. Mengambil secangkir teh yang dia buat dan menyesap nya perlahan dengan gerakan yang anggun.

"Wow, Ini enak!"

Ups... Tanpa sadar aku berbicara dengan lantang.

Muka iblis itu di penuhi dengan kegembiraan, wajahnya sangat cerah.

"Karena aku telah menyelesaikan tugas ku. Boleh kah aku mengajukan permohonan?" iblis itu lalu berlutut di depanku. "Tolong jadikan aku sebagai bawahan Anda. Dewi"

Sudah ku bilang, siapa yang kau sebut Dewi!!!

Aku menatap nya dalam-dalam... Sepertinya dia sangat ingin menjadi bawahanku, dan kenapa tubuhmu gemetar apa kau pikir aku akan menolakmu!!!

Raphael-sensei, bagaimana ini?

<<Dia akan berguna di masa depan>>

Eh.. jahat sekali, kau melihat orang lain seperti peralatan sekali pakai saja.

Maksudku... Apakah dia bisa di percaya?

<<Ras iblis, jika mereka sudah memilih Tuan untuk mereka layani. Tidak akan ada yang bisa mengalahkan kesetiaan mereka.>>

Begitu... Jadi, iblis di depanku ini bisa di percaya?

<<Bisa>>

"Baiklah, siapa namamu" tanganku menahan dagu dengan kaki masih meyilang. Yah... Sebenarnya sekali-kali terlihat keren juga tidak buruk.

Dia kemudian mendongkak secara perlahan"saya tidak memiliki nama, Panggil saja Iblis"

Jadi begitu.... Dia tidak memiliki nama.

"Baiklah, mulai sekarang. Namamu adalah Diablo, jangan mempermalukan ku dengan nama yang kuberikan. Dan buatlah aku bangga dengan nama itu. Diablo"

Tiba-tiba banyak magicule yang keluar dari tubuhku dan membungkus tubuhnya hingga menciptakan sebuah kepompong berwarna hitam legam.

Kenapa energi sihirku ku hanya tersisa setengah.!??

Eh... Apa aku membuatnya berevolusi seperti para monster lainnya?

Raphael-sensei, menurutmu berapa lama dia akan selesai evolusi?

<<Itu sekitar 2 jam>>

Baiklah, biarkan saja dia, aku ingin tidur. Jika dia melakukan sesuatu yang aneh. Panggil aku, Raphael.

<<Baik>>

mataku perlahan terpejap tidak memperdulikan situasi apapun yang sedang terjadi.

***

Sebuah magicule besar kemudian berubah menjadi sesosok pria yang tampan dengan pakaian Butler. Evolusi dari Diablo telah selesai di laksanakan.

Dia sekarang menjadi Demon peer. Saat kaki Diablo menapak kembali di atas lantai, dia hanya berdiam diri di sana. Sambil memandangi seorang gadis cantik yang sedang tertidur dengan lelap di atas kasur.

Senyuman kebahagiaan terpancar dari wajahnya yang tampan, dia hanya memandangi Rimuru yang sedang tertidur dalam diam. Tidak ingin Dewi nya terbangun hanya karena suara kecil yang di hasilkan olehnya. Diablo memutuskan untuk terus berdiam diri.

Entah sudah berapa ratus tahun dia tidak merasakan emosi seperti ini... Ini sangat tenang, damai, Diablo merasa cukup nyaman dengan emosi ini. Yang dia tau saat berada di dunia bawah, hanyalah bertarung untuk menghilangkan kebosanan. Tapi setelah dia bertemu dengan Rimuru, semuanya berubah secara drastis. Dia akan bertarung bukan untuk menghilangkan kebosanan, tapi bertarung demi tuannya yang sangat dia cintai.

Diablo terus berdiam diri sampai matahari perlahan terbit. "Mnn..." Erangan di keluarkan dari bibirnya yang mungil dengan fitur wajah sedikit berantakan. Rimuru perlahan membuka matanya yang masih sulit untuk terbuka dengan rambut yang berantakan kesana kemari... Tapi itu tidak menghilangkan kecantikannya, dia tetap sangat cantik dalam kondisi apapun. Itulah yang di pikirkan Diablo.

Perlahan mata emasnya terbuka sempurna dengan cahaya matahari yang menyinari seluruh tubuhnya, kancing atas dari piyama yang di pakainya terlepas, memperlihatkan leher yang indah dan bagian atas payudaranya. Dia kemudian duduk di atas kasur dan memandang Diablo. "Siapa kau?"

Hanya kata-kata itu, hanya kata-kata itu yang keluar dari Rimuru membuat Diablo memegangi dadanya karena kesakitan. Itu bagaikan hancur.

Rimuru memandang Diablo dengan kebingungan.

<<Haizz... Master, dia adalah iblis yang anda berikan nama saat tadi malam>>

Hmm..??? "Ah! Diablo yah... Kenapa kau masih ada di situ."

"I-Itu sungguh membuat hati ku lega karena anda masih mengingat saya Dewi ku" Ucap Diablo sambil mengusap kembali dadanya, sepertinya hati kecil nya telah kembali utuh karena perkataan Rimuru.

"Panggil saja aku Rimuru, jangan panggil seperti itu!"

"Ah!... Rimuru-sama. Sungguh nama yang indah"

Apa-apaan sih dia! Dia bereaksi terlalu berlebihan!

*Tok *Tok *Tok

Suara pintu itu membuat pikiran Rimuru teralihkan... "Masuk"

Pintu kemudian terbuka, dan Shuna masuk dengan anggun. Dia membawakan teh dengan beberapa cemilan serta pakaian yang akan di kenakan oleh Rimuru hari ini.

Beberapa pelayan lainnya berjalan di belakang Shuna. Langkah mereka tiba-tiba terhenti, mereka menatap Diablo dengan terkejut. Dan menatap kembali kepada Rimuru dengan pakaian serta rambut yang berantakan.

Mengetahui kesalahpahaman yang terjadi. Rimuru segera mengambil tindakan"Tidak, ini tidak seperti yang kalian pikirkan" dia mengibaskan tangannya dengan sangat cepat lalu memperkenalkan Diablo"perkenalkan, dia adalah Diablo. Mulai sekarang, dia akan menjadi pengawal pribadi ku!"

***

Haizz... Aku lupa bahwa Diablo masih ada disini..."Diablo, keluarlah terlebih dahulu."

"Baik, Rimuru-sama" dia segera menghilang dari pandangan mereka... Di kamar ini hanya ada Shuna dan 3 pelayan lain yang berada di belakangnya.

"Selamat pagi Rimuru-sama"

"Selamat pagi semua."

"Kami membawakan sarapan dan pakaian untuk anda kenakan hari ini" Shuna mewakili pembicaraan. Aku melihat ada satu Goblina yang gemetar, apakah dia takut kepadaku?

"Kenapa tubuh mu gemetar, kau tidak mungkin takut kepadaku kan?"

Mendengar yang aku bicarakan dia segera mengibaskan tangannya dengan panik"Bu-bukan seperti itu, Saya tidak pernah berpikir seperti itu sama sekali"

"Lalu?" Alis mataku terangkat sedikit karena pemasaran.

"I-Itu karena, ini adalah pertama kali saya membantu Rimuru-sama berpakaian bersama Shuna-sama. Ini benar-benar membuat saya sangat gugup" ucap Goblina itu dengan rona merah yang berada di wajahnya.

Hanya itu??... Shuna bahkan tertawa kecil mendengar itu dari Goblina di sampingnya.

"Pfff... Kau tidak perlu kaku seperti itu. Sudah kubilang untuk tidak mempermasalahkan apapun saat berada di dekatku."

"Terimakasih Rimuru-sama"

"Kalau begitu permisi, Rimuru-sama"
Shuna kemudian melepaskan piyama ku perlahan memperlihatkan bentuk tubuhku yang sempurna, tidak ada sehelai kain pun yang menutupi itu semua. Karena ini sudah sering terjadi, aku tidak merasa malu lagi untuk di bantu berpakaian.

Aku perlahan berjalan menuju kamar mandi dengan shuna dan para goblina yang masih mengikuti. Dan berendam di sebuah kolam yang cukup besar untuk bersantai. Mereka membersihkan seluruh tubuhku, apalagi rambut. Semua orang ingin menyentuh rambutku.

"Apa kalian juga tidak ingin mandi bersama?" Aku menawari mereka semua yang ada.

Shuna hanya tertawa kecil "tentu saja kami sudah mandi, Rimuru-sama"

Ugh... Entah kenapa, aku terlihat seperti pemalas di sini.

Aku berdiri, dan Shuna perlahan memakai kan pakaian yang di bawanya. Tubuh ku yang telanjang masih terlihat di depan cermin.

Tanpa kusadari rona merah muncul di kedua pipiku, sebenarnya aku benar-benar sangat cantik. Payudaraku bisa di bilang sempurna, lekuk tubuhku ramping. Dengan jemari tangan yang mungil. Bibirku sangat indah. Tidak ada minus sama sekali.

Aku tidak tau harus bersyukur atau tidak untuk semua yang aku punya ini.

Mereka selalu membuat ku memakai baju seperti seorang bangsawan, tapi aku menolaknya, itu terlalu mencolok.

"Rimuru-sama lihat, bukankah Bra ini sangat cantik?, Dan untuk celana dalamnya juga." Shuna mengangkat celana dalam yang bisa di bilang cukup imut. Aku ingin menangis di buatnya. Aku tidak pernah berharap di seumur hidupku bahwa aku akan memakai sesuatu seperti itu.

Semua ini gara-gara Oppai Sialan ini! "Shuna, apakah aku harus memakai semua itu?" Ucap ku menatapnya dengan sedih, mungkin genangan air mata sudah terkumpul semua di mataku.

"Tentu saja Rimuru-sama, kau harus memakai ini. Hehe..." dia berjalan perlahan dengan senyum yang menakutkan.

Tanpaku sadari aku mundur beberapa langkah ke belakang. "Tangkap dia Semuanya!" Perintah Shuna di keluarkan.

Semua orang menahan ku agar tidak berlari dari Shuna. Mereka semua benar-benar jahat.

Hingga Shuna sudah siap memasangkannya secara perlahan "Err... S-shuna, tunggu dulu. Aku belum siap secara mental, untuk memakai Sesuatu seperti itu."

Tapi apa dayaku, Shuna segera memegang kedua Oppai ku dan memasangkan bra di sana. Habis sudah, Harga diriku benar-benar hancur hari ini.!! Aku hanya bisa menangis dalam hati.

"Ok, Rimuru-sama angkat kaki anda perlahan, kita akan memasukannya."

Eh?? Ma-masukan apa?

Ah! Memasukan kaki ku ke celana dalam. Haizz... Apa sih yang aku pikirkan.

Dan akhirnya selesai, Bra dengan warna Hitam elegan di sertai dengan celana dalam sebagai pasangannya. Telah terpasang sempurna di tubuhku yang ramping ini.

"Kyaa... Anda sangat manis Rimuru-sama" aku tidak tau harus bereaksi seperti apa untuk perkataan dari Shuna. Kepalaku hanya bisa menunduk ke bawah dengan rona merah di kedua pipi ku yang terlihat sangat jelas.

"Baiklah, untuk pakaian. Anda memilih yang mana?" Dia memperlihatkan semua pakaian satu-persatu.

Kebanyakan semua memakai Rok ada juga dress. Tapi aku memilih. Sebuah celana pendek Sepaha dengan baju yang agak besar. Itu pakaian Unisex yang bagus. Itu lebih baik dari pada semua pakaian yang ada di sini..

Aku tidak ingin berteriak 'Kyaaa' hanya karena rok ku tertiup angin. Oleh karena itu pakaian dengan celana seperti jeans itu sangat cocok untuk ku.

"Eh.... Kenapa anda memilih sesuatu Seperti itu. Mungkin lain kali saya harus membakar semua pakaian Unisex ini."

"Ti-tidak jangan bakar itu semua Shuna, sudah kubilang. Jangan terlalu banyak membuat pakaian dengan bawahan rok. Aku tidak terlalu suka."

Shuna menatapku dalam-dalam lalu menghela nafas "baik... Baiklah aku akan membuatkan beberapa celana panjang dan pendek untuk anda serta atasan yang tidak terlalu mencolok"

"Hore!!! Kau memang yang terbaik Shuna" aku memeluknya dan seperti tidak ingin melepaskannya.

Goblina itu hanya tertawa kecil karena tingkah laku yang aku lakukan. Tapi aku tidak memperdulikannya.

"Ah! Rimuru-sama, saya juga ingin memberitahu Anda bahwa rumah yang berada di bukit sudah selesai di buat"

"Woaah... Apakah benar begitu? Geld dan yang lainnya benar-benar bekerja dengan keras."

***

Aku sedang berjalan di alun-alun kota ini, banyak sekali orang yang menyapa. "Boleh kah aku membeli ini?" Aku bertanya kepada Gobuchi yang menjual daging bakar di pinggir jalan.

"Tentu saja Rimuru-sama, anda boleh minta berapapun yang anda inginkan"

"Aku minta 2 saja"

"Baiklah, tunggu sebentar"

Aku kemudian duduk di samping kedai itu. Dengan beberapa irama yang keluar dari mulutku, meskipun semuanya tidak jelas. Kaki ku berayun tanpa di sadari, kota ini sudah benar-benar menjadi kota. Meskipun tidak ada gedung di sini. Tapi itu lebih baik dari pada sebelumnya.

Sudah banyak rumah-rumah yang terbangun.

"Pagi Rimuru-sama"

"Pagi." Aku melambai membalasnya.

Ada seorang gadis kecil yang berlari menuju kemari dengan membawa mahkota yang terbuat dari bunga. Dia adalah Goblina yang belum dewasa.

Aku menatapnya sambil tersenyum "apa yang kau inginkan nak?"

Raphael-sensei, siapa namanya?

<<....Sakura....>>

Karena terlalu banyak monster yang aku beri nama, aku tidak bisa mengingat nama mereka semua. Aku berjongkok hingga kepala kami setara.

"Sakura benar?"

"Be-benar"

Dia terlihat sangat malu sambil menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya.

Sudah jelas bahwa tadi dia berlari membawa sebuah mahkota ke sini.

Tawa kecil keluar dari mulutku "jadi sakura, apa yang kau inginkan"

"Sakura...." Seorang goblina dewasa memanggilnya, mungkin dia adalah ibu dari anak ini. Dia segera menghampiriku dan membungkuk.

"Maafkan anak ini Rimuru-sama, dia tidak bermaksud mengganggu waktumu" aku yang mendengar itu hanya tertawa kecil " tidak apa-apa dia tidak menggangguku sama sekali, benarkan sakura?" Dia hanya mengangguk dalam diam.

Perlahan dia mengulurkan tangannya dengan mahkota yang dia buat dari bunga ini. "Ah! Apakah ini untuk ku" aku menunjuk diriku sendiri dengan sedikit terkejut.

Gadis kecil itu hanya mengangguk dengan Malu. Aku sedikit menyodorkan kepalaku ke arah mahkota itu "bisakah kau membantu ku memasangkan mahkota ini" matanya terlihat berbinar.

Dia dengan senang menyimpan mahkota itu di kepalaku. Bunganya sangat harum.

"Rambut anda, sangat halus Rimuru-sama" aku cukup terkejut dengan apa yang dia bicarakan.

"Begitukah? Terimakasih" aku membalasnya dengan senyum, bisa di lihat wajah gadis kecil itu memerah karena malu, dan berlari meninggalkanku dengan ibunya yang masih berada di sini.

"Saya benar-benar minta maaf Rimuru-sama"

"Kau tidak perlu meminta maaf, tidak ada yang salah di sini"

"Rimuru-sama, ini makanan anda" Ah! Gobuchi sudah siap dengan dagingnya.

"Kalau begitu sampai jumpa, semoga harimu menyenangkan" aku melambai ke arah Goblina itu dan dia membalasku dan berlari mengejar anak nya yang lari tadi.

"Sepertinya suasana hati anda sedang baik hari ini Rimuru-sama." Ucap Gobuchi lalu memberi 2 tusuk daging yang tadi aku minta.

"Yah... Kedamaian seperti ini. Memang seperti yang aku inginkan."

"Kalau begitu sampai jumpa Gobuchi, semoga semua makanan mu terjual habis." Aku melambai dan berlari meninggalkannya.

***

Woah... "Kau memang bekerja sangat cepat Geld"

"Tidak, Rimuru-sama. Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk memenuhi harapan Rimuru-sama"

"Haha, kau tidak perlu merendah seperti itu, ini ambilah" aku mengeluarkan beberapa gentong bir dari ruang dimensiku "sesekali kau harus bersantai ok"

"Apa ini Rimuru-sama?"

"Itu Bir"

Matanya mengkilap melihat ada 5 gentong bir yang berada di depannya.

"Bagi dengan para pekerja lain juga, kau tidak boleh serakah ok"

"Tentu saja, Rimuru-sama"

Saat aku hendak memasuki rumah baruku, aku merasakan ada energi yang sangat besar sedang menuju kemari.

Kedua sayap ku terbentang dan aku segera terbang. Aku segera menghampiri energi itu dan dia mendarat di sebuah bukit yang cukup jauh dari kota. Itu menghasilkan ledakan yang cukup besar.

Aku masih memandanginya di udara, dia kemudian melihatku dan terbang juga menuju kemari.

Er... Kenapa dia tidak berhenti saja tadi? Kenapa harus berhenti di tanah terlebih dahulu jika kau bisa terbang.

<< Dia kesini bukan dengan terbang, melainkan melompat>>

Me-melompat kau bilang.!? Yah aku tidak peduli, lalu dia mendekat dan.... Gadis kecil.

"Salam kenal, Aku adalah satu-satunya dragonoid dan seorang destroyer. Raja iblis, Milim Nava-noda. Aku ke sini untuk berkunjung Waa-Hahaha"

Eh?... Aku menatapnya dengan tidak percaya.

"Ada apa dengan tatapan itu?"

"Ah tidak ada"

Dia kemudian menghampiriku dan melihat-lihat seluruh tubuhku. Lalu mengangguk "hm... Itu benar-benar kau yang mengalahkan Orc lord itu tapi... Apa kau bertambah tinggi?" Yah... Bisa di bilang gadis kecil bernama milim ini satu kepala di bawahku.

"Ya itu aku."

Aku merasakan sesuatu yang mendekat kemari.

"Tunggu Benimaru, Shion, Souei, Ranga Diamlah di sana" mereka segera berhenti dari larinya. Sepertinya mereka ingin melompat ke arah sini.

"Apa anda baik-baik saja Rimuru-sama?" Benimaru sedikit berteriak di bawah sana.

"Ya, aku baik-baik saja. Jadi kau tidak perlu khawatir."

"Er... Jadi... Apa yang ingin kau lakukan di sini Raja iblis Milim?" Dia tidak akan membalaskan kematian Gelmud kan?

"Hm... Bukankah aku sudah bilang, aku datang hanya untuk berkunjung"

H-HANYA ITU???

Haizz... Datang pembuat masalah lainnya.
"Namaku Rimuru Tempest. Seperti yang kau lihat, Aku adalah....*gulp ... Rat...u.. pemimpin dari kerajaan ini" Ya. Itu lebih baik dari pada menyebut dirimu sendiri sebagai ratu.

"Jadi begitu... Kau terlihat sangat Kuat... Apakah kau tidak berniat untuk menjadi Demon Lord?"

"Untuk apa?"

Dia sepertinya sedikit terkejut dengan apa yang aku bicarakan. Aku mengeluarkan madu yang ku simpan dan memakannya sembari bicara.

"Ta-Tapi, itu Demon Lord tau... Kau bisa bertarung dengan musuh yang kuat."

"Lalu?" Balasku datar dan memakan kembali madu yang ada di tanganku.

"Em... K-Kau bisa... Ah! Kau bisa menguasai para manusia dan juga monster!"

"Bukan kah itu membosankan?" Balasku kembali dengan wajah yang tidak tertarik.

Eh... Dilihat dari reaksinya itu mungkin benar-benar membosankan bukan?

"K-kau tidak adil. Beritahu apa pekerjaan mu di sini. Apa itu sangat menyenangkan. Aku ingin mengunjungi kotamu!" Dia mengguncang tubuhku dengan cukup keras. Saat aku ingin mendorongnya, Ups... Jariku yang di lumuri madu sedikit terkena bibirnya.

Dia perlahan menjilat bibirnya sendiri..."APA INI? Ini sangat enak! Kau makan dari tadi tidak menawariku... Kau sangat pelit"

Seorang gadis manja kah...


Hm....."Aku akan memberikan ini, tapi selama di kota, kau harus menuruti perkataan ku, Ok?" Dia mengangguk dengan cepat. Lalu aku mengeluarkan sebotol lagi dari ruang dimensi dan memberinya.

"Mulai sekarang, panggil aku Rimuru-san."

"Apa-apaan itu, itu terbalik seharusnya kau yang memanggilku Milim-sama"

"Haizz... Baiklah-baiklah, kau boleh memanggilku Rimuru saja, dan aku akan memanggilmu Milim. Bagaimana?"

"Em... Oke, tapi itu hanya untukmu saja. Hanya para Demon lord yang memanggilku Milim"

"Ya-Ya terimakasih, bukankah kita sudah terlihat seperti teman?" Aku berbicara dan perlahan turun dari udara.

"Teman yah...." Aku mendengarnya bergumam, tapi aku tidak memperdulikannya.

Orang yang memanggilku dengan sebutan Rimuru, hanya bisa di hitung melalui jari... Mungkin Veldora, dan.... Milim?

"Rimuru-sama, apakah anda baik-baik saja?" Shion segera menghampiriku.

"Aku baik-baik saja, lihatlah... Tidak ada luka di manapun"

"Rimuru, kau akan mengajakku ke kotamu kan?" Ucap Milim yang sudah menapak di atas Tanah.

Aku tersenyum kepadanya "Tentu saja, tapi jangan buat masalah ya, Milim"

"Tentu, Rimuru"

Raphael-sensei sempat memberitahuku tadi, jika kita bertarung kemungkinan untuk menang sangat kecil... Dan juga itu akan menghancurkan sebagian besar Tempest. Karena itu, aku sangat senang bahwa Demon lord yang Bernama Milim ini benar-benar tidak memiliki niat jahat.

"Ayo Ranga" aku segera menunggangi Ranga.

.

.

.

.

.

Jadi...

.

.

.
 
Kenapa Gadis kecil ini menunggangi Ranga bersama ku?.

_

______________


Continue Reading

You'll Also Like

127K 11.9K 34
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
2.1M 109K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
441K 29.3K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
2.3M 135K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...