Di sebuah rumah sakit di kota Seoul, terdapat sebuah ruangan yang berdiri di lorong yang gelap. Keadaan di sekitar sepi pengunjung. Hanya ada beberapa perawat dan seorang dokter yang berada di dalam ruangan tersebut. Berusaha menenangkan seseorang yang berlari menjauh setiap kali ada yang mendekatinya.
"Jangan takut. Kami tidak akan menyakitimu." Heechul atau Huang Xi Che. Berusaha berbicara dengan orang tersebut.
Orang itu menggunakan pakaian rumah sakit. Lengannya berusaha untuk menutupi seluruh kepalanya. Tidak ingin bergerak ataupun memutar matanya untuk sekadar melihat Heechul.
Tubuhnya bergetar ketakutan. Setiap kali ada orang yang menyentuh dirinya, dia akan langsung menepis lengan orang tersebut dan semakin merapatkan tubuhnya ke sudut dinding.
"Hah! Biarkan saja dulu. Dia masih butuh waktu untuk menyadari dirinya." Heechul berkata kepada perawat yang lain. Kemudian mereka semua keluar seperti yang diarahkan Heechul, sementara orang yang sedang meringkuk itu, mulai merubah posisinya menjadi duduk dan memeluk kedua lututnya. Menenggelamkan wajahnya di sana.
Heechul menutup pintu perlahan. Lalu dia mengeluarkan sebuah kunci dan dia cocokkan dengan lubang pintu. Memutarnya hingga berbunyi klik, dan menyimpannya kembali di dalam saku jasnya.
"Apa benar itu Min Hyung?" Donghae, yang sedari tadi menunggu dengan cemas di luar, mulai bertanya.
"Kemungkinan besar iya. Aku belum bisa memeriksa dia sepenuhnya karena dia baru saja sadar."
"Dia takut ketika melihatku, bukankah itu sudah cukup membuktikan bahwa dia memang Min Hyung?"
Donghae bertanya kembali. Saat Mark baru saja membuka mata dan melihatnya, lelaki itu langsung bangkit dan melepaskan selang infusnya. Mendorong perawat agar menjauh darinya dan berusaha melarikan diri.
"Iya, tapi aku harus memeriksa lebih lanjut. Karena ini kepribadian ganda, bisa saja kepribadian lain akan muncul secara tiba-tiba. Kemungkinan buruknya adalah mereka berbagi ingatan."
"Maksudmu?"
"Jika mereka berbagi ingatan, tidak ada gunanya kau mengembalikan Mark dan membuang Zero atau Min Hyung. Mark akan membencimu karena dia memiliki ingatan Min Hyung."
Donghae menghela napas. Jika yang dikatakan Heechul benar, maka dia akan berada dalam masalah.
"Sudah hubungi Lucas?" tanya Donghae.
"Sudah. Dia akan tiba beberapa jam lagi."
Helaan napas cemas kembali terdengar dari Donghae. Tangannya berada di pinggang, sementara kepalanya menunduk ke bawah.
"Apa yang kau khawatirkan? Ini adalah akibat dari perbuatanmu." Heechul berbicara dengan suara datar.
"Tidak perlu kau ingatkan."
"Kau tahu? Dulu, Eunhyuk benar-benar tulus padamu. Lihat kau sekarang. Takut dengan kepribadian lain dari anakmu. Jika kau membuang sifat keras dan egoismu, kau dan keluargamu akan bahagia."
Donghae tak membantah apa yang dikatakan Heechul. Memang benar ini semua salahnya. Zero muncul juga karena dirinya dan sekarang dia ketakutan karena Zero kembali. Usahanya untuk menghilangkan Zero sia-sia.
"Aku akan berbicara dengan anakku. Semoga dia bisa membantu kita."
Heechul menepuk-nepuk punggung Donghae. "Perbaiki dirimu. Jangan egois lagi. Terima keadaan anakmu jika kau memang menyayanginya."
Donghae tetap bungkam. Sayang? Dia tidak tahu. Dia hanya takut Zero membunuhnya suatu hari nanti.
"Ah. Apa Istri dan anaknya sudah pergi?" tanya Heechul sambil duduk.
Donghae mengikuti Heechul untuk duduk sebelum menjawab. "Ya. Mereka berangkat kemarin."
Heechul mengangguk. Kemudian keduanya sama-sama terdiam. Berbicara dengan diri mereka sendiri di dalam pikiran sampai seseorang tiba.
"Paman."
Heechul dan Donghae menoleh secara bersamaan. Itu Lucas yang datang dengan tergesa-gesa, masih dengan setelan jas biru hitam di tubuhnya.
"Bagaimana Mark?" tanya Lucas.
"Eh? Kukira kau tiba beberapa jam lagi." Heechul melihat ke arah jam tangannya. "Kau tiba setelah 10 menit setelah aku mengatakan kau akan sampai beberapa jam lagi."
"Aku mengatakan itu tadi pagi dan ini sudah malam," jawab Lucas. Dia mengabaikan Heechul yang memasang wajah berpikir. Lucas berjalan menuju ruangan Min Hyung. Mengintip melalui jendela kecil di permukaannya.
"Ini kuncinya. Cobalah bertanya padanya. Dia tidak ingin melihatku ataupun Donghae."
Heechul memberikan kunci pada Lucas. Ketika pintu terbuka, Lucas langsung masuk ke dalam dan menutup pintunya kembali.
Dari arah dia berdiri, Lucas melihat Mark yang mendekap dirinya sendiri di sudut ruangan. Lucas perlahan mendekat. Suara sepatunya terdengar jelas di ruangan yang hening, tapi Mark sama sekali tidak mengangkat kepalanya.
"Hei?" panggil Lucas.
Mendengar suara seseorang di depannya, Mark mengangkat wajahnya. Secara perlahan bergerak dari ujung kaki hingga ke wajah Lucas. Saat dia melihat Lucas yang berdiri tegak di depannya, Mark bangkit dan melompat ke arahnya.
"Bajingan! Kau merusak semuanya! Brengsek!"
Mark menarik kerah jas Lucas. Mata dan kulitnya memerah. Urat-urat di lehernya timbul dan menebal.
"Siapa kau? Zero? Atau Mark?"
Mark tertawa remeh. "Kau lupa denganku? Brengsek!"
Lucas terdiam. Kemudian dia tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa kau tertawa, Sialan?" Mark semakin menarik Lucas dengan kuat.
Lucas menarik napas setelah lelah tertawa. Lalu dia menatap Mark dingin.
"Lee Min Hyung? Kau sudah berani sekarang?"
Mendengar itu, mata Mark bergetar. Rasa takut tiba-tiba muncul dalam dirinya. Tangannya yang mencengkeram kerah Lucas terlepas karena dorongan lelaki di depannya.
"Masih pecundang ternyata. Kemana keberanianmu tadi?"
Bola mata Mark bergerak-gerak. Tubuhnya berdiri dengan tidak seimbang. Dia ingin membalas Lucas, tapi bibirnya tidak bisa berhenti bergetar.
"Kau ... kau bajingan! Merusak ketenanganku! Aku ... aku sudah ... membiarkannya mengambil tubuhku ... dan kau ... ikut campur di dalamnya."
Lucas tertawa. Meremehkan Min Hyung yang berbicara dengan berani, tetapi suaranya bergetar ketakutan.
"Dia siapa? Pada siapa kau mengizinkan tubuhmu diambil alih? Zero? Mark?"
"Diam ... kau ... jika kau tidak memanipulasi Zero ... dia dan Donghyuck sudah bahagia."
Lucas mengangkat alisnya. "Manipulasi? Hahaha. Aku tidak melakukan apapun."
Mark semakin geram melihat Lucas tertawa santai di depannya.
"Kau ... yang mendorong Zero untuk merusak pita suara Donghyuck. Kau juga ... selalu mengatakan pada Zero untuk tidak terlalu menunjukkan kasih sayang kepada Donghyuck, tetapi mengikatnya dengan kuat agar dia tidak meninggalkan Zero. Kau juga ... yang selalu mendorong Zero melakukan hal yang buruk! KAU YANG MEMBUAT ZERO MENJADI ORANG JAHAT!"
"Min Hyung. Ada apa dengan wajahmu?" tanya Lucas. Dia melihat Zero duduk sendirian di depan pintu osis yang sudah kosong.
"Aku mendengar Donghyuck akan bernyanyi untuk bajingan itu."
Lucas tampak berpikir. "Maksudmu Jaehyun?" Zero mengangguk.
"Kenapa kau tidak melakukan sesuatu? Seperti mengambil suaranya? Jadi, dia tidak akan bisa bernyanyi untuk siapa pun lagi."
Zero menoleh ke arah Lucas. "Maksudmu? Membuatnya bisu?"
Lucas menjentikkan jarinya. "Tepat. Jika dia bisu, otomatis orang-orang akan menjauhinya. Nah, saat itulah kau datang sebagai satu-satunya orang yang peduli. Jadi, dia akan terus mengingat kebaikanmu dan tidak akan menjauh darimu. Suka atau tidak, dia harus terus bersamamu sebagai balas budi."
Zero terdiam dan berpikir. "Ada Winwin. Lelaki itu pasti tidak akan meninggalkan Donghyuck."
Lucas tertawa dan merangkul Zero. Dia menyeringai. "Si cantik itu urusanku."
Dada Mark naik turun. Dia berhasil mengeluarkan semua hal yang tersangkut di hatinya, tetapi ... Bajingan di depannya ini malah tertawa sampai menutup wajahnya.
"Hahaha! Sadar Lee Min Hyung. Zero adalah kau dengan sifat jahat. Kau terlalu lemah dan pengecut. Zero berbeda denganmu. Kenapa kau tidak hancur menjadi debu dan menghilang di udara?"
Lucas menarik napasnya dan kembali berbicara. "Dia memang sudah buruk sebelumnya. Bukan karena aku. Aku hanya menambah sedikit bumbu. Bukankah Zero sangat keren?"
Mark atau Lee Min Hyung, sudah tidak tahan lagi mendengar ocehan Lucas. Dia mengambil tiang infus dan melemparkannya ke arah Lucas.
"Pergi!" Lee Min Hyung berteriak dengan keras. Dia melempar semua benda yang berada di dekatnya. Menyeret ranjang dan mendorongnya ke arah Lucas.
"Apa yang terjadi?" Heechul masuk bersama dengan Donghae dan juga Jaemin yang baru saja tiba.
"Mark?" panggil Jaemin.
Lee Min Hyung tidak peduli dengan panggilan Jaemin. Dia tidak mengenali lelaki itu, tetapi Mark mengenalnya. Meskipun begitu, Lee Min Hyung tidak berhenti melemparkan barang.
"Mark! Min Hyung! Zero! Ah! Aku pusing denganmu! Cepat berhenti, siapa pun itu!"
Heechul menghindari semua benda yang dilempar oleh Lee Min Hyung. Saat dia berhasil mendekati Lee Min Hyung, dia langsung menyuntikkan obat penenang hingga lelaki itu pingsan.
Jaemin dan Lucas membantu membereskan ranjang Lee Min Hyung, sementara Donghae dan Heechul membawa tubuh lelaki itu ke atas ranjang.
"Apa yang terjadi?" tanya Heechul pada Lucas.
"Aku tidak tahu. Sepertinya dia tidak suka melihatku."
Heechul mengerutkan dahinya. "Bukankah kau dekat dengannya? Seharusnya dia tidak takut denganmu."
"Eh? Kalian sudah lama saling kenal?" tanya Jaemin tiba-tiba.
"Iya. Maaf, Jaemin. Aku tidak memberitahumu," kata Lucas.
"Kupikir kalian bertemu di kampus. Hah ... benar-benar mengerikan. Pantas saja dia terlihat berbeda akhir-akhir ini."
Mereka mengangguk mendengar perkataan Jaemin.
Bagaimanapun Zero berusaha menutup dirinya dengan berpura-pura menjadi Mark, aura lelaki itu tetap berbeda. Dingin dan berbahaya.
"Dia akan tertidur sampai esok pagi. Lebih baik kita pulang. Aku harus ke rumah anakku untuk membahas masalah ini."
Semuanya menyetujui perkataan Heechul. Menghadapi Lee Min Hyung ... benar-benar melelahkan.
Tbc
YAK! LEE MIN HYUNG BANGKIT DONG WKWK.
Yang bingung sama karakternya. Jadi, yang di masa lalu itu, Zero yang ketemu Haechan, tapi si Lucas manggilnya Min Hyung tapi jiwanya si Zero.
SILAKAN KOMEN WOI. UEE TU SEMANGAT KALO BANYAK YANG KOMEN. HHAHAHAHAHAAH SAPA TAU UEE RAJIN UP YE KAN.
YAK MAKASIH. VOTE JANGAN LUPA. KOMEN JUGA WOI. CAPEK MIKIR ALUR NICH WKWKWK.
BUBAY!