SANTOSA {END}

By Kalpaijo

44.9K 5.9K 1.2K

Santosa Putra Argadana. Cowok paling tampan di sekolah SMA Jaya pura. Sikap Santosa yang selalu dingin kepada... More

SATU📍
DUA📍
EMPAT📍
LIMA📍
ENAM📍
TUJUH📍
DELAPAN📍
SEMBILAN📍
SEPULUH📍
SEBELAS📍
DUA BELAS📍
TIGA BELAS📍
EMPAT BELAS📍
LIMA BELAS📍
ENAM BELAS📍
TUJUH BELAS📍
DELAPAN BELAS📍
SEMBILAN BELAS📍
DUA PULUH📍
DUA PULUH SATU📍
DUA PULUH DUA📍
DUA PULUH TIGA📍
DUA PULUH EMPAT📍
DUA PULUH LIMA📍
DUA PULUH ENAM📍
DUA PULUH TUJUH📍
DUA PULUH DELAPAN📍
DUA PULUH SEMBILAN📍
TIGA PULUH📍
TIGA PULUH SATU📍
TIGA PULUH DUA📍
TIGA PULUH TIGA📍
TIGA PULUH EMPAT📍
TIGA PULUH LIMA📍
TIGA PULUH ENAM📍
TIGA PULUH TUJUH📍
TIGA PULUH DELAPAN (END)📍
EXTRA PART

TIGA📍

1.4K 225 63
By Kalpaijo

Halo-Halo...

Sebelum membaca alangkah
baiknya Follow dulu Nura ya:)

°°°°Happy reading°°°°

"Tumben si Tosa belum datang," ujar Gilang yang baru saja datang bersama kedua sohibnya.

"Iya, ya, 'kan biasanya tuh anak pagi-pagi udah ada di kelas," ucap Delvin melempar tasnya ke meja lalu dia duduk di bangku ketiga.

"Mungkin masih di jalan." Lingga menyugar rambutnya kebelakang.
"PR udah di kerjain belum?"

"Alhamdulillah dong.. belum," jawab Gilang menyenderkan bokongnya ke belakang kursi.

Delvin menjitak kepala temanya itu. "Najis. Males amat lo."

"Situ juga sama," sahut Gilang

"Si Tosa belum datang lagi," ucap Lingga.

"Tau tuh anak mana lagi, gue butuh contekan anjir," cetus Gilang diakhiri tawa kecil.

"Cie pas butuhnya aja nyariin," timpal Delvin tertawa ngakak.

"Kayak lo nggak butuh aja, Vin."

"Gue mah setia sama dia nggak kayak lo, yang nyariin pas butuhnya doang."

"Delvin jelek diam lo!" teriak Gilang lalu kedua temanya tertawa ngakak.

"Cie marah si playboy." Delvin masih saja mengatai temanya itu.

"Dari pada lo jomblo ngenes!"

"Lebih baik jomblo dari pada elo suka nyakitin cewek," balas Delvin tak mau kalah.

"Bodo amat, gue laku, makanya banyak cewek yang suka sama gue, nggak kayak lo masih jomblo mana masih muda lagi."

Delvin mengusap dadanya sabar. "Ya Allah sabarkan hamba dari manusia buaya ini, semoga orang yang ada di depan saya mendapatkan hidayah
untuk tidak menjadi playboy, Aamiin
ya Allah," ucap Delvin mengangkat tangannya membuat Lingga tertawa terbahak-bahak apa yang diucapkan Delvin barusan.

"Delvin diem lo nyet, kalo nggak gue bogem lo!" protes Gilang menatap dengan tajam.

"Ampun bang playboy." Cowok itu merapatkan tangannya. Lalu gelakan tawa dari ketiganya membuat para murid yang ada di kelas menoleh kearah mereka.

Bel masuk sudah berbunyi, para murid memposisikan duduknya dengan benar saat pak Jarwo memasuki kelas XII IPA 1. Mereka semua mengunci mulutnya dengan rapat terutama Gilang, Lingga, dan Delvin yang sedari tadi mengoceh akhirnya ketika ada guru mereka semua diam.

Setelah mereka berdoa, pak Jarwo melihat kursi yang masih kosong di sebelah Lingga. "Siapa yang nggak masuk?" tanya Pak Jarwo sambil mengelus-ngelus jagunnya yang lumayan panjang.

"Santosa, Pak," jawab Lingga.

"Kemana dia?"

"Nggak tau Pak."

Guru itu mengebrakan meja membuat para muridnya menundukkan kepala. "Kamu temannya Lingga!"

"Iya saya temenya Pak, tapi saya nggak tau Santosa ada dimana."

"Bener kamu?"

"Bener pak, suwer saya nggak bohong."

"Yasudah."

Lingga menghela napas panjang, akhirnya guru itu tidak marah.
Karena kalau sampe guru itu marah
kelas ini akan meledak karena
suaranya yang keras.

Pak Jarwo mulai menerangkan
materi di depan kelas, semua para muridnya memperhatikan guru yang
ada di depan. Suara ketukan dari luar pintu membuat atensi mata mereka teralihkan, pintu itu terbuka dan menampilkan sosok laki-laki dengan perawakan tinggi.

"Assalaamu Alaikum Pak, maaf saya telat," ucap Santosa berjalan mendekati Pak Jarwo.

Guru itu mengelus-ngelus jakunya dan mengangkat sebelah alis. "Dari mana saja kamu?" tanya Pak Jarwo.

"Mobil saya mogok Pak, jadi saya telat."

"Ini pertama kalinya kamu telat
Santosa, dan saya akan memberikan hukuman karena kamu telat di jam
pelajaran saya."

Cowok itu mengangguk tanpa mau membantah. "Baik, Pak."

"Sekarang kamu bersihin rumput yang ada di lapangan."

"Baik, Pak." Laki-laki dingin itu pun melangkah pergi dari dalam kelasnya.

Pak Jarwo melanjutkan kembali menerangkan materi yang barusan tertunda.

"Kasian banget tu bocah harus
dihukum gara-gara mobilnya mogok," ujar Lingga menoleh ke belakang teman-temannya.

"Kita bantuin cuy, 'kan dia temen kita juga," saran Gilang.

"Gimana caranya oon, kita aja masih belajar," cetus Delvin memainkan pulpen.

"Gue ada ide," sahut Gilang menaik turunkan alisnya.

"Apa?"

"Sini deketan lo pada." Kedua temannya mendekat dan mendengarkan ide dari sang Gilang.

"Lo yang bilang sama tuh guru," titah Gilang pada Lingga setelah mereka merencanakan sesuatu.

"Enggak ah, gue gak berani jirrr."

"Lo cowok atau cewek? Ciut banget si."

"Gue banci."

"Aamiinin ah biar jadi kenyataan," celetuk Delvin.

"Lo berdua gak ada yang berani? Ya udah biar gue aja." Gilang berdiri dari tempat duduknya lalu mengangkat sebelah tangan pada guru yang ada di depan. "Pak, saya izin ke toilet."

"Mau ngapain kamu?"

"Kepo banget, Pak."

Guru itu menatap dengan tajam pada satu muridnya. "Udah mulai berani sama saya kamu?"

"Enggak Pak, ya ampun bapak  baperan banget si, saya mau berak Pak, bapa mau ikut?"

Saat itu juga gelakkan tawa memenuhi kelas XII IPA 1 membuat guru itu dibuat malu. Pak Jarwo mengebrakan meja membuat mereka semua terdiam.

"Sana keluar kamu," usir pak Jarwo membuat Gilang cepat-cepat keluar dari dalam kelas.

"Makasih, Pak."

Setelah cowok itu keluar dari dalam kelas, pak Jarwo duduk di kursinya kembali lalu pokus pada buku yang dia pegang.

"Vin, kita gimana?"

"Nggak tau."

"Ah elo mah."

"Yaudah gue yang bilang. "Pak saya mau izin ketoilet," ucap Delvin mengangkat sebelah tangannya.

"Saya juga, Pak." Lingga ikut-ikutan mengangat sebelah tangannya seraya
memegang perutnya yang di buat-buat.

"Mau ngapain lagi kalian barengan gitu, jangan-jangan bohong." Pak Jarwo mengangkat alisnya curiga.

"Kita nggak bohong, Pak," kompak keduanya.

"Terus mau ngapain?"

"Bapa kenapa si kepo banget, ya kalo orang mau ketoilet itu menurut bapa mau ngapain? Antara kencing sama berak masa iya mau makan si, Pak," ucap Delvin membuat gelakkan tawa
dari murid kelas XII IPA 1.

"DIAM KALIAN SEMUA!" Pak Jarwo menggebrak mejanya dengan keras membuat murid-muridnya langsung terdiam termasuk kedua orang tadi.

Guru berkacamata ditambah badan yang gendut dan jakun yang panjang itu membuat amarahnya akan segera meledak. Guru itu menarik napasnya dalam-dalam dan mengembuskannya dengan pelan. Lalu mengusap dadanya sebentar. "LINGGA, DELVIN, DUDUK KEMBALI KALIAN!" kata Pak Jarwo menunjuk keduanya.

Tanpa mau membantah, kedua orang itu langsung duduk kembali di tempatnya.

🌙🌙🌙🌙

Kelas XII Ips 2 sedang berada di lapangan karena hari ini pelajaran Pjok. Mereka semua memperaktekan cara bermain sepak bola.

Sesuai absen, mereka semua maju ke depan satu persatu. Kini giliran Fauna yang dipanggil.

"Fauna Griselda," ucap pak Sutis, ia adalah guru olahraga di SMA Jaya Pura.

Fauna mengacungkan tangannya lalu
maju ke depan.

"Sesuai yang sudah bapa jelasin tadi
kamu sudah mengerti Fauna?" tanya
pak Sutis.

"Mengerti, Pak," jawab Fauna.

"Bagus, sekarang silahkan praktekan."

Fauna mengambil bola itu dan meletakanya di bawah, lalu menendang bola itu hingga ke atas.

Dugh!

Bola itu mengenai kepala seseorang yang ada di pinggir lapangan, membuat Fauna dan murid yang lainnya membulatkan mata.

Cowok itu memegang kepalanya
yang terasa sakit lalu ia melempar sapu yang dipegangnya kesembarangan tempat.

Dengan cepat Fauna berlari menghampiri cowok itu yang ada di pinggir lapangan.

"Elo!" ucap Fauna terkejut karena
cowok itu adalah Santosa.

Santosa masih memegang kepalanya yang sedikit sakit.

"Maaf gue nggak sengaja," lontar
Fauna merapatkan kedua tangannya.

Namun Santosa tetaplah Santosa,
ia sama sekali tidak menoleh ke pada
gadis di depannya, cowok dingin itu
mengambil sapu yang sempat ia
lempar lalu dia melangkah pergi dari sana.

"Woii Fauna cepet ambil bolanya!"
teriak beberapa murid di belakangnya. Namun Fauna tidak peduli, gadis itu memilih mengejar Santosa sebelum jauh.

"Santosa!" teriak Fauna sambil berlari.

Santosa tidak mempedulikan teriakan dari cewek yang ada di belakangnya. Ia tetap berjalan dengan cepat membuat Fauna semakin mengejar cowok itu karena tidak menyahut.

"Santosa," ucapnya lagi dihadapan
cowok itu.

Santosa menghempas tangan Fauna yang menyentuh pergelangan tangannya. "Jangan pegang-pegang," tegur Santosa dingin.

"Iya-iya, gue cuma mau minta maaf
doang kok."

Namun Santosa hanya diam saja.

"Santosa lo denger gue gak si?!"

"Lo tau nama gue dari siapa?" tanya
Santosa tapi tatapannya ke arah lain.

"Dari Adira sama Nara," balas Fauna.
"Sa, lo maafin gue, 'kan?"

"Ya." Lalu Santosa pergi dari sana.

"Simple amat si lo, dasar cowok irit
ngomong, nggak pernah senyum,
semoga aja jodoh gue nggak kaya lo,"
gerutu Fauna di dalam hati.

Gilang berjalan di lorong sekolah lalu
dia berpapasan dengan Santosa.

"Woii Sa, hukuman lo udah selesai
belum?" tanya Gilang memasukan
tangan ke dalam saku celana abu-abunya.

"Udah," jawab Santosa.

"Alhamdulillah deh, gue tadinya mau bantuin lo bela-belain gue bohong sama tuh guru."

"Yaudah balik kelas aja."

"Males."

🌙🌙🌙🌙

Sore ini, Fauna sedang berada di mall sendirian. Ia membeli sesuatu untuk kebutuhanya. Gadis itu memakai baju kaus hitam ditambah dengan cardigan dan celana yang sedikit pendek, rambut sebahunya ia uraikan dan ia memakai jepit hitam membuatnya semakin cantik.

Setelah ia membayar belanjaannya ia pun keluar dari dalam mall. Saat ia akan menaiki motor scoopy-nya tiba-tiba Fauna melihat ada mobil besar yang sangat kencang akan menabrak ibu-ibu yang tengah menyebrang di tengah jalan itu membuat Fauna dengan cepat lari ke arah ibu-ibu tersebut.

Mobil itu sedikit lagi akan menabrak ibu itu. "BU AWAS!" teriak Fauna kencang dan mendorong ibu itu ke pinggir jalan membuatnya terjatuh dan Fauna tersungkur di pinggirnya.

"Woii berhenti lo!" teriak Fauna kepada mobil besar itu yang kabur dengan cepat. Ia mendengus kesal karena mobil itu sudah jauh.

"Ibu gak papa, 'kan?" tanya Fauna pada ibu itu.

"Saya nggak papa Nak, makasih yah udah nolongin saya, kalo nggak ada kamu saya nggak tau bakalan gimana," ucap ibu itu sambil menangis.

Fauna berdiri dan memeluk ibu itu dengan hangat." Iya bu sama-sama, syukurlah kalo ibu nggak papa."

Ibu itu semakin menangis membuat Fauna semakin erat memeluknya. "Ibu udah ya jangan nangis," kata Fauna sambil mengelus punggung ibu itu.

"Iya Nak." Ibu itu melepas pelukkannya.

"Rumah ibu dimana? Biar saya antar."

"Dekat kok dari sini, nggak usah repot-repot, Nak," balas ibu itu sambil memegang tangan Fauna.

"Nggak papa ko Bu, ayok."

Ibu itu mengangguk dengan tersenyum tipis.

Ibu itu melihat sebelah kaki Fauna ada banyak darah membuatnya terkejut. "Nak, kaki kamu ada banyak darah," tunjuk ibu itu ke bawah.

Fauna yang akan memakai helm-nya
langsung menoleh ke bawah dan benar saja kaki kirinya penuh dengan banyak darah. Tetapi kenapa dirinya tidak sadar dan tidak merasa sakit?

"Emm nggak papa ko bu, ini gak sakit kok," jawab Fauna sambil memegang kaki kirinya.

"Nggak papa gimana? Sekarang kita kerumah sakit ya?" kata ibu itu khawatir sambil memegang bahu Fauna.

"Nggak papa ko bu bener, paling nanti di rumah saya obatin."

"Yasudah kalau kamu nggak mau kerumah sakit, biar di rumah saya aja obatinya, ya."

"Emm yaudah boleh bu."

Setelah beberapa menit mereka naik motor akhirnya keduanya selamat sampai di rumah ibu itu.

"Ini rumah ibu?" tanya Fauna sambil memandang rumah mewah itu.

"Iya Nak, yaudah yu masuk," ajak ibu itu sambil memegang tangan Fauna.

Fauna mengangguk dan membuka
helm-nya. keduanya pun berjalan menuju pintu utama rumah besar itu.

Ibu itu mengetuk pintunya dua kali "Assalaamu alaikum ini bunda," ucap wanita paruh baya tersebut pada orang yang ada di dalam rumah.

Beberapa detik kemudian pintu itu terbuka. "Wa alaikumus salaam, bunda," jawab seorang laki-laki memakai baju koko dan juga peci hitam.

Fauna membalikkan tubuhnya ke belakang dan saat itu juga Fauna membulatkan matanya melihat sosok cowok di depannya. "Elo!"


























Terimakasih sudah mampir

Vote sama komen ya
Makasih orang baik😗



Sukabumi
11 Desember 2021

Salam hangat>3

~Nura~

Continue Reading

You'll Also Like

10.6M 674K 43
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...
2.5M 137K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
3M 152K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
458K 50K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...