1. PASSING BY

By rawrnana

8.4K 4.7K 19.2K

❝ Kamu dan segala kenangan yang tersisa ❞ ⚠️TIDAK UNTUK DIPLAGIAT⚠️ Ini Cerita keduaku, cerita yang sangat in... More

Prolog
1. the beginning of all
2. Dia yang asing
3. TODAY
4. The secret of hera
5. Mariposa
6. Temanku
7. They are bad
8. What If
9. Menetap atau pergi
10. Mago
11. Orang jahat
12. Dia?
13. Tau
14. Mulai
15. Through me
16. Putus Asa
17. Tentang dan tantang
18. Rainbow
19. Hasil
20. Makan malam dan...
21. pulang dan datang
22. A DREAM
23. Ada apa?
25. Semua oke
26. Happin€ss
27.The next
28. To the bond
29. Aku dan rasa sakit
30. Renggang untuk menyatu
31. Usaha untuk mengutarakan
32. Hello Ra
33. On me
34. Sepeda
35. my wish
36. I know now
37. beautiful time
38. Bohong
39. Tenang
40. Keluargaku
41. gonna leave
42. Tertidur
43. Apapun
44. Laut
45. Penebusan dan terima kasih

24. Harta Saya

132 89 375
By rawrnana

Allo👋✊

~•••***•••~

Ruang rawat Hera sudah dipindahkan ke ruangan yang lebih bagus dan jarang di huni oleh beberapa orang. Sudah cukup lama Hera tidur dan enggan membuka matanya, Alora hanya pasrah menatap anak itu. Dirinya duduk di sofa yang ada diruangan itu, tangannya terus saja ia usap untuk menetralkan detak jantungnya.

Pintu ruangan terbuka dan Alora tanpa sengaja mendengar teriakan seseorang menyebut nama Hera.

"HERA!!"

"RA!!"

Ketika sadar ada orang lain diruangan itu, mereka menundukkan kepalanya tak berani menatap sosok Alora yang tengah menatap mereka.

Mereka adalah Jehan dan juga Levi, keduanya dikabarkan bahwa Hera dibawah ke rumah sakit dan telah dipindahkan keruangan VIP.

"Maaf lancang sebelumnya...," ujar Jehan tanpa menatap Alora.

Alora bergeming, dirinya berdiri dari duduknya dan melangkahkan kaki untuk keluar.

"Saya keluar, dan pastikan jangan membuat keributan disini," ucapnya sebelum pergi, dibalas anggukan oleh Jehan dan juga Levi.

Setelah memastikan bahwa Alora telah benar-benar pergi, mereka berdua menghela nafas dalam-dalam.

"Fiuhhh... Dingin banget gila!" cetus Jehan berjalan kearah Hera yang tengah berbaring.

"Biasa aja," sahut Levi ketika menyusul Jehan untuk mendekati Hera.

"Nyenyak banget tidurnya... Pasti capek banget ya Ra," gumam Jehan.

"Di sekolah, semua khawatir sama keadaan Lo Ra... Sampai mereka rela cek cctv demi Lo," ujarnya lagi.

"Udah lama ga ketemu, kangen di judesin sama Lo Ra."

Levi sedari tadi diam menatap Jehan yang tengah berbicara dengan Hera, Levi mengamati Jehan ketika Jehan menyentuh telapak tangan Hera.

Tersirat sebuah senyuman tipis diwajah Levi saat itu.

"Je, gue keluar bentar. Lo jaga Hera dulu...," ucap Levi pada Jehan.

Jehan hanya berdehem dan menatap Levi sekilas.




Levi menutup pintu ruangan Hera, matanya mengarah ke sekitar dan berhenti tepat di kursi tunggu yang ada didepan ruangan Hera.

"Aku pikir kau sibuk," ucapnya menghampiri Alora yang tengah duduk sendiri di kursi itu.

Alora sontak mengangkat kepalanya menatap Levi, "apa yang terjadi dengan Hera? Kenapa sampai luka begitu?" ucapnya dengan nada datar tapi lebih seperti sebuah pertanyaan.

Levi menatap Alora dengan seksama, "kurasa Hera mau bunuh diri, hidupnya terlalu berat...."

Alora menghelah nafasnya dengan mata tertutup. Pikirannya kacau, ditambah ucapan Levi barusan. Bagaimana jika itu benar, ah yang benar saja.

"Kudengar kau pulang kerumah? Hera terlihat bahagia, jangan rubah kebahagiaannya...," ucap Levi kemudian lalu pergi lagi masuk ke dalam ruangan Hera.

"Benar... Saya selalu jadi perusak kebahagiaan anak itu, dia selalu murung dan tak mau bergaul dengan siapapun... Ini salah saya," lirih Alora kembali menundukkan kepalanya.




***

"Ngaku deh... Pasti Lo kan yang celakain Hera!?" teriak Yura didepan Milka.

"Gue udah bilang sampe Gedeg ya! Bukan gue yang bikin Hera jatuh!" balas Milka berteriak pada Yura.

"Halah udah deh Lo, semua orang juga tau kok. Lo kan sering Bully Hera," tutur Yura kesal menatap Milka.

"Iya gue akui itu, tapi bukan gue yang bikin dia sampai jatuh dari tangga sekolah. Lo juga liat cctv sekolah kan? Gaada gue disana," ujar Milka.

Yura terdiam, itu benar. Tidak ada Milka disaat Hera hendak turun dari tangga sekolah, lalu kenapa bisa Hera terjatuh.

"Lo tanya Alana deh, tadi gue sempat liat dia kasih makanan ke Hera. Barangkali aja dia masukin sesuatu makanya Hera oleng dan jatuh ke tangga," ucap Milka dengan mengarahkan dagunya keluar kaca.

Karena saat ini kedua gadis itu tengah berada di ruangan kelas dimana hanya mereka berdua yang boleh masuk dan menyelesaikan masalah ini.

Yura ikut mengarahkan pandangannya pada Alana yang berdiri didepan jendela kelas.

Yura melangkahkan kakinya keluar kelas, membuka kasar pintu kelas dan menghampiri Alana. Ditariknya Alana dengan cepat menghadap dirinya.

"Lo kasih Hera makanan pagi tadi?" tanya Yura langsung membuat Alana mengangguk cepat.

"Mana? Makanannya!" sentaknya pada Alana.

"K-kenapa?" tanya Alana ketakutan.

"Siniin, gue mau minta. Buruan!" ucap Yura.

Alana berlari kedalam kelas dan membuka tasnya, diikuti dengan Yura yang mengikuti gadis itu. Alana menyodorkan kotak berisi makanan yang sempat ia berikan pada Hera, dan Yura mengambilnya dengan cepat.

"Makan!" ujarnya pada Alana.

Alana menatap makanan itu dengan ragu, namun karena paksaan Yura dirinya terpaksa harus memakan itu.

"Sekarang Lo ikut gue," ucap Yura.

"Kemana?" tanya Alana.

"Ikut gue ga usah banyak tanya."




Yura dan Alana pergi kerumah sakit, sesampainya disana Alana terus saja mengeluh bahwa dia merasa tak enak badan, perutnya sakit dan kepalanya pusing.

"Alesan aja, Lo temen Hera kan? Yaudah kita harus jenguk dia," ujar Yura menarik pergelangan tangan Alana.

"Kepala aku sakit... Aku--"

"Ihh bawel Lo! Entar disana Lo boleh duduk deh, nih sekalian dirumah sakit entar periksa..." ucap Yura.

Mereka berdua berjalan hingga sampai diruangan Hera, disana terdapat Jehan dan juga Levi yang tengah duduk didepan ruangan Hera. Melihat Jehan, dengan cepat Alana berlari kearah Jehan.

"Jehan, Yura narik tanganku... Kepalaku sakit, anter aku pulang ya...," ucapnya seraya menatap Jehan yang masih terduduk dan menatap Alana bingung.

"Lo dateng-dateng minta anter, bukannya jenguk Hera," cetus Jehan.

"Kepalaku sakit Jehan...," ujar Alana.

"Heh Jehan, nih pacar Lo parah banget... Dia kasih makanan ke Hera, yang bikin Hera pusing sampai oleng ke tangga dan jatuh. Bener-bener ya Lo, liat sekarang Hera sakit...," ucap Yura menatap tajam pada Alana.

Alana menggeleng cepat, "enggak, bukan aku yang bikin Hera jatuh dari tangga,"

"Diem Lo!" sentak Yura.

"Yura..." ucap Levi memperingatkan Yura, karena ini rumah sakit.

"Bener Lo yang buat Hera gini?" tanya Jehan pada Alana.

Alana masih kekeuh menggeleng, dan tak mau mengaku.

"Bukan aku... Beneran Jehan bukan aku kok," ucapnya.

Alana menggapai tangan Jehan, tapi dengan cepat Jehan menepisnya.

"Lo gila Lana, Lo udah berani nyakitin orang sampai fisik... Gue cuma diam waktu Lo bentak Hera dan nuduh Hera, tapi kali ini enggak... Lo keterlaluan, gimana kalau nyawa Hera jadi taruhan hah!?" ucap Jehan menatap Alana dengan mata berapi-api.

Alana menangis, dipojokkan seperti ini membuatnya merasa sakit.

"Aku benci... Hera selalu jadi nomor satu buat kamu...," ucap Alana pada Jehan.

"Dan Lo bisa ga sih, ga usah nyakitin Hera. Disini yang salah bukan Hera, tapi Jehan... Salahin Jehan yang gabisa suka sama Lo, bukan sakiti Hera kayak gini," sahut Levi yang sejak tadi diam.

"Pergi Lo!" usir Jehan pada Alana.

"Enggak!" tolak Alana.

"Mau ngapain lagi Lo disini? Belum puas hah??" teriak Yura.

Pakk!!!




To be continued

Kasih semangat untuk segera selesain ini help^^

Continue Reading

You'll Also Like

My sekretaris (21+) By L

General Fiction

339K 3.3K 22
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra
942K 21.2K 49
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
331K 97 9
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...
720K 4.7K 15
Warning konten 21+ yang masih dibawah umur menjauh. Sebuah short story yang menceritakan gairah panas antara seorang magang dan seorang wakil rakyat...