1. PASSING BY

rawrnana

8.4K 4.7K 19.2K

❝ Kamu dan segala kenangan yang tersisa ❞ ⚠️TIDAK UNTUK DIPLAGIAT⚠️ Ini Cerita keduaku, cerita yang sangat in... Еще

Prolog
1. the beginning of all
2. Dia yang asing
3. TODAY
4. The secret of hera
5. Mariposa
6. Temanku
7. They are bad
8. What If
9. Menetap atau pergi
10. Mago
11. Orang jahat
12. Dia?
13. Tau
14. Mulai
15. Through me
16. Putus Asa
17. Tentang dan tantang
18. Rainbow
19. Hasil
20. Makan malam dan...
22. A DREAM
23. Ada apa?
24. Harta Saya
25. Semua oke
26. Happin€ss
27.The next
28. To the bond
29. Aku dan rasa sakit
30. Renggang untuk menyatu
31. Usaha untuk mengutarakan
32. Hello Ra
33. On me
34. Sepeda
35. my wish
36. I know now
37. beautiful time
38. Bohong
39. Tenang
40. Keluargaku
41. gonna leave
42. Tertidur
43. Apapun
44. Laut
45. Penebusan dan terima kasih

21. pulang dan datang

144 93 413
rawrnana

Typo tandain ya^^


~•••***•••~

Setelah mengobati luka Yolan, Hera beranjak pergi ke dapur dan mengambil minuman untuk Yolan dan juga Levi.

"Ini pak diminum," ujar Hera.

"Terimakasih nak," ujar Yolan kepada Hera.

Hera lantas duduk disebelah Levi dengan memberikan segelas air.

"Tadi bapak kenapa bisa luka kayak gini?" tanya Hera.

"Saya habis makan siang, dan berniat untuk pergi ke suatu tempat. Dan tanpa saya sadari kalau diseberang saya ada motor yang melaju dengan cepat, dan ya...,"

"Saya terpental dan dapat luka kecil ini ... Tapi saya bersyukur atas kecelakaan itu," ucap Yolan panjang lebar di akhiri dengan senyum yang terukir diwajahnya ketika menatap Hera.

"Bersyukur?" ujar Hera seolah bertanya.

"Iya, bersyukur karena dibalik sebuah kejadian yang buruk saya percaya akan ada hal baik,"

"Begitu ya...," Hera manggut-manggut.

"Gue mau pulang Ra, oh iya tuan juga pulang bukan?" tanya Levi pada Yolan.

Yolan tersadar dan mengangguk, "iya saya juga akan pulang,"

"Vi anterin sekalian ya," ujar Hera pada Levi.

"Iya," jawabnya singkat.

"Saya pulang ya, terimakasih Hera. Kamu anak yang baik, sama seperti mama kamu," cetus Yolan membuat Hera tersenyum kikuk.

"Pulang ya Ra, Inget jangan lupa vitaminnya di minum," ucap Levi memperingati.


***

Jehan terdiam di sofa ruang tamu rumahnya, menatap Yebin yang tengah berbicara dengan seorang gadis. Bukan tanpa alasan dirinya terdiam seperti itu, disana terdapat ayah Jehan yang tengah meminta Jehan untuk tidak mengatakan satu pata kata pada Alana, iya gadis itu datang kerumah Jehan malam ini, tentu saja karena keinginannya dan orang tua Alana.

"Kakak cantik... Tapi perlu Yebin akui, kalo kak Era lebih cantik dari kakak," ucap Yebin menatap Alana dengan sedikit tersenyum.

Alana lantas mengerutkan keningnya, siapa yang barusan dibicarakan oleh Yebin pikirnya.

"Kak Era? Siapa?" tanya Alana.

"Itu loh yang sering kesini dulu... belajar sama--" ucapan Yebin terpotong ketika melihat Shena datang dan menatap Yebin seolah jangan mengatakan apapun lagi.

"Mama udah masak, apa kalian ga mau makan?" ujar Shena menatap kearah mereka.

Ayah Jehan lekas berdiri setelah menjawab ajakan Shena untuk makan.

"Alana ayo makan nak, Yebin, Jehan...," panggil Shena membuat ketiganya segera berdiri.

Alana berjalan terlebih dahulu diikuti Yebin dibelakang nya, Shena berjalan disamping Jehan dengan sedikit berbisik.

"Anak mama pasti bisa, jangan anggap permainan ini serius Jehan... Bagi mama hal itu hanya permainan mereka, perjuangin apa yang kamu anggap benar nak," ucap Shena menepuk bahu Jehan.

Jehan menatap Shena dan sedikit menyunggingkan senyumnya, hanya Shena yang paham situasi saat ini.

Shena juga demikian, dirinya paham betul apa yang tengah Jehan rasakan. Dipaksakan pada suatu hal yang tak disukai itu bukan hal mudah, namun Shena tak mampu untuk melakukan sesuatu.

"Mama!!" teriak Yebin dari meja makan.

"Yebin udah laperr!!" rengeknya.

"Sebentar!" balas Shena.



***

Hera membuka pintu rumahnya, betapa terkejutnya dirinya ketika melihat siapa yang datang malam-malam begini.

"Mamah?" hanya kata itu ketika Hera berhasil menemukan Alora didepan pintu rumah.

"Saya bisa masuk?" ucap Alora, sama seperti biasanya namun Hera mengangguk antusias.

"Hm sini mah biar Hera yang bawa koper mama," ucap Hera.

Alora tak menjawab tapi membiarkan Hera membawa koper miliknya masuk kedalam rumah, namun langkahnya terhenti.

"Saya akan tinggal disini lagi...," ujar Alora lagi-lagi membuat Hera bergeming.

"Oh iya," Alora menghentikan langkahnya ketika manik matanya bertemu dengan Hera.

Terdiam beberapa saat hingga akhirnya suatu ucapan terlontar dari mulut Alora.

"Selamat untuk peringkat kamu, saya dengar dari Arya...," ucapnya.

Hera mendongakkan kepalanya dan menatap Alora, rasa terkejut mendengar ucapan Alora barusan.

"Makasih mah," ucapnya begitu bahagia.

"Kemarikan koper saya, biar saya yang bawa ke kamar," pinta Alora.

Sepeninggal Alora menuju ke kamarnya yang ada diatas, Hera pun memegang kedua pipinya. Berniat untuk menepuknya, apa ini mimpi? Sungguh, walaupun mimpi Hera tak akan masalah akan hal ini.

Puk...!

"Ini sakit... tandanya bukan mimpi, mamah beneran ngucapin Hera selamat," gumamnya dengan tersenyum lebar.

Merasa begitu bahagia hingga membuat Hera memutar tubuhnya, berjingkrak-jingkrak. Sekarang Hera paham apa yang dimaksud dengan kata 'bahagia itu sederhana bukan?' yeah Hera tau makna kata itu karena dirinya tengah merasakan hal itu.

Tanpa Hera sadar setetes cairan berwarna merah jatuh ke baju dan juga mengenai tangannya, ketika sadar Hera segera memegang hidungnya.

"Terlalu banyak belajar... sedikit bahagia, makanya sekarang mimisan lagi...," gumamnya dan segera berlari menuju toilet.

Alora menatap sekeliling kamarnya, sudah beberapa tahun yang lalu sejak dirinya memutuskan untuk tinggal disebuah perumahan terpisah dari Hera, kini dirinya kembali lagi kerumah ini. Cukup berat dan sulit bagi Alora, karena terlalu banyak luka disini.

Kilasan masa lalu terus menghantuinya, membuat dirinya trauma akan suatu hal. Hingga Hera lah yang harus menanggung semuanya.

"Kembali kerumah, tapi tidak dengan anak itu Alora!"

Alora yang sempat tertunduk tak berdaya lantas mendongakkan tatapannya, menatap seorang lelaki parubaya yang merupakan ayahnya.

"Dia cucu ayah... A-aku tidak bisa meninggalkannya," ucap Alora bergetar menahan tangis.

"Baik... Tetap bersama anakmu Alora, tapi jangan pernah tunjukkan wajah kamu didepan saya lagi!" tegasnya membuat Alora sontak menggeleng menolak.

"Ayah... untuk kali ini bantu aku, biarkan anakku hidup... Selamatkan dia ayah, aku berjanji padamu, dia tak akan dikenali sebagai anakku... Selamanya," ucap Alora pasrah dihadapan ayahnya.

"Bangun anakku... Kau satu-satunya keturunan keluarga kami, begitu banyak harapan ku padamu, jika seluruh orang tau bahwa kau mempunyai anak di usia semuda ini apa akibat yang akan terjadi pada bisnis kita? Karirmu? Pikirkan hal itu nak... Anak itu hanya akan menjadi kekacauan untuk mu dan keluarga kita...," jelasnya membuat Alora tak mampu untuk berkata satu kata pun.

Napasnya bahkan tercekat seolah begitu banyak orang yang tengah mencekiknya, apa anaknya sebegitu hinanya untuk orang-orang.

Alora terduduk dilantai kamarnya, menyenderkan bahunya pada kasur besar miliknya. Rasa sesak di dada nya begitu sangat sakit, setiap kali melihat Hera, dirinya selalu saja dihantui perkataan orang tua Alora. Bahkan saat orang tua Alora meninggal beberapa tahun yang lalu.

"Saya marah... Saya pantas untuk dibenci oleh semua orang...," lirihnya.

"Hukuman apa lagi yang akan diterima selanjutnya...,"





To be continued


Musim hujan ya? Bawaannya pengen tidur aja deh.

LANJUT!

Продолжить чтение

Вам также понравится

Istri Kedua safara

Художественная проза

84.7K 2.7K 36
nadilla di paksa menikah oleh suami orang untuk merawat suaminya yang mengalami kelumpuhan di seluruh badannya dan stroke selama 5 tahun ia di paksa...
Amora (END) Mia

Художественная проза

3.7M 182K 71
Amora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang beru...
Pengantin Pengganti 🕊️

Художественная проза

1.3M 78.3K 53
"Pernikahan itu terjadi atas dasar kontrak bukan cinta, dan aku hanya pengganti bukan pemilik." - Gracellina Edellyn Tak terlintas barang secuil pu...
CERPEN DEWASA (21+) Didi

Художественная проза

266K 699 55
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...