Sheanetta's New Soul (Tahap...

De Laditka21

2.9M 156K 9.6K

source from printers. Jangan lupa follow akun ini dulu sebelum di baca. Cerita mengandung kata-kata kasar j... Mais

prolog
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
Chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 10
chapter 11
chapter 12
Chapter 13

chapter 9

64.7K 11.3K 469
De Laditka21

Tandai typo

Jangan lupa vote dan comment nya

“Orion, handphone lo bunyi terus tuh. Angkat aja, berisik banget dari tadi” Netta yang sedang fokus pada layar televisi di depannya terusik karena bunyi deringan dari ponsel Orion. Orion berdecak lidah sebelum mengangkat panggilan masuk itu.

Lukas?

Lukas, adik kelasnya ini kenapa menghubunginya malam-malam begini.

“Elo ngapain sih nelepon terus. Gangguin orang lagi nonton aja” kesal Orion.

Sorry, Kak. tadi Inggrid nelpon gue, Katanya Vale bawa mobilnya ugal-ugalan dan keadaannya lagi  kacau banget” Netta yang ikut mendengar ucapan Lukas terdiam. Spontan dia langsung merebut ponsel itu dati Orion “Kenapa bisa?”

Eh--, Kak Netta... ini Kak, Vale tadi nggak sengaja liat Alister dan Ana resmi pacaran. Lo tau sendiri lah Ka, gimana keadaan Vale saat itu. Inggrid juga tadi hubungi gue sambil nangis-nangis” Jelas Luka ragu-ragu.

“Makasih infonya, gue bakalan cari Vale”

i-ya Kak, sama-sama,”

Setelah Netta memutuskan hubungan panggilan itu sepihak dia langsung memberikan ponsel itu pada Orion. “Ayo Orion. Kita cari Vale”

“Uda malam Net, nggak baik buat kesehatan lo. Lo belum sepenuhnya pulih, udahlah,  palingan juga Vale bakalan baik-baik aja, lo nggak usah khawatir. Dia juga udah gede”

Netta menatap tidak percaya perkataan santai dari Orion “Gila yah lo! Bisa lo ngomong kaya gitu. Di luar uda malam dan gue nggak tau sekarang ini Vale ada di mana, gimana bisa gue nggak khawatir?!” Tatapan Netta berubah tajam “Kalau lo nggak mau bantu cari Vale, biar gue cari sendiri aja!”

Netta hendak melangkah pergi namun perkataan Orion membuat Netta kembali berhenti “Jangan keras kepala, Net. Kondisi lo lagi nggak baik-baik aja, lo juga denger kan apa kata dokter di rumah sakit? Angin malam itu nggak baik buat kondisi lo saat ini. Lo adik gue, Net. Gue cuman nggak mau lo sakit lagi” Bagi Orion kesehatan Netta ada yang utama. Orion tidak ingin Netta kembali merasakan sakit. Mungkin dirinya berlebihan, tapi melihat Netta yang terbaring tidak sadarkan diri selama berhari-hari membuat Orion takut kejadian buruk kembali menimpa Netta.

“Terus, gimana sama Vale?! Dia juga adik lo kan?!” Bentak Netta tidak sadar. “Gue tahu lo nggak sebego mereka yang nyalahin Vale atas kematian Mami gue. Vale nggak salah, nggak ada seorang bayi yang lahir di dunia ini pantas untuk di salahkan! Bahkan meskipun seorang bayi lahir karena sebuah kesalahan, bayi itu tetap gak pantas untuk di salahin. Mereka nggak bisa milih mau lahir dari siapa dan dalam kondisi kaya apa!”

“Net, gue nggak maksud kaya gitu. Gue cuman nggak mau lo sakit lagi, hati gue sakit liat lo terbaring di ranjang rumah sakit. Gue nggak mau lo sakit lagi, lo belum sepenuhnya sembuh total, Net. Tolong ngerti----“

“Vale juga adik gue kalau lo lupa. Sama kaya lo, perasaan gue juga sakit dengerin tentang Vale. Gue khawatir sama keadaan Vale saat ini, lo sendiri tahu sakit hatinya Vale saat liat Alister lebih bela Ana, dan sekarang dia lihat Ana udah resmi jadi pacar Alister, perasaan Vale pasti hancur banget. Vale butuh gue di sampingnya saat ini!” Netta membuang napas kasar “Kalo lo nggak mau cari Vale, biar gue cari dia sendiri. Gue masih bisa pergi sendiri, kok.”

“Oke, gue ikut” Orion tidak mungkin memberikan Netta pergi seorang diri. Dan lagi, perkataan Netta benar, Vale juga adiknya.

“Lula” wanita paru baya itu tersentak karena tepukan pada pundaknya.

“Derion” Derion menatap sendu istrinya, seolah dia paham apa yang sedang di pikirkan oleh Lula.

“Apa selama ini aku salah? aku juga menganggap Vale penyebab perginya Ka Naya. Aku hanya punya Kak Naya, tapi Kakak juga harus ninggalin aku karena dia lebih milih menyelamatkan anaknya” Derion membawa Lula dalam pelukannya. “Kamu juga seorang ibu Lula, pasti kamu paham seperti apa perasaan Kak Arunanya saat Itu. Apa pun akan seorang ibu lakukan demi anaknya, meskipun harus mengorbankan nyawa”

Sejak remaja kedua orang tuanya telah meninggal dalam kecelakaan mobil, meninggalkan Lula hanya berdua dengan Kakaknya— Arunaya.

Arunaya menjadi sosok ibu sekaligus ayah bagi Lula, selalu melindunginya juga memberikan kasih sayang. Lula sangat menyayangi kakaknya itu, Lula adalah orang paling keras membantah permintaan Arunaya yang lebih memilih menyelamatkan Vale daripada nyawanya sendiri.

Karena itu Lula juga menganggap kelahiran Vale adalah alasan kakaknya meninggal, tapi mengingat Vale adalah anak dari Arunaya, Lula tidak memperlakukan Vale dengan kasar tapi sebaliknya Lula menggagap Vale tidak pernah ada.

Wajah Netta yang mirip seperti Arunaya membuat Lula sangat menyayangi keponakannya itu.  Perkataan Netta barusan seperti tamparan keras bagi Lula “Semuanya sudah berlalu Lula, ikhlaskan Kak Naya. Dia akan sangat kecewa melihat kamu juga membenci anaknya”

“Tidak ada yang menginginkan semuanya harus berakhir seperti ini, kan? Vale hanya seorang anak yang tidak tau apa-apa, dia tidak bersalah Lula”

***

“Vale” Vale menoleh “Kak Netta?” Vale terlihat terkejut mendapati Netta bahkan ada Orion juga ada di sana.

Vale buru-buru menghapus kasar air matanya. Ia menyunggingkan senyuman lebar ke arah Netta.

“Kakak ko bisa di sin—“ Netta berjalan cepat lalu menarik Vale dalam pelukannya hingga membuat Vale tidak melanjutkan kalimatnya.

“Seharusnya gue yang tanya, kenapa lo kesini?” Vale terdiam, bibirnya terasa keluh untuk di gerakan. “Lo sekarang punya gue, tempat buat elo ceritain segala masalah yang lo punya. Lo nggak sendirian lagi, Vale. Ada gue, Kakak lo” Vale yang awalnya hanya terdiam kini mulai membalas pelukan Netta dengan erat. Isakan tangis gadis itu mulai terdengar kian memilukan, pertahanan nya runtuh seketika.

Hatinya terlalu hancur untuk bersikap seolah semuanya baik-baik saja seperti yang sering ia lakukan.

Siapa pun yang mendengar isakan tangis memulihkan itu pasti akan tahu betapa hancur nya seorang Vale sih Antagonis kejam berhati iblis.

Perkataan dan pelukan hangat Netta sukses menghancurkan tembok tinggi yang Vale bangun agar orang-orang tidak dapat melihat sisi lemahnya.

Sementara Orion, awalnya pemuda itu tidak begitu peduli, tapi perkataan Netta seolah membuat Orion sadar jika Vale juga adiknya. Gadis itu lahir dari rahim yang sama dengan Netta adiknya, gadis rapuh yang membutuhkan tempat untuk sekedar bersandar.

Beruntungnya Netta tahu di mana keberadaan Vale karena kejadian itu juga tertulis dalam Novel hanya saja waktu terjadi lebih awal dari seharusnya.

Novel ini memang di rancang untuk semakin membuat Vale hancur.

Sebagai pembaca, tentunya Netta tahu di mana keberadaan Vale. Tepatnya di lapangan basket dekat kompleks rumah Alister, tepat di mana dulu Alister mengajarkan Vale bermain basket hanya saja kini lapangan basket itu sudah di rombak menjadi taman kanak-kanak tempat ini menjadi tempat pelarian bagi Vale saat sedang sedih.

“Nangis aja, Vale. Nangis sepuas yang lo mau. Nangis, kalau hal itu bisa bikin hati lo lega.” Netta mengelus lembut kepada Vale “lo bisa jadi lemah di depan gue, biar gue yang akan ngelindungin lo. Biar gue yang jadi kuat buat nutupin sisi lemah lo.”

Tangisan Vale semakin kencang hingga baju yang di kenakan Netta basa karena air mata. Orion hanya berdiri diam memperhatikan interaksi kedua gadis itu. Orion juga paham seperti apa perasaan Vale selama ini, tapi pemuda itu hanya acuh. Sejak kecil Orion memang tidak pernah dekat dengan Vale, seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal namun masih memiliki darah yang sama. Hanya Netta yang dekat dengan Orion Karena Lula yang sering membawa Netta bermain dengannya sejak mereka masih sangat kecil. Semua itu membuat Orion menganggap Vale bukan siapa-siapa baginya.

“Kena-pa sih? Apa hikss yang gue punya hikss selalu di ambil.. Ana” Ujar Vale tersendat-sendat karena tangisannya “Ken-a-pa semua orang bisa sesayang itu sama Ana? Tapi  sama gue, mereka benci banget kek gue. Apa gue salah karena lahir di dunia? apa itu kesalahan gue Kak? Apa mendingan gue mati aja” Netta menggeleng cepat.

“Nggak boleh ngomong gitu dek. Nggak baik” Ujar Netta menenangkan sesekali juga ia mengecup kepala Vale berharap dengan itu Vale akan merasa lebih baik “Nggak ada yang salah dari sebuah kelahiran. Setiap anak itu adalah anugerah dari Tuhan. Kalo Vale lahir ke dunia, itu berarti udah jalan dari Tuhan” Netta kembali mengelus kepala Vale lembut.

“Tapi kenapa semua orang benci gue? nyalahin gue karena lahir dan buat Mami meninggal, gue juga nggak mau kaya gini, Kak.” tidak terasa air mata Netta ikut jatuh. Hatinya sakit mendengar tangisan pilu Vale. Nasib gadis ini sangat menyedihkan “Gue juga nggak mau hidup dengan ngorbanin nyawa Mami buat lahirin gue, tapi gue harus ngeluh ke siapa? Siapa yang harus gue salahin untuk semua ini. Apa Tuhan yang udah kasih takdir sebegitu menyedihkan ini” Vale menatap Netta dengan berlinang air mata “Atau diri gue sendiri karena lahir” lirihnya sendu.

Netta tidak kuat melihat keadaan Vale yang seperti ini Apalagi Vale yang merasakan nya sendiri. Gadis ini telah menderita sejak lahir, kenapa sang penulis membuat jalan cerita Vale lebih menyedihkan dari sih protagonisnya. Bukankah biasanya setiap Antagonis dalam cerita setidaknya memiliki beberapa bagian di mana mereka akan merasakan kebahagiaan meskipun pada akhirnya kebanyakan Antagonis memiliki akhirnya yang tragis, tapi Vale tidak pernah merasakan semua itu. Dari awal hingga akhir ceritanya tidak ada satupun kata dalam novel yang menceritakan tentang kebahagiaan Vale. Gadis malang ini hanya memiliki kesengsaraan yang setia bersama nya setiap saat.

“Lo nggak salah. Tuhan juga nggak salah, Vale. Semua ini adalah takdir. Mami berkorban buat Lo lahir ke dunia ini karena Mami sesayang itu sama lo” Tangan Netta menghapus air mata Vale dengan hati hati-hati. “Nggak usah pikiran apa pun yang buat lo sakit hati. Cukup inget, Mami sayang banget sama lo, sampai Mami rela mengorbankan nyawanya buat loh” Netta kemudian tersenyum lembut “Dan ingat juga, sekarang lo punya gue, gue nggak akan ninggalin lo.”

Vale kembali masuk dalam pelukan hangat yang Netta berikan padanya. “Jangan berubah yah, Kak. Vale mohon jangan tinggalin Vale lagi”

Netta mengangguk. Meskipun Vale tidak melihat hal itu, tapi ia bisa merasakan pergerakan Netta “Kakak janji nggak akan tinggalin Vale” Ujarnya ragu.

Terima kasih sudah mampir dan membaca cerita ini

Jangan lupa tinggalkan jejak yah

Continue lendo

Você também vai gostar

GEOGRA De Ice

Ficção Adolescente

2.3M 98.5K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
ALZELVIN De Diazepam

Ficção Adolescente

5.5M 309K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
5.9M 390K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
2.6M 129K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...