Voice Of Love

Galing kay Alena_Koa

19.2K 1.6K 322

Drama percintaan di dunia penyiaran radio.. Cerita ini hanya karangan fiksi belaka... πŸ”žπŸ”žπŸ”ž IN YOUR AREA!! B... Higit pa

Bab 1 - A Galileo Manoban
Bab 2 - Jane
Bab 3 - New Comer
Bab 4 - Bitter Encounter
BAB 5 - Affair?
Bab 6 - Confession
Bab 7 - Mengikhlaskan
Bab 8 - I feel The Pain
Bab 9 - Under Pressure
Bab 10 - Hari Patah Hati Jennie
Bab 11 - Misunderstanding
Bab 12 - She said yes?
BAB 13 - Jennie's Misery
Bab 14 - Backstreet
Bab 15 - Trouble Maker
Bab 16 - Give Him A Chance
Bab 18 - Better With You II
Bab 19 - Bucin
Bab 20 - Full of Hope
Bab 21 - Precious
Bab 22 - Menantu Idaman Bapak

Bab 17 - Better With You

639 70 7
Galing kay Alena_Koa

Happy Reading Guys!!

Selepas dari rumah Seno tak lantas membuat Jennie pulang ke rumah, melainkan ia langsung menuju ke polresta.

Ojek online yang ditumpangi Jennie tiba di tujuan yaitu di kantor polresta.  Jennie lantas turun dan menyerahkan helmnya kepada driver ojek online.

"Makasih Pak.. Sudah lewat aplikasi ya Pak!" Ucap Jennie.

"Iya mbak.. Makasih"

Jennie mengangguk, lantas dia pun segera masuk menuju kantor polresta.

"Permisi pak.. Perkenalkan saya Jennie. Saya mau memberikan kesaksian saya atas kasus penganiayaan yang dituduhkan kepada saudara Jiwan Surendra atau Jisoo Pak." Ucap Jennie kepada polisi yang berjaga.

"Oh baik mbak.. Silahkan tunggu sebentar saya akan menghubungi penyidik." Ucap petugas tersebut.

Jennie mengangguk.

🎙🎙🎙

Jennie keluar dari ruang penyidikan setelah selesai dengan urusannya. Jennie menutup pintu bertepatan dengan Johnny dan Sutopo yang baru tiba di polresta.

"Om Topo, Om Johnny" Sapa Jennie.

"Jennie." Ucap Topo dan Johnny serempak.

"Kok kamu ada disini? Mau jenguk Jisoo?" Tanya Topo.

Jennie tersenyum tipis.

"Saya baru saja memberi kesaksian untuk kasusnya Mas Jisoo om, saya tahu mas Jisoo gak salah. Makanya saya memberikan keterangan yang bisa meringankan mas Jisoo." Ucap Jennie.

Topo tersenyum.

"Oh iya, om Johnny dan om topo mau menjenguk mas Jisoo?" Tanya Jennie yang melihat Topo membawa paper bag berisi makanan.

"Iya.. Jisoo itu selalu pesan dibawakan makanan yang dia pengen Jen.." Ucap Topo seolah mengerti dengan tatapan Jennie.

"Oh kalo saya. Kebetulan saya juga disini sebagai pengacara Jisoo. Hmm.. Ya sudah kamu ikut kita sekalian aja Jen.. Biar kita bisa diskusi nanti sama Jisoo." Ucap Johnny. Jennie mengangguk.

Mereka pun melangkah bersama menuju ruang besuk tahanan. Setelah sampai disana, Jennie, topo dan Johnny memilih tempat masing-masing di kursi sofa kecil.

Tak lama mereka menunggu, akhirnya Jisoo datang. Jisoo tersenyum tipis pada Topo, Johnny dan juga Jennie.

Jisoo pun menerima makanan yang dibawakan Topo dengan raut wajah senang.

"Nasi padang kan pa?" Tanya Jisoo. Topo mengangguk.

Jisoo menngeluarkan bungkus nasi padang dan sebotol air mineral.

"Rosie mana pah?" Tanya Jisoo pada Johnny.

"Rosie ga bisa jenguk kamu, karena dia lagi sakit." Jelas Johnny.

Sontak Jisoo yang tengah makan nasi padangnya terhenti.

"Rosie sakit apa?" Tanya Jisoo.

"Dia mungkin kecapekan, lagi banyak pikiran juga. Semalaman dia demam." Ucap Johnny.

Jisoo menunduk lesu mendapati kabar sang istri.

"Pah, Jisoo mau video call Rosie. Boleh kan?." Ucap Jisoo pada Johnny.

"Habisin dulu makanan kamu baru telepon Rosie!" Ujar Topo.

Jisoo mengangguk.

"Ngomong-ngomong kok ada Jennie?" Tanya Jisoo pada Jennie yang sedari tadi hanya diam.

"Aku baru saja ngasih kesaksian ke pihak kepolisian. Sebenarnya tadi aku habis ngomong ke Seno buat cabut tuntutannya, tapi Seno kekeh ga mau cabut laporannya." Ucap Jennie.

Topo, Johnny, dan Jisoo raut wajahnya berubah serius.

"Saya ga ada pilihan lain.. Saya akan pakai rencana ini." Ucap Johnny.

Johnny lantas menjelaskan rencananya kepada Topo, Jisoo, dan Jennie. Mereka pun larut dalam pembicaraan yang serius.

🎙🎙🎙

Terdengar suara siaran radio mengisi keheningan di dalam sebuah mobil yang melaju membelah jalanan kota Solo. Tampak dua sejoli, sebut saja Leo dan Jennie, tengah asyik menikmati perjalanan mereka ditemani suara penyiar radio.

'Teman gemintang, tak terasa ya kita sudah ada di sabtu malam aja nih, alias malam minggu. Malam minggu tuh emang asiknya kumpul bareng pacar, suami, atau istri, atau kumpul bareng keluarga.. Ya gak sih Kak Bob?'

' Yups bener banget chelle... Nah kalau yang jomblo, bingung pengen mau malmingan juga sini deh bang Ibob temenin dengan lagu-lagu hits pop/hiphop manca, Indo terbaru di program Jamming Room.. Pokoknya janji sama Ibob dan Michelle stay tune terus di Jamming Room karena ada apa chelle?'

'Mau bocorin nih??'

'Bocorin dong! Biar teman gemintang ga pindah channel dan stay tune terus di program kita hahaha..'

'Oke.. di segment dua nanti kita akan ada bintang tamu spesial dari band indie hits Solo yang akan live akustik disini. So, kalian ga boleh pindah channel ya janji pokoknya.. Yang mau line interaktif juga bisa banget lewat WA kita, sms, twitter atau telepon buat request lagu dan kirim-kirim salam.' Ujar suara penyiar wanita.

'Oke kita balik ke lagu kali ya chelle, sebelum kita break nanti. Oke, satu lagu dari Justin Bieber - Peaches yang sudah direquest teman cantik kita Jennie untuk sang pacar katanya. Selamat mendengarkan Jennie cantik dan pacarnya yang biasa aja..'

Leo membelalakkan matanya, lantas menoleh ke arah Jennie yang sedang terbahak. 

"Berani-beraninya Mas Bobby godain kamu?? Mana diujung pake ngatain aku segala lagi.." Ujar Leo.

"Jennie siapa dulu? Nama Jennie kan ada banyak.." Ucap Jennie terkekeh.

"Tapi kamu ketawa??" Tanya Leo curiga. 

"Yah karena Bobby lucu makanya ketawa.."

"Alasan aja ih.. Pasti kamu kan yang request lagu ke radio?? Lagian lagu peaches ini kan lagu favorit kamu." Ujar Leo.

Lagi-lagi Jennie hanya terkekeh.

"Udah ih.. Fokus aja nyetir.." Ujar Jennie, sembari tangannya mendorong wajah Leo ke arah depan.

Jennie dan Leo tengah dalam perjalanan, mereka akan makan malam bersama keluarga Leo. Setelah rencananya sempat tertunda seminggu, kini akhirnya Leo bisa mengajak Jennie bertemu dengan orang tuanya.

 Jennie tersenyum tipis seraya menatap wajah samping pacarnya saat tengah menyetir. Hingga akhirnya mobil milik ayah Leo yang dikendarai Leo berhenti di sebuah rumah makan sederhana dengan pemandangan danau buatan.

Leo pun turun terlebih dahulu agar bisa membukakan pintu untuk Jennie.

"Ayah sama Ibun kamu udah sampai sini?" Tanya Jennie. Leo mengangguk.

"Mereka udah kesini lebih dulu bareng mobilnya mas Keenan." Jelas Leo. Kini berganti Jennie yang mengangguk.

Leo berjalan lebih dahulu, sedang Jennie di belakangnya saat Leo telah menemukan keberadaan keluarganya di tempat lesehan.

"Ibun, Ayah..." Panggil Leo saat mereka sudah di depan gazebo yang diduduki keluarganya.

Ayu, Keenan, Ayah dan Ibun pun lantas menoleh ke arah Leo lantas terkejut karena Leo datang bersama Jennie.

"Kenalin pacar Leo, Jennie.." Ucap Leo seraya menggenggam tangan Jennie.

Ucapan Leo tersebut sekaligus menjawab raut keheranan keluarganya.

"Udah kenal.." Balas Ayu.

Leo pun terkekeh sementara Jennie tersenyum simpul.

"Jadi, sejak kapan kalian pacaran?" Tanya Ayah saat keduanya sudah bergabung. Ayah menatap lekat Leo yang berada di depannya.

"Sebulan lebih yah." Jawab Leo seraya menyesap es kelapa mudanya.

"Kamu diem-diem pinter cari pacar ya Le.. Ibun seneng karena yang kamu pilih itu Jennie." Ucap Ibun yang dibalas cemgiran oleh Leo.

"Terus gimana nih? Ayah, Ibun, Mbak Ayu restuin hubungan Leo gak?" Tanya Leo serius.

"Ibun sih setuju banget Le."

"Ayah juga setuju banget."

"Mbak juga.. Nanti kita kirimin bahan untuk seragam keluarga buat nikahan mbak sebulan lagi buat Jennie." Ucap Ayu.

Jennie terhenyak, matanya pun berkaca-kaca, lantaran dia diterima begitu hangat oleh keluarga Leo. Sangat berbeda jauh dengan perlakuan keluarganya terhadap Leo. Jennie pun tersenyum pilu.

"Ga usah sayang, besok Jennie biar ikut kita aja buat fitting baju," Ucap Keenan.

"Oh iyaa bener.. Besok Jennie ga ada jadwal siaran kan?" Ucap Ayu.

"Hmm.. Besok aku ada jadwal siaran sih mbak, jam 4 sore."

"Gue juga ada mbak jam 8 pagi." Ucap Leo.

"Ya udah besok kita atur jamnya, mulai fitting baju sekitar jam 11an aja. Nanti Leo sama Jennie dulu aja baru keluarga besar kita." Usul Keenan.

"Oke.. Ayah setuju sama kamu Nan."

Keenan tersenyum.

"Hmm.. Ya udah mumpung makanannya udah dateng, kita makan dulu. Ngobrolnya dilanjut nanti!" Ajak Ayah saat pesanan mereka datang.

"Nak Jennie makan yang banyak ya!" Ucap Ibun.

Jennie tersenyum lantas mengangguk.

🎙🎙🎙

Mobil Leo berhenti sedikit lebih jauh dari rumah Jennie. Leo menoleh ke arah Jennie yang tampak masih enggan keluar dari mobil mereka.

"Sayang.. Udah sampe! Depan rumah tetanggamu." Kelakar Leo. Namun Jennie tak menanggapi, tak seperti biasanya ketika Leo melontarkan lelucon konyol, Jennie akan mudah tertawa.

"Sayang.. Kamu kenapa deh? Ada yang kamu pikirin?"

Sebuah elusan jemari Leo Jennie rasakan di pipinya. Jennie pun menegakkan kepalanya untuk menatap Leo. Matanya tampak berkaca-kaca.

"Sayang.. Kamu kenapa?" Tanya Leo saat menyadari mata Jennie memerah.

Setetes air mata lantas mengaliri pipi Jennie. Leo pun dengan sigap menghapusnya.

"Hey.. Cantiknya Leo kenapa menangis sih? Hemm?" Tanya Leo seraya membingkai wajah Jennie.

Jennie menggeleng.

"Aku iri sama keluarga kamu."

Leo menatap Jennie penuh keheranan.

"Aku iri karena mereka begitu wellcome dan penuh perhatian ke aku, sementara keluargaku? Keluargaku ga bisa melakukan hal yang sama ke kamu. Bahkan Bapak dengan terang-terangan pernah mengusir kamu saat kamu ketahuan jemput aku." Ucap Jennie.

Leo menatap pilu Jennie. Tak lama dia menarik Jennie ke dalam pelukannya. Jennie pun memeluk Leo dengan erat.

"Aku merasa bersalah sama kamu sayang.. Aku merasa bersalah atas perlakuan keluargaku ke kamu." Ucap Jennie.

Leo mengelus punggung Jennie berkali-kali.

"Ga papa sayang.. Aku percaya nanti lambat laun bapak kamu akan luluh sama aku. Kamu sabar aja ya.." Ucap Leo.

Leo melepas pelukan mereka setelah Jennie tenang dan tidak lagi menangis. Leo menghapus sisa-sisa air mata di pipi Jennie.

"Ya udah kamu masuk gih! Langsung istirahat ya sayang." Ucap Leo mengusap puncak kepala Jennie.

Jennie mengangguk.

"Kamu nyetirnya hati-hati ya. Kalau sampai rumah langsung kabari aku." Ucap Jennie.

"Siap tuan putri.." Ucap Leo seraya mengangkat tangannya memberi hormat.

Jennie tersenyum geli. Jennie membuka pintu mobil, lantas keluar dan berjalan ke arah pintu gerbang rumahnya. Sementara Leo menatap sendu punggung Jennie yang menjauh, dengan pikiran yang masih memikirkan perkataan Jennie tadi.

🎙🎙🎙

Jisoo keluar dari sel membawa ransel yang dia gantungkan di bahu kanannya. Hari ini Jisoo divonis bebas setelah mendapat bantuan jaminan dari Johnny, Topo dan Jennie. Jisoo tampak mengulas senyum saat melihat teman-temannya, dan keluarganya tengah menunggunya di luar tahanan. 

Jisoo dipeluk satu persatu temannya yang menyambut kedatangan Jisoo.

"Sehat kan bro?" Tanya Tyo.

"Sehatlah.. Kan tiap hari dapat makanan dari istri, nyokap, sama lo-lo pada hahaha." Ucap Jisoo.

"Habis ini kita totalan ya Ji.." Ucap Seulgi berkelakar.

"Sama temen perhitungan banget sih lo gi." Timpal Victor.

"Ga gue bercanda.." Jawab Seulgi.

Jisoo hanya mengulas senyum kala melihat temannya berdebat. Tak lama dia meninggalkan temannya, untuk menghampiri keluarganya. Jisoo memeluk sang mama erat.

"Akhirnya kita semua bisa kumpul lagi sayang." Ucap Dara sembari menjatuhkan air mata.

"Iyaa maa. Mama sehat kan?" Tanya Jisoo.

"Mama kepikiran kamu terus nak, selama hampir 1 bulan ini."

"Mama, sekarang kan Jisoo sudah bebas." Jisoo melepas pelukan sang mama.

"Iyaa makanya mama senang banget."

"Papa sama mama habis ini mau ngadain syukuran, kita makan-makan ke all you can eat." Ujar Topo.

Jisoo pun membelalakkan matanya karena antusias.

"Makasih pa.." Ucap Jisoo memeluk papanya.

Tak lama setelah Jisoo memeluk sang papa, Jisoo menerima pelukan dari mama mertuanya.

"Mas Jisoo mamah senang mas Jisoo bebas." Ucap Joy dipelukan Jisoo. 

"Makasih mah.." 

Jisoo melepas pelukannya dengan sang mama mertua, lantas tersenyum penuh haru. Lepas itu, Jisoo menghadap sang papa mertua yang masih terlihat dingin sedari tadi.

"Pah.. Makasih sudah bantuin Jisoo, makasih sudah bebasin Jisoo. Jisoo hutang budi sama papah. Maaf kalau Jisoo belum bisa menjadi mantu idamannya papah." Ucap Jisoo berkaca-kaca.

"Heem.. Sudah sepantasnya papah bantuin mantu papah. Tapi inget Ji.. Sekali lagi kamu bikin ulah, papah akan angkat tangan dan ga mau lagi bantuin kamu." Ancam Johnny.

"Iya pah.. Jisoo janji." Ucap Jisoo seraya mencium tangan sang papa mertua. 

Rose tersenyum tipis saat menatap dua pria yang dicintainya itu. Senyum Rose semakin terulas kala Jisoo menjejakkan kaki ke arahnya.

"Kenapa kemarin ga ikut papah, mamah, Echan sama papa jenguk aku?" Tanya Jisoo kala dia sudah berada di depan Rose. 

"Kenapa memang? Kangen?" Ujar Rose berbalik tanya.

"Enggak..." Elak Jisoo.

"Halah bilang aja kangen aku... Ga usah gengsi gitu ah.." Goda Rose mengembangkan senyumnya seraya mengelus pipi Jisoo. 

"Hmmm.. Terserah deh.." Ucap Jisoo seraya menyingkirkan anak rambut Rose yang menutupi matanya.  Lantas memberi ciuman hangat kening Rose, sementara Rose tergelak tawanya. 

"Gimana kabar anakku?" Tanya Jisoo, seraya mengelus perut istrinya. Tangan Jisoo yang satunya memeluk pinggang Rose.

"Hmm.. Aman, ga rewel sih, cuma makin sering gerak, gerakannya juga udah ketara banget sayang di perut aku.." Ucap Rose sumringah. 

Jisoo membungkukkan badannya untuk mencium perut sang istri. 

"Dedek... Daddy kangen banget, udah hampir 2 mingguan gak ngelus perut mommy. Dedek apa kabar? Kamu makin aktif ya sekarang? Hemm? Daddy pengen lihat dong gerakan dedek." 

Rose tersenyum, tangannya mengusap lembut kepala Jisoo yang berada di depan perutnya.

"Ya sudah kita langsung berangkat ke resto aja yuk Ji, Rose. Lihat tuh Seulgi mukanya udah kelaperan tuh!" Ujar Topo yang membuat semua tergelak.

"Lah om Topo mulai deh... Herannya tante Dara yang cantik kok mau sih sama om Topo?" Ucap Seulgi. Yang lagi-lagi membuat semuanya tertawa, namun tidak untuk Topo yang mencibir Seulgi.

"Kalau tante ga mau sama om ga bakal ada Jisoo Seul.." Jawab Dara.

Lama bercengkrama mereka lantas meninggalkan kantor polisi menuju restoran yang telah dipesan Topo untuk merayakan kebebasan Jisoo.

🎙🎙🎙

⛔🔞🔞 In your areaa..

Jisoo menuntun Rose dengan matanya yang tertutup kain hitam ke sebuah ruangan kamar hotel bintang lima. Jisoo membuka penutup kain di mata Rose saat sudah tiba di dalam ruangan yang telah dipesan Jisoo. Rose terkejut dengan apa yang ada di depannya. Rose berkaca-kaca menatap ruangan yang didekor romantis, penuh dengan dekorasi bunga mawar, balon merah, juga ada sebuket bunga mawar di meja. Diiringi alunan musik dari sound player yang memutar tembang milik Sezairi - It's You semakin membuat suasana kian romantis.

Untuk malam ini Jisoo bahkan sengaja menyiapkan penampilan terbaiknya, tuxedo juga kemeja berdasi. Sungguh sangat bertolak belakang dengan keseharian Jisoo sekalipun tengah bekerja, yang hanya memakai kemeja flanel, hoodie, sweatshirt bahkan kaos sebagai atasan, dan celana jeans, ataupun celana pendek sebagai bawahan.

Visualisasi Jisoo

Sedangkan Rose tampil cantik dengan balutan dress hamil hitam dengan sentuhan brokat di bagian atasnya.

Jisoo memberikan bucket bunga itu kepada Rose. Jisoo tersenyum seraya memeluk Rose dari belakang sementara Rose sudah menumpahkan air mata harunya. Jisoo mengecup bahu Rose yang tengah menangis terisak.

"Mommy suka??" Tanya Jisoo diakhiri dengan kecupan di pipi Rose.

Tangan Jisoo pun mengusap air mata Rose.

"Kok nangis sih?" Tanya Jisoo. Rose menggeleng dan mengulas senyumnya.

"A.. Aku bahagia banget malam ini. Serasa lagi mimpi tahu gak," Ucap Rose masih sedikit terisak. Jisoo tersenyum tipis.

"Kamu ga lagi mimpi sekarang." Bisik Jisoo.

"Kamu ga biasanya kaya gini. Ga biasanya bikin kejutan romantis kaya gini makanya pas kamu beliin dress ini, suruh pakai pas malam minggu aku kira mau kamu ajak ke kondangan."

Curhat Rose sembari menghapus air matanya. Sementara Jisoo senyumannya berubah senyum getir.

Jisoo memutar tubuh Rose agar menghadapnya. Jisoo menghapus air mata Rose yang terus saja menetes. Jisoo menarik Rose dalam pelukannya, untuk pertama kalinya Rose menumpahkan semua tangisannya di pelukan Jisoo. Jisoo mengusap-usap punggung serta surai panjang Rose untuk menenangkannya. Sesekali Jisoo mencium puncak kepala Rose, atau bahu Rose yang polos.

Jisoo melepas pelukannya.

"Rosie..." Panggil Jisoo seraya menghapus air mata istrinya lantas menggenggam tangan Rose setelahnya.

Jisoo menatap mata Rose, begitupun sebaliknya.

"Aku sadar sikapku selama ini terlalu banyak menyakiti kamu. Aku begitu kasar sama kamu bahkan sempat tak mau mengakui anak kita. Aku benar-benar minta maaf... Aku sadar sekarang bahwa aku butuh kamu.."

"Mari kita mulai dari awal lagi Rosie... Aku ingin memperbaiki semuanya.. Aku ingin belajar mencintaimu, bantu aku untuk bisa mencintaimu dan melupakan masa laluku." Ucap Jisoo tulus, bibirnya mendaratkan ciuman di punggung tangan Rose.

Rose menatap pilu Jisoo, bukan dia tidak senang, namun tiba-tiba keraguan merasuki hatinya.

"Apa yang membuat kamu yakin kamu mau belajar mencintaiku, dan mau memulai semuanya dari awal? Kenapa kamu tiba-tiba berubah kaya gini mas??" Tanya Rose.

"Sikapmu.." Ucap Jisoo mantap.

"Sikapmu yang selalu sabar menerima segala perbuatanku, bahkan aku tahu kamu selalu berusaha menutupi aib suamimu.  Kamu selalu setia menemani aku, bahkan di situasi aku sedang terpuruk, dan aku ditimpa masalah seperti kemarin. Kamu yang mau menerimaku apa adanya. Sikapmu juga kepada mamaku yang menganggap mama seperti mama kandungmu. Aku nilai itu semua sebagai ketulusan cinta kamu ke aku, Rosie." Ucap Jisoo.

Tanpa diintruksi, Rose kembali melelehkan air matanya.

"Kamu tahu? Bahkan mama mewanti-wanti aku untuk ga ninggalin kamu, karena mama sudah menganggap kamu sebagai anaknya sendiri, mama sudah terlalu sayang sama kamu."

"Kamu mau kan memulai semuanya dari awal?"

Rose mengangguk. Jisoo tersenyum lega. Jisoo pun mencondongkan badannya ke arah Rose mencium lembut bibir sang istri.

"Makasih sayang" Ucap Jisoo sesaat setelah melepas ciuman mereka, Jisoo pun lantas mencium kening Rose.

Jisoo mengarahkan Rose untuk duduk di kursinya, Jisoo menyeret kursi untuk Rose duduki. Setelah Rose duduk, Jisoo pun mengambil duduk di sebelah Rose. Jisoo menarik beberapa lembar tisu dari tempatnya, saat melihat Rose masih menghapus air matanya. Jisoo menghapus air mata Rose dengan tisu tersebut.

"Stop dong! Nangisnya, nanti kita malah ga jadi dinner loh.." Ucap Jisoo.

"Kamu beberapa hari ini bener-bener penuh kejutan tahu mas.. Dari yang tiba-tiba ngasih kado sampai dinner kaya gini.." Ucap Rose seraya menghapus air matanya. Jisoo terkekeh.

"Aku ingin menebus semua kesalahanku ke kamu dengan cara ini sayang.." Ucap Jisoo menggenggam tangan Rose.

"Makasih yaa.." Ucap Rose diakhiri kecupan di pipi Jisoo. Jisoo tersenyum lagi.

"Oh iya aku juga masih punya kejutan untuk kamu." Ucap Jisoo.

"Lagi??" Tanya Rose Jisoo mengangguk.

"Apa?" Tanya Rose menatap heran kepada Jisoo.

Jisoo tampak sibuk mengambil sesuatu dari dalam saku jas bagian dalamnya. Setelah dapat Jisoo lantas mengarahkan kotak hadiah itu ke depan Rose.

Rose semakin dibuat heran dengasesuatu yang ada di depan matanya. Tangan Jisoo pun terarah untuk membuka pita putih yang mengikat kotak kado kecil berwarna biru muda itu.

Jisoo membuka kotak tersebut dan mengeluarkan isinya berupa kotak perhiasan. Rose tercengang setelah kotak itu terbuka di depan matanya.

Sebuah kalung emas dengan merek terkenal yang ditaksir harganya pun cukup mahal.

"Mas.. I..Ini kan mahal?" Ucap Rose menatap Jisoo.

"Aku kan udah bilang tadi, aku mau menebus semua kesalahanku ke kamu, aku pengen bahagiain kamu sayang."

"Tapi ini berlebihan mas.. Lagian kita kan butuh biaya buat lahiran dedek nanti."

"Udah terima aja, untuk lahiran dedek aku udah ada tabungan lain sayang.. Aku pakein yaa.." Ucap Jisoo.

Jisoo mengambil kalung itu, membuka pengaitnya dan memakaikannya ke leher Rose. Rose membantu menyibakkan ke depan rambutnya yang terurai di belakang.

Jisoo tersenyum kala melihat kalung itu menggantung indah di leher Rose.

"Kamu terlihat makin cantik pakai kalung itu." Puji Jisoo.

Rose tersenyum lembut. Tangannya mengulur untuk menggenggam tangan Jisoo. 

"Makasih sayang.." Ucap Rose mencondongkan wajahnya ke arah Jisoo. 

Kecupan hangat Rose berikan kepada Jisoo. Jisoo pun menerima dan sedikit memberi lumatan. Tak lama Jisoo memencet tombol dari remote yang dipegang Jisoo untuk meminta menu pesanannya. 

Setelah makanan datang, Jisoo dan Rose pun menikmati makan malam mereka dengan sedikit candaan nan hangat. Malam ini Jisoo begitu berbeda di mata Rose, Jisoo lebih hangat dan menjadi suami yang penuh perhatian dengan istrinya. Pasalnya, disela-sela makan, Jisoo sesekali memberi suapan untuk Rose.

"Malam ini kita staycation disini ya?" Ucap Jisoo saat keduanya baru saja selesai makan malam. 

"Sayang.. Kenapa pesan kamar?" Tanya Rose.

"Aku kan ga bawa baju ganti." Ucap Rose.

Jisoo tersenyum tipis.

"Kamu masih aja mikirin baju ganti, kamu buka lemari deh. Aku udah siapin baju ganti buat kita. Baju tidur, baju ganti buat besok juga udah aku beli." Ucap Jisoo merangkul Rose.

"Termasuk br* dan cd kamu." Bisik Jisoo di telinga Rose yang membuat Rose mengeluarkan semburat merah di pipinya. Rose pun tertunduk malu.

"Tenang aja ukurannya pas kok, kan aku udah hafal punya kamu." Goda Jisoo yang semakin membuat Rose malu. Jisoo terkekeh melihat Rose salah tingkah.

"Echan gimana mas? Dia di rumah sendiri loh, karena mamah belum balik ke Solo lagi." Ucap Rose setelah dia mengganti bajunya, dengan gaun malam untuk tidur.

Ya, Jisoo memang membelikan baju tidur untuk Rose namun bukan piyama, melainkan gaun malam. Rose duduk di pinggir ranjang menghadap Jisoo yang tengah merebahkan tubuhnya. Jisoo juga sudah mengganti pakaiannya dengan kaos singlet dan celana short pants.

"Gapapa tenang aja yaa.. Aku udah transferin dia sejumlah uang buat jajan dia, jadi dia ga bakal riweuhin kamu."

Jisoo bangkit duduk, lalu merapatkan tubuhnya dengan tubuh Rose.

"Karena malam ini kita akan babymoon sayang.. Kita check out besok sore. Jadi mumpung kita lagi liburan kita nikmati waktu kita sama-sama. Biar mommy seneng, dedek juga seneng." Ucap Jisoo lembut  diakhiri dengan kecupan di bibir Rose.

"Kamu transfer berapa? Pasti banyak ya?"

"Cuma 10 juta sayang.."

"Tuhkan bener.. Jangan kebiasaan buang-buang uang deh. Mending uangnya buat yang lain yang lebih bermanfaat mas. Aku ga suka kamu tuh selalu gitu, ga pernah menghargai uang." Ucap Rose murka.

"Ya aku ngasih uang Echan segitu kan biar ditabung juga, ga sepenuhnya buat jajan."

"Kamu marah??" Tanya Jisoo saat melihat istrinya sudah bersiap tidur dan memunggunginya.

"Aku udah capek.. Aku mau tidur." Ucap Rose merajuk.

Jisoo memeluk Rose erat dari belakang sembari mencuri kesempatan untuk menggenggam gundukan di dada Rose. Rose melepas paksa tangan Jisoo yang bersarang di dadanya.

"Tuhkan marah.. Maaf yaa.. Janji deh.. Mulai besok aku kalo ngeluarin uang, konsultasi dulu ke ibu negara."

"Kok ibu negara?" Tanya Rose menoleh ke arah Jisoo.

Jisoo tersenyum geli.

"Ya kamulah.. Kan kamu ibu negaraku." Ucap Jisoo diakhiri dengan kekehan.

Jisoo kembali mendaratkan ciumannya di kening dan bibir Rose.

"Main dulu yuk sayang.. Aku udah lama ga main sama kamu." Ucap Jisoo. Jisoo mengeratkan pelukannya pada sang istri.

"Tapi aku udah capek mas, badan aku pegel. Tidur aja yuk."

"Sebelah mana yang pegel? Biar aku bantu pijet." Ucap Jisoo.

"Badan aku..."

Jisoo melepas pelukannya lantas bangun untuk memijat badan Rose mulai dari punggung, kaki,  tangan hingga akhirnya membuat Rose tertidur nyenyak.

Jisoo tersenyum, menatap wajah damai Rose yang tertidur. Jisoo mencium pipi chubby istrinya, bibir, dan kening.

"I'm better with you Rosie.."

"Selamat tidur sayang. Mimpi indah yaa.." Ucap Jisoo lembut.

Sebelum akhirnya dia memposisikan diri untuk tidur dan memeluk Rose dari belakang.

••Φ••

Mau ngejelasin kenapa face claim Jisoo adl Younghoon The boyz, krn yg pertama mereka berdua mirip..
Yg kedua, krn cocok jd young man, and bad boys menurut imajinasi gue ya. Bukan secara nyata. Tp bisa jd gue jg bakal make face claim Jisoo male version, yah tergantung situasi aja sih...

Sorry kalo part ini rada mengecewakan..

Semoga suka dengan part ini..

Jangan lupa vote, comment yaa!

Makasih jg yang sudah setia menunggu cerita ini.

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

57.2K 11.4K 13
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
183K 15.4K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
485K 48.6K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
54.5K 8.5K 52
Rahasia dibalik semuanya