AKSAFA (End)

By Queen_Halu03

644K 48.3K 9K

Tentang cinta yang tak semestinya mendera hidup kita. -AKSAFA °°°°°° Perjodohan, satu kata yang amat sangat d... More

Prolog
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45. End

13.

8.9K 732 97
By Queen_Halu03

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar. Terima kasih.
________________________________________

Cia mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam UKS, ia berlari dengan kepala menunduk.

Bruk!

Tanpa sengaja, perempuan itu menabrak seseorang. "Maaf," ucapnya.

"Lo nggak papa?" Suara itu tak asing di pendengaran Cia. Cepat-cepat Cia melihat siapa pemilik suara tersebut.

"Zi--Ziad?" gumam Cia, ia langsung memalingkan wajahnya karena tak ingin menatap wajah Ziad lama-lama.

Perlu diketahui, Ziad Mahendra--anggota geng Argos sekaligus teman dekat Aksa adalah mantan pacar Cia.

"Aku harus pergi." Cia melangkahkan kakinya menjauh dari Ziad, namun tanpa disangka Ziad memegang pergelangan tangan perempuan itu kuat.

"Ci, apa lo nggak mau balikan sama gue?" tanyanya yang membuat Cia membulatkan mata sempurna. Bagaimana mungkin ia menerima cinta dari lelaki lain sedangkan sekarang ia sudah menjadi istri Aksa dan mencintai lelaki itu sepenuh hatinya.

"Gue masih cinta sama lo." Ziad memang memang belum mengetahui jikalau Aksa dan Cia sudah menikah. Ziad hanya tahu bahwa Aksa dijodohkan dengan Cia, tetapi ia kira perjodohan tersebut gagal. Jadi ia tidak terlalu mempermasalahkan persoalan itu.

"Maaf, Ziad. Aku nggak bisa," ujar Cia kemudian.

"Kenapa ...?"

"Kamu nggak perlu tau."

"Ci, gue mohon ...." Ziad mengatupkan kedua tangannya di depan Cia, sorot matanya menandakan keseriusan.

"Aku nggak bisa!" tegas Cia, lantas segera pergi dari hadapan Ziad.

Sementara Ziad, ia hanya menatap nanar punggung Cia yang semakin menjauh dari penglihatannya. Ini semua memang salahnya. Kesalahannya di masa lalu tidak mudah dimaafkan oleh Cia begitu saja.

°°°°°°

"Kok lo cepet banget si datengnya? Gimana keadaan Luna? Dia udah sembuh?" tanya Andini ketika melihat Cia sudah datang ke kelas dan duduk di sampingnya.

Cia mengangguk. "Iya."

"Kenapa nggak lo jagain?" Lagi-lagi Andini bertanya membuat Cia merasa kesal setengah mati.

"Nanya terus si, Din!" ucap Cia sedikit ngegas.

"Eh? Santai dong, Ci. Lo kenapa si? Lagi PMS?" Andini mengernyitkan keningnya heran. Tidak ada angin tidak ada hujan, mood sahabatnya ini tiba-tiba memburuk.

Cia menghela napas panjang. "Luna udah dijagain sama Aksa, jadi aku nggak perlu jagain dia." Ia memaksakan senyumnya.

"What?! Serius lo?"

"Terus kamu pikir aku bohong gitu?" tanya balik Cia, ia memutar kedua bola matanya malas.

"Lo nggak cemburu, Cia? Suami lo lagi berduaan sama cewek lain, dia selingkuh!" Andini menekan setiap kata yang ia lontarkan, namun Cia hanya mengangkat kedua bahunya tanda ia tidak peduli.

"Kalau ditanya cemburu atau enggak, ya jelas aku cemburu. Tapi ini kan resikonya, aku harus bisa nahan rasa cemburu aku karena Aksa belum bisa menerima keberadaan aku sebagai istrinya," jawab Cia santai. Ia mengibas rambutnya ke belakang.

"Hm ... ya, ya, ya. Terserah lo!"

Tak berselang lama, Bu Siska--selaku guru pelajaran Matematika Peminatan datang, membuat semua siswa yang berada di dalam kelas duduk di tempatnya masing-masing.

Pembelajaran pun dimulai, Cia sejak tadi mendengarkan penjelasan dari Bu Siska dengan saksama. Cia adalah anak yang pandai, ia selalu mendapat peringkat pertama di kelasnya.

Suara ketukan pintu membuat Bu Siska yang sedang menjelaskan pelajaran pun terhenti seketika. Di ambang pintu, terlihatlah Aksa tengah mengembangkan senyumnya ke arah Bu Siska.

"Assalamualaikum, Bu Siska. Boleh saya masuk?"

"Wa'alaikumussalam. Dari mana saja kamu, Aksa?" tanya Bu Siska.

"Maaf, Bu. Saya tadi habis menemani Luna yang sedang sakit di UKS." Aksa berkata jujur.

"Oh, baiklah. Kamu boleh masuk sekarang."

Untung saja, Aksa diizinkan masuk oleh Bu Siska. Jika tidak, Aksa yang tidak mengerti pelajaran Matematika Peminatan pun akan lebih tidak mengerti lagi.

"Terima kasih banyak, Bu." Aksa melangkahkan kakinya menghampiri Bu Siska, lalu mencium punggung tangan wanita itu.

Setelah menyelesaikan beberapa soal dari Bu Siska dan mengumpulkan buku latihan ke meja guru, akhirnya bel istirahat kedua pun berbunyi dengan sangat nyaring.

Cia bangkit dari duduknya. "Kamu mau ke kantin nggak, Din?" tanya Cia pada Andini.

Namun Andini menggeleng lemah, ia memegangi perutnya yang terasa sakit. "Lo aja deh yang ke kantin. Perut gue sakit nih."

"Ya udah, mau nitip nggak?"

"Nggak usah."

"Oke, nanti aku bawain minyak kayu putih dari UKS biar sakit di perut kamu bisa mereda," ucap Cia, lalu berjalan keluar kelas.

Sesampainya di kantin, Cia berpas-pasan dengan anak Argos. Geng yang diketuai oleh Aksa. Cia tak menyapa, begitu pun Aksa. Mereka berdua seperti orang asing yang belum saling mengenal.

"Kenapa lo sama Cia diem-dieman, Sa?" tanya Satya yang sudah mulai kepo.

"Nggak papa," balas Aksa, ia memilih untuk menjauh dari teman-temannya karena tak ingin masalah yang ia hadapi berubah menjadi semakin runyam.

Sementara Ziad, tanpa sepengetahuan yang lain, ia berjalan mengikuti Cia. Sebenarnya sudah lama ia ingin memperbaiki semua kesalahannya di masa lalu, tetapi melihat Cia yang teramat dekat dengan Aksa membuatnya enggan untuk sekadar membuka suara.

"Cia!" panggil Ziad.

Merasa dipanggil, Cia pun menoleh. Ia mengembuskan napas kasar saat tahu siapa orang yang telah memanggilnya. "Ngapain kamu di sini? Kenapa nggak ikut sama mereka aja?" tanya Cia sembari menunjuk ke arah anak Argos yang semakin menjauh dari kantin.

"Gue mau kita kayak dulu lagi."

Brak!!!

Cia menggebrak meja kantin membuat siswa-siswi yang berada di sana terkejut.

"Udah aku bilang, jangan pernah deketin aku lagi!!!" Emosi yang sudah Cia tahan sejak tadi kini menguap sampai ke ubun-ubun.

"Aku udah terlanjur benci sama kamu! AKU BENCI!!!" Setelah mengatakan itu, Cia pergi begitu saja dari kantin dan meninggalkan bakso yang sudah ia beli. Biarlah, walaupun perutnya masih lapar ia tidak ingin berlama-lama dekat dengan Ziad.

"Sampai kapan lo benci sama gue, Cia?" gumam Ziad, netranya menatap kosong ke arah lantai dan tenggelam di sana.

°°°°°°

Daripada meladeni lelaki seperti Ziad, Cia lebih baik pergi kan? Setidaknya ia tidak akan membuka luka lama kembali.

Perempuan itu berjalan menuju UKS karena ingin mengambil minyak kayu putih di sana.

Saat sampai di depan UKS, sayup-sayup terdengar suara dua orang tengah berbicara. Sepertinya, mereka berdua sedang membicarakan sesuatu hal yang penting.

Karena rasa penasaran, Cia pun membuka sedikit pintu UKS. Ternyata yang tengah berbicara itu adalah Luna dan Syander, lelaki yang menjadi musuh Aksa selama ini.

Sedang membicarakan apa mereka, Cia sendiri pun tidak tahu. Namun suara mereka cukup jelas, jadi Cia bisa mendengar pembicaraan keduanya.

"Rencana gue ngebuat Aksa jatuh cinta sama gue berhasil, Syander," ucap Luna, ia terkekeh kecil.

"Bagus. Itu artinya, usaha lo selama ini emang nggak sia-sia, Lun. Dan balas dendam kita sebentar lagi akan tercapai."

"Iya, dan gue bakal ngelakuin apa pun asalkan Aksa menderita!"

Cia membelalakkan matanya sempurna. Seorang Aluna yang ia kira baik serta pendiam, nyatanya ia ingin membuat hidup Aksa--suaminya hancur. Tidak! Cia tidak akan membiarkan itu terjadi.

Mengapa mereka berdua membenci Aksa? Cia tidak tahu. Oleh karena itu, ia akan mencari tahu semuanya.

Perlu kalian ketahui, sebenarnya Cia bukanlah wanita lemah. Dia seorang badgirl yang selalu membuat onar saat masih duduk di bangku SMP dulu, akan tetapi karena ia sudah berjanji kepada Adit untuk mengubah sikap buruknya. Alhasil, sedikit demi sedikit Cia bisa mengubah sikap buruknya itu.

Tetapi tidak untuk sekarang, ia tidak mau terjadi sesuatu yang buruk pada Aksa--suaminya, lelaki yang dicintainya.

"Luna, lo mau main-main sama hidup suami gue, hah? Oh shit! Nggak segampang itu!" Cia mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat hingga kuku-kuku jarinya memutih.

Oke, mulai sekarang ia akan memikirkan rencana agar bisa dekat dengan Luna dan menjadi sahabat gadis itu.

Continue Reading

You'll Also Like

12.6K 1.1K 61
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] ------ "Gak semua cowok brengsek seperti yang Lo takutin!" Akibat permintaan dari gurunya yang mengakibatkan mereka jad...
7.7K 1K 40
"Dari 999 siswa-siswi di sekolah ini, cuman kamu yang paling berani dengan saya." Disaat semua orang hormat dan takut dengan senior, apalagi tergila...
559K 7K 23
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
55.8K 3.9K 37
[SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE. FOLLOW UNTUK BISA MEMBACA] Diandra Saqila Treapart yang sering kali dipanggil ara.ia adalah gadis cantik, manis, malah i...