Beheader Of Girls || Psikopat...

By wittelily

5.2K 2.5K 3.7K

Seorang psikopat yang tidak percaya adanya Tuhan, dia membunuh wanita hanya untuk mencari keberadaan yang mah... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34_END

Chapter 10

159 103 80
By wittelily

Aric menoleh ke arah Denzel dan Aaron bergantian, kemudian Aric bertanya, "Kalian mengenal supir taxi itu?"

Aaron dan Denzel sontak mengangguk. Mereka lalu menjelaskan jika sang supir taxi itu adalah sahabat mereka, Hugo.

Setelah itu Brian segera bergegas dan mengajak yang lain untuk segera menemui Hugo dan meminta penjelasan atau tepatnya menyelidiki Hugo. Awalnya Denzel menolak karena ia merasa jika Brian menuduh Hugo atas kasus ini, Denzel yakin jika Hugo tak melakukan hal keji pada seorang wanita.

Brian memutar bola matanya malas saat menanggapi sikap Denzel. "Aku bukan menuduhnya! Aku hanya ingin menyelidikinya saja!"

"Tetap saja, secara tidak langsung kamu menuduhnya! Hugo bukanlah pelakunya!" Kata Denzel yang tetap bersikeras jika Brian menuduh Hugo.

Brian lalu mengacak rambutnya frustasi karena tak tau lagi harus menjelaskan apa pada Denzel. Aric kemudian menjelaskan pada Denzel jika mereka hanya ingin menyelidiki saja, mungkin Hugo bisa dijadikan saksi. Selain itu pula, Aric berkata jika memang Hugo pelakunya, Denzel harus menerima sifat asli sahabatnya yang seorang psikopat.

Denzel hanya tak ingin kehilangan sosok sahabatnya, walaupun Hugo selalu bersikap dingin, tapi Denzel tau jika Hugo adalah orang baik.

Mau tak mau Denzel akhirnya menuruti Aric dan Brian.

Mereka berempat kemudian pergi ke tempat pangkalan taxi, dimana biasanya para supir taxi berkumpul di sana.

Tak butuh waktu lama, kini ke empat pria tampan itu telah tiba di tempat pangkalan. Terdapat puluhan taxi yang berjejer, ada juga beberapa supir taxi yang terlihat sedang beristirahat disana.

Aric dan yang lainnya lalu berjalan ke arah para supir taxi untuk bertanya dimana keberadaan Hugo sekarang.

Melihat orang asing tiba-tiba datang dan bertanya tentang Hugo, tentunya membuat para supir taxi itu terlihat kebingungan.

Setelah terhening beberapa saat, akhirnya salah satu dari mereka menjawab jika Hugo masih beroperasi dan sebentar lagi akan datang. Ia juga menyuruh Aric dan ketiga rekannya untuk menunggu Hugo jika memang mereka ada keperluan penting.

Kedua detektif dan kedua mahasiswa jurusan psikologi itu kemudian mencari tempat untuk menunggu Hugo. Melihat ada pohon yang cukup rindang, mereka lantas segera berjalan ke arah pohon itu dan duduk berteduh disana sambil menunggu kedatangan Hugo.

Benar saja kata supir taxi tadi, Hugo datang tak lama setelah Aric dan yang lainnya menunggu. Ketika Hugo memarkirkan mobilnya, Brian segera berlari ke arah Hugo.

Pria tampan sekaligus dingin itu lantas terkejut saat dirinya keluar dari dalam mobil dan langsung di hadapkan dengan kedatangan orang asing dihadapannya.

"Anda Hugo?" Tanya Brian.

Hugo memperhatikan Brian dengan lekat sebelum dirinya menjawab pertanyaan Brian dengan singkat. "Ya."

Aaron, Denzel dan Aric lalu berjalan menghampiri Hugo dan Brian. Setelah tiba dihadapan keduanya, Aric langsung saja menjelaskan pada Hugo maksud kedatangan mereka. Sebelumnya Aric juga memeriksa plat nomor taxi yang Hugo kendarai. Benar apa yang di katakan sepupunya dan Denzel, plat nomor taxi Hugo sama persis dengan plat nomor taxi yang ada di CCTV.

"Kalian pikir aku yang membunuh gadis itu?" Tanya Hugo sambil tersenyum miring.

"Bu-bukan begitu Hugo. Mereka berdua ingin menyelidikimu saja." Jawab Denzel yang tak enak hati pada Hugo. Denzel takut jika Hugo berpikir dirinya dan Aaron bekerja sama dengan dua detektif ini untuk menuduhnya.

Hugo hanya melirik ke arah Denzel sejenak, kemudian ia kembali menatap ke arah wajah Aric.

"Kami hanya ingin bertanya, apa kamu tau sesuatu tentang pembunuhan itu? Tapi jika kamu terlihat mencurigakan...siap-siap saja, kedua tanganmu itu akan terborgol." Kata Aric yang menunjukan senyum ramahnya yang palsu.

"Tanyakan semua pertanyaanmu. Dengan senang hati aku akan membuang waktu istirahatku hanya untuk menjawab pertanyaan yang tak penting ini." Ketus Hugo.

"Ck! Dasar sombong! Aku paling malas menanggapi orang seperti ini!" Kesal Brian di benaknya.

"Tau wanita ini 'kan?" Tanya Brian sambil menunjukan foto Alice yang ia dapat dari nenek Alice sendiri.

Hugo lalu mengangguk pelan. "Aku pernah mengantarnya."

"Sampai mana kamu mengantar Alice?" Tanya Aric.

"Bangunan tua di Cascandel woods." Jawab Hugo yang tetap menunjukan wajah dinginnya.

"Ada hal yang mencurigakan di sana?" Tanya Aric lagi. Hugo menggelengkan kepalanya, menandakan jika tak ada hal apapun yang patut ia curigai.

"Boleh kami periksa isi taximu?" Tanya Brian.

"Terserah!" Sahut Hugo sinis.

Brian kemudian mengulurkan tangannya, meminta kunci taxi pada Hugo, dengan kasarnya Hugo lalu memberikan kunci taxinya.

Selanjutnya Brian dan Aric mulai menyelidiki taxi Hugo, mulai dari bawah bangku, bagasi, laci dashboard dan lainnya.

Hingga atensi Aric teralihkan setelah melihat kantung plastik berwarna hitam yang tampak terisi oleh sesuatu.

Aric lalu mulai mengambil kantung plastik itu dari bawah bangku belakang dan membawanya ke luar dari mobil. Saat Aric hendak memeriksa isinya, Hugo tiba-tiba merampas kantung plastik itu dan sontak membuat Aric terkejut sekaligus heran.

"Ada apa?" Tanya Aric kemudian.

"Jangan sentuh barang-barangku!" Ucap Hugo sedikit emosi.

"Berikan padaku, aku akan mengembalikannya jika itu tak mencurigakan." Kata Aric yang mencoba meraih kantung plastik itu dari tangan Hugo.

Hugo terus melindungi kantung plastik itu dan enggan memberikannya pada Aric. Pertengkaran di antara Hugo dan Aric berhasil menarik perhatian Brian. Rekan Aric itu kemudian segera menghampiri keduanya.

"Hugo berikan saja. Lagi pula kamu tak membunuh Alice 'kan?" Tanya Aaron sekaligus menyuruh Hugo untuk memberikan kantung plastik itu kepada sepupunya agar masalah cepat berakhir.

"Diamlah! Kamu tak tau apa-apa!" Kata Hugo sinis.

Ini pertama kalinya Hugo bersikap seperti itu. Ya, walaupun ia sangat dingin, tapi Hugo tak pernah bersikap kasar pada sahabatnya.

Saat Hugo masih menatap Aaron dengan tajam, Brian kemudian mengambil kantung plastik dari tangan Hugo secara tiba-tiba yang tentunya berhasil membuat Hugo terkejut.

Brian mencoba menjauh dari Hugo, sementara Hugo terus berusaha mengambil kembali kantung plastik itu. Keributan di antara keduanya tak bisa dileraikan.

Brian terus menjauhkan kantung plastik itu dan Hugo tak henti-hentinya mencoba merebut miliknya yang di ambil paksa.

Para supir taxi pun merapat karena mendengar keributan, beberapa dari mereka juga mencoba menghentikan keributan di antara Hugo dan Brian.

"Hugo jangan membuat keributan! Jika bos sampai tau, kamu akan kena masalah." Kata salah satu supir taxi yang berusia sekitar 40 tahunan.

"Tapi mereka mengambil barang-barangku!" Sahut Hugo sambil menunjuk ke arah Brian yang tengah memegang kantung plastik milik Hugo.

"Kembalikan barang itu pada pemiliknya! Jangan buat keributan di sini!" Suruh supir taxi lainnya.

Aric lalu mulai menjelaskan jika dirinya dan Brian adalah detektif yang sedang menyelidiki kasus pembunuhan. Niat ia dan rekannya hanya ingin memeriksa atau menyelidiki Hugo selaku orang yang dicurigai sebagai orang yang terakhir Alice temui. Oleh karena itu Aric dan Brian menyelidiki semua barang-barang Hugo.

"Jadi tolong ijinkan kami menyelidiki semuanya." Pinta Aric.

Setelah mendengar penjelasan Aric, para supir taxi itu akhirnya menyuruh Hugo untuk memberi ijin pada kedua detektif itu untuk menyelidikinya.

"Hugo, biarkan mereka menyelidiki. Lagi pula bukan kamu pelakunya, kamu tak perlu takut." Kata salah satu supir taxi.

Hugo hanya terdiam menatap Brian dengan kesal, ia sama sekali tak menggubris rekan satu pekerjaannya.

Kemudian Brian sedikit mengangkat kantung plastik itu seraya berkata, "Mau tak mau kamu harus mengijinkan kami untuk membuka kantung ini 'kan?" Setelah itu Brian menaruh kantung plastik itu di tanah. Dengan di bantu Aric, mereka lalu mulai membuka isi dari kantung tersebut.

Awal yang di temukan Brian dan Aric hanya sebuah jas hujan berwarna hitam, selanjutnya mereka menemukan sepasang sepatu boots. Dan...yang terakhir mereka temukan adalah sebuah golok dengan dihiasi darah kering yang membuat semua orang lantas menatap Hugo dengan tatapan terkejut.

Continue Reading

You'll Also Like

54.1K 5.7K 60
Apakah kalian pernah melihat, Pria bad boy dan si cewek indigo bertemu? Bayangkan bagaimana bandelnya si cowok yang selalu di pertemukan dengan cewek...
784K 38.2K 44
Apakah kamu pernah membayangkan jika kamu atau orang di sekitarmu adalah psikopat? Jawablah pertanyaannya untuk mengetahuinya. Dan jangan lupa asahl...
4K 375 50
SYALOM! SELAMAT SINGGAH, DILAPAK KHUSUS AYAT DAN PEMBAHASAN FIRMAN TUHAN. SEMOGA BISA MEMBERI INSPIRASI UNTUK KALIAN YA >_< God bless Us
28.5K 1.2K 48
Cerita ini aku repost dari alamat web : zoladiaries.blogspot.co.id