KEMBALI SMP (END)

By herlinsryy

97.4K 12.7K 4.4K

⚠️ Follow sebelum membaca. "𝙳𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚒𝚜𝚝𝚒𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚜𝚕𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚁𝚒𝚘𝚗 𝚋𝚞𝚌𝚒𝚗 𝚝𝚒𝚗𝚐... More

1|Mau kenalan
2|Pembagian Piket
3|Salah tingkah
4|Meyakinkan
5|Flashback
6|Roti Coklat & Susu
7|Teman atau diri sendiri?
8|Nanti
9|Perjalanan menuju dewasa
10|Nyata dan waktunya
Aku, aku dan aku.
Kasih yang lama
Obat penyejuk
Pergi
Kita temenan
Kertas
Pembinaan
Perjanjian untuk menjadi seimbang
Dia selalu ada, aku susah ada
day to be day
Rongsokan bertahta emas
memory which cannot be forgotten.
Mau sok ganteng tapi ga akan mempan!
Memberikan rasa sebagai penanda.
Ada beberapa hal yang pantas untuk diingat.
Setan berwujud manusia (lanjutan chapter 'love me? no')
berkaca pada air keruh.
Tulus gak ya dia?
1/3
Matahari 1/4 bulan
Berlari mengejar awan
Jadian beneran
love me? no?
Perasaan
Mengulang
I love you </3
are you serious with me? I do not think so
Sayu
i + u = ?
percaya takdir
Memulai untuk mengakhiri
Titik terang
Selesai, kisah suram ini berakhir.
Aku dan ceritamu
Ajeng & Rion
Bukannya kamu juga sama?

Menunggu Senja datang

634 85 18
By herlinsryy

PERPUSTAKAAN KAMPUS.

Bian berlarI dengan tergesa-gesa melihat setiap sudut ruangan, mencari kunci dari masa depannya. Penjanga perpustakaan tentu saja cuek, perlu diingat Bian adalah satu -satunya Mahasiswa yang membayar uang tahunan dengan jumlah yang paling tinggi.

"Nah, ketemu juga lo!" ucap Bian dengan nafas yang tidak teratur. "Lo harus bantuin gue! Ini darurat."

"Apaansih? Gak lihat gue lagi apa?" kata Elin kesal.

"Ini lebih penting. Pokoknya lo harus bantuin gue nyusun skripsi," ucap Bian.

Elin menatap layar laptopnya tanpa menghiraukan gangguan yang ada didepannya.

"Dih, lo pikir gue gampang ditipu? Gila ya lo? Gue ini tiga semester dibawah lo, emang gak bisa berusaha sendiri?" jawab Elin yang mentap layar, tapi ia menyimak apa yng dibicarakan oleh Bian.

"Udah, sumpah gue hampir mati mikirin skripsi. Tolong banget plisssss," rengek Bian dengan memperlihatkan wajah sok imutnya.

Elin mengepal tangannya, hampir saja tamparan maut melayang di pipi laki - laki itu yang dari tadi duduk di depannya. 'Mengganggu Pemandangan.' cela Elin dalam hati, sudah jelas setiap orang memiliki tanggung jawabnya masing - masing, tanpa terkecuali. Elin mengumpulkan segenap tenaga yang lebih tepatnya tenanga dalam, melempar buku yang lumayan tebal tepat mengenai wajah Bian.

BRUK!!

"Nih," kata Elin dengan kasar. "Baca, ini buku tentang tata cara menyusun skripsi yang bener. Nanti gue bantuin," geramnya.

"T-tapi lo tau kan, gue ini gak punya minat membaca?" tanya Bian tidak tau diri, wanita didepannya sudah menahan seluruh amarahnya, tapi si 'Musibah' ini terus mempermainkan perasaan Elin.

"ASTAGFIULLAH BIAN! SUMPAH GUE GAK PERNAH KETEMU MANUSIA SEMALAS LO. ITU BUKUNYA DIBACA DULU, NANTI BARU GUE BANTUIN. APA PERKATAAN GUE MASIH KURANG JELAS?"

Niatnya mau modus, berakhir bahagia. Elin sedang tidak bisa diganggu, tugas menumpuk, presentasi sudah di depan mata dan satu lagi. Belanja bulanan! Hal yang paling Elin suka adalah ketika berkeliling untuk mencari barang tapi bukan saat membayar.

"Siap laksanakan! Anjir galak banget." batin Bian yang sedikit ketar - ketir.

20 menit pertama, Bian hanya mampu menghabiskan tiga halaman buku, berbanding terbalik dengan Elin yang sudah lebih dari satu jam duduk disini, tanpa menunjukkan ekspresi bosan atau lelah.

"Paha gue kesemutan, nih cewe kuat banget duduk di perpustakaan berjam - jam, gue jadi dia lebih milih nongkrong di cafe sama temen - temen." bantin Bian kagum memandangi Elin dengan wajah cengo.

"Bian cewenya nungguin di gerbang," ucap Nadia, teman seangkatan Bian.

Udah pernah berurusan sama Buaya? Gimana? berhasil lepas atau dia malah jadi bucin? Prinsip cewe agar terlepas itu, gak masalah jika bersikap 'Sok jual mahal' karena pada dasarnya perempuan itu mahal.

Dari auranya sudah dapat ditebak siapa yang menunggu.

"Sayang," ucap wanita yang menghampirinya lalu memberikan pelukan. Bian seketika bingung, mematung dan reflek membalas pelukan itu.

"Sayang, minta uang dong. Kartu aku rusak." kata wanita itu.

"Loh bukannya udah? Buat apa aja uangnya? Aku aja hemat - hemat pake uang sendiri," sindir Bian yang tidak membuahkan hasil.

"Oh jadi sekarang mau pelit sama aku ya?" wanita itu membalas dengan ancaman.

"Kamu butuh berapa? Aku cuma ada lima ratus, Papi belum kasih kabar lagi."

"Dasar pelit," celetuk wanita itu yang bukan lain adalah Vani.

"Aku pelit? Kamu gak pernah bisa ngertiin aku. Sekali aja, tolong. Sekarang ini aku lagi butuh banget uang, skripsi makin tinggal dikit lagi. Kamu sebagai pacar harusnya bisa ngertiin aku, bukannya nambah beban pikiran." pertengkaran mereka semakin memanas, disengar oleh beberapa orang yang melintas.

"Dari awal kamu harusnya tau, pacaran sama aku yang penting kamu bisa memenuhi segala keinginan aku, percuma kamu ganteng tapi gak bisa ngasih aku apa - apa. Yaudah aku mau pulang, uangnya aku bawa."

Vani merampas semua uang Bian, kehidupan keras bagi anak kampus. Harusnya sekarang ini mengharuskan untuk hidup dengan tetap memberikan senyuman tanda rasa beryukur. Elin berjalan seraya melihat Vani yang mulai menjauh menggendong tas yang berisikan laptop mungkin ia menjadi saksi dari Toxic Relationships. Yang merupakan hubungan tidak sehat, dimana mereka saling menyakiti satu sama lain namun tidak menyadari hal itu.

"Elin lihat semuanya ya?" tanya Bian.

"Gak, gue cuma lihat adegan beratemnya aja. Kampus bukan tempat untuk ribut, gak dewasa banget sih. Maaf ya, gue lihat cewe lo itu gak tulus, gak sewajarnya seorang perempuan minta uang ke cowonya. Saran gue misalnya lo gak kuat sama hubungan yang toxic lebih baik tinggalin," ucap Elin, seorang gadis manis yang belum pernah berpacaran. Faktanya meminta saran pada seseorang yang belum pernah berpacaran akan lebih bekerja, dari pada meminta saran pada mereka yang memiliki banyak mantan. Ingat! Mantan itu bukan suatu koleksi yang perlu dibanggakan.

"Makasih atas sarannya, yaudah lo gue antar pulang. Ini 'Gratis' jadi lo gak bisa nolak," kata Bian menarik tangan Elin menjauh dari pintu gerbang, perempuan itu sama sekali tidak bergairah.

Oke sekarang kita memasuki mode pembalap untuk Bian dan mode rambutan untuk Elin, dengan memacu kecepatan yang tinggi. Saat di lampu merah Elin hampir saja terjatuh karena Bian rem mendadak.

"An-" pekik Elin tertahan.

"Maaf, makanya pegangan biar ga jatuh." ini jurus modus part 99+ tapi ada sedikit maksud baik.

"Ya," jawab Elin ketus, singkat padat dan jelas. Perempuan itu mahluk yang palling sulit dimengerti, sekarang ini sudah tidak ada lagi rasa cemas karena mungkin bukan untuk yang pertama kalinya ia di prank.

Belanja bulanannya ditunda dulu ada yang lebih penting, nonton drakor di kamar. Suatu kenikmatan tiada tanding, WIFI yang kencang tanpa ada gangguan. Elin ini memang seorang pencinta drama Korea dan fangirl NCT, bermodal WIFI Bu Tuti. Tenang dan damai, seperti biasa. Jogja kota yang tenang bagi di sebagian daerah, keadaanya tentu jauh berbeda dengan rumah.

"Bang gua mau pulang aja, lagi males pergi - pergi soalnya keuangan gue lagi menipis..." Elin berbicara di telinga Bian, namun tak sadar lawan bicaranya ini sudah terbawa perasaan. Setelah lampu merah terakhir ada jalan setapak dan papan besar bertuliskan 'Kos Bu Tuti' memang masih agak jauh tapi hanya dengan berjalan kaki pasti tidak memerlukan waktu lama.

Turun dari motor, sebagaimana sehari-harinya Elin memperlihatkan ekspresi tidak biasa-menatap Bian dengan tatapan kosong. Menggendong tasnya seperti Dora, Bian tau biasanya perempuan menjadi pendiam karena beberapa hal.

"Makasih ya. Pulang aja, nggak usah nunggu gue masuk."

"Lo lagi sakit apa gimana si? Dari tadi kelihatan lesuh, kayak gak ada semangatnya gitu."

"Nggak kok, biasa aja."

"Beneran? Capek langsung istirahat, jaga kesehatan."

"Udah cepetan pulang!" Elin meminta Bian agar segera pulang. "Jangan lupa apa yang gue bilang tadi. Lo berhak untuk pergi jika memiliki hubungan yang udah gak sehat. Maaf ya gue harus ngomong ini, tapi gue gak mau lo jadi SAD BOY." sambungnya lagi.

Disambut dengan kamar yang berantakan dan aroma menyengat dari pengarum ruangan, Elin menjatukan laptopnya dan mencuci kaki. Mencari sesuatu, sudah terbiasa menyendiri. Malam ini jadwal untuk nonton drakor! Cemilan dan minuman dingin, semuanya sudah siap. Mie rebus dengan tiga cabe rawit Jawa. Terkadang skenario di dalam drama, manis dalam percintaan.

-love alarm

Lebih sakit saat menyadari tidak ada satupun yang mencintaimu, dunia itu begitu luas. Semesta itu baik selalu mempertemukan dengan orang yang buruk untuk mengajarkan menjadi orang baik.

"Why? Kenapa di part ini gue nangis?" tanpa disadari air mata mengalir membasahi pipinya, mata tidak akan pernah berbohong. Perempuan menyukai apa yang melukai hatinya. Elin melayangkan tangannya tepat ke pipinya.

PLAK!!

"Sadar. Ini drama sekolah, cukup. Nggak perlu nangis, lembek banget sih. ARGH!! Ngak bisa gue. Entah mengapa, rasanya ini adalah gue. Padahal, dari dulu gak tau suksa sama siapa tapi galau mulu."

Merah merona bersama matanya yang bengkak. Tidak tanggung-tanggung, ia hanya memerlukan waktu semalam untuk menonton drama Korea! Jam menunjukkan pukul 01:00 dini hari, waktunya untuk tidur. Banyak yang harus dikerjakan esok, merangkai kalimat adalah kelemahan.

Pagi datang bersama fajar, langit cerah dengan suara kicuan burung. Elin bangun pagi sekali, berlari menuju kampus yang berjarak tidak begitu jauh dari kos-kosan. Hari ini si tukang ojek sedang sibuk, melewati parkiran dan matanya langsung tertuju pada kilauan cahaya.

"Motor Bian ganggu banget! Menghalangi pemandangan. Kalau motornya ada, berarti orangnya datang lebih pagi dari gue. Wah tumben banget nih! Berarti ada perubahan. Bagus deh, semoga lanjut sampai semester berikutnya." bangga sekaligus terharu, sikap Bian bukan dibuat-buat. Ini memang alami, ternyata Bian duduk di perpustakaan. Menggunakan earphone dan menatap layar laptopnya. Elin menghampiri Bian, dan ternyata...

"Eh kok lo malah nonton anime sih? Ini kan perpustakaan, mana animenya Naruto lagi." Elin menegur Bian, namun tidak digubris olehnya. Tentu saja hal ini membuat Elin semakin jengkel. Bian memberikan earphone sebelah kanan. Di pasangkan pada telinga perempuan itu dan merangkulnya dengan lembut.

"Dah, nonton bareng aja. Ini part Jiraiya sensei, meninggal. Nanti aja kalau mau marah-marah, gue jamin lo pasti nggak akan kuat begitu tau endingnya. Nangisnya di pindak gue aja, takut ada yang denger eh lo di usir dari perpus," ucap Bian yang serius dengan tontonanya. Mereka nobar lagi nobar. WIFI di perpus adalah yang paling terbaik, ucap mahasiswa yang selalu rajin membayar uang tahunan. Dan sudah dimulai, 1... 2... 3... mereka menagis bersama. Bukannya Elin yang memulai adegan sedih, tetapi Bian. Dia menangis di pundak Elin.

"MAMIIIIIIIIIIII, GAK BISA. POKOKNYA JIRAIYA HARUS LIHAT NARUTO JADI HOKAGE!!" decitnya, kata siapa lelaki gak boleh nangis? Tampang aja yang tengil, tapi kelakuan Hello Kity!

"Nggak tau Hokage itu apa, tapi kenapa yang pakai jubah hitam jahat bangettt-gue paling gak bisa kalau ada adegan keroyokan gini. Bian lo kenapa sih nonton yang sad begini? Suka banget mencari penyakit," ucap Elin yang juga ikut menagis. Padahal ini adalah anime yang sudah lama tamat, kenagannya masih tersimpan manis. Mereka saling berpelukan seperti Teletabis, ah ini tidak begitu buruk.

Rasanya seperti menemukan sisi lain, mungkin mereka cocok dalam beberapa hal. Ada sedikit perselisihan yang tidak bertahan lama, salah satu diantara mereka mau mengalah. Memiliki emosi yang seimbang, kelebihan yang berbeda. Ingat, jangan pernah salah mengira akan kebaikan seseorang. Bisa saja ia berbuat baik hanya karena itu adalah kewajiban, bukan berarti ada rasa.



Jadilah pembaca yang bijak dengan selalu meninggalkan jejak, karena hal kecil bisa membuat orang lain senang.

Butuh spoiler?

Mau tau gak, aku udah menyiapkan cerita baru loh.. ini bener-bener berbeda dari KEMBALI SMP. Intinya kalian tunggu aja cerita pertama ku ini selesai, btw kalian nemu cerita ku jalur apa ya?

Berapa jumlah mantan kamu?

AKU SENENG BANGET NIH!! TUNGGU CERITA KU TAMAT YA!!! TERIMA KASIH UNTUK PARA PEMBACA YANG BIJAK, AKU SAYANG BANGET SAMA KALIAN. <3

Udah jangan begadang, sayangi tubuhmu sebagaimana Tuhan membiarkan kamu untuk tetap hidup.

Seperti biasa ya spoiler ada di tiktok.

Bisa spam komen gak ya? Kira-kira para pembaca mau diberi sebutan apa nih?

Continue Reading

You'll Also Like

3.2K 884 56
Hati-hati banyak typo bertebaran. Cerita ini menceritakan seseorang gadis cantik yang di cintai hebat oleh lelakinya. Hy...kenalin aku alicia, Alic...
347K 40.1K 68
[Follow akun ini dulu, bro! Karena sebagian chapter di private.] [Ending/Tamat] Warning ⚠️ Cerita ini dapat menyebabkan Anda kejang-kejang, darah ti...
131K 13.6K 88
Penulis: Jian Jia Shen Shen | 88 Bab Jenis: Melalui Kelahiran Kembali Di kehidupan terakhir, Wen Ke'an dan Gu Ting bertemu di masa tergelap antara sa...
575K 3.3K 101
[ Follow sebelum baca ] Aku disini akan me-rekomendasikan cerita WATTPAD yang wajib kalian baca. Cerita yang ada disini akan membuat kalian BAPER dan...