BATAS KEMATIAN

By WSPUTRA

121 38 2

Tidak semua yang kita percaya itu dapat kita yakini. Namun tidak semua apa yang kita tidak percayai itu tidak... More

[ PENCARI 12 MAHASISWA UTA ]
[ THOUSAND HILL GOEST HOUSE KETAMBE ]
CHARACTER BIOGRAPHY - HAMAS
[ Briefing ]
CHARACTER BIOGRAPHY - DAMAR
[LEUSER GUESTHOUSE ]
CHARACTER BIOGRAPHY - ANA
[ BERANGKAT ]
CHARACTER BIOGRAPHY - ABDI
[ SOSOK ]
CHARACTER BIOGRAPHY - ASYILA
[ BATAS ]
CHARACTER BIOGRAPHY - JEFRI
[ KEKUATAN ]
CHARACTER BIOGRAPHY - IBNU
[ PERLAWANAN ]
CHARACTER BIOGRAPHY - ANAS
CHARACTER BIOGRAPHY - JAFAR
[ PERTIKAIAN SENGIT ]
CHARACTER BIOGRAPHY - IBRAHIM
[ TERLAHIR KEMBALI ]
CHARACTER BIOGRAPHY - KANA
[ MASA LALU HAMAS ]
CHARACTER BIOGRAPHY - JONY
[ PENEMUAN JASAD ]
[ PEMBANTAIAN ]

[ SADIS ]

4 1 2
By WSPUTRA


_ SEPTEMBER 2019

.. : .. Wib

Tidak ada yang dapat aku lakukan. Semua harus kulalui dengan berjalan di gelapnya hutan lauser yang begitu sangat menakutkan. Di tambah lagi aku tidak tahu sebenarnya ini telah berapa hari berlalu. Tidak ada siang, selalu malam. Semua mesin waktu yang kami miliki tiba-tiba menjadi aneh, detak jarum jam terus berputar namun jarum jamnya selalu menunjukkan jam 00:00 wib.

Jafar berlari terbirit-birit. Wajahnya penuh dengan darah. Ntah apa yang terjadi. Ia terlihat seperti orang yang baru saja berhasil lari dari perkelahian bersama harimau buas.

"Tolongg, Tolong aku" ucapnya lirih lari tertatih-tatih.

Tidak begitu jauh ia lari. Sesosok makhluk besar Berdiri di depannya.

"Kamu tidak akan bisa lari kemana-mana manusia" ucap makhluk itu menatap tajam kearah Jafar.

"Kumohon jangan bunuh aku, aku masih belum menyelesaikan kuliahku. Kumohon jangan bunuh aku. Ibuku seorang janda, dan aku anaknya satu-satunya, aku ingin membahagiakannya. Kumohon padamu janga..." jafar mencoba bernegosiasi sebisanya dengan makhluk itu. namun tidak membuahkan hasil.

Sleppp...

Kuku panjang makhluk itu menyambar kepala Jafar tampa kasian. Kepala Jafar pecah. Isi kelapanya tumbah berceceran di tanah.

"Hahahaa, dasar manusia, mana peduli aku urusanmu. Mau Ibumu janda, Bapakmu duda, aku tidak peduli. Yang terpenting bagiku, siapapun yang melewati batas wilayah kami bersiap-siaplah untuk mati" ucapnya tertawa jahat.

Makhluk itu tidak berhenti disitu, walaupun Jafar telah mati, tubuh Jafar masih di mutilasi. Ia menguliti tubuh Jafar dengan kuku tajamnya. Dan memakan hatinya.

"Ahhh, hati manusia lebih enak dari pada hati apapun di dunia ini. Sungguh sangat gurih" makhluk itu menikmati hati Jafar ia memakannya dengan sangat lahap.

Setelah makhluk itu selesai menikmati tubuh Jafar sebagai makanannya. Ia pun menghilang dan membiarkan begitu saja jasad Jafar yang telah terpotong-potong kecil.

Di suatu lokasi, Ibrahim berlari tertatih-tatih. Nafasnya tidak beraturan. Setelah melihat kejadian menimpa Ibnu di depan matanya.

"Aduhh, capek juga lari-lari, haus pula lagi. Mana air munum nggak ada" ucap Ibrahim dengan nafas ngos-ngosan.

Ia mulai berjalan pelan mencari air sungai untuk diminum. Tidak terlalu jauh ia berjalan dengan tenaga seadanya. Suara sungai alas terdengar samar di telinganya.

"Alhamdulillah, akhirnya aku menemukanmu juga" ucap Ibrahim tersenyum tipis berjalan menuju suara arus air itu.

Setelah ia berjalan tertatih-tatih menuju suara arus sungai itu, namun ia tidak menemukan dimana sungai itu berada. Tenaganya semakin menipis. Tengorokanya semakin mengering.

"Mana ya sungainya," lirihnya dalam hati.

Ia terus berjalan menyusuri lebat dan gelapnya Gunung Lauser. Alhasil kelelahanya terbayarkan. Ia melihat sungai alas terbentang di hadapanya. Tanpa berpikir panjang ia langkahkan kakinya lebih cepat lagi. Sesampai di bibir sungai, ia mengambil air sungai dengan kedua tangannya sebagai wadah dan meminumnya.

"Akhirnya tengorokanku yang tandus tersiram juga," ucapnya tersenyum tipis sambil lanjut minum.

Namun tidak ada yang tahu. Selepas Ibrahim melegakan dahaganya. Sesuatu hadir menghampirinya. Makhluk yang sama dengan yang telah membunuh Jafar kini tengah berdiri menatapnya tersenyum. Senyumnya sangat menakutkan. Ibrahim terkejut sejadi-jadinya. Ia ingin lari namun percuma ia kini tersudut. Tidak ada tempat untuk berlari kecuali berenang kedalam arus deras sungai alas.

"Siapa kamu?, Mau apa kamu?, kenapa kamu tersenyum melihatku? (mungkin dari pembaca masih ada pertanyaan silahkan!)" tanya Ibrahim. Wajahnya penuh dengan raut ketakutan.

"Banyak pertanyaan lo, dasar manusia" ujar Makhluk itu menatap tajam Ibrahim. "Kamu tidak perlu tahu siap aku, yang pasti aku ingin memakan segumpal daging di dalam dadamu itu. Seperti salah satu kawanmu, hatinya sangat lezat, aku sangat berharap kau pun punya hati sama seperti dia" jelas makhluk itu mencoba mendekati Ibrahim.

Ibrahim mencoba menghindar dengan berlari kedalam tepian sungai alas yang tidak terlalu dalam, penuh dengan bebatuan sebesar buah kelapa dan papaya. Ibrahim meraba-raba langkahnya.

"Lo jangan kabur, percuma, tidak ada jalan lagi untukkmu, hahahaa, terimalah takdirmu anak muda" ucap makhluk itu tertawa.

Ibrahim tidak memperdulikan apa yang di ucapkan makhluk misterius itu. Ia terus melangkah berusaha menjauhi makhluk jelek yang tengah mengincar hatinya. Beberapa langkah di pinggir sungai alas, kaki Ibrahim terbentur dengan batu yang cukup tajam. Akibat benturan itu, kuku jempol kakinya terbuka. Hampir terkelupas dari jemarinya.

"Aduh, kakiku. Pakek acara kesandung lagi" rintihnya kesakitan dalam hati.

Tidak lama tanpa dia sadari makhluk misterius itu kini tengah berdiri di belakangnya. Menatapnya tajam penuh dengan aura ingin memakannya.

"Tu kan, percuma lo lari dariku, percuma anak muda" ucap makhluk itu dengan nada serem mirip dengan suara gerandong di film mistri gunung merapi.

"Tolong jangan bunuh aku, aku masih muda, masa depanku masih panjang. Kumohon, makan saja rekan-rekanku yang lain jangan aku" ucap Ibrahim ketakutan. Badanya gemetar, ia menangis memohon kepada makhluk misterius itu.

"Dasar manusia tak punya akhlak, mengorbankan teman demi keselamatan diri sendiri. Sudah, tidak perlu kompromi dengaku, percuma itu tidak akan membuatku kasian terhadapmu" ucap makhluk itu. wajahnya semakin menyeramkan. Ia mendekati Ibrahim dengan langkah kaki tidak terlalu dapat di perhatikan.

"Kumohon" ucap Ibrahim menangis berlutut mengepal kedua tangannya.

"Sekarang kita mulai ya. Aku jamin sakitnya tidak akan berlangsung lama kok" ucap makhluk misterus itu. Kini dia telah berdiri di hadapan Ibrahim. Tangannya menggenggam kepala Ibrahim bagaikan mengenggam bola voli, siap untuk di pukul. "Sekarang tutup matamu ya" jelas makhluk misterus itu dengan nada sopan.

"Tepekkkk"

Secara sepontan, sekali pukul kepala Ibrahim hancur. Air sungai alas memerah di sekitaran tubuh Ibrahim. Otak dan bola mata Ibrahim terhempas. Kini makhluk miterius itu leluasa menguliti tubuh Ibrahim, mengambil hatinya dan memakannya.

"Hati ini sedikit pahit, namun masih terasa lezat" ucap makhluk misterus itu mulutnya mengunyah lembut hati Ibrahim. (Mungkin karena Ibrahim adalah orang yang kurang berakhlak maka hatinya sedikit pahit).

Sekarang tinggal Damar yang masih tersesat sendiri di dalam hutan lauser yang penuh dengan makhluk misterius. Seperti keyakinan damar. Semua di antara kelompok satu persatu akan mati. Hanya menunggu giliran hatinya untuk dimakan. Hamas sang pahlawan yang memiliki kekuatan rahasia, tidak ada yang dapat dilakukannya. Ia sengaja di asingkan oleh makhluk misterus itu untuk melancarkan rencananya memakan semua hati rekan-rekannya.

Apapun yang telah terjadi bukanlah sebuah kebetulan. Semua telah direncanakan lima ratus tahun sebelum manusia terlahir kebumi ini. Kedatangan kami ke Gunung Lauser ini, kematian Ibnu, Jafar dan Ibrahim semua sudah takdir yang harus kami lalui. Dan kami semua kini tengah menunggu takdir apa yang akan menimpa kami. Hidup atau mati semua diluar kendalian.

"Udah aman belum ia" ucap Damar dalam hati. Ia sembunyi di balik batu besar, di pinggir sungai alas yang terbentang mengeliling Gunung Lauser, di sela batu besar itu terdapat gua kecil yang hanya dapat di tempati dua orang. Di dalam gua kecil itu Damar merebahkan badannya bersandar. "Ada yang aneh dengan gunung ini, kok tidak terang-terang ya dari tadi" Damar mulai sadar. Sudah ber jam-jam ia berlari dan bersembunyi, seharusnya hari sudah pagi. Namun kenyataannya lagit masih gelap, menghitam tanpa bulan dan bintang bersinar.

"Apa yang harus aku lakukan, ya Tuhan tolong hambamu ini" ucap Damar mencoba meminta pertolongan kepada Tuhan.

Tiba-tiba diatas batu tempat Damar bersembunyi terdengar suara aneh yang mencoba mendekatinya. Suara itu mirip seperti yang ia dengar bersama Ibnu, Jafar dan Ibrahim.

Tiik, tiik, tehhhssss, uuhhhhhhhhh...

Ia mencoba mengintip memastikan suara apa yang ia dengar. Ia langkahkan kakinya perlahan mendekati bibir gua. Perlahan Damar menorekan wajahnya keatas batu besar itu dan, dengan terkejut dua makhluk misterus tengah berdiri diatasnya. Perlahan ia masuk kedalam gua dan...

"Kertek..."

Damar menendang batu kecil di tanah. Sontak suara makhluk itu berhenti.

Tidak ada yang dapat dilakukan Damar kecuali mulutnya terus berdo'a lebih banyak kepada tuhan, berserah diri atas nyawa yang ada di dalam tubuhnya. "Bila memang sudah saatnya aku mati, kemanapun aku pergi aku tidak akan luput darinya" ucap Damar pasrah dengan keadaan.

Continue Reading

You'll Also Like

533K 87.6K 30
✒ 노민 [ Completed ] Mereka nyata bukan hanya karangan fiksi, mereka diciptakan atau tercipta dengan sendirinya, hidup diluar nalar dan keluar dari huk...
13.4M 1.1M 81
♠ 𝘼 𝙈𝘼𝙁𝙄𝘼 𝙍𝙊𝙈𝘼𝙉𝘾𝙀 ♠ "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
222K 27.4K 48
Kumpulan cerpen dan mini cerbung, bedasarkan kisah nyata yang dimodifikasi ulang. Dikemas menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Dengan s...