Impian Athira

By arruntala

328K 27.8K 1.5K

Athira Annisa Dalbert, seorang gadis yang dipaksa Kakaknya menjadi mualaf. Panggil saja Athira, dia adalah so... More

••• ℙℝ𝕆𝕃𝕆𝔾 •••
Bab 01
Bab 02
Bab 03
Bab 04
Bab 05
Bab 06
Bab 07
Bab 08
Bab 09
••• Bab 10 •••
Bab 11
Bab 12
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
••• Bab 20 •••
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
••• Bab 30 •••
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
•••Akhir•••
Exstra Part
Impian Athira ada Squel?
New Story [unpublish]
⚠️URGEN⚠️
URGEN PART II

Bab 13

5.9K 572 31
By arruntala

Haii!!
Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

••••

"Maaf, saya tidak sengaja," ujar Saddam lalu pergi tergesa-gesa.

Athira masih diam ditempat, harusnya dirinya yang meminta maaf, tapi ini terbalik.

"Kita kek nya jodoh deh, ketemu terus soalnya," cicit Athira tersenyum. Posisinya masih duduk dilantai, dengan senyuman di bibirnya, presis orang tidak waras.

"Ra!" panggil Teh Risma melambaikan tangan di depan wajahnya.

"Athira,"

"Athira!"

"Ehh, iya anj-"

"Teh Risma,"

"Sutt, kalau kaget, gak boleh absen nama-nama binatang, biasanya kita bilang Astagfirullahulazim," peringat Teh Risma.

"Iya Teh,"

"Kalo inget," lanjutnya membatin.

"Yasudah berdiri, ngapain duduk di lantai,"

Athira langsung berdiri, tangannya menepuk gamisnya yang terlihat kotor.

"Teh Risma kemana aja si," celetuk Athira.

"Maaf, tadi saya ada urusan mendadak,"

"Iya, gak papa Teh,"

"Ayo, acara segera dimulai,"

"Duluan aja Teh, gue mau, maksudnya aku mau ke toilet dulu,"

"Oh, yasudah. Saya duluan yah," pamit Teh Risma.

•••

Kayla memarkirkan motornya di depan pintu pagar rumah yang menjulang tinggi. Letaknya cukup jauh dari masjid, agar rencananya tidak terbongkar oleh siapa pun.

"Untung gue pakai levis," cicit Kayla memperhatikan pagar di sebrang sana. Pagar itu menjadi jalan dirinya untuk menyusup ke masjid.

Matanya melirik ke kiri dan kanan, setelah dirasa aman barulah kakinya melangkah menuju pagar yang menjadi jalan masuknya menuju masjid. Setelah sampai, Kayla langsung mencari cara untuk memanjat pagar itu.

"Tinggi banget dah," cerca Kayla mencoba untuk naik. Tapi nihil, tubuhnya terjatuh.

"Kayla, lo bisa pasti," ucapnya meyakinkan diri, lalu mencobanya lagi.

Happ, Kayla akhirnya bisa memanjat pagar itu. Kini dia sudah berada di pekarangan masjid. Untuk di sini sepi, sehingga tidak ada yang memergokinya.

"Itu cewek mana yah, gak sabar mau gue panggang," cicit Kayla berjalan ke arah masjid, karena terdengar suara dari sana.

Kayla mengintip, banyak gadis di sana, tak hanya itu saja, ada kaki-laki juga. Ada tabir yang menghalangi keduanya. Dan satu lagi, ada Saddam di depan sana. Dia terlihat sedang berbincang dengan seseorang yang lebih tua darinya.

"Manis banget," cicit Kayla.

"Maaf, punten,"

"Ih, ganggu lo," decak Kayla melirik ke orang yanh menyapanya.

"Teteh mau ikut juga? Tapi afwan Teh, harus ganti pakaian dulu,"

"Maksudnya?"

"Harus pakai pakaian seperti saya Teh,"

"Bukan maen, gue disuruh baju ginian? Apa kata dunia?" kekeh Kayla tertawa kecil. "Lagian nih yah, buat apaan pakai ginian? Gak fashionable banget dah, mana panas pasti," lanjut Kayla masih dengan tertawa mengejeknya.

"Astagfirullahulazim,"

"Jangan sok suci lo,"

"Afwan, ada apa ini?" tanya Sarah menghampiri mereka.

"Nah, ini satu lagi. Cewek sok suci,"

"Astagfirullahulazim,"

"Benerkan, lo sok suci. Idih, najis,"

"Mending, dari pada kamu. Udah kotor gak tau diri, nauzubillah,"

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Teh Risma menghampiri mereka.

"Dia tuh ngajak ribut," sahut Kayla.

"Bukan saya, iya kan," sangkal Sarah melirik gadis yang menegur Kayla tadi.

"Iya Teh, bukan salah Ning Sarah,"

"Ngaku aja lo,"

"Jelas-jelas in-"

"Sudah-sudah cukup, mending kalian bubar. Acara segera dimulai,"

"Iya Teh, ayo Ning,"

"Saya mau ke toilet sebentar, kamu duluan saja,"

"Oh, iya Ning. Saya duluan yah," ujar gadis itu memasuki Masjid, diikuti Teh Risma dibelakangnya. Sedangkan Kayla tersenyum miring ke arah Sarah.

"Waktunya balas dendam," cicitnya masih dengan senyum liciknya.

•••

"Bau banget dah," komentar Athira saat memasuki WC itu. Tangan kirinya terulur untuk menutup hidungnya.

"Tahan Ra, tahan," gumamnya.

"Huff, untuk masih ada yang kosong," cicit Sarah berjalan ke arah WC yang pintunya tidak tertutup.

"Tertangkap," ujar seseorang memegang erat tangan Sarah.

"Siapa kamu, lepasin,"

"Sutt, jangan berisik,"

"To-"

Seseorang itu tak lain adalah Kayla, dia terlihat tersenyum tapi terlihat sangat menakutkan.

"Suut, diem yah, jangan teriak," ujarnya setelah membekap mulut Sarah.

Sarah berusaha membebaskan diri, tapi nihil kekuatan Kayla lebih besar darinya.

"Wah, pas sekali, sepi. Jadi waktunya bermain," ujar Kayla tersenyum miring. Dia mendorong tubuh Sarah untuk berjalan ke WC yang ingin dimasuki Sarah tadi.

"Plong juga," cicit Athira.

"Eh, suara siapa itu," cicitnya. Tubuhnya mendekat ke arah pintu, terdengar suara cewek sedang berbicara, tapi samar-samar. Athira membuka pintu sedikit, matanya membola.

"Kayla ngapain," cicitnya memperhatikan sahabatnya itu.

"Gue gak nyangka sama lo Kay," timpal Athira.

Athira masih diam memperhatikan apa yang dilakukan sahabatnya itu. Dia belum yakin dengan ini semua.

Setelah beberapa lama, Kayla menyeret Sarah menuju WC di sampingnya. Untung saja Kayla tak melihatnya.

"Ya Allah, kirimkan penyelamat untuk hamba ya Allah," batin Sarah pasrah, mulutnya masih terbungkam oleh tangan Kayla.

"Lo diem, kalo lo teriak gue bakalan bunuh lo," ancam Kayla. Sarah berusaha berbicara tapi nihil, suaranya terhalang tangan Kayla.

"Aww, bangs*t," teriak Kayla saat Sarah mengigit telapak tangannya.

"Rasain tuh," ujar Sarah berniat kabur, tapi gagal, Kayla menarik kerudung yang dipakainya.

"Lepas!"

"Jangan mimpi,"

"Lepasin dia!" tegas sosok menutup sebagian wajahnya, seperti orang bercadar, dia adalah Athira.

"Lo siapa?"

"Bukan urusan lo!" ... "Lepasin dia!"

"Gue gak ada urusan sama lo,"

"Ngeyel," ujarnya lalu mencengkram pundak Kayla, kukunya yang panjang dan sedikit lancip membuat bahu Kayla tergores.

"Sakit tol*l," teriak Sarah melepaskan cengkramannya dari kerudung Sarah.

"Ini namanya pelecehan," tegas Athira.

"Apakah saya perduli? Ya jelas tidak!"

"Pergi sebelum gue berubah pikiran,"

"Takut lo? Orang pakaian kelebihan dasar kek lo mah, bukan apa-apa,"

Bugg!

"Mau lagi?"

"Kamp**t rasain ini!" teriaknya memukul Athira, tapi nihil, niatnya gagal, Athira berhasil menahan tangan Kayla.

Sarah diam, dia menjauh dari mereka berdua. Dia bingung harus apa, dia hanya bisa menonton kejadian ini. Wanita bercadar dan wanita berpakaian modern berantem di depan WC masjid, itu bukanlah berita yang bagus untuk didengar ramai orang.

"Kalian jangan berantem!" keduanya tak mendengar ucapan Sarah, mereka masih beradu tenaga.

"Mbak yang pakai cadar, inget Mbak cewek!"

"Yakali cowok pakai cadar, ngadi-ngadi!" sahut Athira.

"Ada apa ini ribut-ribut?"

"Astagfirullah," Saddam memalingkan wajahnya. Para jemaah mengerumuni mereka, menjadikan itu sebuah tontonan.

"Astagfirullahulazim, yang tidak bersangkutan diharapkan pergi," tegas Saddam, membuat para jemaah berbondong pergi.

"Kalian berdua berhenti!"

"Nanggung,"

"BERHENTI!"

Dua gadis itu pun berhenti. Keduanya kompak melirik ke arah sumber suara. Mereka sama-sama terkejut. "Calon doi," batin Athira.

Kayla diam, belum juga berkenalan dirinya telah tercoreng di mata Saddam. "Gue harus pergi," batin Kayla.

"Aa'!" panggil Sarah memeluk kakaknya itu.

"Ada apa Sar?"

"Cewek tadi mau nyakitin Sarah A',"

"Siapa?"

"Cewek yang pakaiannya kekurangan bahan," ucap Sarah, matanya melirik ke arah Kayla.

Kayla diam, tanap aba-aba dia berlari. Tapi dengan sigap Athira menahannya.

"Jangan lari,"

"Apa sih," decak Kayla menarik kain yang menutupi wajah Athira hingga terlepas. Melihat kesempatan emas itu, Kayla langsung melarikan diri. Sedangkan Athira langsung memalingkan wajahnya dari Kayla, dia tidak ingin Kayla mengetahuinya.

"Kamu," cicit Sarah, dia sedikit tidak menyangka.

"Eumm," Athira bingung harus apa, dia hanya bisa diam dan menggaruk tengkuknya yang tertutup kerudung yang dipakainya.

"Makasih," ucap Sarah.

"Yah,"

"Masya Allah," batin Saddam. Saddam terdiam memperhatikan Athira, dia terlihat memikirkan sesuatu. Waktu seolah berputar ke masa di mana dia berjanji kepada Tuhan bahwa akan menikahi Athira jika penampilannya berubah.

"Ya Allah, apakah ini petunjuk dari mu," batin Saddam.

"Aa',"

"Ehh iya,"

"Ayok A', acara udah lama ketunda,"

"Dia ke mana?"

"Udah pamit tadi,"

•••

Athira tersenyum sembari menatap langit. Di sana bintang-bintang berhamburan, seolah menghiasi malam kali ini, ada yang sangat bersinar ada pula yang nampak terlihat sedikit redup, tak lupa cahaya bulan menghiasi malam ini, "Bintang gue boleh cerita gak,"

"Gue lagi seneng banget,"

"Gak tau kenapa, intinya gue seneng bisa kenal dia. Yah, walau pun gue belum tau nama dia. Tapi yang terpenting, gue seneng,"

"Tang, lo tau gak,"

"Gak!"

"Buset, sejak kapan lo bisa ngomong tang,"

"Sejak tadi, waktu lo ngehalu," sahut suara itu.

"Ihh, lo turun ke bumi buat nemenin gue cerita?" tanya Athira melirik sekeliling.

"Bakkk,"

"Aaaa!!"

"Haha, lagian halu lo ketinggian," tawa Irgi mengisi malam.

"Apa si lo, mau apa lo ke sini,"

"Kata Ani lo ke pengajian deket rumah dia,"

"Yah, kenapa," ketus Athira.

"Jangan judes-judes deh lo,"

"Bodo,"

"Gue pinter, waketos SMA Jaya Pelita nih," ujar Irgi membanggakan diri.

"Cih, bentar kagi juga lengser,"

"Ngejleb banget dah,"

"Fakta mas bro,"

"Nyenye,"

"Ngapain si lo ke sini,"

"Mau ngasih ini," ujar Irgi mengeluarkan sesuatu yang disembunyikannya sejak tadi.

"Wahh," mata Athira berbinar, ada satu kotak eskrim ditangan Irgi.

"Makasih, Abang terbaik dehh,"

"Ettt," Irgi mengangkat kotak eskrim itu.

"Ada syaratnya,"

"Dih, gak ikhlas,"

"Ikhlas kok, cuma ada syaratnya aja. Gak susah kok, lo tinggal jawab,"

"Oke, apa?"

"Duduk dulu keles, entar tinggi,"

"Ribet,"

"Gue mau nanya,"

"Buru,"

"Lo kenal Kayla udah lama?"

"Sejak SMP,"

"Lo tau latar belakang keluarga dia?"

"Kurang tau, emang kenapa?"

"Jujur lo,"

"Iyaa,"

"Oh,"

"Kenapa si? Pacar sendiri masa gak tau apa-apa,"

"Dia tertutup banget sama gue,"

"Dih, emang ada pacaran kek gitu,"

"Ada, buktinya gue,"

"Cihh, sini,"

Irgi melempar kotak eskrim itu ke arah Athira, "Tuh ambil,"

"Kalem elah,"

"Eh, pacar lo punya masalah apa sih sama anak pondok?"

"Hah?"

Athira menutup hidungnya, "Bau mulut lo,"

"Ya maaf. Maksud lo tadi apa?"

"Itu si Kayla nyerang anak pondok, untung ada gue,"

"Kok gue gak paham,"

"Intinya pacar lo punya dendam sama anak pondok," ... "Gue curiga sama dia,"

"Suut, sahabat sendiri,"

"Tapi dia baru, banyak kan musuh dibalik kata sahabat,"

Irgi diam, apa yang dikatakan Athira benar. Dia harus menyelidiki ini.

"Eh, lo tadi kenapa sekolah? Gue kena tegur Pak Dion,"

"Tempat duduk gue teriak-teriak, katanya gue rindu Athira,"

Tukk

"Mimpi," Irgi berdiri untuk pergi. Baru beberapa langkah, tubuhnya berbalik, "Hati-hati sama Kayla," ujar Irgi lalu pergi.

••••
Hallo semua ...

See next part 👋
Vote, komen, share yah!!

Lov you 100000 dirham ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

15.7K 895 24
"Ketika hati sudah tau siapa pemiliknya, maka tidak ada satupun yang bisa menghalanginya " Devan Wijaya Start = 24 Oktober 2022 End = ...?
2.8M 28.2K 28
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
66.1K 2.6K 39
Selvi perempuan sholehah, selvi memiliki dua lesung pipit dan selvi selalu menutupi dirinya dari semua laki-laki sejak selvi lulus SMA. menjadi psiko...
30.3K 4.8K 17
ft. noren └jeno dan renjun adalah musuh abadi, semua orang tau itu. tapi, apa yang terjadi kalau mereka tau kebenaran bahwa mereka adalah teman baik...