Anargya || Huang Renjun

By Kyaaz_

6K 775 62

"Anargya artinya tidak terhingga nilainya. Namun tidak dengan kehidupanku, bagi mereka hidupku tidak ada nila... More

Cast
Prolog
1
3
4
5

2

634 104 10
By Kyaaz_

Keesokan harinya, Renjun terlambat bangun. Karena harus begadang semalaman untuk mengerjakan tugas. Dengan tergesa-gesa ia menuruni tangga, yang terlihat hanya ART yang sedang beres-beres rumah.

Namun, Renjun tak lupa untuk menyapa dan berpamitan kepada ART di rumahnya tersebut, "Pagi Bibi, Renjun pamit berangkat dulu, ya."

"Pagi juga, Den. Ga mau sarapan dulu?"

"Engga deh, Bi. Renjun udah telat,"

"Ya sudah, hati-hati di jalan, Den."

"Iya, Bi. Terima kasih."

Renjun segera bergegas ke halte bus, di jalan ia berfikir apakah masih ada bus yang lewat nantinya.

Tak lama menunggu akhirnya bus yang ditunggunya datang, Renjun segera menaiki bus tersebut. Ketika ia sudah sampai di sekolah, ternyata pintu gerbang sudah ditutup sekitar 5 menit yang lalu.

Renjun pun mendekat ke arah gerbang, "Pak, bolehin saya masuk, ya?"

"Kamu itu sudah terlambat, nak."

"Saya cuma terlambat 5 menit, pak. Bolehin saya masuk, ya?" mohon Renjun kepada satpam yang berjaga.

"Memangnya kenapa sampai telat, Renjun?" itu bukan suara pak satpam, melainkan guru kesiswaan yang sedang berkeliling.

"Semalam saya begadang untuk mengerjakan tugas, Bu. Bolehin saya masuk, ya."

"Ya sudah, kamu boleh masuk. Tapi harus membersihkan toilet laki-laki. Itu sebagai hukuman karena kamu terlambat, nanti saya izinkan ke guru mapel kamu sekarang."

"Baik, Bu. Terima kasih."

Satpam tersebut membukakan gerbang untuk Renjun masuk, setelah itu Renjun pergi ke toilet laki-laki.

••••••


Tok...tok...tok

Terdengar ketukan pintu dari kelas 11 IPA 1, lalu pintu itu terbuka dan membuat seluruh orang yang berada di dalam menoleh ke arah pintu.

"Permisi, Pak."

"Eh, iya silahkan, Bu. Ada apa, ya?" tanya guru yang kebetulan sedang mengajar di kelas tersebut.

"Begini, Pak. Renjun, berangkat. Tetapi tadi terlambat, sekarang sedang saya hukum untuk membersihkan toilet. Jadi, saya memintakan izin dan tolong isi kehadiran absen anak tersebut, ya."

"Baik, Bu. Terima kasih."

"Sama-sama, saya permisi, pak."

"Iya, Bu"

Haechan yang sedari tadi menyimak lalu membatin, "Renjun, terlambat? Tumben sekali. Ku kira tadi dia tidak berangkat, ternyata hanya terlambat. Sudah lah, nanti coba ku tanyakan saja."

Perang batin Haechan buyar seketika, karena tiba-tiba Pak Dirga bersuara, "Sudah, lanjutkan lagi mengerjakan soal-soalnya. Nanti, kalo sudah selesai silahkan ditumpuk jadi satu lalu taruh di meja Bapak." ucap Pak Dirga.

"Baik, Pak"

Semua siswa kembali fokus untuk mengerjakan, kecuali Haechan yang pikirannya terpecah saat ini. Satu sisi ia memikirkan tugasnya, satu sisi juga iya memikirkan Renjun.

Sedangkan di sisi lain, terlihat seorang laki-laki bertubuh mungil terlihat masih membersihkan toilet tersebut, helaan nafas lelah terdengar dari bibirnya.

"Hufttt...melelahkan sekali. Tapi tak apa, sebentar lagi selesai. Ayo semangat, Renjun."

Setelah memberikan semangat kepada dirinya sendiri, ia kembali melanjutkan membersihkan tolilet tersebut dengan senyum tipis dan bersenandung kecil.

Ia terkadang sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri, jadi hal seperti ini tidak menjadi masalah untuknya. Hanya saja karena tadi Renjun belum sempat sarapan membuatnya sedikit kelelahan.

Sekitar 1 jam Renjun membersihkan toilet, kemudian ia kembali ke kelasnya. Ia mengetuk pintu kelasnya lalu membukanya, "Permisi, Pak. Bolehkah saya masuk?"

"Iya, silahkan duduk di tempatmu, Renjun."

"Eh, sebentar, Renjun. Ini soal dikerjakan, ya. Kalo sudah selesai ditumpuk jadi satu sama yang lain, dan satu lagi untuk tugas kemarin nanti dijadikan satu sama tugas sekarang, mengerti?" lanjut Pak Dirga.

"Mengerti, Pak." jawab semuanya.

Renjun pun berjalan ke arah mejanya, lalu seketika di berikan pertanyaan banyak oleh sahabat, Haechan.

"Kenapa bisa terlambat, Injun? Memangnya semalam habis ngapain? Kamu tidak apa-apa kan? Keluargamu tidak berbuat hal yang aneh kan?" Renjun, yang mendengar banyaknya pertanyaan Haechan hanya menutup mata jengah.

"Echan, bisa tidak bertanya nanti saja, sekarang aku mau mengerjakan dulu. Kamu juga kalau belum selesai mengerjakan, selesaikan saja dulu. Nanti, waktu istirahat atau di kantin aku jelaskan, dan satu lagi nanti pinjamkan aku buku catatanmu, ya?"

"Iya, sudah. Nanti aku pinjamkan, tapi ingat nanti harus menceritakan semua padaku!"

"Iya, nanti aku ceritakan. Sekarang fokuslah mengerjakan."

Entahlah mereka berdua memang selalu terbuka, hal sekecil apapun akan mereka ceritakan. Dan itulah yang membuat persahabatan mereka bisa sampai sekarang.

Mereka berdua diam dan kembali fokus untuk mengerjakan soal-soalnya, sesekali Haechan bertanya kepada Renjun tentang pertanyaan yang membuatnya kesulitan.

Renjun termasuk anak yang pintar, ia sering mengikuti berbagai Olimpiade mewakili sekolah. Itu membuat terkenal di kalangan guru-guru, banyak guru-guru yang senang terhadapnya.

••••••

Sekarang sudah masuk ke jam istirahat, kebanyakan siswa-siswi pergi ke kantin. Namun, tak banyak pula yang memilih di kelas atau ke perpustakaan.

Terlihat banyak orang berlalu lalang di koridor sekolah, entah memang ingin pergi ke tempat yang di tujunya, atau memang hanya sekedar bolak-balik saja.

"Injun, ini bekal dari mama, kamu belum sarapan, kan?" Haechan berucap seraya menyerahkan kotak bekal ke arah Renjun.

Renjun menerima kotak bekal itu, "Terima kasih, padahal tidak usah juga tidak apa-apa. Maaf selalu merepotkanmu dan Mama, Chan."

"Tidak, itu tidak merepotkan sama sekali. Bahkan Mama senang ketika membuatkan bekal untukmu juga, kamu tidak perlu sungkan seperti itu, Njun. Dan kamu juga sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri,"

Renjun tersenyum manis, "Terima kasih untuk semuanya, aku ga tau kalau tidak ada kalian akan bagaimana,"

"Iya, sama-sama. Di makan dulu saja, abis ini kamu cerita ke aku tentang tadi, okay?"

"Iya, nanti aku ceritakan,"

Renjun dan Haechan pun memakan bekalnya bersama, mereka memutuskan untuk tidak ke kantin. Karena mereka sudah membawa bekal sendiri.

Setelah selesai makan dan semuanya sudah di bereskan, Haechan menagih Renjun untuk menceritakan alasan ia terlambat tadi.

"Ayo, sekarang ceritakan,"

"Sebenarnya bukan masalah serius, hanya saja semalam aku begadang untuk mengerjakan tugas, itu saja. Aku tidak sempat mengerjakannya lebih awal, karena harus membereskan semua keperluanku,"

"Rupanya begitu, tapi kau tidak kenapa-kenapa, kan?" Haechan selalu khawatir berlebihan jika tentang Renjun.

"Tidak, Chan. Lihatlah aku tidak apa-apa, kan? Sekarang saja masih di depanmu,"

Haechan tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya, "mau kau baik-baik saja atupun tidak, kau memang selalu ada bersamaku. Untuk menceritakan kesakitan mu kepada ku rasanya sulit, ya? Tapi tak apa, meskipun begitu aku selalu tahu keadaanmu. Kau tak perlu khawatir, rumahku selalu terbuka untukmu," batinnya.

"Kapan ke rumah? Mama dan papa merindukanmu,"

"Ah, ya? Secepatnya aku akan datang. Untuk saat ini sepertinya belum bisa,"

"Iya tidak apa, rumah kami selalu terbuka untukmu. Karena, rumah kami rumah mu juga,"

"Iya Echan, terima kasih,"

"Padahal sudah ku katakan berkali-kali, tidak perlu berterima kasih. Kau ini seperti sama siapa saja, aku ini sahabatmu. Jadi, tidak perlu seperti itu,"

"Aku beruntung punya sahabat sepertimu, Chan."

"Tidak, aku yang lebih beruntung,"

"Kenapa seperti itu?" tanya Renjun dengan tatapan bingung.

"Karena aku memiliki sahabat sekuat dirimu, aku bangga sekaligus beruntung," ucapnya dengan senyum yang tulus, "Dan darimu juga membuatku lebih banyak bersyukur, dan tahu apa arti dari perjuangan hidup yang sesungguhnya," Lanjutnya dalam batin.

Ketika mereka asik berbincang menceritakan berbagai hal satu sama lain, tiba-tiba terdengar suara bel masuk. Itu membuat semua siswa-siswi berhamburan untuk masuk ke kelasnya.

Sedangkan Haechan dan Renjun menyiapkan buku yang akan di gunakan untuk belajar mapel selanjutnya.

••••••

Hallo Guys

Apa kabar, nih? Semoga selalu baik, ya. Selalu jaga kesehatan.

Jangan lupa vote dan comment, ya. Karena itu bikin aku semangat buat ngetiknya.

Jangan lupa kasih saran dan kritik, terima kasih.

Maaf kalau ceritanya gj, atau ga rapih.

Love you all ❤️

TBC-!!

Continue Reading

You'll Also Like

973K 109K 51
Virtexxion Valec FR tiba-tiba terbangun disebuah kamar rumah sakit, dirinya yakin bahwa ia bertransmigrasi ke Novel yang ia baca sebelum kecelakaan. ...
1.6M 123K 57
Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebagai sekretaris pribadi Jeffrey Alexander...
216K 7.5K 56
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
1.8M 83.8K 45
Di satukan oleh keponakan crush Kisah seorang gadis sederhana, yang telah lama menyukai salah satu cowo seangkatannya waktu sekolah dulu, hingga samp...